Beranda / CEO / Istri Palsu Tuan Presdir / Bab 48. Istri Palsu Tuan Presdir

Share

Bab 48. Istri Palsu Tuan Presdir

Penulis: FitrianiYuriKwon
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Zayyan mengepalkan tangannya sangat kuat, ketika melihat Sean memeluk Zea. Apalagi lelaki itu berkata ingin menikahi Zea dan mempertanggungjawabkan janin yang ada dalam kandungannya.

"Brengsek!"

Pria tampan itu keluar dari mobil dan langsung memukul Sean dengan membabi buta.

Bugh! Bugh! Bugh!

Pukulan demi pukulan lelaki itu layangkan di wajah Sean.

"Kakak, hentikan!" teriak Zea histeris. Wanita ini sedikit trauma dengan perkelahian.

Zayyan mencengkram kerah baju yang dipakai oleh Sean. Tatapan matanya tampak merah dan penuh amarah.

Sean malah tersenyum mengejek. "Kau benar-benar tidak gentlemen, Zayyan!" ujarnya.

"Apa maksudmu berkata ingin menikahi Zea?" tanya Zayyan dengan penuh amarah. Sorot matanya seolah mampu menelan Sean hidup-hidup.

"Masih kurang jelas?" Sean menyunggingkan senyuman, tanpa peduli dengan darah yang keluar dari sudut bibirnya. "Aku akan menikahi Zea. Aku akan merawat benih yang sengaja kau tanam di rahimnya," sahut Sean penuh penekanan dan keyakinan. Dia t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Palsu Tuan Presdir    Bab 49. Istri Palsu Tuan Presdir

    Zayyan tertegun saat Zea memeluknya dari belakang. Lelaki itu berbalik menatap Zea yang sudah bersimbah dengan air mata."Maafkan aku, Kak. Maafkan aku, aku hanya tidak mau merusak kebahagiaan kak Zeva. Aku juga mencintaimu, Kak. Aku menyayangimu dan Ar, sangat!"Zayyan tak mampu menahan air mata harunya ketika Zea mengatakan mencintai dirinya. Jantungnya berdebar kian kencang. Ada rasa hangat yang menjalar masuk ke dalam sana. "Aku juga mencintaimu, Zea."Zayyan memeluk tubuh Zea sambil menangis dengan bahagia. Pria aroggan dan dingin itu seperti anak kecil jika berada di dekat Zea. Dia selalu tak mampu menahan getaran rasa yang terasa menjalar. Zea melingkarkan tangan mungilnya di pinggan Zayyan. Satu hal yang selalu dia rasakan setiap kali memeluk Zayyan adalah nyaman, sangat nyaman. Bolehkah kali ini Zea sedikit egois ingin bertahan di samping Zayyan tanpa memikirkan perasaan kakaknya. "Aku benar-benar tidak mau kehilanganmu, Zea. Aku tidak mau." Lelaki itu semakin erat memeluk

  • Istri Palsu Tuan Presdir    Bab 50. Istri Palsu Tuan Presdir

    "Lho, kenapa mommy ada dua?" tanya Ar yang kebingungan.Zayyan langsung berdiri. Dia menggeser tubuh Zea agar berlindung di belakangnya. "Ar, sama Mommy di kamar ya!" perintah Zayyan. "Daddy, yang mana Mommy? Kenapa Mommy ada dua?" Pria kecil itu menatap Zevanya dan Zea secara bergantian. "Sayang, tolong bawa Ar masuk ke kamar ya. Biar aku yang selesaikan, semua akan baik-baik saja." Masih sempat-sempatnya lelaki itu mengecup kening Zea. "Daddy, kenapa tidak dijawab?" protes Ar yang sedari tadi merasa bahwa Zayyan tak mau menanggapi pertanyaannya. "Nanti Daddy akan jawab. Sekarang masuklah ke kamar, Son!" titah Zayyan dengan suara lembut. Zea segera membawa Ar masuk ke dalam kamar. Wajah wanita itu pucat fasih ketika melihat kedatangan kakak kembarnya. Semua anggota keluarga berkumpul di sana. Kedatangan Zevanya seolah membuat mereka semua bungkam. Para pelayan pun terkejut, karena selama ini mereka memang tak pernah melihat Zevanya dan Zea secara bersamaan. Bahkan mereka juga

