“Nggak, dong.” Chelsea bersandar di dahan pintu, lalu menatap ke sisi Ferdy. “Setelah Hari Raya nanti, Sonia pasti akan pergi ke perbatasan. Pada saat itu, aku akan beri dia pelajaran ….”Sambil berbicara, Chelsea mengangkat-angkat alisnya. Tatapannya seketika berkilauan. “Gimana kalau aku bantu kamu pancing dia?”“Emm?” Fokus Ferdy hanya tertuju pada senyuman di wajah wanita itu. Dia tidak mendengar percakapan Chelsea dengan saksama.“Ada Sandy di belakang Sonia. Kalau terjadi apa-apa dengan Sonia, orang pertama yang bakal dia cari pasti adalah Sandy.” Chelsea terdiam sejenak. “Tentu saja, dengan karakter Sandy, seharusnya dia nggak akan ikut campur dengan masalah Sonia. Tapi, Sonia juga bukanlah orang yang gampang untuk dihadapi. Aku nggak percaya dia nggak punya rencana lain.” Pada saat ini, tiba-tiba Chelsea bertanya, “Bagaimana hasil pemeriksaan masalah jatuhnya Kakek ke danau?”“Nggak ada jejak kaki orang lain di sekitar danau. Jadi, pihak kepolisian hanya bisa menyimpulkan Kake
Malam Hari Raya.Lampu di Kediaman Soraya berkelap-kelip. Suasana hari raya terasa sangat kental. Chelsea mengundang koki ke rumah untuk mempersiapkan jamuan makan malam.Karakter Timothy memang penyendiri. Hanya saja, berhubung dia masih anak-anak, dia tetap tidak bisa menyembunyikan rasa gembiranya ketika merasakan suasana kental dari festival ini.Saat ini, Timothy sedang bermain bersama Melvin. Pipinya yang merona kelihatan sangat imut. Ketika makan malam sudah disajikan di atas meja makan, Chelsea memanggil Timothy dan yang lain untuk cuci tangan sebelum makan. Pada saat ini, suara bel berbunyi.Chelsea menyeka tangannya, lalu pergi membuka pintu. Seketika, tampak satu pot bunga bakung di hadapannya. Maura datang dengan membawa satu pot bunga. Tangan Ferdy pun menahan di bawah pot.Maura mencondongkan kepalanya, lalu memanggil dengan suara gemasnya, “Bibi, Selamat Hari Raya!”Hati Chelsea merasa luluh ketika dihadapkan dengan suara dan wajah imut Maura. Dia spontan tersenyum. “Se
Chelsea berdecak dengan acuh tak acuh. “Kamu kira aku sangat menantikan kejutan darimu? Malah nggak mau beri tahu aku.”Sambil berbicara, Chelsea mengambil cangkir teh sembari memalingkan wajahnya. Dia kelihatan sangat tidak tertarik. Namun sejujurnya, Chelsea sungguh penasaran lantaran digantung oleh Ferdy.Chelsea tidak tertarik untuk minum teh lagi. Dia langsung meletakkan bantal, lalu pergi menemani Timothy dan yang lain.Di bawah cahaya lampu, senyuman wanita itu sangat cantik. Saat menyalakan api, dia kelihatan agak takut, menutup telinga dengan satu tangannya. Kemudian, tangannya yang satu lagi menggandeng Maura sembari berlari.Ketika melihat kembang api melukis di atas langit, Chelsea menemani Maura untuk bertepuk tangan. Terkadang ada suatu saat, Ferdy merasa bahwa wanita di hadapannya ini barulah Chelsea. Dia memang seharusnya tersenyum dengan secerah ini ….“Pak Ferdy.” Terdengar suara Ardi. Alhasil, Ferdy pun tersadar dari lamunannya.Ferdy memalingkan kepala untuk melihat
Saat Ferdy hendak bersuara, Chelsea malah spontan menutup mulutnya.“Kembang api ini cukup indah. Kamu jangan merusak suasana,” peringati Chelsea. Kali ini, dia tidak berani melirik Ferdy lagi, hanya menatap kembang api di atas langit saja. Namun, Chelsea tidak bisa menikmatinya lagi.Kening Ferdy tampak berkerut. Dia menatap Chelsea lekat-lekat. Saat ini, Chelsea sedang merasa gelisah. Pergelangan tangannya malah ditarik oleh Ferdy. Berhubung ada anak-anak di balkon, Chelsea juga tidak berani melakukan gerakan yang terlalu heboh. Jadi, dia terpaksa mengikuti langkah Ferdy.Setelah memasuki pintu kaca, Ferdy langsung menutupi gorden untuk menutupi bayangan tubuh mereka berdua.Chelsea bersandar di belakang jendela. Kedua tangannya ditahan Ferdy di atas kepala. Dia pun menatap Ferdy dengan wajah serius, “Kamu mau ngapain?”“Meskipun aku merusak suasana, aku juga mesti mengatakannya.” Ferdy menunduk. Embusan napas hangat mengenai hidung Chelsea. “Chelsea, aku menyukaimu. Aku sudah ingin
