Ray menatap mata Meta dalam-dalam, mata Pria itu berbinar dengan senyum yang tidak bisa dijelaskan, sepertinya Ray tertarik pada Meta.Pikiran Alia mulai liar, sepertinya Ray menganggap Meta cukup pintar dan menawan, jika tidak, setidaknya Meta telah membangkitkan rasa penasarannya, Pria yang memiliki pengalaman baik dalam berkencan lebih menyukai Wanita yang cerdas."Hmm" Alia bahagia melihat binar di mata Ray, ia merasa mungkin saja Meta punya kesempatan untuk memulai hubungan dengan Ray, jika memang benar begitu, Alia ikut merasa bahagia untuk Temannya."Alia, ayo kita pergi dari sini" ucap Meta sambil menyenggol lengan Alia"Oke" jawab Alia, kemudian mereka berdua masuk ke dalam liftRay hanya berdiri diam, wajahnya tiba-tiba berubah menjadi dingin, senyum tipis yang tadi ada di wajahnya telah menghilang.Wanita itu melangkah maju, berusaha untuk menarik perhatiannya "Ray... ap.. apa kamu marah padaku?" dia bertanya dengan gugupRay mengangkat tangannya dan dengan santai memasukka
Sore harinya, Alia tiba di Mansion Adrian, dia melihat mobil Adrian tidak terparkir di halaman Rumah."Sepertinya dia masih berada di luar" Pikir Alia dengan sedikit legaNamun, begitu Alia melangkah masuk ke dalam Ruang Tamu, Dia langsung berhadapan dengan Endah, Alia bisa melihat kebencian yang ada di mata wanita itu, mereka berdiri diam selama beberapa saat, tidak mengucapkan sepatah katapun, mereka hanya saling bertatapan. Alia kemudian melewatinya dengan wajah tanpa ekspresi.Alia senang Endah tidak mencoba untuk berbicara dengannya, di sisi lain, Endah tidak mengikutinya masuk ke dalam, ada sesuatu tentang tempat itu yang mencekik Alia, Dia diliputi oleh perasaan sesak napas saat berada di dalam tempat ini.Pria yang tidak menyukainya tidak ada di sekitarnya, namun, Endah yang memiliki kebencian yang mendarah daging di dalam dirinya masih ada di sini.Secara keseluruhan, Alia yakin bahwa dirinya tidak pantas berada di sini. Dia berjalan naik keatas, mandi, lalu mengenakan pakaia
Saat Alia tenggelam di dalam pikirannya sendiri, terdengar suara dingin yang berasal dari luar "Apa yang dia katakan?"Seluruh tubuh Alia membeku ketakutan, Dia mencoba mengingat kembali percakapan yang tadi Dia lakukan dengan Meta, "Apa aku telah mengatakan sesuatu yang tidak pantas?" Alia bertanya-tanya pada dirinya sendiri sambil berpikir bahwa Adrian pasti mendengarnya.Beberapa detik kemudian, Alia membalikkan badannya dan membalas pertanyaan Adrian "Ya, aku akan mengirimkan nomornya padamu sekarang" ucap Alia"Oke" ucap Adrian, Adrian berbalik untuk pergi, setelah selesai berbicara, saat itu, tiba-tiba Alia tersadar, Dia ingat bahwa dia tidak memiliki nomor Adrian di ponselnya, Alia bergegas mengejarnya"Aku tidak punya nomor ponselmu" ucap AliaAdrian menghentikan langkahnya dan berbalik, dia mengulurkan tangan untuk meminta Ponsel yang sedang Alia pegang di tangan kanannya.Butuh beberapa saat bagi Alia untuk menyadari apa yang sedang dia coba lakukan, kemudian, dia dengan cep
