Share

Bab 73: Sudah Tahu

Penulis: Suhadii90
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-02 10:00:13
Pria itu menganggukkan kepalanya. “Dia hanya punya teman yang mendirikan hotel di sana. Sekadar membantunya. Yang dia lakukan di sana adalah berobat. Satu tahun menjalani terapy dengan dokter di sini, tidak ada hasil. Akhirnya dokter yang merawat Kak Satya merekomendasikan agar menjalani terapy di Amerika.”

Riana menghela napas panjang. “Separah itu rupanya, trauma yang dirasakan oleh Kak Satya,” ucapnya pelan.

“Bukan hanya itu, Riana.”

Riana menolehkan kepalanya dengan pelan kepada suaminya itu. “Ada lagi?” tanyanya kemudian.

“Ya. Pria itu … pria yang berhubungan badan dengan Arumi melakukannya juga pada Kak Satya.”

Riana membolakan matanya dengan mulut menganga. “A—apa? Maksud kamu ….”

Fandy menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Dia tidak ingin disentuh oleh siapa pun setelah kejadian itu. Hampir satu bulan lamanya mengurung di kamarnya. Sampai Mama stress dibuatnya.”

Tubuh Riana mendadak lemas mendengar kenyataan yang sebenarnya mengenai kondisi Satya yang sebenarnya.

“Riana. Tolon
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 74: Tidak Takut

    Perempuan itu menganggukkan kepalanya dengan pelan. "Baru-baru ini juga, aku tahu kalau Pak Fandy suaminya Riana," ucapnya menjelaskan.Dimas menghela napas kasar seraya menatap Riana yang tampak biasa saja kala Dimas tahu bila dirinya adalah istrinya Fandy. Tentu saja seperti itu sementara dirinya tidak memiliki perasaan apa pun terhadap Dimas.Pria itu lantas tersenyum tipis. Ia hanya bisa pasrah dan menata kembali pikirannya tentang Fandy dan juga Satya yang memang seringkali memanggil Riana."Semoga langgeng, yaa. Dan untuk saat ini, semoga cepat sembuh," ucapnya dengan pelan.Riana menganggukkan kepalanya. "Terima kasih sudah menjenguk.""Sama-sama. Aku pamit ke toilet sebentar, yaa."Maya menganggukkan kepalanya kemudian duduk di samping Riana dan mengulas senyumnya."Dimas, menyukai Riana?" tanya Fandy kepada Maya.Perempuan itu kemudian menolehkan kepalanya dengan pelan kepada Fandy, lalu menganggukkan kepalanya. "Iya, Pak. Tapi, sepertinya setelah tahu bila Riana sudah menikah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 75: Kondisinya Mulai Membaik

    Waktu sudah menunjuk angka tujuh malam, dan gelap malam seperti kain beludru hitam mulai merangkul langit.Angin dingin mengelus lembut kaca jendela, menciptakan alunan samar yang hampir seperti bisikan. Riana dan Fandy baru saja melangkah melewati pintu rumah, membawa aroma samar obat-obatan dari kunjungan mereka ke rumah sakit."Aku buatkan makan malam dulu. Kamu pasti lapar," ucap Fandy seraya membantu Riana duduk di ranjang yang kini terasa seperti singgasana rapuh.Riana menatapnya dengan alis yang terangkat setengah. "Emang bisa masak?" tanyanya, nada skeptisnya seperti jarum yang menusuk kepercayaan diri Fandy."Kamu meremehkan aku?" Fandy mencondongkan tubuhnya ke depan, tatapannya menyusuri wajah Riana seperti seorang pemburu yang menantikan reaksi mangsanya.Dengan cepat, Riana memundurkan wajahnya, seolah hawa panas dari keberadaan Fandy terlalu membakar. "Jangan dekat-dekat, bisa?" katanya, tatapan matanya dingin dan tajam seperti ujung pedang yang baru diasah.Fandy mundur

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 76: Harusnya Senang

    Fandy melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu terasa seperti pasir halus yang terus meluncur di dalam jam pasir, tak pernah berhenti, tak pernah kembali. "Sudah sampai kayaknya. Kamu mau ikut atau mau di sini saja?" tanyanya lagi, nadanya datar tapi penuh perhatian."Ikut," jawab Riana dengan cepat, suaranya terdengar seperti bisikan angin yang melintasi celah sunyi."Sudah satu minggu ini aku tidak melihat Mama. Bahkan semenjak menemani Kak Satya di sana pun dia nggak menghubungiku." Matanya menunduk, dan ada bayang kesedihan yang mengintip di balik bulu matanya.Rasanya seperti kehilangan sosok ibu kandung sendiri, Yuni yang biasanya hangat kini terasa jauh, dingin seperti musim dingin di Amerika.Fandy, seolah merasakan getar emosi itu, mengulurkan tangannya dan mengusap lembut lengan istrinya. Sentuhannya seperti sinar matahari pagi, hangat dan menenangkan."Ya sudah, sekarang kita jemput Mama di bandara. Yuk!" katanya dengan senyum kecil yang mencoba mencairkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 77: Fandy sudah Berubah