Saat ini, Chelsea sedang bimbang untuk memberi tahu masalah dinasnya lagi kepada Timothy. Timothy seolah-olah bisa membaca pikirannya saja. Saat sarapan, Timothy langsung bertanya, “Mama mau pergi lagi?”Sekarang masih belum 1 bulan dari kepergian Chelsea waktu itu. Timothy juga sadar Chelsea tidak mungkin bisa menepati janjinya. Hanya saja, Timothy tidak merasa marah. Dia menatap ke sisi Chelsea dengan mata berkilauan. “Mama, Mama nggak usah khawatirin aku. Aku nggak akan marah. Mama bisa melakukan apa yang ingin Mama lakukan. Aku nggak bisa bantuin Mama, tapi aku juga nggak ingin menyusahkan Mama.”Chelsea terbengong sejenak. Dia sungguh tidak menyangka seorang anak berusia 5 tahun akan begitu pengertian. Dia mengulurkan tangan untuk mengusap kepala Timothy, lalu berkata dengan tersenyum tipis, “Terima kasih sudah memaklumi Mama.”“Jadi, sebagai balasannya … apa Mama bisa beri tahu aku apa yang dikatakan cowok jahat pada malam hari itu?” Timothy mencoba untuk mencari tahu.Kening Che
Radi mengangkat kepalanya melihat ke sisi Sonia. Dia tidak langsung mengenali Sonia, malah mengulurkan tangan untuk mendorongnya. “Kamu jangan halangi aku!” Sonia merasa syok. Dia langsung mencengkeram lengan Radi. “Papa, ini aku, Sonia!”Ketika mendengar nama “Sonia”, Radi seolah-olah terbangun dari mimpinya saja. Dia segera menunjukkan ekspresi gembiranya, lalu menggunakan tangan satu-satunya untuk menggenggam erat tangan Sonia.“Sonia, kenapa kamu bisa kemari? Aku kira kamu nggak menginginkan Papa lagi!”“Aku ….” Sonia melirik bagian lengan pakaian Radi yang kosong itu. Hatinya spontan terasa sakit. “Belakangan ini aku agak sibuk, makanya aku nggak datang untuk mengunjungimu. Apa Papa masih ingat dengan area tambang? Aku sudah mengambil alih bisnis itu.”“Ingat! Papa masih ingat!” Radi terus mengangguk.Setelah melihat respons Radi, Sonia langsung bertanya, “Apa kamu masih ingat siapa bos dari area tambang itu?”Baru saja ucapan selesai dilontarkan, Radi bagai bertemu dengan hantu
Demi meninggalkan kesan bagus di hati bos baru, Sonia sengaja merias wajahnya dengan sangat cantik. Sonia berdiri di depan ruangan. Setelah mengeluarkan senyuman yang menurutnya tergolong manis itu, dia pun berjalan ke dalam ruangan dengan hormat.Satu detik kemudian, senyuman di wajah Sonia terkaku. Kedua mata Sonia terbelalak lantaran tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Chelsea sedang duduk di atas sofa. Kaki panjangnya disilangkan. Posenya sangat ini kelihatan bagai seorang bos saja. Dia mengangkat kepalanya untuk menatap Sonia dengan ujung bibirnya melengkung ke atas. “Bukannya kamu datang demi menemuiku?”“Kamu ….” Sonia terbengong melongo. Ternyata bos baru yang ingin ditemuinya adalah … Chelsea!Ketika melihat ekspresi kaget Sonia, Chelsea merasa sangat puas. “Benar, aku itu bos baru area tambang ini!”Sonia sungguh ingin memejamkan matanya untuk memastikan sekali lagi. Kenyataan ini bahkan lebih mengerikan daripada mimpi buruk!“Bukannya a
“Nggak … nggak mungkin ….” Sonia terus menggeleng. Jelas-jelas dia mengelola bisnis area tambang dengan sangat bagus. Bagaimana mungkin perusahaan akan mengalami kerugian sebesar 169 miliar?Ketika melihat wajah Sonia semakin memucat, senyuman di wajah Chelsea semakin lebar lagi. Suasana hatinya juga terasa sangat bagus.Sejak Sonia mengambil alih area tambang, dia melakukan ekspansi besar-besaran di dalam negeri. Dalam hitungan bulan, dia juga telah mengembangkan bisnis batu permata menjadi bisnis perhiasan. Itulah sebabnya keuangan area tambang terus merugi.Sekarang ketika melihat nominal besar ini, wajar kalau Sonia merasa syok.Chelsea mengulurkan tangannya untuk mengetuk-ngetuk meja. “Rinciannya sudah jelas di dalam sana. Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa cari orang yang kamu percaya untuk menghitungnya.”Usai mendengar, Sonia pun melihat Chelsea dengan raut dingin. “Aku nggak punya uang! Kamu bisa ambil nyawaku saja!”Chelsea pun tersenyum. “Saat kamu mengatakan ucapan itu, se