  • Istri Palsu Tuan Presdir    Bab 51. Istri Palsu Tuan Presdir

    "Mommy kenapa ada dua?" tanya Ar yang masih belum puas. Sejak tadi dia bertanya, tetapi tidak ada yang menjawab. Zea tersenyum. Lalu wanita hamil itu duduk di samping sang keponakan. Sepertinya, memang ini saat yang tepat untuk Zea mengatakan siapa dirinya. Terlepas dari tanggapan Ar, dia sudah menyiapkan mental sekuat mungkin. "Son!" "Iya, Mommy?" Ar menatap wajah cantik Zea. "Mommy, kenapa?" tanyanya lagi. "Apa Mommy boleh bicara sesuatu?"Ar mengangguk, seakan tak sabar menunggu apa yang akan Zea katakan padanya. "Bicala apa, Mom?" tanyanya. "Ini tentang Mommy." Sebenarnya sangat berat untuk menjelaskan ini semua. Namun, lambat laun pun Ar akan tahu bahwa dirinya bukan ibu kandung dari pria kecil itu. "Tentang Mommy yang ada dua?" tanya Ar.Zea mengangguk. Pasti Ar bingung yang mana ibunya? Sebab, wajah Zevanya dan Zea memang begitu mirip. Sangat sudah membedakan keduanya, kecuali tai lalat yang tumbuh bagian leher Zea. Namun, tak banyak yang menyadari itu, sehingga sulit b

  • Istri Palsu Tuan Presdir    Bab 52. Istri Palsu Tuan Presdir

    "Mommy kenapa ada dua?" tanya Ar yang masih belum puas. Sejak tadi dia bertanya, tetapi tidak ada yang menjawab. Zea tersenyum. Lalu wanita hamil itu duduk di samping sang keponakan. Sepertinya, memang ini saat yang tepat untuk Zea mengatakan siapa dirinya. Terlepas dari tanggapan Ar, dia sudah menyiapkan mental sekuat mungkin. "Son!" "Iya, Mommy?" Ar menatap wajah cantik Zea. "Mommy, kenapa?" tanyanya lagi. "Apa Mommy boleh bicara sesuatu?"Ar mengangguk, seakan tak sabar menunggu apa yang akan Zea katakan padanya. "Bicala apa, Mom?" tanyanya. "Ini tentang Mommy." Sebenarnya sangat berat untuk menjelaskan ini semua. Namun, lambat laun pun Ar akan tahu bahwa dirinya bukan ibu kandung dari pria kecil itu. "Tentang Mommy yang ada dua?" tanya Ar.Zea mengangguk. Pasti Ar bingung yang mana ibunya? Sebab, wajah Zevanya dan Zea memang begitu mirip. Sangat sudah membedakan keduanya, kecuali tai lalat yang tumbuh bagian leher Zea. Namun, tak banyak yang menyadari itu, sehingga sulit bag

  • Istri Palsu Tuan Presdir    Bab 53. Istri Palsu Tuan Presdir

    Zevanya masuk ke dalam kamar yang memang sudah lama tak dia tempati. Kamar ini sama sekali tak berubah, tetap sama versi seperti beberapa bulan yang lalu. "Huh, sebenarnya aku tak ingin kembali. Tapi, demi merebut kebahagiaanku, aku rela datang kembali ke neraka ini." Terdengar helaa napas panjang dari mulut wanita ituWanita itu membaringkan tubuhnya di atas kasur king size yang sudah lama tak dia tiduri. Tatapan matanya menegadah ke atas. "Andai kau mencintaiku sejak awal, Zayyan. Aku pasti tidak akan pernah salah langkah," gumam Zevanya. Hati wanita mana yang sanggup tinggal bersama seorang suami yang hatinya sama sekali tak bisa dimiliki. Bukan diam saja, Zevanya sudah melakukan segala cara agar lelaki itu jatuh cinta dan mau menerima dia apa adanya. Namun, hasilnya tetap sama, dirinya hanyalah bayangan semu bagi sang suami. Sakit, jelas sangat sakit. Kecewa, begitu dirasakan teramat dalam. Lalu, Zea hadir dan dengan mudah membuat lelaki itu jatuh cinta. Apa bedanya Zevanya dan

