Sore harinya, Alia tiba di Mansion Adrian, dia melihat mobil Adrian tidak terparkir di halaman Rumah."Sepertinya dia masih berada di luar" Pikir Alia dengan sedikit legaNamun, begitu Alia melangkah masuk ke dalam Ruang Tamu, Dia langsung berhadapan dengan Endah, Alia bisa melihat kebencian yang ada di mata wanita itu, mereka berdiri diam selama beberapa saat, tidak mengucapkan sepatah katapun, mereka hanya saling bertatapan. Alia kemudian melewatinya dengan wajah tanpa ekspresi.Alia senang Endah tidak mencoba untuk berbicara dengannya, di sisi lain, Endah tidak mengikutinya masuk ke dalam, ada sesuatu tentang tempat itu yang mencekik Alia, Dia diliputi oleh perasaan sesak napas saat berada di dalam tempat ini.Pria yang tidak menyukainya tidak ada di sekitarnya, namun, Endah yang memiliki kebencian yang mendarah daging di dalam dirinya masih ada di sini.Secara keseluruhan, Alia yakin bahwa dirinya tidak pantas berada di sini. Dia berjalan naik keatas, mandi, lalu mengenakan pakaia
Saat Alia tenggelam di dalam pikirannya sendiri, terdengar suara dingin yang berasal dari luar "Apa yang dia katakan?"Seluruh tubuh Alia membeku ketakutan, Dia mencoba mengingat kembali percakapan yang tadi Dia lakukan dengan Meta, "Apa aku telah mengatakan sesuatu yang tidak pantas?" Alia bertanya-tanya pada dirinya sendiri sambil berpikir bahwa Adrian pasti mendengarnya.Beberapa detik kemudian, Alia membalikkan badannya dan membalas pertanyaan Adrian "Ya, aku akan mengirimkan nomornya padamu sekarang" ucap Alia"Oke" ucap Adrian, Adrian berbalik untuk pergi, setelah selesai berbicara, saat itu, tiba-tiba Alia tersadar, Dia ingat bahwa dia tidak memiliki nomor Adrian di ponselnya, Alia bergegas mengejarnya"Aku tidak punya nomor ponselmu" ucap AliaAdrian menghentikan langkahnya dan berbalik, dia mengulurkan tangan untuk meminta Ponsel yang sedang Alia pegang di tangan kanannya.Butuh beberapa saat bagi Alia untuk menyadari apa yang sedang dia coba lakukan, kemudian, dia dengan cep
Setelah masuk ke dalam Kantor, Sekretaris itu memandang Adrian dan memberitahu Adrian mengenai kedatangan Alia,Adrian tidak mengangkat kepalanya sedikitpun, Dia hanya menganggukkan kepalanya sedikit dan berkata "Oke"Sekretaris tersebut akhirnya pergi karena pekerjaannya disini sudah selesai. Dia menutup pintu rapat-rapat setelah keluar dari Kantor itu.Alia berjalan mendekati Adrian, Ia tahu bahwa Adrian sedang membalas dendam pada Keluarga Bratakusuma, tapi terlepas dari semua ini, dia mendapati dirinya ragu-ragu sebelum bertanya padanya."Pak Adrian, mengapa kamu harus menyuap para Supplier di kota Surabaya? tidakkah menurutmu itu adalah hal yang terlalu kejam?" tanya Alia dengan suaranya yang lembut"Aku tidak mengizinkanmu naik ke sini hanya agar kamu bisa mengoceh omong kosong seperti itu" ucap Adrian berkata memotong ucapannya.Tatapan Adrian masih terpaku pada dokumen yang sedang dia kerjakan di atas meja, Adrian tidak pernah menatapnya sama sekali setelah Alia tiba di Kantor
Ekspresi di sekitar mulut Alia terlihat seperti merajuk "Aku tahu bahwa peluang seperti ini sulit untuk didapatkan, inilah alasan tepatnya aku ingin tahu mengapa kamu memberikannya padaku""Karena..."Ekspresi di sekitar mulut Alia terlihat seperti merajuk "Aku tahu bahwa peluang seperti ini sulit untuk didapatkan, inilah alasan tepatnya aku ingin tahu mengapa kamu memberikannya padaku""Karena..."Adrian tertawa kecil dan melanjutkan "Karena kamu adalah Nyonya Adrian Denaswara, bukankah itu sudah menjelaskan semuanya?"Alia mengepalkan kedua tangannya, karena merasa frustasi dan kesal, Nyonya Adrian Denaswara, mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Adrian membuatnya marah, Dia bisa mendengar sedikit ironi di dalam suaranya.Alia menatapnya dan bertanya dengan ragu, "Bisakah... bisakah aku menolak?"Pertanyaan yang dilontarkan oleh Alia membuat wajah Adrian berubah menjadi sedingin es, Dia menarik pandangannya dari wajah wanita itu, mengangkat tangannya dan memijat pelipisnya, "Dan
