Adrian bangkit dari sofa begitu Alia selesai bicara, Dia berjalan beberapa langkah untuk mendekat ke tempat Alia berdiri, lalu Adrian mengangkat tangannya untuk memegang dagu Alia."Alia, beraninya kamu bicara padaku dengan nada seperti itu?" ucap Adrian dengan nada dinginAdrian mencengkeram dagunya dan itu membuat Alia sangat tidak nyaman, meski demikian, Alia tetap memaksakan senyum, Dia tidak bisa menunjukkan kelemahannya pada Pria itu."Apa aku telah membuatmu kesal dengan mengucapkan kenyataan?" ucap Adrian bertanya kembali"Aku tidak punya waktu untuk disia-siakan dengan mendengarkan omong kosongmu ini, Pil ini harus masuk ke dalam tubuhmu, tidak peduli kamu mau atau tidak" ucap Adrian kembali"Aku tidak akan meminumnya dengan cara apa pun" ucap Alia dengan suara lantang"Apa kamu pikir kamu dapat melakukan apapun yang kamu inginkan?" ucap AdrianSetelah melihatnya berbalik dan mengambil pil dari atas meja, Adrian menatapnya dengan ekspresi puas di wajahnya.Alia menggigit bibi
Alia menatapnya dengan bingung, Adrian mengangkat tangannya lalu memijat pelipisnya,"Jadi maksudmu kamu ingin mengatakan kamu menyukaiku? sejak kamu menikah denganku, aku tidak pernah melihat apapun yang menunjukkan bahwa kamu memiliki perasaan padaku" ucap Adrian"Kamu selalu bersikap begitu jahat padaku, apakah kamu tidak tahu bahwa seorang wanita seharusnya bersikap patuh didepan Pria yang disukainya?"Adrian bertanya dengan suara pelan yang menggodaAlia menundukkan pandangannya, sama sekali tidak memberinya jawaban, "Apa kamu benar-benar bodoh?" tanya Adrian membujuknya untuk berbicara"Tidak, aku tidak tahu" ucap Alia menjawab dengan nada acuh tak acuh.Kemudian, Alia melanjutkan untuk menjelaskan "Itu hanya... aku tahu bahwa kamu tidak menyukaiku, Pak Adrian bahkan jika aku patuh itu tidak akan mengubah perasaanmu tentang diriku, jadi kenapa aku harus merepotkan diriku sendiri"Adrian mengambil sebatang rokok dari dalam sakunya dan menyalakannya setelah menghisap rokoknya, dia
"Apa kamu mengejarnya lagi?" tanya Alia"Tidak, Dia yang duluan mendekatiku" jawab Meta buru-buruAlia masih curiga dengan jawabannya dan merasa semuanya agak aneh "Apa yang sebenarnya telah terjadi?" ucap Alia"Dia memberitahuku bahwa dia telah bersama dengan begitu banyak wanita, dan sekarang dia tahu bahwa aku sudah mencintainya sejak lama, jadi dia bersedia untuk memberiku kesempatan, dia berjanji akan berperilaku sebaik mungkin selama aku menjadi pasangan" ucap Meta menjelaskanAlia tidak terkesan dengan penjelasan Meta, sebaliknya dia malah merasa ingin menentang keputusan itu."Meta, bagaimana kamu bisa begitu bodoh?" tanya Alia"Hah, apa maksudmu? memangnya apa yang telah kulakukan?" ucap Meta"Apa yang telah kamu lakukan? maksudku adalah bagaimana kamu bisa mempercayai orang jahat seperti itu?" ucap Alia"Alia, jangan bicara buruk tentangnya seperti itu, bagaimanapun juga, dia adalah Pria yang kucintai" ucap Meta"Kamu pasti akan hancur jika dia putus dengannya setelah dua ha
