Ekspresi di sekitar mulut Alia terlihat seperti merajuk "Aku tahu bahwa peluang seperti ini sulit untuk didapatkan, inilah alasan tepatnya aku ingin tahu mengapa kamu memberikannya padaku""Karena..."Ekspresi di sekitar mulut Alia terlihat seperti merajuk "Aku tahu bahwa peluang seperti ini sulit untuk didapatkan, inilah alasan tepatnya aku ingin tahu mengapa kamu memberikannya padaku""Karena..."Adrian tertawa kecil dan melanjutkan "Karena kamu adalah Nyonya Adrian Denaswara, bukankah itu sudah menjelaskan semuanya?"Alia mengepalkan kedua tangannya, karena merasa frustasi dan kesal, Nyonya Adrian Denaswara, mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Adrian membuatnya marah, Dia bisa mendengar sedikit ironi di dalam suaranya.Alia menatapnya dan bertanya dengan ragu, "Bisakah... bisakah aku menolak?"Pertanyaan yang dilontarkan oleh Alia membuat wajah Adrian berubah menjadi sedingin es, Dia menarik pandangannya dari wajah wanita itu, mengangkat tangannya dan memijat pelipisnya, "Dan
"Aku ingin mengatakan bahwa krisis Grup Bratakusuma akan berakhir jika kamu bersedia memiliki Anak dengan Adrian, lain kali, jika Dia berani membuat masalah, Aku akan langsung menyelesaikan masalah itu tanpa membuat keributan" ucap BastianAlia tercengang, Ia tidak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya, "Bagaimana bisa dia mengatakan hal itu dengan begitu mudah? memiliki anak dengan Adrian?" pikirnya dalam hatiIni adalah sebuah pemikiran yang tidak pernah sedikit pun terlintas di dalam benaknya, bahkan ketika Dia memutuskan untuk menikahi Adrian, Alia tidak pernah memiliki pemikiran untuk mengandung Anak Adrian.Lagipula Adrian juga tidak pernah menyentuhnya, Dia juga tidak mungkin mencoba untuk merayunya dengan tidak tahu malu, dia tidak suka melakukan hal semacam itu.Saat Alia disibukkan dengan pikirannya, Bastian berkata, "Apa aku menempatkanmu di posisi yang sulit?""Apa Adrian... apa dia tahu tentang rencana ini?" ucap Alia"Dia tidak tahu apa-apa, tapi jika kamu setu
Alia jelas tahu bahwa dia tidak bisa menghindari Adrian selamanya, Pria itu akan mulai menanyainya di Malam hari, terlepas dari itu, dia bertekad untuk menjauh darinya selama yang dia bisa sekarang.Sekitar setengah jam kemudian, mobil berhenti di depan Mansion AW, Sopir turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Alia, setelah melihatnya turun dari mobil dan masuk ke dalam Rumah, Sopir itu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Adrian.Begitu panggilan itu tersambung, Sopir itu berkata dengan cemas "Tuan Adrian, Nyonya Alia memintaku untuk mengantarnya kembali ke Mansion AW, Dia mengancam akan memberi tahu Tuan Bastian jika aku tidak mendengarkannya, jadi, aku tidak punya pilihan lain selain mengantarnya pulang"Adrian langsung mematikan teleponnya, sebelum Sopir itu bisa menyelesaikan penjelasannya, ia menghela napas berat, lalu masuk ke dalam mobil dan melaju pergi.***Alia lalu bergegas ke kamarnya, begitu dia masuk ke dalam Mansion AW, Para Pelayan telah berhenti memanggil
Sejauh yang Alia tahu, Adrian bukan tipe Pria yang akan mendengarkan semua yang dikatakan Orang tuanya, Bimo tidak bisa meyakinkan Adrian untuk berhubungan intim dengannya, setidaknya, itu adalah hal yang sudah pasti.Alia merasa sangat takut dan juga bingung, ia merasakan berbagai macam emosi yang campur aduk pada dirinya, karena harus dihadapkan dengan kondisi yang sulit dan tidak masuk akal, untuk menyelamatkan BK Corp ia harus berhubungan intim dengan Adrian jika ingin hamil, namun jika ia tidak melakukannya, maka Pak Bastian tidak akan membantu menyelamatkan BK Corp dari serangan Adrian."Nyonya Denaswara, apa yang sedang kamu lakukan disini?" ucap Endah, menyadarkan Alia dari lamunannyaAlia mengangkat kepalanya dan berkata "Aku ingin sendirian untuk beberapa saat, apa ada masalah dengan hal itu?"Ekspresi Endah tetap datar, dan tidak berubah, biasanya dia akan langsung marah hanya dengan melihat Alia, tapi untuk beberapa alasan, dia tidak menunjukkan ketidaksukaannya hari ini.