    "Kenapa, Riana? Tidak senang kalau Kak Satya mau kembali mencari pasangan?" suara Fandy tiba-tiba memecah lamunannya, nadanya terdengar ringan namun menyentuh tepat di inti pikirannya.Riana menggeleng cepat, hampir seperti gerakan otomatis untuk menyembunyikan kegundahannya. "Nggak," jawabnya dengan senyum tipis yang dipaksakan. "Aku sangat senang sekali karena akhirnya Kak Satya mau membuka hatinya dan mau jatuh cinta lagi.Itu akan menjadi suatu kebahagiaan tersendiri untukku," tambahnya, berusaha meyakinkan bukan hanya Fandy, tapi juga dirinya sendiri.Fandy menyunggingkan senyum tipis, seperti seseorang yang tengah menikmati ironi kehidupan. "Itu sudah menjadi momen paling ditunggu oleh Mama dan Papa. Aku pun tidak tahu siapa orang yang sedang ia usahakan untuk menjadi kekasihnya."Riana menelan salivanya perlahan, matanya melirik ke arah Fandy, mencari petunjuk apakah ada yang dia sembunyikan."Semoga Kak Satya segera menemukan tambatan hatinya," ucapnya lirih, suara itu terdenga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 78: Jangan Kesal lagi

    Setelah tiba di rumah, Fandy langsung mengikuti langkah Riana yang telah lebih dulu masuk ke kamar. Matanya tertuju pada paper bag yang digenggam Riana, rasa penasaran terpancar jelas di wajahnya."Apa yang dikasih Mama?" tanyanya dengan nada penuh ingin tahu, seraya mendekat.Riana mengangkat paper bag itu, meliriknya sebentar, lalu menyerahkannya kepada Fandy. "Aku belum melihatnya," ucapnya santai, meskipun matanya sedikit menyipit, mencoba menebak isi kejutan itu.Fandy segera membuka paper bag tersebut, tangannya bergerak pelan, seolah mengantisipasi sesuatu yang mengejutkan. Namun, ketika ia melihat isinya, ekspresinya berubah drastis. Napasnya terembus perlahan, wajahnya mendadak lesu seperti balon yang kehilangan udara."Kok murung? Emangnya apaan?" Riana mengulurkan tangan dan mengambil paper bag itu dari Fandy. Saat ia melihat isinya, tawa kecil keluar dari bibirnya, suaranya bergema seperti lonceng yang berdenting di sudut ruangan."Ucapannya tadi seperti mengarah ke hal ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 79: Akan Membuatnya Lemas tak Berdaya

    Ia kemudian duduk di samping Riana, dekat, namun dengan ruang yang cukup untuk menjaga kenyamanan. Sorot matanya melembut, menatap Riana dengan intensitas yang sulit diabaikan.“Aku ingin ajak kamu ke tempat asing yang belum pernah kamu kunjungi. Setidaknya kamu tahu dan merasakan naik pesawat itu seperti apa,” ucapnya sambil tersenyum kecil, mencoba mengusir ketegangan.Riana memutar bola matanya, senyum tipis terukir di bibirnya. “Nggak perlu ngejek juga!” jawabnya, nadanya terdengar manja meskipun masih menyimpan sedikit ketus.“Yah, emang bener kan kalau kamu belum pernah naik pesawat? Ada yang salah dengan ucapanku, heum?” goda Fandy, senyum menggoda bermain di sudut bibirnya.Riana menggeleng pelan, lalu menghela napas panjang. “Aku terlahir bukan dari keluarga kaya raya seperti kamu,” katanya dengan nada yang hampir seperti bisikan, matanya menerawang ke arah jendela.“Jalan-jalan ke luar negeri hanya angan-angan semata yang belum tentu aku gapai. Beda dengan kamu dan Kak Satya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 80: Yang Satya Inginkan

