Andra terkejut dengan nada suara Alia, kemudian menoleh kepada Alia dan berkata "Alia, aku hanya ingin berbicara denganmu""Aku bilang hentikan mobilnya, aku punya sesuatu yang penting yang harus kuberitahukan padamu" ucap Alia"Oke, aku akan mencari tempat yang cocok dan menghentikan mobil" ucap Andra menyetujui permintaan AliaAlia menekan bibirnya rapat-rapat dan tidak mengatakan apa-apaMobil akhirnya berhenti sekitar dua menit kemudian, Andra mengalihkan perhatiannya ke arah Alia."Jadi, apa yang ingin kamu katakan padaku" tanya AndraAlia menatap lurus ke matanya, dan mengucapkan "Aku sudah menikah"Andra merasa kaget dan tidak percaya dengan ucapan Alia bahwa dia sudah menikah, suasana hati Andra yang sebelumnya cerah tiba-tiba berubah menjadi gelap, perpaduan emosi yang aneh bergejolak di dalam dirinyaBerita bahwa Alia sudah menikah bergema di benaknya, tak satupun dari mereka berbicara untuk waktu yang lama,"Kapan dan siapa?" tanya Andra memecah keheningan di antara mereka
Alia duduk diam selama beberapa detik, mencoba memahami dan mencerna percakapan di antara mereka barusan, "bagaimana Adrian bisa tahu aku bersama Andra?" batin Alia, dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, Alia berpikir mungkin photo mereka diambil saat perekrutan berlangsungAkan tetapi, Alia tidak mau terlalu memikirkan hal ini, dia harus mengurus masalah yang ada dihadapannya, dia menoleh ke arah Andra, membuka sabuk pengamannya dan berkata "Andra, sudah waktunya bagiku untuk keluar dari mobil ini dan kembali"Andra menatapnya dengan tatapan tidak percaya, dan bertanya padanya "Apa Adrian yang menghubungimu?"Alia tidak melihat alasan untuk merahasiakan hal itu darinya "Ya" Alia menjawab sambil menganggukkan kepalanyaAndra terus menatap Alia dengan tatapan yang tidak bisa diartikan yang terpancar di matanya,"Apa dia tidak bersikap baik padamu?" tanya Andra, ini adalah pertanyaan sederhana, tapi Alia tahu rasa ingin tahunya terusik,Bibir Alia berkedut, tapi kemudian ia memaksaka
Adrian menatap Alia dengan tajam, Alia tidak memiliki sedikitpun niat untuk berkelahi,"Kenapa aku harus menolak? lagipula, aku takut kamu akan tersinggung jika aku datang terlambat" ucap Alia sambil tersenyumAdrian sekarang berdiri sangat dekat dengannya, dia mengangkat tangannya dan mencengkeram dagu Alia, dia mengerutkan keningnya dalam dan berkata "Kali ini kamu masuk kedalam mobil Pak Andra, lain kali, mungkin kamu akan naik ke atas ranjangnya, apa aku benar?"Saat ini, entah bagaimana Alia mendapati dirinya membandingkan Adrian dengan Andra, Andra memiliki temperamen yang tenang, dia selalu memasang senyum sopan di wajahnya, seseorang bahkan tidak akan bisa membayangkan bagaimana dia akan terlihat ketika dia benar-benar marahSedangkan Adrian adalah orang yang mudah tersinggung, dia suka mengejek orang lain dan memiliki aura arogan yang menyelimuti di sekitarnya.Tentu saja, dia merupakan sosok yang paling kejam saat dia berurusan dengan Alia, di sisi lain, Adrian selalu membua