Mata Alia tertuju pada Wine yang baru saja dibeli oleh Ray "Apa Wine ini bisa dibuka sekarang?" tanya Alia padanya"Kita harus menunggu Adrian terlebih dahulu" ucap Ray sambil memeluk Meta"Adrian memang tidak sopan karena sudah membuat orang lain menunggunya, padahal kamu sudah membuat janji sebelumnya dengannya kan" ucap AliaAlia melirik Temannya setelah selesai berbicara, Meta mengedipkan matanya dengan gugup, mencoba menyampaikan sebuah pesan, pada saat Alia melihat reaksi aneh Meta, Alia mengira bahwa Temannya khawatir Ray akan memberi tahu Adrian soal ini, Dia mengangkat bahu dan melanjutkan"Ray, apa pendapatmu tentang hal itu?" tanya Alia sambil menatap Ray"Aku benar-benar tidak punya pendapat apapun, sejauh yang kutahu, Adrian selalu disibukkan dengan pekerjaan, itu saja, Aku sama sekali tidak tahu apa yang ada di dalam pikirannya" ucap Ray"Aku akan memberitahumu apa yang ada dalam pikirannya, Adrian sangat senang membuat orang lain menunggunya" ucap AliaMeta tercengang m
Mata Adrian dan Alia saling bertatapan, lalu Alia mengerjapkan matanya seolah-olah dia sedang berada dalam keadaan linglung, Adrian menyipitkan matanya ke arah Alia"Adrian, dasar Bajingan" ucap Alia dengan kondisi masih mabukAlia bersandar di bahu Adrian sekali lagi setelah mengucapkan kata-kata tadi, wajah Adrian berubah menjadi gelap saat mendengar kata-kata Alia yang menyinggungnya."Lancang sekali dia, beraninya dia memakiku" pikir Adrian dalam hatinya dengan penuh amarah, terlebih setelah dia bersikap begitu baik padanya, Alia mulai berbicara lagi."Aku sama sekali tidak membiusmu dengan obat, mengapa kamu mencoba untuk memfitnahku? sudah kubilang jutaan kali padamu bahwa Endah yang memintaku membawakan teh itu untukmu" ucap Alia"Kesalahanku adalah menerima permintaannya, kamu tidak akan percaya pada kata-kataku, kenapa kamu selalu bersikap kejam padaku?" tambah AliaAlia terus menerus mengoceh seperti tidak ada habisnya, "Tidak ada seorangpun yang pernah memperlakukanku seper
Keesokkan harinya, Alia membuka matanya dan merasakan sakit kepala yang ringan, saat dia berbaring di atas ranjang, hal pertama yang dilihat oleh matanya adalah langit-langit kamarnya, dia mencoba mengingat kejadian kemarin malam.Meta mengajaknya untuk pergi ke sebuah Bar, dia ingat Ray tiba-tiba muncul sambil membawa sebotol wine."Adrian juga ada disana" pikir Alia, tapi awalnya dia tidak yakin, samar-samar, dia ingat kalau dia meminum terlalu banyak wine.Alia tidak mengerti bagaimana dia bisa pulang ke Rumah, saat memikirkan pertanyaan-pertanyaan ini, Alia tiba-tiba mengangkat selimut dan melihat ke tubuhnya, untungnya, pakaiannya masih terpakai, dia lega mengetahui hal ini.Alia sama sekali tidak bisa mengingat bagaimana dia kembali ke Rumah, dia tidak bisa mengingat apapun yang terjadi setelah dia mabuk. akhirnya ia tidak mau memikirkannya lagi, Alia bangkit dari tempat tidur, mengambil pakaiannya dan pergi ke kamar mandi untuk mandi.Alia berjalan kebawah sekitar 20 menit kemu
"Aku akan meneleponmu lagi nanti" Dia berbicara pada orang di telepon dan menutup panggilan, bibirnya melengkung menjadi senyuman dan ekspresinya yang melembut memenuhi orang-orang dengan kehangatan dan kenyamanan"Alia, sudah lama sekali tidak bertemu" ucap Pria itu sambil tersenyumAlia membalas senyumnya, tapi ada sesuatu yang tidak biasa terlihat di matanya"Ya..., memang sudah lama sekali" ucap AliaMeta yang berdiri di sebelah mereka memandang Alia"Alia, apa kalian saling mengenal?" tanya Meta"Ya" ucap Alia, dengan menganggukkan kepalanya, Pria itu mengeluarkan sebuah kotak berisi kartu nama dari dalam sakunya, dan menyerahkan kartu itu masing-masing pada Alia dan Meta, mereka berduapun menerimanya.Meta tidak tahu nama Pria itu, namun ketika dia membaca kartu nama tersebut tertera nama "Andra Bimantara" di kartu itu, matanya membelalak lebarMulutnya menganga saking terkejutnya, sebelum Meta bisa mengatakan sesuatu Andra menolehkan pandangannya ke arah Alia dan berkata "Alia,