    Dua hari berlalu ....Waktu sudah menunjuk angka tujuh malam. Di malam itu, Riana dan Fandy hendak berangkat menuju Australia tepatnya ke Sidney. Menikmati liburan selama dua minggu lamanya di sana setelah hampir dua bulan lamanya mereka menikah.Baru hari ini Fandy membawa Riana pergi liburan atau yang biasa disebut bulan madu. Hanya saja, bulan madu itu bukanlah bukan bulan madu bagi para pasangan pengantin baru.Melainkan sebagai pasangan suami istri yang entah sampai kapan akan terus seperti anjing dan kucing. Tidak ada kata rukun untuk kedua insan itu."Perjalanannya membutuhkan waktu berapa lama, Fandy?" tanya Riana seraya menikmati pemandangan di dalam pesawat tersebut.Fandy menoleh pelan ke arah istrinya itu. "Kurang lebih tujuh jam. Kita akan tiba jam dua pagi. Langsung tidur dan kalau mau jalan-jalan bisa besoknya."Riana manggut-manggut dengan pelan. "Jadi ini, alasan kamu ambil penerbangan malam. Supaya bisa langsung tidur setelah tiba di sana."Fandy menyunggingkan senyu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 81: Belum ingin Punya Anak

    Mendengar pertanyaan Riana membuat Fandy tertawa. "Mau ngapain kata kamu? Mau ngerjai kamu. Jangan menolak dan jangan pernah kabur apalagi alasan datang tamu. Tamunya sudah pergi dua minggu yang lalu. Aku tahu itu!"Riana mengeluh lesu mendengarnya."Kenapa kamu tanya seperti itu padaku? Jangan bilang tamunya datang sebulan dua kali. Kamu lagi nyari pembalut?"Riana menggaruk rambutnya. 'Tidak mungkin juga aku lupa membawa pil KB aku. Fandy pasti akan mengadu pada Mama kalau selama ini aku minum pil KB.'Riana dalam dilema. Bila ia memberi tahu kalau selama ini dia memakai KB, Yuni pasti akan marah besar padanya lantaran perempuan itu amat sangat menunggu momen di mana Riana memberi kabar bahwa dia sedang hamil."Tidur, Riana. Sudah mau jam tiga."Riana menolehkan kepalanya dengan pelan ke arah suaminya itu. "Fandy?" panggilnya kemudian."Heung? Jangan khawatir, aku tidak akan memperkosa kamu lagi. Tidurlah dengan nyenyak dan jangan takut besok tubuhmu polos."Riana mengembuskan napas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06

Bab terbaru

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 90: Akan Pergi dari Hidupmu

    Waktu sudah menunjukkan angka sepuluh malam. Langit di luar apartemen begitu gelap, namun gemerlap lampu kota Sydney masih menyala seperti ribuan bintang yang turun ke bumi.Setelah puas menyusuri megahnya Jembatan Sydney Harbour, Riana dan Fandy akhirnya kembali ke apartemen."Huufft! Lelah juga," keluh Riana, duduk di sofa sambil memijat kakinya yang pegal. Rasa letih dari perjalanan panjang terasa menjalar dari telapak kaki hingga betisnya, membuatnya mengernyit sedikit.Tanpa diminta, Fandy mendekat, berlutut di hadapan Riana. Tangannya yang hangat mulai memijat lembut kaki istrinya, gerakannya penuh perhatian dan kelembutan.Wajahnya terangkat sedikit, menatap Riana dengan sorot mata yang tenang namun dalam, seolah ingin menyampaikan sesuatu yang tak terucap.Riana, yang merasa risih dengan tatapan itu, buru-buru membuang muka. Pipinya memerah samar, meskipun ia berusaha menyembunyikannya. Fandy yang melihat reaksi itu hanya terkekeh pelan, suara tawanya seperti alunan melodi yan

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 89: Suami Gendeng

    Fandy memandang istrinya, senyuman tipis terukir di bibirnya, penuh rasa sayang. Melihat Riana merentangkan tangannya, membiarkan angin menyelimuti tubuhnya, membuat hatinya terasa hangat."Nanti ke sini lagi kalau belum puas," ujarnya lembut, seolah menjanjikan sebuah kebahagiaan yang tak akan pernah pudar.Riana menoleh, matanya berbinar seperti permata yang memantulkan cahaya pagi. Ia mengangguk antusias, senyuman lebar menghiasi wajahnya, membawa kebahagiaan yang terasa menular."Oke!" jawabnya riang, suaranya penuh semangat.Fandy menatapnya dengan tatapan geli. "Mau tahu sejarah jembatan ini?" tanyanya tiba-tiba, memecah momen hening yang begitu damai.Riana menoleh, alisnya terangkat sedikit, menciptakan ekspresi skeptis yang menggemaskan. "Memangnya kamu tahu?" tanyanya, nadanya setengah meragukan, tetapi ada sedikit rasa penasaran di dalamnya.Fandy menyunggingkan senyum kecil, seolah menyimpan rahasia yang ingin ia bagikan. Ia menghela napas panjang sebelum mulai berbicara,