Koki yang bekerja di Mansion AW tidak bisa ditemukan di mana-mana, Alia menyadari bahwa Adrian telah memerintahkan Koki itu untuk pergi, Alia mengambil segenggam kol, tomat, dan dua paprika hijau dari dalam lemari es dan mulai memasak.Alia hanya membutuhkan waktu kurang dari setengah jam untuk menyelesaikan masakannya, Dia akan merebus mie nya setelah Adrian kembali, makanan ini akan lebih enak jika disajikan dalam keadaan panas.Setelah beberapa menit berlalu, terdengar suara mobil Adrian dari halaman Mansion, lalu Alia mulai merebus mie, sambil tersenyum,Adrian memasuki Rumah dengan berhati-hati, lalu Ia segera menuju ke Ruang makan,Alia yang mengenakan celemek berdiri di dekat pintu Dapur, dan melihat Adrian masuk,"Pak Adrian, makan malam akan segera siap, kamu bisa mencuci tangan, dan menyiapkan dirimu untuk makan" ucap Alia sambil tersenyumAdrian menolehkan pandangannya ke arah pintu dapur saat mendengar suara Alia yang merdu, ia melihat Alia mengenakan celemek berwarna mera
Alia telah mengumpulkan begitu banyak keberanian sebelum dia berbicara, kata-kata yang keluar dari mulut Adrian membuatnya terluka."Apa kamu mengatakan.. apa kamu mengatakan bahwa kamu sedang peduli padaku?" ucap Adrian dengan senyum jenaka di wajahnya.Alia tersipu malu mendengarnya, dan membuang muka karena malu, sebenarnya dia memang peduli pada Adrian, lagipula Alia mencintai Adrian, Dia sama sekali tidak melihat ada yang salah dalam hal itu.Alia tidak akan peduli jika Adrian ini adalah orang lain, tapi entah bagaimana, dengan melawan segala kemungkinan, pada akhirnya dia malah harus menjadi Istri pengganti bagi Adrian.Alia mengambil napas dalam-dalam dan berkata "Aku tidak akan mengganggumu lagi, lanjutkanlah pekerjaanmu, aku pergi dulu" Ia menatap mata Adrian setelah mengucapkan kata-kata itu.Alia terkejut melihat wajah Adrian terlihat sedikit berubah, ada sesuatu yang cukup aneh dengan ekspresinya, Adrian mengangkat tangannya ke dahinya jelas dia terlihat kesakitan.Alia ha
"Alia tidak ada gunanya berpura-pura seperti itu, kamu telah membuat kesalahan dan kusarankan agar kamu mengakuinya, berpura-pura seperti ini hanya akan meningkatkan rasa jijik yang kurasakan padamu" ucap Adrian, seluruh tubuh Alia membeku ketika dia mendengar kata-kata yang keluar dari Mulut Adrian.Adrian tidak diragukan lagi mengatakan bahwa dia tidak akan percaya padanya, tidak peduli apapun yang dia katakan, melihat Alia tidak mengatakan apa-apa Adrian menatap wajah cantiknya "Karena kamu telah bersusah payah melakukan semua ini, maka aku akan mengabulkan keinginanmu" tambah AdrianAdrian melonggarkan cengkeramannya di pergelangan tangan Alia, dan mulai membelai dagunya, dalam sekejap bibir Adrian berada di atas bibirnya.Mata Alia terbelalak kaget karena itu, Dia meletakkan tangannya di dadanya dalam upaya untuk mendorongnya menjauh, "Jika terjadi sesuatu di antara kami malam ini, dia akan bangun dalam keadaan menyesal besok" pikir Alia dalam hati.Adapun tentang dirinya, ini bu