"Aku ingin mengatakan bahwa krisis Grup Bratakusuma akan berakhir jika kamu bersedia memiliki Anak dengan Adrian, lain kali, jika Dia berani membuat masalah, Aku akan langsung menyelesaikan masalah itu tanpa membuat keributan" ucap BastianAlia tercengang, Ia tidak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya, "Bagaimana bisa dia mengatakan hal itu dengan begitu mudah? memiliki anak dengan Adrian?" pikirnya dalam hatiIni adalah sebuah pemikiran yang tidak pernah sedikit pun terlintas di dalam benaknya, bahkan ketika Dia memutuskan untuk menikahi Adrian, Alia tidak pernah memiliki pemikiran untuk mengandung Anak Adrian.Lagipula Adrian juga tidak pernah menyentuhnya, Dia juga tidak mungkin mencoba untuk merayunya dengan tidak tahu malu, dia tidak suka melakukan hal semacam itu.Saat Alia disibukkan dengan pikirannya, Bastian berkata, "Apa aku menempatkanmu di posisi yang sulit?""Apa Adrian... apa dia tahu tentang rencana ini?" ucap Alia"Dia tidak tahu apa-apa, tapi jika kamu setu
Alia jelas tahu bahwa dia tidak bisa menghindari Adrian selamanya, Pria itu akan mulai menanyainya di Malam hari, terlepas dari itu, dia bertekad untuk menjauh darinya selama yang dia bisa sekarang.Sekitar setengah jam kemudian, mobil berhenti di depan Mansion AW, Sopir turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Alia, setelah melihatnya turun dari mobil dan masuk ke dalam Rumah, Sopir itu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Adrian.Begitu panggilan itu tersambung, Sopir itu berkata dengan cemas "Tuan Adrian, Nyonya Alia memintaku untuk mengantarnya kembali ke Mansion AW, Dia mengancam akan memberi tahu Tuan Bastian jika aku tidak mendengarkannya, jadi, aku tidak punya pilihan lain selain mengantarnya pulang"Adrian langsung mematikan teleponnya, sebelum Sopir itu bisa menyelesaikan penjelasannya, ia menghela napas berat, lalu masuk ke dalam mobil dan melaju pergi.***Alia lalu bergegas ke kamarnya, begitu dia masuk ke dalam Mansion AW, Para Pelayan telah berhenti memanggil
Sejauh yang Alia tahu, Adrian bukan tipe Pria yang akan mendengarkan semua yang dikatakan Orang tuanya, Bimo tidak bisa meyakinkan Adrian untuk berhubungan intim dengannya, setidaknya, itu adalah hal yang sudah pasti.Alia merasa sangat takut dan juga bingung, ia merasakan berbagai macam emosi yang campur aduk pada dirinya, karena harus dihadapkan dengan kondisi yang sulit dan tidak masuk akal, untuk menyelamatkan BK Corp ia harus berhubungan intim dengan Adrian jika ingin hamil, namun jika ia tidak melakukannya, maka Pak Bastian tidak akan membantu menyelamatkan BK Corp dari serangan Adrian."Nyonya Denaswara, apa yang sedang kamu lakukan disini?" ucap Endah, menyadarkan Alia dari lamunannyaAlia mengangkat kepalanya dan berkata "Aku ingin sendirian untuk beberapa saat, apa ada masalah dengan hal itu?"Ekspresi Endah tetap datar, dan tidak berubah, biasanya dia akan langsung marah hanya dengan melihat Alia, tapi untuk beberapa alasan, dia tidak menunjukkan ketidaksukaannya hari ini.