  • Istri Palsu Tuan Presdir    Bab 54. Istri Palsu Tuan Presdir

    Rahang Zayyan mengeras ketika melihat Zevanya berada di depan pintu kamarnya. "Apa yang kau lakukan?" tanyanya dengan nada yang dingin. "Apa kau tidak merindukan aku, Suamiku?" Dengan tak tahu malunya, Zevanya mengelus dada lelaki itu. Aroma tubuh Zayyan masih saja seperti pertama kali dia jatuh cinta pada lelaki ini."Jangan sentuh aku!" Zayyan menepis tangan Zevanya dengan kasar."Siapa, Kak?" Zea dan Ar menyusul. Kedua orang itu penasaran karena mendengar suara keributan. "Hai, Adikku," sapa Zevanya tersenyum licik. Lalu tatapan mata wanita itu tertuju pada Ar yang bersembunyi di balik tubuh Zea. "Son!" panggil Zevanya.Ar malah bersembunyi seperti orang ketakutan. Entah kenapa dia tak ingin melihat wanita yang menjadi ibu kandungnya itu? Apalagi Zevanya sudah terlalu lama meninggalkannya."Kau lupa pada Mommy, Son?" Mata Zevanya berkaca-kaca. Dulu dia memang tidak peduli pada putranya, tetapi beberapa waktu terakhir ada perasaan aneh yang terselip di antara rongg dada ketika mel

  • Istri Palsu Tuan Presdir    Bab 55. Istri Palsu Tuan Presdir

    Zayyan keluar dari setelah Leo membuka pintu mobil. Lelaki itu berjalan dengan wajah datar tanpa ekspresi, sedangkan kedua tangannya berdiam nyaman di dalam saku celana kanan dan kiri. Ekspresi wajah lelaki ini selalu saja seperti itu, menyeramkan. Tak pernah tersenyum kecuali bersama Zea dan Ar. Mungkin bagi setiap orang Zayyan adalah jelmaan iblis yang tak pernah memasang wajah ramahnya. "Selamat datang, Tuan Muda," sapa para karyawan berbaris rapi.Memang sudah lama Zayyan tak datang ke perusahaan karena terlalu takut meninggalkan Zea dan Ar. Namun, hari ini entah apa yang membuat lelaki itu menyempatkan waktu untuk datang ke tempat favoritenya mengalihkan segala pikiran. "Selamat datang, Tuan," sapa Samuel, Josua dan Niko yang sudah menunggu di ruang kerja Zayyan. Zayyan duduk di kursi kebesarannya, tanpa berniat membalas sapaan para anak buahnya. "Katakan padaku!" titahnya. Ketiga pria itu menjelaskan hasil pekerjaan mereka selama Zayyan tidak ada. Semua laporan keuangan dan

  • Istri Palsu Tuan Presdir    Bab 56. Istri Palsu Tuan Presdir

    "Zea, bangun!" Zavier mengoyangkan tubuh Zea berulang kali. "Aku mohon!" Lelaki itu tampak panik.Tak ada pergerakan sama sekali dari Zea. Wanita itu sama sekali tidak terusik dengan suara panggilan laki-laki yang tengah memangku tubuh lemahnya. Zavier membelai wajah mulus Zea. Tak dia sangka ternyata wanita ini bukan kakak iparnya, sejak awal Zavier memang sudah merasakan ada sesuatu berbeda setiap kali menatap Zea. Benar saja bahwa wanita ini telah menariknya masuk ke dalam pesona seorang Zea. "Jika bersama Kak Zayyan membuatmu lelah. Menyerahlah, Zea! Aku siap menjadi ayah untuk bayi dalam kandunganmu."Mungkin terdengar konyol dan tak mungkin, tetapi perasaan Zavier pada Zea tak main-main. Dia mencintai Zea sepenuh hati, walau dia tahu wanita ini sama sekali tak memikirkannya. "Aku akan membantumu lepas dari Kak Zayyan!" Tak terasa mobil yang membawa Zaver berhenti tepat di depan sebuah rumah sakit elit. Segera lelaki itu keluar saat sang supir membuka pintu untuknya.Zavier be