"Bertanya? silahkan dan tanyakan apa itu" ucap Alia"Jika, aku tidak salah ingat, kamu pernah mengatakan bahwa kamu telah mencintaiku untuk waktu yang lama, sudah berapa lama sebenarnya itu terjadi? apa itu terjadi sebelum kamu masuk SMA?" tanya Adrian"Ya, itu benar" ucap Alia sambil menatap mata Adrian, kemudian Alia langsung mengepalkan tangannya ketika menjawab pertanyaan ituAdrian terkekeh pelan padanya, seolah-olah dia sudah menduga jawaban ini,"Mengapa kamu bersama Andra jika kamu benar-benar menyukaiku? setelah melakukan penilaian yang komprehensif, apa kamu yakin bahwa dia akan menjadi cadangan yang baik? atau kamu tidak mencintaiku sejak awal! lagipula, cinta itu sulit untuk dibuktikan, mungkin saja kamu bahkan tidak menyukaiku" tanya Adrian"Jangan pernah mempertanyakan perasaanku, meski aku menyukaimu, aku yakin bahwa aku tidak akan pernah bisa bersamamu" ucap Alia"Aku adalah seorang wanita, jika aku menemukan Pria baik yang mau menikah denganku, maka aku tidak akan mem
Adrian menyelipkan helaian rambut Alia ke belakang telinganya dan berkata "Apa yang terjadi padamu sekarang? kenapa kamu tidak mengatakan apa-apa untuk membalas""Karena aku tidak punya alasan apapun untuk membuatmu kesal" ucap AliaAdrian memamerkan seringai arogan pada Alia, "Nyonya Adrian, kamu benar-benar tahu bagaimana cara menimbang yang baik dan yang buruk" ucap AdrianAlia sedikit mengatupkan bibirnya dan berkata "Aku adalah seseorang yang menikah menggantikan Adikku, menimbang pro dan kontra sebelum membuat keputusan adalah hal yang sangat diperlukan, jika tidak, Grup Bratakusuma pasti akan menderita""Kalau begitu, kusarankan padamu untuk menjauh dari Andra, jika aku memberitahumu bahwa dia bukan tipe Pria yang bisa kamu jadikan Teman, maka apa yang kukatakan itu benar, jangan repot-repot untuk berdebat denganku, oke?" ucap AdrianMulut Alia ternganga mendengar ucapan Adrian, dia tidak pernah menyangka CEO Grup Denaswara bisa berperilaku begitu kekanak-kanakan, ini adalah ha
Panggilan telepon Adrian segera di angkat, dan Alia mengetahui hal itu karena Adrian telah menyetel telepon itu dengan speakerphone."Hallo, Siapa ini?" Andra bertanya dengan suara yang santai, Adrian menatap Alia, sebagai sinyal untuk menyuruh Alia mengatakan sesuatu untuk menjawabnyaMeski speakerphone menyala, Alia mengambil dua langkah untuk mendekat ke meja, Dia berdeham untuk beberapa saat dan berkata "And, ini aku Alia" ada sesuatu di dalam nada suara Alia yang terdengar sedikit tidak nyaman.Andra bertanya dengan nada tak percaya, "Alia? bukankah kamu pergi menemui Adrian? mengapa kamu meneleponku menggunakan telepon umum?"Adrian yang duduk santai di depan mejanya, mengangkat tangannya untuk memijat pelipisnya, dia mencibir dengan mengeluarkan dengusan "huh"Jantung Alia berdebar dengan kencang di dadanya, sebelum dia bisa menjawab, Adrian memutuskan untuk mengambil alih pembicaraan "Pak Andra Bimantara, apa ada masalah jika Istriku menelepon Pria lain menggunakan telepon kan
Alia membuka sedikit bibirnya dan berkata, "Kamu seharusnya.." ia tiba-tiba ragu untuk mengatakannya, Alia mencari kata-kata yang tepat, sesuatu yang tidak akan membuat Adrian merasa kesal sekitar lima detik kemudian Alia berkata dengan perlahan "Kamu seharusnya bersikap dewasa dan pengertian, bukan tipe yang bersikeras memainkan trik yang kekanak-kanakan" Alia langsung menundukkan kepalanya begitu dia selesai berbicaraAdrian masih menatap Alia, dan tidak ada perubahan di dalam ekspresinya, dia mengerjapkan matanya beberapa kali"Pergilah untuk duduk di sofa, ada Ipad di atas meja, dan ada beberapa dokumen perusahaan didalamnya, kamu bisa membacanya jika kamu merasa bosan, anggap saja itu sebagai penelitian umum, sebelum kamu memulai pekerjaan yang sebenarnya" ucap AdrianAlia menatap Adrian dengan tatapan sedikit terkejut, dia tidak tahu apa yang tiba-tiba merasuki Pria itu, dia pikir Adrian setidaknya akan menaikkan suaranya sedikit padanya, namun Adrian malah memberikan perlakuan