Setelah masuk ke dalam Kantor, Sekretaris itu memandang Adrian dan memberitahu Adrian mengenai kedatangan Alia,Adrian tidak mengangkat kepalanya sedikitpun, Dia hanya menganggukkan kepalanya sedikit dan berkata "Oke"Sekretaris tersebut akhirnya pergi karena pekerjaannya disini sudah selesai. Dia menutup pintu rapat-rapat setelah keluar dari Kantor itu.Alia berjalan mendekati Adrian, Ia tahu bahwa Adrian sedang membalas dendam pada Keluarga Bratakusuma, tapi terlepas dari semua ini, dia mendapati dirinya ragu-ragu sebelum bertanya padanya."Pak Adrian, mengapa kamu harus menyuap para Supplier di kota Surabaya? tidakkah menurutmu itu adalah hal yang terlalu kejam?" tanya Alia dengan suaranya yang lembut"Aku tidak mengizinkanmu naik ke sini hanya agar kamu bisa mengoceh omong kosong seperti itu" ucap Adrian berkata memotong ucapannya.Tatapan Adrian masih terpaku pada dokumen yang sedang dia kerjakan di atas meja, Adrian tidak pernah menatapnya sama sekali setelah Alia tiba di Kantor
Ekspresi di sekitar mulut Alia terlihat seperti merajuk "Aku tahu bahwa peluang seperti ini sulit untuk didapatkan, inilah alasan tepatnya aku ingin tahu mengapa kamu memberikannya padaku""Karena..."Ekspresi di sekitar mulut Alia terlihat seperti merajuk "Aku tahu bahwa peluang seperti ini sulit untuk didapatkan, inilah alasan tepatnya aku ingin tahu mengapa kamu memberikannya padaku""Karena..."Adrian tertawa kecil dan melanjutkan "Karena kamu adalah Nyonya Adrian Denaswara, bukankah itu sudah menjelaskan semuanya?"Alia mengepalkan kedua tangannya, karena merasa frustasi dan kesal, Nyonya Adrian Denaswara, mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Adrian membuatnya marah, Dia bisa mendengar sedikit ironi di dalam suaranya.Alia menatapnya dan bertanya dengan ragu, "Bisakah... bisakah aku menolak?"Pertanyaan yang dilontarkan oleh Alia membuat wajah Adrian berubah menjadi sedingin es, Dia menarik pandangannya dari wajah wanita itu, mengangkat tangannya dan memijat pelipisnya, "Dan
"Aku ingin mengatakan bahwa krisis Grup Bratakusuma akan berakhir jika kamu bersedia memiliki Anak dengan Adrian, lain kali, jika Dia berani membuat masalah, Aku akan langsung menyelesaikan masalah itu tanpa membuat keributan" ucap BastianAlia tercengang, Ia tidak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya, "Bagaimana bisa dia mengatakan hal itu dengan begitu mudah? memiliki anak dengan Adrian?" pikirnya dalam hatiIni adalah sebuah pemikiran yang tidak pernah sedikit pun terlintas di dalam benaknya, bahkan ketika Dia memutuskan untuk menikahi Adrian, Alia tidak pernah memiliki pemikiran untuk mengandung Anak Adrian.Lagipula Adrian juga tidak pernah menyentuhnya, Dia juga tidak mungkin mencoba untuk merayunya dengan tidak tahu malu, dia tidak suka melakukan hal semacam itu.Saat Alia disibukkan dengan pikirannya, Bastian berkata, "Apa aku menempatkanmu di posisi yang sulit?""Apa Adrian... apa dia tahu tentang rencana ini?" ucap Alia"Dia tidak tahu apa-apa, tapi jika kamu setu
Alia jelas tahu bahwa dia tidak bisa menghindari Adrian selamanya, Pria itu akan mulai menanyainya di Malam hari, terlepas dari itu, dia bertekad untuk menjauh darinya selama yang dia bisa sekarang.Sekitar setengah jam kemudian, mobil berhenti di depan Mansion AW, Sopir turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Alia, setelah melihatnya turun dari mobil dan masuk ke dalam Rumah, Sopir itu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Adrian.Begitu panggilan itu tersambung, Sopir itu berkata dengan cemas "Tuan Adrian, Nyonya Alia memintaku untuk mengantarnya kembali ke Mansion AW, Dia mengancam akan memberi tahu Tuan Bastian jika aku tidak mendengarkannya, jadi, aku tidak punya pilihan lain selain mengantarnya pulang"Adrian langsung mematikan teleponnya, sebelum Sopir itu bisa menyelesaikan penjelasannya, ia menghela napas berat, lalu masuk ke dalam mobil dan melaju pergi.***Alia lalu bergegas ke kamarnya, begitu dia masuk ke dalam Mansion AW, Para Pelayan telah berhenti memanggil
