Share

Rahasia Sinta

Author: Agung Ahmad S
last update Last Updated: 2024-06-03 12:10:51

Hati ini berkecamuk saat melihat Mbak Sinta terkapar di bawah tangga. Apa sebenarnya dia sakit dan tidak mau memberitahu kami semua?

Kini Aldo sedang membantu mengangkat tubuh Mbak Sinta. Kemudian menidurkan di atas sofa depan televisi. Wajah Mbak Sinta terlihat pucat sekali.

Kamu sakit apa, Mbak? Kenapa tidak bilang sama aku dan ibu. Kenapa harus disimpan sendiri?

"Tolong ambilkan minyak kayu putih, Win!" perintah Aldo pada pelayan rumah yang usianya seusiaku.

Wanita itu tidak menjawab dan langsung pergi untuk mengambil minyak. Dia kembali dengan cepat. Aldo langsung memberi pertolongan pertama pada Mbak Sinta.

"Tadi dia kenapa, Do?" tanyaku setelah Aldo mengoleskan minyak di bawah hidung Mbak Sinta.

"Nggak tahu, Sal. Saat aku masuk Mbak Sinta sudah pingsan," jelasnya.

"Kita bawa dia ke rumah sakit aja, Do," perintahku dan Aldo mengangguk.

Namun, saat Aldo akan mengangkat kembali tubuh Mbah Sinta. Di situ Mbak Sinta mulai mengerjapkan mata. Dia mulai sadar.

"Eh mau ngapain kamu?" tan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Pengganti Malam Pertama    Suara Itu Seperti ....

    "Ngapain di sini?" Mbak Sinta menyadari keberadaanku."A-aku hanya lewat saja," balasku terbata."Nguping ya!" Tanganku dicengkeram kuat oleh Mbak Sinta."Nggak, Mbak. Jadi tolong lepasin!" Aku berusaha melepaskan tangan."Kamu dengar apa tadi? Ha!""Aku hanya dengar Mbak Sinta kangen. Pasti kangen sama Arga 'kan?" "Iya betul. Lain kali jangan nguping. Nanti kupingmu bintitan," ucap Mbak Sinta seraya melepaskan cengkraman tangannya.Kemudian Mbak Sinta masuk ke dalam kamar. Aku terus memperhatikan Mbak Sinta berjalan hingga masuk kamar. Dengan cepat Mbak Sinta menutup pintu kala tahu aku masih terus memandangnya.Ya Allah, apa tadi aku tidak salah dengar? Suara itu sama persis. Tetapi mana mungkin jika Mbak Sinta ....Pikiranku jadi kacau. Membayangkan yang tidak-tidak. Sejak kapan mereka berhubungan? Lalu benda di dalam tas Mbak Sinta itu ... apa dia hamil? Dan anaknya yang dia kandung ....Ah tidak, tidak. Pasti aku tadi salah dengar. Bisa saja itu bukan dia.Terus alasan Mbak Sin

    Last Updated : 2024-06-03
  • Istri Pengganti Malam Pertama    Ada Denganmu, Mas?

    Waktu berjalan begitu cepat, salat isya' telah aku lakukan bersama dengan Arga beberapa menit yang lalu. Kini debaran jantung mulai tak beraturan. "Arga, makan dulu, Nak," panggil mama seperti biasanya.Jika dia sehat, pasti siapa pun dipanggil untuk makan. Tak terkecuali aku dan Mbak Sinta. Setiap makan selalu dipanggil."Ayo turun," ajar Arga menarik tanganku."Grogi ya?" godanya sesaat setelah memegang tanganku yang basah karena keringat dingin."Ng-nggak, kok cuma rasanya agak dingin aja," jawabku."Ya udah sini aku peluk." Arga merengkuh tubuh ini ke dalam pelukannya. Deru napasnya membuat debaran jantung semakin tidak beraturan."Gimana? Sudah nggak dingin, 'kan?" Arga semakin mengeratkan pelukan.Dekat seperti ini bukannya tenang malah semakin gelisah. Seandainya saja aku masih haid, pasti aku akan aman malam ini. Namun, jika aku aman malam ini, malam berikutnya sama saja tidak aman."Makan yuk," ajak Arga seraya melepaskan pelukan.Tangannya menggandeng tanganku keluar kamar