Alia mengambil kartu nama itu, melirik Meta, lalu kembali menatap ke arah Derry, dia menggelengkan kepalanya perlahan, dan menolak dengan sopan "Maaf, kami tidak bisa datang untuk makan siang bersama, tapi tolong sampaikan rasa terima kasihku padanya karena telah mengundang kami" ucap AliaAlia hendak melangkah pergi sambil memegang tangan Meta, namun Derry yang berdiri di depan mereka tersenyum dan menjelaskan "Jadi begini, Pak Andra mengatakan bahwa dia akan mengungkapkan hasil wawancara Meta saat makan"Seketika mata Meta berbinar penuh semangat, namun meski demikian, dia takut memaksa Alia, akan tetapi Alia menyadari betapa bersemangatnya Meta, dia tidak bisa merusak suasana hatinya dan bersikap egois."Baiklah kami akan pergi, tolong antarkan kami" ucap Alia dengan patuhDerry mengantar mereka ke Restaurant yang telah dipesan oleh Andra, mobil berhenti di luar Restaurant 20 menit kemudian, setelah turun dari mobil, Meta melirik Alia dan berkata dengan nada menggoda "Alia, aku pun
Alia melihat sekeliling interior Restaurant, tapi tidak menjawab pertanyaan Adrian, dia memutuskan untuk mengubah topik pembicaraan"Aku lapar, bukankah kamu bilang kamu akan mentraktirku makan malam? apa kamu akan membiarkanku makan hanya jika aku jatuh sakit karena kelaparan?" ucap Alia sambil tersenyumSenyum Alia seolah-olah membuyarkan amarah Adrian, tapi ada beberapa kata yang tidak bisa diabaikan, Adrian melirik tangan Alia yang menggenggam tangannya, dan menemukan dia tidak mengenakan cincin kawin.Seorang Wanita yang sudah menikah tanpa cincin kawin di jarinya, membuat Adrian menjadi merasa bersalah melihatnya,Alia mengikuti arah pandangannya dan bertanya, "Apa yang sedang kamu lihat?""Kita sudah menikah, tapi kita tidak punya cincin kawin" ucap Adrian"Itu bukan masalah, aku sama sekali tidak peduli dengan hal-hal seperti itu" ucap Alia sambil mengepalkan jari-jarinya"Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal ini padaku?" ucap Alia lagi"Kamu menginginkannya atau tidak" ucap A
Di dalam perjalanan Alia menatap Adrian yang diam sambil terkekeh pada dirinya sendiri, membuat Alia menatapnya dengan bingung"Ada apa?" ucap Alia"Kamu menganggapku sebagai Sopirmu?" ucap Adrian meliriknya sekilas dan mengutarakan pikirannya"Hah? tidak" ucap Alia mengerutkan kening ketika dia menatapnya, Alia tidak mengerti kenapa Adrian berpikir seperti itu"Lalu, mengapa kamu tidak menyapaku? kamu hanya mengencangkan sabuk pengamanmu sebelum memberitahuku bahwa kita bisa pergi sekarang, jika perilaku seperti itu tidak mengartikan bahwa kamu menganggapku sebagai Sopir, lalu apa?" ucap Adrian melanjutkan dengan tenang"Kalau begitu, bagaimana kalau aku yang mengemudikan mobil? jadi kamu tidak akan berpikir bahwa kamu adalah Sopirnya" ucap Alia"Kamu tahu aku sama sekali tidak bermaksud seperti itu" ucap Alia lagi melihat Adrian tetap diamLalu Alia memandangnya dalam-dalam dan bertanya "Apa yang harus kulakukan untuk membuatmu percaya bahwa aku sama sekali tidak menganggapmu sebaga
