Masalah tenggelamnya Tony tidak ditelusuri oleh pihak kepolisian. Masih tidak diketahui apakah kejadian itu murni kecelakaan atau ulah manusia. Jadi, warganet pun menebak-nebak semua itu hanyalah permainan keluarga orang kaya.Mereka mengatakan, Ferdy tidak mengindahkan tentangan Tony, bersikeras ingin menikah lagi dengan Chelsea. Alhasil, Tony emosi tinggi, langsung menghentikan jabatannya sebagai presdir. Sementara itu, demi karier dan wanita, Ferdy pun tega bersikap sadis terhadap kakeknya sendiri.Sebelumnya Ferdy memang terkenal dengan sikap sadisnya. Hanya saja, semuanya tidak menyangka dia akan bersikap durhaka terhadap kakeknya sendiri. Orang di luar sana sama sekali tidak merasa masalah tenggelam hanyalah kecelakaan belaka.Asumsi tanpa bukti itu malah sudah mendatangkan dampak buruk terhadap Grup Milano. Saat Irfan masih sedang membaca berita di ponselnya, tetiba dia menerima panggilan dari Sandy.Irfan menyerahkan ponsel ke hadapan Ferdy, lalu berkata dengan waswas, “Pak Fer
“Setelah dilihat-lihat, orang yang meraup keuntungan terbesar dalam insiden kali ini adalah Kak Sandy.”Begitu ucapan Ferdy dilontarkan, semua orang spontan terbengong sejenak. Semuanya tidak begitu mengerti maksud ucapan Ferdy.Dimas bertanya, “Apa maksudmu? Kamu nggak usah bertele-tele.”Ferdy menarik bangku untuk duduk, kemudian berbicara dengan santai, “Semua orang di sini seharusnya tahu perilaku dan cara kerjaku. Aku nggak bodoh, sampai akan menjadi tameng orang lain. Selama beberapa saat ini, aku paling jelas bagaimana sikapku terhadap Kakek. Kalau aku turun tangan terhadap Kakek di saat kondisi seperti ini, bukannya aku sangat bodoh?”Tetiba Ferdy mengangkat-angkat alisnya. “Seperti kejadian hari ini, apa mungkin aku nggak bisa menduganya?”Ketika mendengar ucapan itu, raut Sandy langsung berubah. Sepertinya dia dapat menduga apa yang ingin dikatakan Ferdy. Dimas juga berpikir sejenak, lalu melihat Ferdy dengan mengerutkan keningnya. “Maksudmu, ada yang ingin mencelakaimu?”“P
“Apa?” tanya Chelsea.Brian melihat sekilas Antoni yang sedang berbaring di atas ranjang pasien, lalu berkata dengan suara serius, “Aku harap kamu bisa bantu aku memindahkan Ayah ke rumah sakit lain. Aku ingin mengantarnya ke pusat Hope.”Chelsea merasa bingung. “Kakek baru saja melewati masa kritisnya. Kalau dia dipindahkan pada saat seperti ini, bisa jadi ….”“Aku mohon.” Nada bicara Brian sangat tegas.Kening Chelsea tampak berkerut. “Bisa-bisa saja kalau kamu bersikeras ingin memindahkannya. Begini, beberapa hari lagi ….”“Masalah ini nggak bisa ditunda lagi.” Brian memotong ucapan Chelsea. “Aku harap kamu bisa mengaturnya dalam 2 hari ini.”“Tapi ….” Saat Chelsea merasa ragu, samar-samar terdengar suara orang lain. Sepertinya ponsel dialihkan ke tangan orang lain.Tak lama kemudian, terdengar suara Theo. “Kak Chelsea, aku sudah diskusi dengan ayahku. Masalah pemindahan Kakek akan menjadi tanggung jawabku. Kalaupun terjadi apa-apa nanti, semua itu bukan salah kamu. Aku juga sudah d
Keesokan harinya, Chelsea turun tangan untuk memeriksa Antoni. Dia juga sudah mengatur peralatan medis dan obat-obatan. Semuanya dilakukan demi mencegah terjadinya sesuatu terhadap Antoni di saat perjalanan.Semua orang merasa sangat tegang atas masalah pemindahan rumah sakit, terutama dokter utama yang menangani Antoni. Sebenarnya dokter ingin mengatakan sesuatu. Namun ketika melihat Chelsea yang sedang sibuk, pada akhirnya dia mengurungkan niatnya.Dokter juga tidak berdaya. Sebelumnya Brian juga sudah memberitahunya. Berhubung anggota keluarga pasien bersikeras ingin memindahkan pasien ke rumah sakit lain, dia sebagai dokter juga tidak bisa berkata lain. Apalagi, rumah sakit yang akan ditempati Antoni adalah Hope yang terkenal akan teknik pengobatannya.Tak peduli dari segi peralatan medis maupun kemampuan dokter, semuanya bertaraf internasional. Bisa jadi, kondisi Antoni akan semakin membaik nantinya.Pada saat ini, Chelsea keluar kamar ICU. Dia berjalan ke hadapan Brian, lalu berk