    Last Updated : 2024-06-04
  • Istri Pengganti Malam Pertama    Obat Perangsang

    Tubuh Arga sempoyongan. Aku pikir dia mabuk, tetapi saat aku memegang tubuhnya untuk membantu menidurkan. Aku tidak mencium bau alkohol sama sekali."Bantu aku, Sal," lirihnya seperti menahan sakit."Bantu, apa?" tanyaku khawatir dengan keadaannya.Bukannya menjawab, Arga malah menarik tubuhku."Apa yang akan kamu lakukan?" tanyaku mulai panik saat tangan Arga membuka kancing bajunya sendiri."Panas, Sal. Tubuhku rasanya panas dan aku tidak tahu apa yang terjadi dengan diriku. Aku merasa ada yang berbeda muncul begitu saja. Apalagi saat melihatmu seperti sekarang. Aku menginginkan lebih, Sal. Maukah kamu membantuku? Aku tidak kuat lagi," ucap Arga tak peduli jika pintu masih terbuka."Mas!" Mbak Sinta muncul di ambang pintu.Dengan cepat Arga mengusir Mbak Sinta, lalu menutup pintu dengan dibanting. Arga semakin kesal saat pintu gak bisa dikunci.Aku mendekat dan membantu menutup pintu. Memang tidak bisa dikunci karena sudah rusak setelah di dobrak tadi.Lagi. Arga menarik dan mendoro

    Last Updated : 2024-06-04
  • Istri Pengganti Malam Pertama    Terbongkar

    Perlahan aku menuruni tangga. Mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi hingga Mama mertua marah-marah seperti itu."Sejak kapan Papa selingkuh, ha? Mama benar-benar tidak habis pikir dengan Papa. Kenapa Papa tega mengkhianati Mama! Kenapa, Pa!"Papa mertua selingkuh? Ya Tuhan, padahal rumah tangga mereka selalu terlihat harmonis, tetapi tidak disangka, Papa mertua dengan tega mengkhianati Mama."Papa khilaf, Ma. Papa janji tidak akan mengulangi lagi.""Selingkuh itu penyakit, Pa! Penyakit! Dan Mama tidak yakin jika Papa bisa taubat. Sekarang apa mau Papa?" tanya Mama mertua jengah."Papa tidak mau apa-apa, Ma. Papa ingin kita terus bersama," balas Papa mertua masih terus mengiba."Tapi Mama tidak mau, Pa. Mama kecewa dan Mama tidak ingin hidup bersama dengan pengkhianat sepertimu!"Arga sendiri hanya diam tetapi menatap tajam sang Papa dengan penuh kekecewaan. Selama bertahun-tahun dia sangat bangga memiliki Papa yang baik dan tersegalanya, ternyata itu semua hanya dusta semata."Tida

    Last Updated : 2024-06-05
  • Istri Pengganti Malam Pertama    Mengerjai Sinta

    "Enak, soalnya kami melakukan dua ronde dan setelah aku capek Arga malah pindah ke kamar kamu. Padahal sebenarnya aku masih kuat," tuturnya.Arga sendiri tidak mengatakan jika dia melakukan dengan Mbak Sinta. Kini aku yakin jika Mbak Sinta hanya berbohong. Mana mungkin jika mereka melakukan, Arga malah pindah ke kamarku. Seharusnya ia menuntaskan di kamar Mbak Sinta, bukan malah pindah ke kamarku."Ohh," balasku."Pasti kamu nggak percaya ya?""Aku percaya kok, Mbak," sahutku segera."Ini kalau kamu nggak percaya." Mbak Sinta menyodorkan foto mereka berdua saat Mbak Sinta dalam pelukan Arga yang setengah sadar.Aku paham betul, mana yang dalam keadaan sadar dan tidak. Seperti semalam, Arga dikuasai oleh obat pemberian Mbak Sinta.Aku tidak tahu obat apa saja yang diberikan oleh Mbak Sinta pada Arga malam tadi. Tapi aku yakin, saat Arga masuk ke kamarku itu dia dalam pengaruh obat perangsang.Tapi saat Arga tidur pulas memeluk Mbak Sinta dengan dada bidang yang terbuka. Mungkinkah Mbak

