“Apa?” tanya Chelsea.Brian melihat sekilas Antoni yang sedang berbaring di atas ranjang pasien, lalu berkata dengan suara serius, “Aku harap kamu bisa bantu aku memindahkan Ayah ke rumah sakit lain. Aku ingin mengantarnya ke pusat Hope.”Chelsea merasa bingung. “Kakek baru saja melewati masa kritisnya. Kalau dia dipindahkan pada saat seperti ini, bisa jadi ….”“Aku mohon.” Nada bicara Brian sangat tegas.Kening Chelsea tampak berkerut. “Bisa-bisa saja kalau kamu bersikeras ingin memindahkannya. Begini, beberapa hari lagi ….”“Masalah ini nggak bisa ditunda lagi.” Brian memotong ucapan Chelsea. “Aku harap kamu bisa mengaturnya dalam 2 hari ini.”“Tapi ….” Saat Chelsea merasa ragu, samar-samar terdengar suara orang lain. Sepertinya ponsel dialihkan ke tangan orang lain.Tak lama kemudian, terdengar suara Theo. “Kak Chelsea, aku sudah diskusi dengan ayahku. Masalah pemindahan Kakek akan menjadi tanggung jawabku. Kalaupun terjadi apa-apa nanti, semua itu bukan salah kamu. Aku juga sudah d
Keesokan harinya, Chelsea turun tangan untuk memeriksa Antoni. Dia juga sudah mengatur peralatan medis dan obat-obatan. Semuanya dilakukan demi mencegah terjadinya sesuatu terhadap Antoni di saat perjalanan.Semua orang merasa sangat tegang atas masalah pemindahan rumah sakit, terutama dokter utama yang menangani Antoni. Sebenarnya dokter ingin mengatakan sesuatu. Namun ketika melihat Chelsea yang sedang sibuk, pada akhirnya dia mengurungkan niatnya.Dokter juga tidak berdaya. Sebelumnya Brian juga sudah memberitahunya. Berhubung anggota keluarga pasien bersikeras ingin memindahkan pasien ke rumah sakit lain, dia sebagai dokter juga tidak bisa berkata lain. Apalagi, rumah sakit yang akan ditempati Antoni adalah Hope yang terkenal akan teknik pengobatannya.Tak peduli dari segi peralatan medis maupun kemampuan dokter, semuanya bertaraf internasional. Bisa jadi, kondisi Antoni akan semakin membaik nantinya.Pada saat ini, Chelsea keluar kamar ICU. Dia berjalan ke hadapan Brian, lalu berk
Pihak polisi membawa sopir penyebab kecelakaan ke kantor polisi untuk melakukan interogasi lebih lanjut. Namun, sopir itu sangatlah keras kepala. Dia hanya mengatakan semua itu ulah dirinya sendiri. Dia juga terima jika dirinya dijebloskan ke penjara.Malam harinya, dari hasil pengujian darah, diketahui bahwa sopir mengendarai mobil dalam keadaan mabuk. Dia pun langsung ditahan.Keesokan harinya, polisi melaporkan hasil pemeriksaan kepada Brian.Selesai mengangkat telepon, anggota Keluarga Milano yang lain langsung mengerumuni Brian.Damian mengomelinya, “Apa kamu gila? Kamu tiba-tiba memindahkan Ayah ke rumah sakit lain. Seandainya Ayah benar-benar ada di ambulans itu, apa kamu sanggup menanggung akibatnya?”“Kalian ayah dan anak memang ada-ada saja. Satunya bikin Ayah emosi hingga tenggelam. Satunya lagi, bersikeras ingin memindahkan Ayah ke rumah sakit lain. Apa kalian nggak ingin membiarkan Ayah hidup lebih lama lagi!”Ketika melihat Damian hendak memukul Brian, Frank langsung mena
Brian yang tertangkap basah itu hanya bisa menceritakan semuanya kepada Ferdy.Tak disangka, raut wajah Ferdy tampak muram. “Apa kamu pernah kepikiran jika masalah ini nggak berjalan sesuai rencana, Chelsea juga akan terlibat dalam masalah ini?”Brian merasa bersalah. Dia tidak berani menatap mata Ferdy, melainkan hanya berkata dengan suara kecil, “Selain Chelsea, aku benar-benar nggak tahu harus minta tolong sama siapa lagi …. Untung saja aku mencarinya kali ini. Dulu, dia itu anggota Zenith. Dia paling paham dengan cara kerja Zenith ….”“Sepertinya kamu masih nggak mengerti maksudku.” Sorot mata dingin Ferdy menghentikan ucapan Brian. “Apa pun ceritanya, masalah Keluarga Milano seharusnya diatasi oleh kita sendiri. Kamu ….”“Aku tahu kamu khawatir dengan keselamatan Chelsea. Kamu nggak ingin merepotkannya.”Ketika mendengar ucapan Brian, Ferdy terdiam sejenak, baru membalas, “Bagus kalau kamu tahu.”“Ferdy, kalau kamu masih peduli dengan Chelsea, jangan lewatkan dia.” Brian berpapasa