Ini sudah tengah malam, tapi rumah keluarga Soraya terang benderang.Di dalam kamar, Chelsea Soraya sedang mengenakan gaun pengantin dan duduk di depan meja rias.Dia meletakkan wedding veil putih di atas kepalanya dengan lembut, untuk menutupi bekas luka mengerikan di wajah kirinya, supaya membuatnya lebih enak dipandang.Hari ini seharusnya hari bahagia bagi Chelsea, karena dia akan menjadi menantu keluarga Milano.Terdengar suara di menyebalkan di depan pintu, “Ma, anak desa itu jelek sekali. Memangnya keluarga Milano akan menerimanya?”“Bagaimana kalau kamu menikah dengan pria buta itu?”Shania mengerutkan kening dan berkata, “Nggak! Ferdy Milano sudah nggak berguna dan nggak bisa apa-apa lagi setelah menjadi buta. Aku nggak mau masa depanku hancur di tangannya!”Ferdy bukan hanya buta, tapi juga berpenyakitan. Pria itu pasti akan mati muda. Dia tidak ingin menjanda di usia muda!“Kamu ....” Johanna baru saja hendak mengatakan sesuatu ketika pintu di depannya terbuka.Chelsea melan
Mendengar perkataan Ferdy, Chelsea tersenyum dan berkata, “Kamu mau menghina orang, tapi menghina diri sendiri juga. Kejam sekali pada diri sendiri.”“Kamu ....” Ferdy mengerutkan kening dan berkata, “Radi Mulyana terlilit hutang, jadi menjual putrinya sendiri untuk membayar hutang. Kamu bukannya membencinya, malah mendukungnya. Kamu ini sebenarnya sebodoh apa?”“Kudengar dia punya hutang sebanyak 200 miliar pada keluarga Milano. Aku benar-benar nggak menyangka diriku ini bernilai setinggi itu.”erharga.”Chelsea berjalan mengitari kekacauan di lantai dan berjalan ke arah Ferdy sambil tersenyum cerah. “Jadi, menurut Pak Ferdy, aku hanyalah barang. Kalau kamu mau mengembalikan aku, kamu harus bilang pada penjualnya. Apa gunanya menindasku?”“Kamu ….” Ferdy merasa dadanya sakit karena terlalu marah, bisa membayangkan ekspresi bangga di wajah wanita itu saat ini.Selagi pria itu masih terdiam, Chelsea mulai mengatakan hal penting yang ingin dia katakan, “Sebenarnya, aku bukan Shania. Nama
Keesokan harinya, Ferdy terbangun karena suara berisik. Dia membuka matanya dengan kening berkerut.Harinya masih penuh kegelapan seperti biasanya. Dia sudah lama tidak menantikan apa-apa.Dia terhuyung-huyung turun dari tempat tidur, dan rasa sakit di bagian belakang lehernya mengingatkannya bahwa apa yang terjadi tadi malam bukanlah mimpi.Dia menggertakkan giginya. Berani-beraninya wanita itu memukulnya sekeras itu! Cari mati!“Keluarga Mulyana memang besar sekali nyalinya, bisa-bisanya mengirim wanita jelek seperti ini untuk dijadikan menantu keluarga Milano! Mereka pikir aku sudah tua, jadi nggak bisa lihat!”“Seseorang, siapa pun, antar wanita ini pulang! Katakan pada keluarga Mulyana, kalau mereka nggak melunasi utang mereka, aku akan membunuh mereka semua!”Pintu kaca balkon tidak ditutup, sehingga suara yang berasal dari halaman terdengar sampai ke kamar.Sepertinya Anissa sudah mengetahui bahwa keluarga Mulyana mengirimkan “pengganti yang kualitasnya lebih rendah” untuk menik
Setelah kembali ke kamar, Chelsea berjalan ke arah Ferdy. Wajahnya sudah tidak terlihat menderita seperti tadi.“Terima kasih, Pak Ferdy, karena sudah membantuku.”Sebelum Chelsea bisa bereaksi, sebuah tangan besar mencengkeram lehernya dan menekannya ke dinding.Chelsea tidak meronta dan memandang Ferdy dengan penuh minat.“Pak Ferdy, sudah memikirkannya, ya? Kapan kita mau urus buku nikah?”Ferdy bertanya dengan tajam, “Sebenarnya kamu mau apa?”Dia sangat waspada terhadap siapa pun yang masuk ke hidupnya. Terlebih lagi, intuisinya memberitahunya bahwa wanita ini tidak gampang dihadapi.“Kalau kamu nggak mengatakan yang sebenarnya, aku bisa membuatmu menghilang dari dunia ini tanpa ada yang menyadarinya.”Chelsea tahu dia sudah membuat seekor harimau marah, tapi dia tidak merasa takut sama sekali.Dia mengangkat tangannya dan menyentuh alis Ferdy dan berkata, “Kalau aku bilang, asalkan kamu setuju untuk mengurus buku nikah denganku, aku bisa menyembuhkan matamu, apa kamu tertarik?”