    Last Updated : 2024-06-05
  • Istri Pengganti Malam Pertama    Nomor Tak Dikenal

    Aku menjadi penasaran dengan foto yang dikirimkan oleh Aldo. Namun, belum sempat aku membuka. Mama mertua dan Arga sudah tiba di meja makan.Terpaksa aku meletakkan ponsel kembali dan bergabung dengan mereka untuk makan siang. "Mbak Sinta mana?" tanyaku."Masih di kamar. Nanti kalau dia lapar mau ambil sendiri," balas Arga bersiap mengambil nasi dan lauk."Ini kenapa masaknya bau menyengat semua?" tanya Mama mertua."Aku lagi pengen aja, Ma," balasku."Aku juga suka makan sambal terasi, Ma," lanjut Arga."Iya, Mama tahu kamu suka yang bau-bau," ledek Mama mertua.Alhamdulillah, sudah ada sedikit senyum di wajah Mama mertua. Ya, walaupun tidak seceria dulu lagi. Namun, setidaknya hatinya sudah mulai menerima semua yang menimpa dirinya."Hamil kali dia, Ma," ucap Mbak Sinta datang masih dengan masker berlipat."Jangan asal nuduh kamu, Mbak!" Aku tak terima dia asal bicara. Padahal dia sendiri yang hamil."Aku nggak nuduh kok, dulu saja setiap kali ibu masak sambal terasi kamu menolak m

    Last Updated : 2024-06-06
  • Istri Pengganti Malam Pertama    Wanita di Kamar 102

    Semalaman aku tak bisa tidurnya memikirkan siapa pemilik nomor yang mengirim pesan. Mungkinkah itu Aldo atau malah orang yang menjadi bukti atas rahasia Mbak Sinta? Tuhan, apa aku harus menemuinya hari ini?Dilema dan dihantui rasa takut. Itulah yang saat ini aku rasakan. Pagi setelah kepergian Arga, aku diliputi dengan rasa kebimbangan, antara pergi atau tidak.Hingga sebuah telepon masuk dan aku sendiri tidak tahu siapa sebenarnya pemilik nomor tersebut. Gegas aku menerima panggilan tersebut."Halo," jawabku tetapi tak ada jawaban.Entah apa yang sedang terjadi padanya. Suara bising membuat suaranya tidak jelas. Hanya saja samar-samar aku mendengar jika dia memintaku untuk segera datang."He, siapa kamu!" Aku berteriak karena dia sengaja mematikan telepon secara sepihak.Sebenarnya bukti apa yang dia dapatkan? Kenapa harus main sembunyi-sembunyi seperti ini. Menyebalkan sekali.Terpaksa aku pun pergi ke tempat yang sudah dia beritahu. Setibanya di sana, aku tidak menemukan siapa pun

    Last Updated : 2024-06-06
  • Istri Pengganti Malam Pertama    Salah Target

    Aku melongo melihat kejadian yang terjadi di depan mata. Seorang wanita yang hampir seumuran denganku di dalam hotel dengan selingkuhannya dan diketahui oleh istri sah."Wanita perebut lelaki orang. Tidak tahu malu!" Hina wanita di depanku yang saat ini berkacak pinggang.Wajahnya memerah penuh amarah. Awalnya aku pikir yang tersungkur itu adalah Mbak Sinta. Ternyata bukan, memang sih rambutnya ikal seperti Mbak Sinta, tetapi ketika wajahnya mendongak, sangatlah berbeda."Kamu pasti temannya?" Amarah ibu-ibu itu beralih padaku.Dengan cepat aku menggeleng. Kenapa aku ikut kena sasaran amukannya. Jelas-jelas aku sendiri tidak tahu siapa wanita itu."Terus ngapain di sini? Mau jadi reporter? Atau apa?" tanyanya menaikan rahang seraya melotot dan itu membuatku takut. Kemudian aku memilih menghindar segera, sebelum terkena semprotan amarahnya.Apa Aldo dan Winda mengerjaiku?Aku berjalan terus bergumam. Apa aku yang salah kamar? Tetapi itu benar jika yang aku datangi adalah kamar 102.Set