"Apa aku terlihat seperti sopir untukmu?" ucap AdrianAlia menggelengkan kepalanya dengan cepat dan berkata "Tentu saja tidak""Jadi kamu harus duduk dimana?" ucap Adrian, Alia berpikir di dalam hatinya, tentu saja dia harus duduk di kursi samping pengemudi pastinya.Alih-alih memberikan jawaban, Alia dengan patuh masuk ke dalam mobil, dan mengencangkan sabuk pengamannya, Bugatti Veyron itu melaju dengan kecepatan tinggi, sekarang sebuah pertanyaan muncul di benaknya, "Mengapa Om Bastian memanggil mereka ke Mansion Denaswara" Alia bertanya-tanya apakah kesepakatan di antara dia dan Bastian akan diungkapkan pada Adrian.Tapi kemudian, dia menggelengkan kepalanya dengan cepat, Alia menyadari bahwa tidak ada gunanya jika kesepakatan itu terungkap.Diperempatan jalan, Adrian berhenti saat lampu lalu lintas berwarna merah, lalu ia melirik Alia yang duduk di kursi penumpang dan memerhatikan ekspresi jauh di wajah wanita itu, Adrian berkata sambil mencibir "Kamu merindukan Andra bukan"Alia
Alia mengerutkan keningnya ketika mendengar ucapan Adrian, dia tidak menyangka bahwa Adrian akan mengucapkan kata-kata seperti itu, benar-benar memalukan, apa dia tidak sedikitpun merasa malu ketika menanyakan pertanyaan seperti itu pada orang lain, pikir Alia "Alia adalah Temanku, aku hanya mengkhawatirkannya sebagai Teman, bagaimana kamu bisa mengajukan pertanyaan seperti itu padaku Pak Adrian" ucap Andra tidak kehilangan ketenangannya seperti Pria sejati, ia mengucapkannya sambil tersenyum "Syukurlah Andra tidak menjawab kalau dia mencintaiku" pikir Alia dalam hati dengan lega "Kalau begitu Alia tidak membutuhkan perhatian dan bantuanmu maupun juga perlindungan darimu Pak Andra, karena aku yang akan memenuhi tanggung jaw
Alia berjalan ke luar gerbang Mansion, lalu ia menuju stasiun MRT, sekitar 30 menit kemudian ia sudah sampai di stasiun MRT di dekat Gedung Denaswara, lalu ia berjalan menuju ke arah Gedung Denaswara, sedangkan Adrian saat ini masih berada di jalan, karena pagi ini seperti biasa lalu lintas cukup padat.Ketika ia baru saja sampai di depan gerbang Grup Denaswara, ia melihat sebuah Bentley hitam yang diparkir di dekat Lobby, di deretan parkir VIP, setelah Alia berada di dekat mobil Andra, pintu Bentley itu terbuka dan kaki ramping Pria itu keluar,Alia menghentikan langkahnya tanpa dia sadari, lalu ia mengatupkan bibirnya ketika Andra berjalan menghampirinya, mereka berdua berdiri berhadap-hadapan,"Hai Alia, aku tidak bisa menghubungimu, ada masalah apa?" ucap Andra dengan menatap lekat Alia sambil tersenyum"Aku minta maaf atas hal tersebut And" ucap Alia"Ada masalah apa?" tanya Andra lagi sambil menganggukkan kepalanya"Aku tidak sengaja kehilangan nomor ponselmu" ucap Alia"Alia ak