Sejauh yang Alia tahu, Adrian bukan tipe Pria yang akan mendengarkan semua yang dikatakan Orang tuanya, Bimo tidak bisa meyakinkan Adrian untuk berhubungan intim dengannya, setidaknya, itu adalah hal yang sudah pasti.Alia merasa sangat takut dan juga bingung, ia merasakan berbagai macam emosi yang campur aduk pada dirinya, karena harus dihadapkan dengan kondisi yang sulit dan tidak masuk akal, untuk menyelamatkan BK Corp ia harus berhubungan intim dengan Adrian jika ingin hamil, namun jika ia tidak melakukannya, maka Pak Bastian tidak akan membantu menyelamatkan BK Corp dari serangan Adrian."Nyonya Denaswara, apa yang sedang kamu lakukan disini?" ucap Endah, menyadarkan Alia dari lamunannyaAlia mengangkat kepalanya dan berkata "Aku ingin sendirian untuk beberapa saat, apa ada masalah dengan hal itu?"Ekspresi Endah tetap datar, dan tidak berubah, biasanya dia akan langsung marah hanya dengan melihat Alia, tapi untuk beberapa alasan, dia tidak menunjukkan ketidaksukaannya hari ini.
Alia melihat sekeliling interior Restaurant, tapi tidak menjawab pertanyaan Adrian, dia memutuskan untuk mengubah topik pembicaraan"Aku lapar, bukankah kamu bilang kamu akan mentraktirku makan malam? apa kamu akan membiarkanku makan hanya jika aku jatuh sakit karena kelaparan?" ucap Alia sambil tersenyumSenyum Alia seolah-olah membuyarkan amarah Adrian, tapi ada beberapa kata yang tidak bisa diabaikan, Adrian melirik tangan Alia yang menggenggam tangannya, dan menemukan dia tidak mengenakan cincin kawin.Seorang Wanita yang sudah menikah tanpa cincin kawin di jarinya, membuat Adrian menjadi merasa bersalah melihatnya,Alia mengikuti arah pandangannya dan bertanya, "Apa yang sedang kamu lihat?""Kita sudah menikah, tapi kita tidak punya cincin kawin" ucap Adrian"Itu bukan masalah, aku sama sekali tidak peduli dengan hal-hal seperti itu" ucap Alia sambil mengepalkan jari-jarinya"Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal ini padaku?" ucap Alia lagi"Kamu menginginkannya atau tidak" ucap A
Di dalam perjalanan Alia menatap Adrian yang diam sambil terkekeh pada dirinya sendiri, membuat Alia menatapnya dengan bingung"Ada apa?" ucap Alia"Kamu menganggapku sebagai Sopirmu?" ucap Adrian meliriknya sekilas dan mengutarakan pikirannya"Hah? tidak" ucap Alia mengerutkan kening ketika dia menatapnya, Alia tidak mengerti kenapa Adrian berpikir seperti itu"Lalu, mengapa kamu tidak menyapaku? kamu hanya mengencangkan sabuk pengamanmu sebelum memberitahuku bahwa kita bisa pergi sekarang, jika perilaku seperti itu tidak mengartikan bahwa kamu menganggapku sebagai Sopir, lalu apa?" ucap Adrian melanjutkan dengan tenang"Kalau begitu, bagaimana kalau aku yang mengemudikan mobil? jadi kamu tidak akan berpikir bahwa kamu adalah Sopirnya" ucap Alia"Kamu tahu aku sama sekali tidak bermaksud seperti itu" ucap Alia lagi melihat Adrian tetap diamLalu Alia memandangnya dalam-dalam dan bertanya "Apa yang harus kulakukan untuk membuatmu percaya bahwa aku sama sekali tidak menganggapmu sebaga
