Seiring dengan suara Irfan, terdengar suara letusan kembang api dari ujung telepon.Ferdy menunduk melihat jam tangannya sekilas. Sekarang sedang tepat jam 12 malam. Ferdy melewatkan kebersamaannya dengan Chelsea lagi.Lima tahun sebelumnya, Ferdy juga sedang berada di rumah sakit. Kemiripan ini membuat Ferdy merasa kaget.Selain suara kembang api, terdengar lagi suara jeritan. “Setuju! Setuju!”Kening Ferdy tampak berkerut. “Chelsea lagi ngapain?”Irfan melihat gambaran di depan mata. Dia ingin sekali menangis saat ini. “Pak Ferdy, aku akan menjawab pertanyaanmu, tapi aku harap kamu bisa menenangkan dirimu saja.” Sembari berbicara, Irfan sembari memejamkan kedua matanya. “Pak Kendrian sedang mengutarakan perasaan kepada Bu Chelsea.”Panggilan seketika terputus.Irfan hampir saja menangis saat ini. Apa-apaan ini ….Di sisi lain, Chelsea menatap Kendrian yang sedang memegang bunga segar. Tadi di bawah letusan kembang api, Kendrian menggunakan suara paling serius, bertanya pada Chelsea,
Saat Chelsea dan Irfan ke rumah sakit, mereka hanya bertemu dengan Brian saja.Setelah memahami kondisi Antoni, Chelsea pun tidak berbicara pada waktu lama. Di benaknya tak berhenti terlintas gambaran pertama kali mereka bertemu. Dia masih ingat dengan suara tawa pria tua itu ….Pria tua yang bugar itu malah sedang berbaring lemas di dalam kamar ICU. Dalam seketika, Chelsea merasa sangat sedih.Brian berjalan mendekat. Nada bicaranya terdengar serius. “Chelsea, aku tahu kamu sudah bercerai dengan Ferdy. Kamu juga nggak ada hubungan apa-apa dengan Keluarga Milano lagi. Tapi … aku nggak kepikiran orang lain yang bisa membantuku.”“Ferdy dibesarkan oleh kakek dan neneknya. Dia memang agak tertutup, nggak suka dekat dengan anggota keluarganya, tapi dia tahu kakeknya adalah orang yang paling menyayanginya.”“Ferdy bisa berkembang menjadi seperti hari ini juga karena didikan kakeknya. Kalau bukan karena kakeknya, dia juga nggak mungkin bisa menjadi presdir Grup Milano di usianya yang masih m
Ciuman yang diberikan Ferdy sangat lembut. Rasa hangat dan aroma alkohol seketika menjalar di dalam mulut. Chelsea spontan merasa kaget, tetapi dia tidak mendorong Ferdy. Cahaya matahari menyinari tubuh mereka berdua. Kehangatan itu membuat angin laut terasa sangat bersahabat.Tanpa sadar, Chelsea memejamkan matanya. Dia membiarkan jantungnya berdegup kencang. Saat napas mereka berdua mulai terengah-engah, Ferdy baru rela melepaskannya.Ferdy menunduk menatap mata Chelsea. Suaranya terdengar serak dan juga magnetis. “Kenapa kamu bisa tahu aku ada di sini?”Chelsea terbengong sejenak. Dia merasa dirinya bagai pencuri yang ketahuan sedang mencuri saja. Dia spontan hendak mendorong Ferdy. Siapa sangka, Ferdy mengulurkan tangan untuk memeluk pinggang Chelsea, memasukkannya ke dalam pelukan.Chelsea tidak bisa meronta. Dia hanya memelototi Ferdy. “Kamu sengaja, ‘kan?”Ferdy tersenyum tipis. “Awalnya aku memang merasa aku lagi mimpi. Tapi ketika menciummu, aku merasa ada yang janggal.” Reak
Masalah tenggelamnya Tony tidak ditelusuri oleh pihak kepolisian. Masih tidak diketahui apakah kejadian itu murni kecelakaan atau ulah manusia. Jadi, warganet pun menebak-nebak semua itu hanyalah permainan keluarga orang kaya.Mereka mengatakan, Ferdy tidak mengindahkan tentangan Tony, bersikeras ingin menikah lagi dengan Chelsea. Alhasil, Tony emosi tinggi, langsung menghentikan jabatannya sebagai presdir. Sementara itu, demi karier dan wanita, Ferdy pun tega bersikap sadis terhadap kakeknya sendiri.Sebelumnya Ferdy memang terkenal dengan sikap sadisnya. Hanya saja, semuanya tidak menyangka dia akan bersikap durhaka terhadap kakeknya sendiri. Orang di luar sana sama sekali tidak merasa masalah tenggelam hanyalah kecelakaan belaka.Asumsi tanpa bukti itu malah sudah mendatangkan dampak buruk terhadap Grup Milano. Saat Irfan masih sedang membaca berita di ponselnya, tetiba dia menerima panggilan dari Sandy.Irfan menyerahkan ponsel ke hadapan Ferdy, lalu berkata dengan waswas, “Pak Fer