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 88: Milik Satya

    Fandy menganggukkan kepalanya perlahan, seperti mencoba menata sebuah pikiran yang terurai kusut. "Iya. Aku ingin tahu setidaknya pendidikan terakhir kamu itu apa," tanyanya, suaranya lembut namun penuh dengan rasa ingin tahu yang tersembunyi di balik nada datarnya.Riana menundukkan kepala, seolah ada beban tak kasatmata yang tiba-tiba menghimpit bahunya."Hanya sampai SMA," jawabnya pelan, suaranya hampir tenggelam di tengah hening yang terasa meluas di antara mereka."Setelah itu, kerja dari perusahaan ke perusahaan lainnya. Terakhir, aku dapat pekerjaan jadi service room di hotel kamu."Fandy tersenyum samar, seperti ada sesuatu yang hanya dia tahu. "Kak Satya," koreksinya lembut."Hotel itu milik Kak Satya. Setelah dia mengalami trauma itu, aku ditugaskan untuk menjaga hotel itu selama Kak Satya menjalani pengobatannya."Ia berhenti sejenak, matanya menatap lurus ke arah Riana, penuh dengan intensitas yang sulit diartikan. "Jangan bicara pada siapa pun, sekalipun pada temanmu soa

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 87: Dan Sekarang ingin Tahu?

    Riana menyunggingkan bibirnya kemudian memutar bola matanya dengan malas.Fandy yang melihatnya lantas terkekeh pelan. "Ya sudah kalau begitu. Aku hanya bertanya, kalau memang tidak, ya sudah. Tidak perlu emosi. Tidurlah, sudah malam." Fandy menepuk-nepuk kasur di sampingnya agar menghampiri Fandy di sana.Riana lantas menarik selimut kemudian memunggungi Fandy. Tidak ingin memperlihatkan wajahnya yang tengah menahan emosinya lantaran pertanyaan Fandy mengenai perasaannya kepada Satya.'Bisa-bisanya dia bertanya seperti itu padaku. Kenapa dia bisa berpikir seperti itu padaku? Cinta? Bagaimana bisa?' Riana berucap dalam hatinya.Ia pun tidak tahu apakah dia mencintai Satya atau hanya sekadar menganggap bila Satya adalah kakak iparnya yang memiliki sifat baik dan selalu perhatian kepadanya.Pikiran Riana terus tertuju pada pertanyaan Fandy tadi. Belum bisa ia lupakan hingga tak sadar sudah satu jam lamanya dia terjaga sementara Fandy sudah terlelap dalam tidurnya.'Kenapa malah nggak bi

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 86: Menyayanginya sebagai Kakak Ipar

    Fandy mengadahkan kepalanya kemudian tersenyum tipis. "Enjoy, Riana," ucapnya kemudian mengulum pucuk merah muda itu dengan rakus.Riana membusungkan dadanya. Tangannya meremas erat sprei di sampingnya dengan mata terpejam.Suara parau itu beradu jadi jadi seraya menikmati sentuhan nikmat yang mereka lakukan di malam itu. Gerayang nafsu akan bercinta yang mulai diadu di malam itu.Puas menyesapi dada itu, Fandy mulai menyatukan dirinya di bawah sana. Matanya terus menatap Riana yang tengah bersiap menunggu Fandy menyatukan dirinya.Blesss ....Riana menggigit bibirnya seraya menahan sesuatu di bawah sana sudah masuk. Ia kemudian membuka matanya dan menatap Fandy yang berada di atasnya."Percobaan pertama. Ke sananya juga kamu bisa nikmati ini. Jangan hanya sebagai penumpu apa yang aku lakukan pada kamu," ucapnya seraya mendorong tubuhnya.Riana sudah bukan gadis lagi. Tak perlu ia hati-hati karena memang sudah biasa ada benda asing masuk di bawah sana. Milik Fandy, hanya dia dan mungk

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 85: Make Love with You!