Namun akhirnya Alia menarik napas dalam-dalam setelah Adrian benar-benar pergi, matanya tanpa sadar jatuh ke sofa tempat Adrian memeluknya barusan, pada saat itu, dia merasa sangat gugup karena dia dipaksa untuk duduk di atas kakinya untuk waktu yang lama, belum lagi pipinya memanas karena dia bahkan bisa merasakan suhu tubuh Pria itu.Bagaimana mungkin dia tidak merasa linglung ketika dia mengalami situasi seperti itu?Alia memejamkan matanya sambil menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan adegan itu dari dalam benaknya agar imajinasinya tidak lepas kendali,Dia mulai bekerja untuk mengalihkan apa yang ada di pikirannya,Lalu ia melihat email dari departemen HRD, email itu berisi mengenai daftar CV dari beberapa kandidat yang harus dia pilih untuk menjadi Asistennya.Manager HRD, juga menanyakan apakah dia lebih suka mempromosikan Karyawan yang sudah bekerja di dalam Perusahaan atau merekrut kandidat baru, ia telah mensortir beberapa CV, baik dari internal maupun eksternal.Ta
Alia masih memegang dokumen itu, dan melihat bagian yang ditandatangani oleh Adrian, tapi lalu dia tersadar lalu menutup dokumen itu dan meletakkannya di hadapan Adrian, kemudian dia bangkit dari tempat duduknya dan berbalik, berniat untuk berjalan menuju mejaNamun, dia sangat kebingungan sampai-sampai dia secara tidak sengaja menabrak sudut meja, dan menyebabkan dirinya kehilangan keseimbangan, untungnya Adrian dengan cepat mengulurkan tangan dan menariknya ke dalam pelukannya"Mengapa kamu terlihat begitu linglung?" ucap Adrian sambil menatap Alia"Aku tidak linglung" ucap Alia mengelak sambil menatap wajah Adrian"Benarkah? lalu mengapa kamu terlihat seperti itu?" ucap Adrian sambil mengangkat alisnya"Lepaskan aku" ucap Alia sambil mendorongnya menjauhAdrian mengangkat bibirnya menjadi senyuman, lalu semakin mempererat genggamannya "Tidak" membuat Alia menjadi kesal mendengar jawaban Adrian sambil memelototinyaTidak bisa dipungkiri, memang kekuatan Pria lebih kuat daripada Wani
"Apakah ada masalah dengan proposalnya?" ucap Alia sambil menatap Adrian dengan bingung"Duduklah di sini" ucap Adrian sambil menyuruh Alia untuk duduk di atas pangkuannya, membuat Alia membelalakkan matanya dan menatap Adrian dengan curiga, namun ketika dia hendak mengatakan sesuatu Adrian menambahkan "Ayo kita baca bersama""Apa kamu benar-benar sangat menyukaiku? sampai kamu ingin kita membaca dokumen itu bersama" ucap Alia sambil tersenyum"Hmm, mungkin ya" ucap Adrian dengan santai, membuat senyum di wajah Alia menghilang ketika mendengar jawaban yang keluar dari mulut Adrian"Bercandamu sangat tidak lucu" ucap Alia, tapi dia tetap bangkit dari tempat duduknya lalu duduk di sofa yang ada di depan meja kerjanya"Ini adalah Proposal yang telah kami buat sebelumnya, meskipun aku sendiri belum membacanya, tapi aku tahu bagaimana pentingnya kerja sama ini bagi Grup Bratakusuma, jadi Tim kami pasti akan mengerahkan yang terbaik untuk kerjasama antara Grup Bratakusuma dan Grup Denaswara
"Bukankah hal yang wajar jika aku ikut karena kita akan bekerja sama? sepertinya aku juga akan menunggu proposalmu langsung di BK Corp? jadi kita bisa langsung membahasnya nanti" ucap Adrian membuat Alia merasa tercengang Memang benar bahwa mereka akan saling bekerja sama, tapi meskipun demikian dia tidak perlu menunggu proposal itu di BK Corpkan? pikir Alia dalam hatinya Alia merasa semakin lama Adrian semakin aneh seiring waktu, dia benar-benar tidak bisa memahami Pria itu, tapi meskipun demikian, Alia tidak bisa menolaknya jika ia ingin melakukan sesuatu, dan secara naluriah akan mematuhi apapun yang diucapkan oleh Adrian Bagaimanapun juga Adrian adalah Klien penting dari Grup Bratakusuma sekarang,