Bab terbaru

  • Istri Palsu Tuan Presdir    Chapter bonus 8. (Ending)

    Satu tahun kemudian ...Samuel, Josua, Niko dan juga Sean, keempat pria tampan dengan sejuta pesona itu keluar dari ruangan rias. Mereka memakai tuxedo dengan warna yang sama. Dilengkapi dasi kupu-kupu yang membuat tampilan mereka begitu memukau. Saat mereka berjalan ke arah karpet, merah jepretan kamera saling menggema dan bersahutan untuk memotret pria-pria tampan yang menyerupai dewa Yunani itu. Hari ini, Sean, Josua, Niko dan juga Samuel mengakhiri masa lajang mereka. Pria-pria matang yang berusia dewasa itu akhirnya memutuskan untuk berkeluarga, walau sebelumnya banyak pertimbangan. Namun, siapa sangka sekarang telah menentukan siapa yang akan menjadi pasangan hidupnya. "Ayah!" sapa si kembar melambaikan tangannya dari jarak jauh. Sean tersenyum melihat anak-anak Zea yang begitu antusias menyambut hari bahagianya. Sekarang, ia benar-benar sudah bisa melepaskan semua perasaan cintanya pada wanita yang pernah bersemayam begitu lama. Sean sudah menemukan wanita yang tepat untuk

  • Istri Palsu Tuan Presdir    Chapter bonus 7.

    "Kenapa lama sekali sih?" Samuel melirik arloji yang ada di tangannya. Menunggu adalah hal paling membosankan. Lelaki itu tampak gelisah, apalagi waktu terus berjalan. Dia bisa terlambat dan nanti akan diledek oleh Josua dan juga Niko. Malam ini, Josua dan Niko sengaja mengajak Samuel untuk bertemu di sebuah restoran membawa pasangan masing-masing. Jika Samuel belum juga menemukan calon pasangan hidupnya. Maka, Josua dan Niko akan mencarikan sendiri, calon yang tepat untuk sahabat mereka tersebut. Derap langkah kaki membuat Samuel mengangkat pandangannya. Seketika lelaki itu mematung bahkan tanpa sadar berdiri dari duduknya. Mulutnya terbuka lebar dan mengangga karena melihat perubahan yang begitu signifikan pada asisten sekaligus gadis berkacamata tebal yang selalu mengikuti perintahnya. "Sudah selesai, Tuan!" ujar salah satu pelayan butik. "Hem!" Samuel berdehem sambil memperbaiki dasinya yang setengah bergerak.Riri tersenyum kaku, jujur saja dia tak nyaman dengan dress ini.

  • Istri Palsu Tuan Presdir    Chapter bonus 6.

    Sean keluar dari ruangannya. Jam sudah menunjukkan pukul siang tengah hari. Waktunya ia makan siang. Langkah lelaki itu terhenti saat melihat Ema duduk di bangku tunggu depan ruangan ibunya. Bersama seorang pria berseragam polisi yang tidak lain adalah Bima. Entah, kenapa ia tidak suka melihat lelaki itu. "Itu kan 'pria kemarin? Apa itu kekasihnya?" ujar Sean, nada bicaranya tampak tak suka. Tidak mungkin dia menyukai Ema. Pertemuan mereka hanya kebetulan, bukan keinginan. Tampak Ema berbicara serius dengan Bima. Sesekali Bima mengusap punggung gadis itu untuk menyalurkan kekuatan padanya. Sean menghampiri mereka berdua. Ia sedikit penasaran, apa yang dibicarakan oleh kedua orang itu. "Dokter Sean," sapa Ema sambil berdiri. Sean mengangguk. "Bagaimana keadaan Ibu?" tanyanya tanpa menoleh ke arah Bima. Sean seperti sedang bermusuhan dengan orang yang baru saja ditemui dan kenal. Sementara Bima memperhatikan Sean dari ujung kaki sampai ujung rambut. Satu kata, Sean tidak hanya t