Koki yang bekerja di Mansion AW tidak bisa ditemukan di mana-mana, Alia menyadari bahwa Adrian telah memerintahkan Koki itu untuk pergi, Alia mengambil segenggam kol, tomat, dan dua paprika hijau dari dalam lemari es dan mulai memasak.Alia hanya membutuhkan waktu kurang dari setengah jam untuk menyelesaikan masakannya, Dia akan merebus mie nya setelah Adrian kembali, makanan ini akan lebih enak jika disajikan dalam keadaan panas.Setelah beberapa menit berlalu, terdengar suara mobil Adrian dari halaman Mansion, lalu Alia mulai merebus mie, sambil tersenyum,Adrian memasuki Rumah dengan berhati-hati, lalu Ia segera menuju ke Ruang makan,Alia yang mengenakan celemek berdiri di dekat pintu Dapur, dan melihat Adrian masuk,"Pak Adrian, makan malam akan segera siap, kamu bisa mencuci tangan, dan menyiapkan dirimu untuk makan" ucap Alia sambil tersenyumAdrian menolehkan pandangannya ke arah pintu dapur saat mendengar suara Alia yang merdu, ia melihat Alia mengenakan celemek berwarna mera
Sebenarnya kata-kata Adrian sebelumnya sangat ambigu, tetapi nada suaranya terdengar serius setelah dia mengatakan kalimat terakhirnya, jadi akhirnya Alia otomatis mengabaikan kata-katanya di awal kalimat lalu menjawab "Oke"Adrian merasa senang mendengar tanggapan Alia, lalu ia mengatakan "Aku akan mengatur Sopir untuk mengantarmu ke BK Corp" "Tidak perlu terima kasih, aku bisa pergi sendiri" ucap Alia membuat Adrian mengangkat alisnya"Aku sudah meminta seseorang untuk mengantar mobilmu kembali ke Grup Bratakusuma sejak kamu ada di sini, yang berarti kamu harus naik taksi, apa perbedaan antara Sopir Taksi dan Sopirku yang akan mengantarmu kembali?" tanya Adrian"Tentu saja ada perbedaannya, jika kamu mengatur seseorang untuk mengantarku kembali bukankah itu berarti bahwa aku berutang budi padamu?" ucap Alia, namun Alia tidak mengatakannya dengan lantang, namun Alia akhirnya berpikir selama beberapa detik, dan akhirnya menganggukkan kepalanya setuju untuk diantar oleh Sopir Adrian "
Alia mencoba menjelaskan untuk melakukan pembelaan "Maksudku adalah aku akan kembali ke BK Corp dulu untuk membahasnya dengan Papi"Tiba-tiba saja Adrian bangkit dari tempat duduknya, dia berjalan ke arah mejanya dan duduk di kursi kulitnya yang berwarna hitam, Alia bingung ketika melihat reaksinya, butuh beberapa saat bagi Alia untuk memikirkan apa yang harus dia lakukan saat ini, akhirnya dia memutuskan untuk berjalan mendekat ke arah Adrian,"Pak Adrian, kamu..." ucap Alia membuat Adrian yang merasa terganggu memotong ucapannya sebelum dia bisa berbicara lebih"Aku tidak suka ketika kamu memanggilku dengan panggilan seperti itu" ucap Adrian"Adrian" ucap Alia"Lanjutkan" ucap Adrian"Aku ingin mengingatkanmu bahwa Grup Bratakusuma juga merupakan salah satu Perusahaan terbaik di Asia, jika bukan karena krisis yang telah dihadapi oleh Perusahaan, pasti Perusahaan itu juga akan berada di level yang sama dengan Grup Denaswara, jadi kalau kedua perusahaan itu bekerja sama pasti akan men
"Aku mau turun dari pangkuanmu" ucap Alia sambil menunduk "Kenapa?" tanya Adrian, sikapnya yang tenang membuat Alia berani untuk menjawabnya dengan blak-blakkan "Bukankah kita akan membicarakan kerjasama antara Grup Bratakusuma dan Grup Denaswara, jangan lupa aku berada di sini juga karena hal tersebut" "Apa tidak ada yang ingin kamu bicarakan denganku selain urusan pekerjaan" ucap Adrian membuat Alia merasa bingung "Apa yang kamu ingin bicarakan denganku selain pekerjaan?" ucap Alia pada akhirnya sambil menghela napas dalam "Bagaimana kalau kamu memberitahuku apa yang kamu suka dari diriku?" ucap Adrian Alia tidak menyangka pertanyaan sep
"Jangan bersikap terlalu formal padaku, kenapa kamu tidak memanggilku dengan panggilan Adrian saja, atau mungkin sayang, aku lebih suka mendengarnya" ucap Adrian sambil menundukkan kepalanya dan terkekeh, membuat Alia mengatupkan bibirnya dan menghela napas karena merasa tidak berdaya "Aku akan memanggilmu dengan namamu jika kamu ingin mendengarnya, Adrian mari kita bicara tentang pekerjaan sekarang oke?" ucap Alia pada akhirnya "Kenapa kamu tiba-tiba begitu menurut sekarang? kenapa kamu tidak menantangku lagi seperti yang kamu lakukan ketika kamu mencoba untuk membela Andra?" tanya Adrian, membuat Alia langsung terdiam setelah mendengar ucapan Adrian itu "Dia tidak bisa melepaskannya begitu saja kan?" batin Alia, akhirnya