Adrian memandang Alia dengan curiga saat mendengar ucapan itu,"Apa kamu sedang menyiratkan bahwa semua Pelayan yang berada di Mansion ini tidak berguna? Mengapa kamu, Nyonya Adrian, harus mengambil alih tugas itu?" ucap AdrianAlia menggelengkan kepalanya dengan cepat dan buru-buru menjelaskan, "Aku hanya ingin melakukannya, ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Pelayanmu" ucap AliaAlia tidak ingin para Pelayan tahu apa yang telah mereka berdua lakukan di Ruang kerja kemarin malam, perbuatan mereka tidak seharusnya menjadi konsumsi umum.Alia berhenti menjelaskan karena mengetahui bahwa Adrian tidak akan mengerti mengapa dia khawatir, sebaliknya, dia dengan cepat berjalan keluar dari Kamar tidur utama, kali ini Adrian menatapnya dengan ekspresi tercengang.Alia membersihkan Ruang kerja dengan seksama, dan setelah itu ia langsung kembali ke Kamarnya, kemudian mandi di kamar mandi yang ada di Kamarnya.Setelah selesai mandi, Alia mengenakan jumpsuit berwarna hitam tanpa lengan,
Alia melihat sekeliling interior Restaurant, tapi tidak menjawab pertanyaan Adrian, dia memutuskan untuk mengubah topik pembicaraan"Aku lapar, bukankah kamu bilang kamu akan mentraktirku makan malam? apa kamu akan membiarkanku makan hanya jika aku jatuh sakit karena kelaparan?" ucap Alia sambil tersenyumSenyum Alia seolah-olah membuyarkan amarah Adrian, tapi ada beberapa kata yang tidak bisa diabaikan, Adrian melirik tangan Alia yang menggenggam tangannya, dan menemukan dia tidak mengenakan cincin kawin.Seorang Wanita yang sudah menikah tanpa cincin kawin di jarinya, membuat Adrian menjadi merasa bersalah melihatnya,Alia mengikuti arah pandangannya dan bertanya, "Apa yang sedang kamu lihat?""Kita sudah menikah, tapi kita tidak punya cincin kawin" ucap Adrian"Itu bukan masalah, aku sama sekali tidak peduli dengan hal-hal seperti itu" ucap Alia sambil mengepalkan jari-jarinya"Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal ini padaku?" ucap Alia lagi"Kamu menginginkannya atau tidak" ucap A
Di dalam perjalanan Alia menatap Adrian yang diam sambil terkekeh pada dirinya sendiri, membuat Alia menatapnya dengan bingung"Ada apa?" ucap Alia"Kamu menganggapku sebagai Sopirmu?" ucap Adrian meliriknya sekilas dan mengutarakan pikirannya"Hah? tidak" ucap Alia mengerutkan kening ketika dia menatapnya, Alia tidak mengerti kenapa Adrian berpikir seperti itu"Lalu, mengapa kamu tidak menyapaku? kamu hanya mengencangkan sabuk pengamanmu sebelum memberitahuku bahwa kita bisa pergi sekarang, jika perilaku seperti itu tidak mengartikan bahwa kamu menganggapku sebagai Sopir, lalu apa?" ucap Adrian melanjutkan dengan tenang"Kalau begitu, bagaimana kalau aku yang mengemudikan mobil? jadi kamu tidak akan berpikir bahwa kamu adalah Sopirnya" ucap Alia"Kamu tahu aku sama sekali tidak bermaksud seperti itu" ucap Alia lagi melihat Adrian tetap diamLalu Alia memandangnya dalam-dalam dan bertanya "Apa yang harus kulakukan untuk membuatmu percaya bahwa aku sama sekali tidak menganggapmu sebaga