    Riana menelan saliva dengan susah payah. "Karena ... karena aku sudah ...." Kalimatnya menggantung di udara, diikuti helaan napas kasar.Ia menatap wajah Fandy dengan sorot mata yang penuh emosi. "Karena aku menjaga kehamilan! Tapi, bukan sepenuhnya salahku. Kamu juga yang membuatku melakukannya!"Fandy tertegun sejenak, lalu tertawa kecil. Tawa itu bukan untuk mengejek, melainkan bentuk kehangatan yang ia harapkan dapat meringankan hati istrinya."Maksud kamu ... kamu merasa bersalah karena kita menjaga supaya tidak punya anak dulu? It's oke, Riana. Kalau kamu mau, kita coba lagi. Kali ini semoga berhasil. Oke?""Heuh?" Riana menatap Fandy dengan bingung.Fandy tersenyum penuh arti, lalu mengacak lembut rambut Riana. "Jangan pura-pura nggak tahu, Riana. Sok polos banget, deh!" candanya sambil melangkah ke arah tempat penitipan papan selancar. "Tunggu di sini sebentar. Aku ganti baju dulu. Habis ini kita mau ke mana lagi? Masih jam empat."Riana mengangkat bahunya dengan ekspresi bing

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 84: Pesan dari Satya

    Ia mengembungkan pipinya, sebuah kebiasaan yang sering ia lakukan ketika merasa kesal atau gelisah.Ting!Suara notifikasi dari ponsel Fandy memecah lamunannya. Riana menoleh, pandangannya tertuju pada ponsel itu yang tergeletak di atas pasir. Ia menatapnya sejenak, ragu."Aku nggak berani buka. Takut Fandy marah," bisiknya pada diri sendiri. Tapi rasa penasaran mulai menggerogoti hatinya, seperti air laut yang perlahan mengikis tebing karang."Tapi, penasaran juga dari siapa," gumamnya sambil mengambil ponsel itu dengan hati-hati. Ia mengetuk layar ponsel dan membukanya. "Sekalian lihat wajah Citra juga. Pasti masih ada di sini."Riana memandangi layar dengan jantung yang berdegup sedikit lebih cepat. Pesan masuk baru saja dikirim, dan ia membaca nama pengirimnya.Satya.Matanya membelalak. "Kak Satya?" gumamnya, lalu membuka pesan itu dengan telunjuk yang sedikit gemetar.Satya:[Jangan khawatir, Fandy. Aku sudah semakin membaik. Have fun ya, Dek. Jaga Riana, jangan sampai kehilanga

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 83: Susah Move on

    Namun, semua emosi itu larut perlahan seperti jejak kaki di pasir yang diterjang gelombang. Riana menghela napas panjang, membiarkan udara pantai yang asin dan segar memenuhi paru-parunya.Ia memilih untuk menikmati pemandangan yang begitu indah ketimbang tenggelam dalam perdebatan yang tak ada ujungnya."Riana, aku minta maaf. Aku mohon jangan marah lagi," suara Fandy terdengar di belakangnya, penuh ketulusan yang hampir menyakitkan."Aku lihat antusias kamu ingin ke sini, makanya aku nggak cari negara lain lagi dan memilih negara ini saja. Tapi, kalau kamu tidak nyaman ada di sini, kita bisa pergi ke tempat lain."Riana diam, matanya memandang jauh ke cakrawala di mana langit dan laut bertemu dalam warna biru yang nyaris tak terbedakan.Entah bagaimana, di tengah kecamuk rasa kecewa, ia menemukan setitik damai. Mungkin, hanya mungkin, ia bisa mencoba menerima semua ini.Riana mengibaskan tangannya dengan gerakan malas, seolah mengusir debu kenangan yang berusaha menyelimuti mereka.

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 82: Tempat Fandy Melamar Citra

    Fandy menganggukkan kepalanya perlahan, gerakannya nyaris seperti angin malam yang menyapu dedaunan, begitu tenang namun sarat beban."Iya, Riana. Aku tidak akan melupakannya. Jangan bahas itu karena kedatangan kita ke sini mau liburan, bukan mau bahas masa lalu."Suara Riana melenting seperti senar yang dipetik terlalu keras, penuh nada ketidakpuasan."Masa lalu dari mana! Baru juga dua bulan yang lalu."Fandy menghela napas pelan, seperti mencoba mengusir bayangan gelap yang membayang di benaknya. "Iya, dua bulan yang lalu."Riana menatapnya, sorot matanya seperti cahaya lilin yang menari di tengah ruangan gelap, lemah namun menuntut jawaban."Kamu ... masih menunggunya pulang? Jawab saja dengan jujur. Agar aku tidak terlalu mengharapkan kamu jadi suami baik buat aku. Aku akan bersiap setelah Citra kembali."Ada jeda panjang, seperti langit yang menahan hujan sebelum pecah menjadi deras. Fandy menelan saliva dengan pelan, seolah kata-kata yang akan keluar terlalu tajam untuk diucapk

DMCA.com Protection Status