    Last Updated : 2024-06-07

Latest chapter

  • Istri Pengganti Malam Pertama    Akhir Bahagia

    "Sayang, aku pergi sebentar ya," pamitnya tergesa-gesa."Temui pacar?""Ha?" Arga melongo."Temui wanita lain?" Aku menegaskan."Maksudnya apa sih?" Entah dia berpura-pura polos atau memang bingung dengan arah bicaraku."Menemui wanita lain," jawabku tegas."Wanita lain? Wanita siapa?""Pacar kamu lah," sahutku kian jengkel. Diajak bicara malah tidak jelas. Menyebalkan bukan."Ya Allah, jadi kamu curiga sama aku? Kamu pikir aku selingkuh gitu? Hm." Arga yang tadinya sudah bersiap pergi jadi balik lagi."Iya," ketusku."Ya ampun, Sayang. Aku tidak mungkin selingkuh. Ya Allah. Ini tadi itu ibu Hesti nyuri. Terus dia digrebek warga. Eh ada yang nelpon aku, katanya dia minta ganti rugi walaupun ibu Hesti sudah masuk penjara, dia tetap minta ganti rugi atas uang yang hilang sebelum Bu Hesti tertangkap," jawab Arga panjang lebar.Aku hanya diam. Antara yakin dan tidak dengan apa yang Arga sampaikan."Ya udah, nanti kalau aku sudah sampai sana aku video call biar kamu percaya," ujarnya lal

  • Istri Pengganti Malam Pertama    Sebuah Bingkisan

    "Rashad dan Rashid juga bagus, aku suka," balas Arga mengulas senyum."Aku tidak akan memaksa kok, Mas," ujarku."Aku suka dengan nama itu, semoga menjadi pemimpin yang tegas dan selalu menegakkan kebenaran," ucap Arga yang ternyata ikut setuju dengan usulanku."Alhamdulillah," balasku.Kesepakatan diambil jika anak kami adalah Rashad dan Rashid. ***Dua hari sudah aku beristirahat dan dokter sudah memperbolehkan aku menemui kedua buah hati. Ini adalah kali pertama aku bertemu mereka. Hati ini begitu bahagia hingga aku tak bisa berucap apa-apa. Melihat mereka menggeliat membuat air mata jatuh begitu saja tanpa pamit. Ada rasa bahagia yang luar biasa.Perjuangan yang tak sia-sia hingga aku mengalami koma. Terbayar sudah semua rasa sakit yang aku rasakan waktu itu, di mana hanya wanita yang tahu nikmatnya melahirkan. Menahan rasa sakit berjam-jam. Mengorbankan nyawanya sendiri untuk berjihad di jalan Allah.Hari ini adalah kali pertama aku memberikan asi kepada mereka. Rasanya sungguh

  • Istri Pengganti Malam Pertama    Terima Kasih Tuhan

    Sayup-sayup aku mendengar suara Arga menyebut nama anak kita. Perlahan aku mengerjapkan mata. Meski terasa begitu sulit, aku terus berusaha hingga tampak seseorang sedang menangis berada di hadapanku.Wanita yang baru beberapa bulan bersamaku itu berdiri mengarah padaku. Dengan wajah yang terlihat begitu sembab.Suara yang tak asing bagi telingaku juga terdengar. Pelukan dilayangkan begitu saja padaku. Ia menangis sesenggukan dengan wajah menempel di dadaku, dialah suamiku.Argantara Pramudya, orang yang menemaniku berjuang melahirkan buah hati kami. Pria itu menangis seraya mengucap syukur yang tiada henti."Terima kasih Ya Allah, Engkau telah kembalikan Salma pada kami."Entah sudah berapa kali ia berucap. Aku yang masih dalam keadaan setengah sadar pun hanya mengaminkan doa itu dalam hati saja.Kemudian Arga mengangkat kepalanya, lalu mencium lembut keningku. Air matanya pun terus menetes.Apa yang baru saja terjadi denganku? Yang aku ingat adalah aku diminta dokter untuk melahirka