Namun akhirnya Alia menarik napas dalam-dalam setelah Adrian benar-benar pergi, matanya tanpa sadar jatuh ke sofa tempat Adrian memeluknya barusan, pada saat itu, dia merasa sangat gugup karena dia dipaksa untuk duduk di atas kakinya untuk waktu yang lama, belum lagi pipinya memanas karena dia bahkan bisa merasakan suhu tubuh Pria itu.Bagaimana mungkin dia tidak merasa linglung ketika dia mengalami situasi seperti itu?Alia memejamkan matanya sambil menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan adegan itu dari dalam benaknya agar imajinasinya tidak lepas kendali,Dia mulai bekerja untuk mengalihkan apa yang ada di pikirannya,Lalu ia melihat email dari departemen HRD, email itu berisi mengenai daftar CV dari beberapa kandidat yang harus dia pilih untuk menjadi Asistennya.Manager HRD, juga menanyakan apakah dia lebih suka mempromosikan Karyawan yang sudah bekerja di dalam Perusahaan atau merekrut kandidat baru, ia telah mensortir beberapa CV, baik dari internal maupun eksternal.Ta
Alia masih memegang dokumen itu, dan melihat bagian yang ditandatangani oleh Adrian, tapi lalu dia tersadar lalu menutup dokumen itu dan meletakkannya di hadapan Adrian, kemudian dia bangkit dari tempat duduknya dan berbalik, berniat untuk berjalan menuju mejaNamun, dia sangat kebingungan sampai-sampai dia secara tidak sengaja menabrak sudut meja, dan menyebabkan dirinya kehilangan keseimbangan, untungnya Adrian dengan cepat mengulurkan tangan dan menariknya ke dalam pelukannya"Mengapa kamu terlihat begitu linglung?" ucap Adrian sambil menatap Alia"Aku tidak linglung" ucap Alia mengelak sambil menatap wajah Adrian"Benarkah? lalu mengapa kamu terlihat seperti itu?" ucap Adrian sambil mengangkat alisnya"Lepaskan aku" ucap Alia sambil mendorongnya menjauhAdrian mengangkat bibirnya menjadi senyuman, lalu semakin mempererat genggamannya "Tidak" membuat Alia menjadi kesal mendengar jawaban Adrian sambil memelototinyaTidak bisa dipungkiri, memang kekuatan Pria lebih kuat daripada Wani
"Apakah ada masalah dengan proposalnya?" ucap Alia sambil menatap Adrian dengan bingung"Duduklah di sini" ucap Adrian sambil menyuruh Alia untuk duduk di atas pangkuannya, membuat Alia membelalakkan matanya dan menatap Adrian dengan curiga, namun ketika dia hendak mengatakan sesuatu Adrian menambahkan "Ayo kita baca bersama""Apa kamu benar-benar sangat menyukaiku? sampai kamu ingin kita membaca dokumen itu bersama" ucap Alia sambil tersenyum"Hmm, mungkin ya" ucap Adrian dengan santai, membuat senyum di wajah Alia menghilang ketika mendengar jawaban yang keluar dari mulut Adrian"Bercandamu sangat tidak lucu" ucap Alia, tapi dia tetap bangkit dari tempat duduknya lalu duduk di sofa yang ada di depan meja kerjanya"Ini adalah Proposal yang telah kami buat sebelumnya, meskipun aku sendiri belum membacanya, tapi aku tahu bagaimana pentingnya kerja sama ini bagi Grup Bratakusuma, jadi Tim kami pasti akan mengerahkan yang terbaik untuk kerjasama antara Grup Bratakusuma dan Grup Denaswara
"Bukankah hal yang wajar jika aku ikut karena kita akan bekerja sama? sepertinya aku juga akan menunggu proposalmu langsung di BK Corp? jadi kita bisa langsung membahasnya nanti" ucap Adrian membuat Alia merasa tercengang Memang benar bahwa mereka akan saling bekerja sama, tapi meskipun demikian dia tidak perlu menunggu proposal itu di BK Corpkan? pikir Alia dalam hatinya Alia merasa semakin lama Adrian semakin aneh seiring waktu, dia benar-benar tidak bisa memahami Pria itu, tapi meskipun demikian, Alia tidak bisa menolaknya jika ia ingin melakukan sesuatu, dan secara naluriah akan mematuhi apapun yang diucapkan oleh Adrian Bagaimanapun juga Adrian adalah Klien penting dari Grup Bratakusuma sekarang,