Namun akhirnya Alia menarik napas dalam-dalam setelah Adrian benar-benar pergi, matanya tanpa sadar jatuh ke sofa tempat Adrian memeluknya barusan, pada saat itu, dia merasa sangat gugup karena dia dipaksa untuk duduk di atas kakinya untuk waktu yang lama, belum lagi pipinya memanas karena dia bahkan bisa merasakan suhu tubuh Pria itu.Bagaimana mungkin dia tidak merasa linglung ketika dia mengalami situasi seperti itu?Alia memejamkan matanya sambil menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan adegan itu dari dalam benaknya agar imajinasinya tidak lepas kendali,Dia mulai bekerja untuk mengalihkan apa yang ada di pikirannya,Lalu ia melihat email dari departemen HRD, email itu berisi mengenai daftar CV dari beberapa kandidat yang harus dia pilih untuk menjadi Asistennya.Manager HRD, juga menanyakan apakah dia lebih suka mempromosikan Karyawan yang sudah bekerja di dalam Perusahaan atau merekrut kandidat baru, ia telah mensortir beberapa CV, baik dari internal maupun eksternal.Ta
Alia masih memegang dokumen itu, dan melihat bagian yang ditandatangani oleh Adrian, tapi lalu dia tersadar lalu menutup dokumen itu dan meletakkannya di hadapan Adrian, kemudian dia bangkit dari tempat duduknya dan berbalik, berniat untuk berjalan menuju mejaNamun, dia sangat kebingungan sampai-sampai dia secara tidak sengaja menabrak sudut meja, dan menyebabkan dirinya kehilangan keseimbangan, untungnya Adrian dengan cepat mengulurkan tangan dan menariknya ke dalam pelukannya"Mengapa kamu terlihat begitu linglung?" ucap Adrian sambil menatap Alia"Aku tidak linglung" ucap Alia mengelak sambil menatap wajah Adrian"Benarkah? lalu mengapa kamu terlihat seperti itu?" ucap Adrian sambil mengangkat alisnya"Lepaskan aku" ucap Alia sambil mendorongnya menjauhAdrian mengangkat bibirnya menjadi senyuman, lalu semakin mempererat genggamannya "Tidak" membuat Alia menjadi kesal mendengar jawaban Adrian sambil memelototinyaTidak bisa dipungkiri, memang kekuatan Pria lebih kuat daripada Wani
"Apakah ada masalah dengan proposalnya?" ucap Alia sambil menatap Adrian dengan bingung"Duduklah di sini" ucap Adrian sambil menyuruh Alia untuk duduk di atas pangkuannya, membuat Alia membelalakkan matanya dan menatap Adrian dengan curiga, namun ketika dia hendak mengatakan sesuatu Adrian menambahkan "Ayo kita baca bersama""Apa kamu benar-benar sangat menyukaiku? sampai kamu ingin kita membaca dokumen itu bersama" ucap Alia sambil tersenyum"Hmm, mungkin ya" ucap Adrian dengan santai, membuat senyum di wajah Alia menghilang ketika mendengar jawaban yang keluar dari mulut Adrian"Bercandamu sangat tidak lucu" ucap Alia, tapi dia tetap bangkit dari tempat duduknya lalu duduk di sofa yang ada di depan meja kerjanya"Ini adalah Proposal yang telah kami buat sebelumnya, meskipun aku sendiri belum membacanya, tapi aku tahu bagaimana pentingnya kerja sama ini bagi Grup Bratakusuma, jadi Tim kami pasti akan mengerahkan yang terbaik untuk kerjasama antara Grup Bratakusuma dan Grup Denaswara
"Bukankah hal yang wajar jika aku ikut karena kita akan bekerja sama? sepertinya aku juga akan menunggu proposalmu langsung di BK Corp? jadi kita bisa langsung membahasnya nanti" ucap Adrian membuat Alia merasa tercengang Memang benar bahwa mereka akan saling bekerja sama, tapi meskipun demikian dia tidak perlu menunggu proposal itu di BK Corpkan? pikir Alia dalam hatinya Alia merasa semakin lama Adrian semakin aneh seiring waktu, dia benar-benar tidak bisa memahami Pria itu, tapi meskipun demikian, Alia tidak bisa menolaknya jika ia ingin melakukan sesuatu, dan secara naluriah akan mematuhi apapun yang diucapkan oleh Adrian Bagaimanapun juga Adrian adalah Klien penting dari Grup Bratakusuma sekarang,