Sebenarnya tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membersihkan Kamar Alia, karena pada dasarnya Kamarnya sudah bersih, jadi Endah hanya perlu mengosongkan tempat sampah di dalam Kamar dan Kamar MandiNamun Endah menemukan kemeja milik Adrian di tempat sampah yang ada di dalam kamar mandi, dia mengenali kemeja itu dengan sangat baik, bahkan dia juga tahu harga dari kemeja itu, karena itu adalah kemeja khusus yang di buat oleh designer terkenal untuk Adrian, harganya sangat mahal"Berani sekali Alia membuangnya begitu saja" pikir Endah di dalam hatinyaEndah menatap kemeja itu dengan tatapan tidak percaya selama beberapa detik, lalu ia langsung memutuskan untuk memberitahukan kepada Adrian, ia bertemu dengan Alia di luar kamar tapi sengaja tidak menyapanya, Alia juga malas untuk berbicara dengan Endah ia langsung masuk ke dalam Kamar tanpa menyapa AliaSetelah turun, Endah menyerahkan kantong sampah itu pada Pelayan lain, lalu ia menghampiri Adrian yang sedang duduk di sofa dengan waja
Alia menghentikan langkahnya selama beberapa detik ketika mendengar ucapan itu, lalu dia berjalan meninggalkan ruang makan tanpa memberikan tanggapan apapunAdrian berdiri lalu melangkah dengan cepat untuk mengejarnya sambil mengerutkan keningnya, lalu ia meraih pergelangan tangan Alia kemudian membalikkan tubuh Alia dengan keras, ia merasa kesal karena Alia tidak menggubrisnya sama sekali,"Apa kamu bodoh?" ucap Adrian"Lepaskan aku" ucap Alia dengan rasa jijik yang terlihat di matanya ketika tatapannya melihat pada tangan besar Adrian yang mencengkeram dirinya"Kenapa?" ucap Adrian sambil terus memegang tangan Alia dan menatapnya tajam"Kubilang lepaskan aku" ucap Alia mengulangi apa yang dia katakan tanpa menatap matanya"Jika kamu berpikir aku akan menuruti perintahmu, maka aku pasti sudah mendengarkanmu tadi malam" ucap Adrian dengan tertawa kecil sambil mencondongkan tubuhnya ke dekat telinga AliaAlia menggertakkan gigi dan menahan diri untuk tidak mengatakan apa-apa, sebenarny
Keesokkan harinya, Adrian bangun dengan Alia masih berada di dalam pelukannya, dia lalu menarik tangannya dari tubuh Alia, melihat tindakannya sendiri ini ia jadi berpikir kenapa dia sampai tidak bisa tidur sampai akhirnya ia memeluk Alia.Adrian memijat pelipisnya lalu turun dari Tempat tidurnya, sebenarnya Alia sudah terbangun ketika Adrian menarik tangannya, tetapi dia memilih untuk menutup matanya rapat-rapat, hal terakhir yang dia inginkan adalah berbicara dengan AdrianApa yang terjadi kemarin malam terlalu berat untuknya, itu menunjukkan bahwa Adrian tidak menghormatinya, namun setelah dipikir-pikir lagi itu adalah kesempatannya untuk hamil, senyum pahit terlukis di wajah Alia, ada sesuatu yang sangat ironis jika melihat seluruh situasi yang sedang terjadi ini,Sebenarnya hari dimana Adrian memperkosanya juga adalah hari keberuntungannya, karena bagaimanapun juga jika dia hamil maka dia akan bisa memenuhi keinginan Bastian dan Rina untuk melahirkan keturunan untuk Keluarga Dena
"Aku berjanji tidak akan melakukan hal seperti itu lagi" ucap Alia dengan sungguh-sungguh"Apa kamu yakin?" ucap Adrian sambil memandang Alia acuh tak acuh"Ya, aku yakin" ucap AliaAdrian memberinya senyum mengejek, lalu dia mencondongkan tubuh ke depan, mengambil gelas dari atas meja, lalu menjatuhkannya ke lantai, sepertinya gelas itu terlalu panas, sehingga dia tidak kuat memegangnya,Namun mendengar bunyi pecahan gelas itu jatuh membuat Alia menjadi sangat ketakutan, sehingga dia berteriak begitu kencang, dia mengira bahwa Adrian akan melemparkan gelas itu ke arahnya, ketika dia melihat pecahan kaca di lantai, Alia menundukkan kepalanya sambil menggigit bibir bawahnyaKedua tangannya sudah mengepal dengan kencang, ternyata Adrian tidak sedang marah dan ingin menyerangnya dengan gelas itu, tapi karena gelas itu terjatuh,Alia merasa sangat ketakuttan, ia tidak akan berani lagi untuk melakukan hal yang ia lakukan tadi di Kantor lagi di kemudian hari"Tidak ada seorangpun yang beran