Bibir pink Alia bergerak sedikit ketika dia menggumamkan sesuatu tentang Adrian yang bersikap kekanak-kanakkan dan menyebalkan, kemudian dia juga berbaring dan melingkarkan lengannya di pinggang Pria itu sambil bersandar di dadanyaAdrian sama sekali tidak menyangka dia akan melakukan hal ini, dan bertanya-tanya mengapa dia tiba-tiba menjadi sangat antusias, lalu Alia meletakkan wajahnya di dada bidang Adrian"Adrian, aku menyukaimu, aku benar-benar menyukaimu, tapi aku tahu bahwa kamu tidak memiliki perasaan yang sama untukku" ucap Alia dengan suara lirih"Terlebih lagi, aku sangat menyadari bahwa posisi Nyonya Denaswara seharusnya bukan milikku, aku ingin mengendalikan diriku, karena aku sangat menyadarinya, aku terus menerus mengatakan kepada diriku sendiri untuk tidak terikat atau apapun itu, tapi mengapa kamu bersikap begitu baik padaku? Mengapa kamu memberikan hadiah itu padaku?" ucap Alia lagi"Aku tahu kamu akan bekerja sama dengan Grup Bratakusuma karena aku, tapi mengapa? ke
"Aku sama sekali tidak merindukannya, itu karena kamu bertanya padaku" ucap Alia yang bingun dengan ucapan Adrian"Benarkah?" ucap Adrian sambil mengangkat alisnya"Tentu saja" jawab Alia sambil menganggukkan kepalanya dengan cepatAdrian mencium bibir Alia dan memperdalam ciumannya untuk beberapa saat, sampai akhirnya dia melepaskannya dan mundur, lalu dia menatap mata Alia,"Apa mantan Pacar itu adalah Andra?" ucap Adrian dengan nada suara agak sedikit kasarAlia ragu-ragu untuk menjawabnya, tapi akhirnya dia memilih menjawabnya dengan jujur dengan mengatakan "Ya""Kenapa kamu bisa bersama dengannya saat itu?" ucap Adrian membuat Alia mengerjapkan matanya"Dia bersikap baik padaku" ucap Alia dengan nada santai"Jadi aku adalah orang kedua yang kamu suka?" ucap Adrian, membuat Alia terdiam mendengar pertanyaannya, Pria ini sangat suka berkutat pada masalah tentang bagaimana Alia menyukainya, bahkan terkadang membuatnya mengakuinya berulang kali, namun untungnya sekarang Alia juga suda
Alia merasa terkejut mendengar permintaan Adrian, tapi dia tetap menjawab "Oke, aku akan membelikanmu makanan besok, bagaimana dengan sarapan dan makan siang" Namun Adrian langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat, lalu ia berkata dengan tenang, "Itu bukan ide yang bagus" Alia masih tidak tahu harus berkata apa, setelah berpikir untuk beberapa saat, namun sangat jelas dia tahu bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk diam, karena itu dia tersenyum padanya lalu berkata "Pasangan yang sudah menikah tidak selalu perlu memperhitungkan semuanya secara rinci, kamu membuat dirimu terlihat seperti seorang Suami yang kejam" "Kalau begitu, sebaiknya kamu menganggapku sebagai Suami yang kejam saja" ucap Adrian sambil mencibir "Jika itu yang kamu maksud, bagaimana kamu ingin aku berterima kasih dan meminta maaf padamu?" ucap Alia sambil menganggukkan kepalanya dengan serius, lalu bertanya dengan rendah hati "Tidur bersamaku" ucap Adrian sambil menatap Alia "Apa aku boleh menolak?" ucap A