Alia tidak mengatakan apa-apa untuk membalas ucapan Adrian itu, dia tidak bisa mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata, lalu dia melihat ke arah luar melalui jendela mobil, lingkungan di sekitarnya sangat tenang dan sunyi, tapi tetap saja otaknya tidak bisa memproses kata-kata Tiba-tiba Alia merasakan cengkeraman erat ditangannya, dia melihat ke bawah ke arah tangannya dan melihat jari-jari Adrian yang ramping sedang meremas tangannya yang berkulit putih "Tanganmu Indah" ucap Adrian sambil menatap Alia "Apa maksud dari ucapannya itu?" pikir Alia dalam hati, beberapa pertanyaan berkecamuk di benaknya Lalu dia menoleh ke arah Adrian dan akhirnya bertanya "Apa kamu masih ingi
"Apa maksudmu? bukankah kamu yang disini bersikap tidak masuk akal?" ucap Alia, membuat Adrian semakin mengencangkan cengkeramannya pada setir, dia merasa bahwa dia tidak punya tempat untuk melampiaskan amarahnya lagi, jadi akhirnya dia hanya diam, dan tidak mengatakan apa-apa lagi pada Alia"Lampu sudah berubah menjadi hijau, ayo kita jalan karena di belakang kamu sudah di klakson orang" ucap Alia mengingatkan sambil merapatkan bibirnyaAdrian tidak menjawab ucapn Alian, namun ia menginjak pedal gasnya dengan perasaan yang masih kesal, dia benar-benar merajuk dan diam sepanjang perjalanan, Adrian mengemudi dalam diam dan berusaha menekan amarahnyaMelihat Adrian yang diam dan mengemudi dengan kesal, Alia hanya bisa menolehkan kepalanya ke arah luar jendela dan mengabaikan Pria yang ada disampingnya itu, mereka berdua sama sekali tidak berbicara sepanjang perjalananTidak lama kemudian, mereka tiba d
"Sebenarnya, aku benar-benar tidak ingin kamu datang" batin Andra, namun dia tidak bisa mengucapkan kata-kata itu dengan lantang padanya, dia berusaha menenangkan dirinya lalu tersenyum pada Adrian "Tentu saja, aku sama sekali tidak keberatan Pak Adrian, sebenarnya merupakan sebuah kehormatan bagiku untuk bisa makan siang denganmu" ucap Andra "Baiklah, terima kasih kalau begitu" ucap Adrian, ia memanfaatkan kesempatan itu untuk duduk di sebelah Alia, membuat ALia menatapnya dan tidak bisa berkata apa-apa "Apa ada masalah? apa kamu tidak bisa mengenaliku?" ucap Adrian menolehkan kepalanya sambil menatap mata Alia Alia masih terdiam sambil menatapnya, dia sama sekali tidak mengatakan
Tepat ketika mereka sudah setengah jalan melakukan Tour keliling Grup Bimantara, ponsel Alia berdering, lalu ia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, dan menemukan bahwa Adrian yang meneleponnya "Maaf Pak Andra, aku harus menjawab telepon ini" ucap Alia sambil menatap Andra "Tidak masalah silahkan" ucap Andra dengan santai, membuat Alia tersenyum sambil meminta maaf lalu berbalik Begitu panggilan tersambung Adrian langsung bertanya "Bagaimana harimu di hari pertamamu bekerja? apa kamu sudah terbiasa bekerja di sana?" Alia merasa sedikit tercengang, dia tidak menyangka Adrian akan menunjukkan perhatiannya padanya "Ya, aku baik-bai
"Begitukah caramu mencium Alina saat kalian masih bersama?" ucap Alia sambil menatap Adrian dan tersenyum ketika memikirkan hal itu, namun membuat Adrian mengangkat alisnya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa Ketika melihat Adrian tidak ingin menjawab pertanyaannya, Alia memaksakan senyum lalu berpamitan "Aku akan pergi bekerja, selamat..." Namun sebelum Alia menyelesaikan ucapannya Adrian memotongnya "Kami belum pernah berciuman" "Apa? Adrian dan Alina belum pernah berciuman? bagaimana mungkin? jika dilihat dari kelembutan ciumannya, mustahil kalau dia tidak pernah mencium Alina, jika demikian, maka dia mungkin telah melatih keterampilan berciumannya dengan gadis lain yang pernah dia kencani di masa lalu" pikir Alia