  • Istri Pengganti Malam Pertama    Ijinkan Dia Bertahan Untukku Tuhan

    POV ArgaEntah sudah seperti apa wajahku saat ini. Entah pucat atau mungkin tak beraura sama sekali. Hati gelisah dan tak tahu harus melakukan apa kecuali berdoa. Meminta yang terbaik untuk Salma.Terdengar suara pintu terbuka dan aku segera berdiri. Berjalan cepat menemui dokter yang saat ini sedang menatap ke arahku."Bagaimana istri saya, Dok?""Maaf, Pak. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi ....""Tapi apa, Dok?""Ibu Salma belum sadarkan diri, Pak. Ibu Salma mengalami koma," ujarnya dan seketika aku lemas tak berdaya."Koma,"lirihku menjerit dalam hati.Ibu mendekat dan memelukku dari samping. "Mungkin Salma butuh beristirahat sejenak, Nak," ujarnya memberiku semangat."Bu." Aku berbalik dan memeluknya erat."Doakan saja istrimu. Semoga dia akan segera sadar. Ingat, Nak, kamu masih ada dua jagoan kecil yang kini menunggu dikunjungi. Sekarang, temui mereka dan setelahnya kamu temui Salma. Ibu akan temani," ucap ibu melepaskan pelukan lalu mengusap wajahku lembut.Senyum

  • Istri Pengganti Malam Pertama    Jangan Ambil Dia Dariku Tuhan

    POV ArgaDua bulan kemudian ...."Dokter tolong!"Teriakku kala Salma merasakan sakit perut yang luar biasa. Kata Salma, dia merasakan seperti ingin buang air besar. Pagi tadi saat aku baru saja selesai dari kamar mandi. Aku merasakan ada yang aneh pada istriku. Dia seperti menahan sakit, tetapi saat ditanya, tidak apa-apa. Hanya sakit pinggang saja.Tentu aku sebagai suami merasa khawatir dengan keadaannya. Apalagi dia saat ini hamil besar dan sudah masuk masa-masa persalinan meski masih kurang sekitar 6 minggu. Namun, kata dokter, aku harus lebih mawas terhadap istriku. Sebab, sewaktu-waktu bisa saja melahirkan tanpa menunggu HPL."Kamu tidak apa-apa?" tanyaku setelah kami selesai makan. Wajahnya terlihat lebih pucat dari tadi pagi.Salma menjawab dengan menggelengkan kepala. Apa dia tidak ingin aku khawatir, sehingga memilih diam dan menggeleng serta menyembunyikan rasa sakitnya?Sesekali Salma mengusap perutnya. Mengambil napas perlahan lalu mengeluarkan perlahan."Wajahmu pucat

  • Istri Pengganti Malam Pertama    Pergi Jauh

    Namun, ketika aku membuka gerbang, bukan Arga yang ada di dalam mobil itu, tetapi Najas.Sejak kapan dia tahu alamat rumah ini? Dan mau apa dia ke sini?Lelaki itu turun dari mobil lalu mendekat padaku. Dengan cepat aku kembali menutup gerbang, tetapi Najas lebih cekatan."Tunggu, Sal!""Lepasin!" Aku berusaha berontak ketika tangan Najas kembali menyentuh tanganku."Aku hanya ingin ngobrol sama kamu sebentar saja.""Maaf, seorang istri akan berdosa jika menerima tamu seorang laki-laki. Jadi tolong, pergi!"Namun, ucapanku tidak digubris sama sekali oleh Najas. "Aku mencintaimu, Sal. Bercerai lah dengan Arga dan menikahlah denganku.'Aku menggeleng. "Jangan berbuat gil4, Najas. Aku dan Arga tidak akan bercerai. Tidak akan pernah bercerai kecuali maut yang memisahkan!" tandasku.Najas memang keras kepala, bahkan dia juga menutup pintu gerbang. Aku mulai khawatir. Bagaimana jika Najas berbuat nekad."Pulanglah, Najas, aku mohon," ibaku padanya.Tubuhku mulai gemetar saat Najas kian men

  • Istri Pengganti Malam Pertama    Siapa Dia?