Bibir pink Alia bergerak sedikit ketika dia menggumamkan sesuatu tentang Adrian yang bersikap kekanak-kanakkan dan menyebalkan, kemudian dia juga berbaring dan melingkarkan lengannya di pinggang Pria itu sambil bersandar di dadanyaAdrian sama sekali tidak menyangka dia akan melakukan hal ini, dan bertanya-tanya mengapa dia tiba-tiba menjadi sangat antusias, lalu Alia meletakkan wajahnya di dada bidang Adrian"Adrian, aku menyukaimu, aku benar-benar menyukaimu, tapi aku tahu bahwa kamu tidak memiliki perasaan yang sama untukku" ucap Alia dengan suara lirih"Terlebih lagi, aku sangat menyadari bahwa posisi Nyonya Denaswara seharusnya bukan milikku, aku ingin mengendalikan diriku, karena aku sangat menyadarinya, aku terus menerus mengatakan kepada diriku sendiri untuk tidak terikat atau apapun itu, tapi mengapa kamu bersikap begitu baik padaku? Mengapa kamu memberikan hadiah itu padaku?" ucap Alia lagi"Aku tahu kamu akan bekerja sama dengan Grup Bratakusuma karena aku, tapi mengapa? ke
"Aku sama sekali tidak merindukannya, itu karena kamu bertanya padaku" ucap Alia yang bingun dengan ucapan Adrian"Benarkah?" ucap Adrian sambil mengangkat alisnya"Tentu saja" jawab Alia sambil menganggukkan kepalanya dengan cepatAdrian mencium bibir Alia dan memperdalam ciumannya untuk beberapa saat, sampai akhirnya dia melepaskannya dan mundur, lalu dia menatap mata Alia,"Apa mantan Pacar itu adalah Andra?" ucap Adrian dengan nada suara agak sedikit kasarAlia ragu-ragu untuk menjawabnya, tapi akhirnya dia memilih menjawabnya dengan jujur dengan mengatakan "Ya""Kenapa kamu bisa bersama dengannya saat itu?" ucap Adrian membuat Alia mengerjapkan matanya"Dia bersikap baik padaku" ucap Alia dengan nada santai"Jadi aku adalah orang kedua yang kamu suka?" ucap Adrian, membuat Alia terdiam mendengar pertanyaannya, Pria ini sangat suka berkutat pada masalah tentang bagaimana Alia menyukainya, bahkan terkadang membuatnya mengakuinya berulang kali, namun untungnya sekarang Alia juga suda
Alia merasa terkejut mendengar permintaan Adrian, tapi dia tetap menjawab "Oke, aku akan membelikanmu makanan besok, bagaimana dengan sarapan dan makan siang" Namun Adrian langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat, lalu ia berkata dengan tenang, "Itu bukan ide yang bagus" Alia masih tidak tahu harus berkata apa, setelah berpikir untuk beberapa saat, namun sangat jelas dia tahu bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk diam, karena itu dia tersenyum padanya lalu berkata "Pasangan yang sudah menikah tidak selalu perlu memperhitungkan semuanya secara rinci, kamu membuat dirimu terlihat seperti seorang Suami yang kejam" "Kalau begitu, sebaiknya kamu menganggapku sebagai Suami yang kejam saja" ucap Adrian sambil mencibir "Jika itu yang kamu maksud, bagaimana kamu ingin aku berterima kasih dan meminta maaf padamu?" ucap Alia sambil menganggukkan kepalanya dengan serius, lalu bertanya dengan rendah hati "Tidur bersamaku" ucap Adrian sambil menatap Alia "Apa aku boleh menolak?" ucap A