Alia melihat ke sekeliling,"Aku tidak sedang melakukan apa-apa, ya sudah kalau begitu, karena kamu sedang bersama dengan Pacarmu, maka jangan buang waktumu untuk berbicara denganku, sampai jumpa bye" ucap Alia sambil berbisik"Tidak, dimana kamu sekarang? aku bisa mendengar suaramu bergema, kedengarannya kamu seperti berada di ruangan kosong" ucap Meta"Aku sedang duduk di tangga" ucap Alia"Apa yang sedang kamu lakukan di tangga" ucap Meta"Aku sudah menyinggung Adrian, jadi aku sedang bersembunyi di sini" ucap Alia dengan terus terang"Yah, suaramu terdengar menyedihkan" ucap Meta sambil menghela napas"Yah, tapi aku tidak merasa sedih" ucap Alia dengan nada sarkastik, Meta mengabaikan komentarnya, mereka berbincang-bincang beberapa menit, sampai akhirnya mereka menyudahkan percakapan merekaTidak terasa sudah 10 menit Alia berada di tangga darurat, sampai akhirnya dia mendengar ada bunyi suara langkah kaki para Security, lalu Alia dengan cepat berjalan menuju lift lalu dia memasuk
Adrian masih mempertahankan posturnya tapi kedua tangannya sudah mengepal hingga buku-buku jarinya memutih, Alia menyadari ini dan jantungnya mulai berdetak lebih cepat, ia menyadari bahwa dia terlalu banyak bicara,Pada akhirnya ia membalikkan badannya, lalu mengambil ponsel dan tas tangannya, kemudian dia berjalan keluar dari ruangan Adrian,"Jika kamu berani keluar dari pintu ini, aku akan memastikan kamu akan menderita" ucap Adrian melihat Alia berjalan menuju ke arah pintuAlia sedikit memperlambat langkahnya ketika mendengar ucapan Adrian, tapi pada akhirnya Alia tetap memilih untuk pergi, dia tidak akan menganggap serius ancaman dari Adrian, ia tetap keluar dari ruangan Adrian dengan membanting pintu hingga tertutup kembaliAdrian melirik dokumen-dokumen yang berceceran di mejanya yang tadi dilempar oleh Alia, terlihat beberapa ide yang dituliskan oleh Alia, lalu ia mengambil dokumen itu dan melihat ide dan beberapa hal penting yang ditandai oleh Alia, ide yang ia tulis sangat
Alia sebenarnya bukan tipe gadis yang selalu menuruti perintah orang lain, namun sejak ia menikah dengan Adrian, dia terpaksa harus menuruti semua perkataan Adrian karena Pria itu selalu mengancamnya untuk mengikuti kemauannya.Akhirnya Alia menggelengkan kepalanya, ia tidak bisa menuruti permintaan Adrian ini, "Tidak, aku tidak bisa selalu harus mendengarkan perintah Adrian" pikir Alia dalam hatiAdrian melihat dari sikap Alia bahwa wanita itu tidak berniat untuk memberikan ponselnya, terlihat dari sikapnya yang tetap melanjutkan pekerjaannya dengan membaca dokumen yang ada di tangannya."Alia, apa kamu tidak mendengarku?" ucap Adrian bertanya padanya, namun Alia tetap mengabaikannya, walaupun ia menyadari bahwa sikapnya ini akan membuat Adrian menjadi sangat marah"Alia Bratakusuma" ucap Adrian dengan sangat kesal, namun Alia tetap tidak melirik ke arah Adrian, ia tahu bahwa Adrian sangat marah, tapi kali ini ia tidak akan memenuhi keinginan Pria itu lagi, "Biarkan saja dia marah! t