    Hampir lima belas menit aku ada di dalam toilet bersama Arga yang kini menunggu di depan toilet. Sengaja aku mengajaknya masuk agar mereka tidak saling bertemu."Sayang, sudah belum?" tanya Arga."Iya, sebentar," jawabku.Aku harus menghubungi dokter Ariana terlebih dahulu. Menanyakan padanya apakah Najas memang diajak ke sini atau memang pria itu sengaja datang setelah tahu aku akan cek di sini."Halo, assalamualaikum," jawab dokter Ariana dari seberang telepon."Waalaikumsallam, Dok," balasku sedikit ragu. Tetapi aku harus yakin."Ada apa, Bu Salma?" tanyanya ramah."Apakah? Em ... maaf sebelumnya, apakah Najas masih ada di situ?"Dokter Ariana sedikit tertawa mendengar pertanyaanku yang sedikit berbisik."Dia sudah pulang, lelaki itu hanya meminta tanda tangan dariku. Prakteknya sudah selesai," jawabnya dan aku bisa bernapas lega.Saking bahagianya, aku sampai lupa mengucapkan terima kasih dan langsung mengakhiri panggilan secara sepihak. Aku sadar ketika aku sudah keluar dan menga

  • Istri Pengganti Malam Pertama    Terusir Secara Terhina

    "Arga!""Astaga, ganggu aja. Mau apa sih dia ke sini!" Arga berdecak kesal, begitu juga denganku. Kami bangkit bersama dan menghadap ke arah ibu tiriku yang sedang berjalan menuju teras."Hei. Kenapa semua harta juragan Amran kamu jual semua? Ha!""Memangnya apa urusan Anda dengan harta papa? Itu uang papa dan aku adalah anaknya," sahut Arga."Tapi Sinta juga berhak atas harta itu," engah ibu."Sinta juga sudah meninggal. Jadi, hanya aku yang berhak," balas Arga yang memang benar seperti itu kenyataannya. Hanya ibu saja yang gila akan harta, makanya dia mengusik."Dasar menantu jahat! Nggak mikirin mertua.""Anda hanya mantan mertua, jadi jangan harap aku akan memberikan warisan papa itu pada Anda. Sepeser pun tidak akan!"Ibu meradang mendengar penuturan dari Arga. Dia tidak terima kalau harta papa mertua dijual semua."Jahat kamu Arga!" Ibu menunjuk-nunjuk ke arah Arga."Cukup, Bu!" bentak Arga ketika ibu mulai tak terkendali."Jika sampai tangan ini menyentuh aku dan Salma. Maka a

  • Istri Pengganti Malam Pertama    Kejutan

    "Iya, bukankah besok adalah hari ulang tahunmu?" Ah, aku sampai lupa jika besok usiaku genap 22 tahun. Ternyata suamiku itu benar-benar perhatian denganku. Ya Tuhan, kurang bersyukur bagaimana coba, setelah bertahun-tahun hidup dengan penuh air mata dan penyiksaan dari ibu tiri. Kini aku merasakan hidup dengan penuh kasih sayang dari orang yang begitu tulus mencintaiku.Ternyata dibalik setiap cobaan, akan ada hikmah yang datang. Sepertiku saat ini. Tak pernah terbayangkan jika akan menikah dengan seorang reader di fb.Soal cerita, selama hamil aku tak pernah lagi menulis. Mungkin bawaan anak kali ya, rasanya malas mau ngetik dan lebih suka scroll medsos dan main ular. Ah, snake adalah permainan yang paling aku suka sejak jaman hp jadul hingga muncul android."Maaf ya, rencananya aku akan buat pesta kecil-kecilan sekaligus syukuran atas kehamilanmu, tetapi karena ada musibah. Semua itu aku batalkan.""Tidak apa-apa, aku sudah tidak mual saja itu sudah hadiah paling terindah dari Tuha

DMCA.com Protection Status