Share

Memburu Aurora

Tangannya sudah membeku dan Ayesha masih enggan berjingkat. Hilbram membujuknya sekali lagi agar istrinya itu mau balik ke hotel. Karena suhu udara sudah semakin turun, bertambah angka minusnya.

“Besok lagi kita cari auroranya, lihat kamu sudah kedinginan begitu,” ujar Hilbram sambil memeluk Ayesha.

“Bukannya besok kita sudah rencana ke kota lain?”

“Bisalah kita undur. Lagian, bisa jadi kita malah lihat aurora di kota lain selain di sini.”

“Orang-orang bilang, aurora lebih sering terlihat di bumi di kota Tromso ini. Tunggu bentar lagi, Mas. Kali saja nampak.”

Hilbram tidak menolak dan menunggui saja istrinya yang masih tidak menyerah menunggui fenomena aurora itu. Ini adalah malam ke tiga mereka pergi ke tempat biasa terlihat aurora. Tapi hingga malam ke tiga ini pun, tidak ada aurora yang tertangkap di netranya.

Sejak kecil Ayesha ingin sekali melihat fenomena cahaya yang indah itu di langit. Dia bahkan dengan konyolnya menabung agar suatu saat bisa ikut tour melihat aurora. Sekara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status