Masalah Keluarga Milano tergolong sudah selesai.Chelsea meluangkan sedikit waktunya untuk mengatur pekerjaan Soraya Jewelry. Untung saja sudah menjelang akhir tahun, pekerjaan pun tidak tersisa banyak lagi.Pekerjaan penting juga sudah diserahkan Chelsea kepada Bella. Dia berulang kali mengingatkan Bella untuk mesti mengunggah berita tepat waktu. Alangkah baiknya jika Bella bisa meningkatkan popularitasnya. Setelah semuanya selesai diatur, Chelsea memutuskan untuk pergi lebih awal 3 hari ke Zenith. Sebelum pergi, Chelsea juga sempat mengobrol banyak dengan Timothy.Tak disangka, bocah ini sudah terbiasa dengan Chelsea yang akan tiba-tiba dinas. Dia sungguh mirip dengan orang dewasa saja, malah menepuk-nepuk pundak Chelsea sembari berkata, “Mama, kamu bisa lakukan pekerjaanmu dengan tenang. Aku akan menjamu Paman Ardi dan yang lain.”Chelsea sungguh kehabisan kata-kata. Dia memasukkan Timothy ke dalam pelukannya. “Mama sudah cukup gembira jika kamu bisa menjaga dirimu dengan baik.”Se
Chelsea tidak menyetujui permintaan Ferdy. Dia menarik kopernya, lalu memelototi Ferdy dengan gusar.“Kamu itu orang luar. Kamu nggak berhak untuk mengikuti acara tahunan Zenith. Jangan menambah masalah!”Setelah melontarkan ucapan itu, Chelsea membawa Daisy untuk meninggalkan tempat.Begitu memasuki mobil, baru saja Daisy hendak menanyakan masalah Ferdy, malah terdengar pertanyaan Chelsea. “Pak Joel dan Pak Vincent sudah sampai?”Daisy tertegun sejenak, lalu mengangguk. “Semuanya sudah di hotel. Hanya saja, hotel sudah direservasi semuanya. Penjagaan anggota Zenith sangat ketat. Sepertinya kamu nggak akan bisa masuk.”“Kalau nggak bisa masuk, ya aku tunggu sampai mereka keluar.” Chelsea bersandar di bangku dengan santai. “Dengan karakter Pak Joel dan Pak Vincent, mana mungkin mereka tahan untuk dikurung di dalam sana?”…Sesuai dugaan, pada keesokan sorenya, Daisy memberi tahu Chelsea kabar mereka berdua hendak pergi bermain golf.Chelsea pun pergi ke alamat yang diberikan Daisy. Dia
Ferdy memalingkan kepalanya untuk menatap Chelsea. “Aku lagi bantu kamu.”Chelsea sungguh gusar. “Aku nggak butuh bantuanmu.”“Kalau begitu, aku pergi sekarang?”“Kamu ….” Chelsea menariknya dengan kuat, lalu melanjutkan dengan geram, “Kamu jangan nggak tahu batasan, ya!”Padahal tidak seharusnya Ferdy menampakkan diri. Sekarang setelah menampakkan diri, dia malah hendak pergi. Bukannya malah akan menimbulkan rasa curiga di hati Vincent dan Joel?Ferdy merasa gembira untuk bercanda dengan Chelsea. “Aku sudah menyelidiki mereka. Aku tahu mereka suka main golf di saat berkumpul. Itulah alasannya aku mereservasi satu lapangan hari ini.”“Untuk apa kamu menyelidiki mereka? Kamu ….”“Aku sudah bilang tadi. Aku lagi membantumu.”Tatapan panas yang dilayangkan Ferdy membuat Chelsea merasa tidak leluasa. Dia memalingkan wajahnya, lalu bergumam dengan kesal, “Aku nggak butuh bantuanmu. Kamu juga jangan ikut campur dalam masalahku.”Namun, Ferdy berlagak tidak mendengarnya. Dia segera mengejar l
Di sisi lain, Chelsea sedang menarik Ferdy. Dia bertanya dengan kening berkerut, “Untuk apa kamu ikut acara tahunan Zenith?”Ferdy menatap Chelsea di hadapannya. “Kamu mau aku jawab berapa kali lagi?”“Jadi, kamu mau aku peringati berapa kali lagi?” Kali ini, Chelsea sungguh merasa marah. “Kamu kira Zenith itu tempat apa? Apa kamu tahu ada siapa-siapa saja di dalam sana? Bahkan kedua pria tua yang kamu temui tadi itu juga licik sekali!”“Meskipun acara tahunan itu adalah sebuah jebakan, kalau kamu boleh pergi, berarti aku juga boleh.” Tidak ada perubahan dari raut wajah Ferdy. “Lagi pula, aku melakukannya juga bukan murni demi kamu. Zenith telah mencelakai Kakek. Aku nggak akan biarkan masalah ini berlalu begitu saja.”“Tapi ….” Chelsea merasa ragu. “Aku bisa bantu kamu untuk minta penjelasan atas masalah itu, kamu ….”Ferdy tersenyum tipis. “Aku malah minta bantuan dari seorang wanita. Sepertinya aku terlalu pengecut?”Chelsea memelototinya. “Oke, silakan saja kalau kamu mau ke sana.