Bibir pink Alia bergerak sedikit ketika dia menggumamkan sesuatu tentang Adrian yang bersikap kekanak-kanakkan dan menyebalkan, kemudian dia juga berbaring dan melingkarkan lengannya di pinggang Pria itu sambil bersandar di dadanyaAdrian sama sekali tidak menyangka dia akan melakukan hal ini, dan bertanya-tanya mengapa dia tiba-tiba menjadi sangat antusias, lalu Alia meletakkan wajahnya di dada bidang Adrian"Adrian, aku menyukaimu, aku benar-benar menyukaimu, tapi aku tahu bahwa kamu tidak memiliki perasaan yang sama untukku" ucap Alia dengan suara lirih"Terlebih lagi, aku sangat menyadari bahwa posisi Nyonya Denaswara seharusnya bukan milikku, aku ingin mengendalikan diriku, karena aku sangat menyadarinya, aku terus menerus mengatakan kepada diriku sendiri untuk tidak terikat atau apapun itu, tapi mengapa kamu bersikap begitu baik padaku? Mengapa kamu memberikan hadiah itu padaku?" ucap Alia lagi"Aku tahu kamu akan bekerja sama dengan Grup Bratakusuma karena aku, tapi mengapa? ke
"Aku sama sekali tidak merindukannya, itu karena kamu bertanya padaku" ucap Alia yang bingun dengan ucapan Adrian"Benarkah?" ucap Adrian sambil mengangkat alisnya"Tentu saja" jawab Alia sambil menganggukkan kepalanya dengan cepatAdrian mencium bibir Alia dan memperdalam ciumannya untuk beberapa saat, sampai akhirnya dia melepaskannya dan mundur, lalu dia menatap mata Alia,"Apa mantan Pacar itu adalah Andra?" ucap Adrian dengan nada suara agak sedikit kasarAlia ragu-ragu untuk menjawabnya, tapi akhirnya dia memilih menjawabnya dengan jujur dengan mengatakan "Ya""Kenapa kamu bisa bersama dengannya saat itu?" ucap Adrian membuat Alia mengerjapkan matanya"Dia bersikap baik padaku" ucap Alia dengan nada santai"Jadi aku adalah orang kedua yang kamu suka?" ucap Adrian, membuat Alia terdiam mendengar pertanyaannya, Pria ini sangat suka berkutat pada masalah tentang bagaimana Alia menyukainya, bahkan terkadang membuatnya mengakuinya berulang kali, namun untungnya sekarang Alia juga suda
Alia merasa terkejut mendengar permintaan Adrian, tapi dia tetap menjawab "Oke, aku akan membelikanmu makanan besok, bagaimana dengan sarapan dan makan siang" Namun Adrian langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat, lalu ia berkata dengan tenang, "Itu bukan ide yang bagus" Alia masih tidak tahu harus berkata apa, setelah berpikir untuk beberapa saat, namun sangat jelas dia tahu bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk diam, karena itu dia tersenyum padanya lalu berkata "Pasangan yang sudah menikah tidak selalu perlu memperhitungkan semuanya secara rinci, kamu membuat dirimu terlihat seperti seorang Suami yang kejam" "Kalau begitu, sebaiknya kamu menganggapku sebagai Suami yang kejam saja" ucap Adrian sambil mencibir "Jika itu yang kamu maksud, bagaimana kamu ingin aku berterima kasih dan meminta maaf padamu?" ucap Alia sambil menganggukkan kepalanya dengan serius, lalu bertanya dengan rendah hati "Tidur bersamaku" ucap Adrian sambil menatap Alia "Apa aku boleh menolak?" ucap A