“Setelah dilihat-lihat, orang yang meraup keuntungan terbesar dalam insiden kali ini adalah Kak Sandy.”Begitu ucapan Ferdy dilontarkan, semua orang spontan terbengong sejenak. Semuanya tidak begitu mengerti maksud ucapan Ferdy.Dimas bertanya, “Apa maksudmu? Kamu nggak usah bertele-tele.”Ferdy menarik bangku untuk duduk, kemudian berbicara dengan santai, “Semua orang di sini seharusnya tahu perilaku dan cara kerjaku. Aku nggak bodoh, sampai akan menjadi tameng orang lain. Selama beberapa saat ini, aku paling jelas bagaimana sikapku terhadap Kakek. Kalau aku turun tangan terhadap Kakek di saat kondisi seperti ini, bukannya aku sangat bodoh?”Tetiba Ferdy mengangkat-angkat alisnya. “Seperti kejadian hari ini, apa mungkin aku nggak bisa menduganya?”Ketika mendengar ucapan itu, raut Sandy langsung berubah. Sepertinya dia dapat menduga apa yang ingin dikatakan Ferdy. Dimas juga berpikir sejenak, lalu melihat Ferdy dengan mengerutkan keningnya. “Maksudmu, ada yang ingin mencelakaimu?”“P
“Apa?” tanya Chelsea.Brian melihat sekilas Antoni yang sedang berbaring di atas ranjang pasien, lalu berkata dengan suara serius, “Aku harap kamu bisa bantu aku memindahkan Ayah ke rumah sakit lain. Aku ingin mengantarnya ke pusat Hope.”Chelsea merasa bingung. “Kakek baru saja melewati masa kritisnya. Kalau dia dipindahkan pada saat seperti ini, bisa jadi ….”“Aku mohon.” Nada bicara Brian sangat tegas.Kening Chelsea tampak berkerut. “Bisa-bisa saja kalau kamu bersikeras ingin memindahkannya. Begini, beberapa hari lagi ….”“Masalah ini nggak bisa ditunda lagi.” Brian memotong ucapan Chelsea. “Aku harap kamu bisa mengaturnya dalam 2 hari ini.”“Tapi ….” Saat Chelsea merasa ragu, samar-samar terdengar suara orang lain. Sepertinya ponsel dialihkan ke tangan orang lain.Tak lama kemudian, terdengar suara Theo. “Kak Chelsea, aku sudah diskusi dengan ayahku. Masalah pemindahan Kakek akan menjadi tanggung jawabku. Kalaupun terjadi apa-apa nanti, semua itu bukan salah kamu. Aku juga sudah d
Keesokan harinya, Chelsea turun tangan untuk memeriksa Antoni. Dia juga sudah mengatur peralatan medis dan obat-obatan. Semuanya dilakukan demi mencegah terjadinya sesuatu terhadap Antoni di saat perjalanan.Semua orang merasa sangat tegang atas masalah pemindahan rumah sakit, terutama dokter utama yang menangani Antoni. Sebenarnya dokter ingin mengatakan sesuatu. Namun ketika melihat Chelsea yang sedang sibuk, pada akhirnya dia mengurungkan niatnya.Dokter juga tidak berdaya. Sebelumnya Brian juga sudah memberitahunya. Berhubung anggota keluarga pasien bersikeras ingin memindahkan pasien ke rumah sakit lain, dia sebagai dokter juga tidak bisa berkata lain. Apalagi, rumah sakit yang akan ditempati Antoni adalah Hope yang terkenal akan teknik pengobatannya.Tak peduli dari segi peralatan medis maupun kemampuan dokter, semuanya bertaraf internasional. Bisa jadi, kondisi Antoni akan semakin membaik nantinya.Pada saat ini, Chelsea keluar kamar ICU. Dia berjalan ke hadapan Brian, lalu berk
Ini sudah tengah malam, tapi rumah keluarga Soraya terang benderang.Di dalam kamar, Chelsea Soraya sedang mengenakan gaun pengantin dan duduk di depan meja rias.Dia meletakkan wedding veil putih di atas kepalanya dengan lembut, untuk menutupi bekas luka mengerikan di wajah kirinya, supaya membuatnya lebih enak dipandang.Hari ini seharusnya hari bahagia bagi Chelsea, karena dia akan menjadi menantu keluarga Milano.Terdengar suara di menyebalkan di depan pintu, “Ma, anak desa itu jelek sekali. Memangnya keluarga Milano akan menerimanya?”“Bagaimana kalau kamu menikah dengan pria buta itu?”Shania mengerutkan kening dan berkata, “Nggak! Ferdy Milano sudah nggak berguna dan nggak bisa apa-apa lagi setelah menjadi buta. Aku nggak mau masa depanku hancur di tangannya!”Ferdy bukan hanya buta, tapi juga berpenyakitan. Pria itu pasti akan mati muda. Dia tidak ingin menjanda di usia muda!“Kamu ....” Johanna baru saja hendak mengatakan sesuatu ketika pintu di depannya terbuka.Chelsea melan