  • Istri Palsu Tuan Presdir    Chapter bonus 5

    "Terima kasih, Dok." Ema melepaskan sealbeat di tubuhnya. "Aku ingin menjengguk ibumu juga." Tanpa menunggu jawaban dari Ema. Sean turun keluar duluan dari mobil. "Apa, Dok?" Ema ikut keluar dari mobil. "Tapi di ini sudah malam, Dok," sambungnya. "Memangnya kenapa kalau malam?" Sean menaikan kedua alisnya. "Apa Dokter tidak ingin istirahat?" tanya Ema mendesah pelan. "Ini rumah sakitku, aku bisa istirahat di ruanganku nanti!" jawab lelaki itu sombong, lalu dia berjalan duluan. Ema menghela napas panjang lalu mengikuti langkah kaki Sean. Sampai di depan ruangan sang ibu, Ema berhenti sejenak. Dia mengelus dadanya, seakan ada rasa sakit yang terasa mencengkeram di sana. "Ada apa?" tanya Sean heran. "Tidak apa-apa, Dok. Saya hanya sedang mengontrol emosi, supaya tidak terlihat sedih di depan ibu." Anak mana yang tidak akan sedih melihat wanita yang sudah melahirkannya terbaring lemah di atas ranjang. Sean manggut-manggut paham. Dia masih berdiri di belakang Ema yang hanya tingg

  • Istri Palsu Tuan Presdir    Chapter bonus 4.

    "Kau mengingatku, Niko?" Gadis itu tersenyum mengejek ke arah lekakis yang tampak syok melihat wajahnya. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Niko terdengar begitu dingin. Gadis itu malah tersenyum santai, sembari mengigit apel di tangannya. Dia suka melihat wajah kesal dan marah Niko padanya. Hal itu menjadi kesenangan tersendiri pada diri gadis tersebut. "Kenapa kau menggagalkan pengiriman senjataku, Nara?" tanya Niko marah. "Seharusnya kau berterima kasih padaku, Niko," ujar gadis bernama Nara itu. Rambut panjang yang sengaja dikuncir kuda. Matanya coklat dengan hidung mancung. Senyumnya manis, apalagi memakai pakaian ketat ala seorang bodyguard. "Maksudmu?" Gadis itu melempar ponselnya ke arah Niko. Lelaki tersebut mengambil ponsel itu dengan cepat. "Lihatlah!" Niko melihat video yang ada di layar ponsel milik Nara. Pupil matanya hampir saja keluar ketika melihat apa yang ada di sana. "Kau pikir pengiriman senjatamu aman? Untung saja tuan Zayyan segera m

  • Istri Palsu Tuan Presdir    Chapter bonus 3.

    Sean terdiam mendengar jawaban Ema. Entah, kenapa hatinya merasa tergerak mendengar penuturan gadis itu. "Anda ingin pesan apa, Dok?" tanya Ema lagi yang masih memegang kertas dan juga pulpen di tangannya.Sean terdiam sejenak, lalu dia menatap Ema. "Duduklah!" suruhnya. "Hah?!" "Duduklah!" titahnya lagi. Ema menurut dengan wajah polosnya. Sebenarnya dia bingung, kenapa Sean malah memintanya duduk? "Ada yang bisa saya bantu, Dok?" tanya Ema tak nyaman. Sebab, para pelayan yang lain menatap ke arahnya. "Sudah makan?" Ema menggeleng karena memang dia belum makan. Setelah shif siang tadi. Dirinya langsung ke restoran hingga lupa makan malam. Sean lalu melambaikan tangannya pada salah satu waiters dan memesan makanan untuk mereka berdua. "Biar saya saja, Dok!" ujar Ema. "Jangan!" cegah Sean. "Duduklah, kita makan bersama," ucapnya. Walaupun dengan nada dingin, tetapi terdengar perhatian. "Tapi, Dok–""Menurutlah, Ema!" tekan Sean yang sedikit geram. Wanita di luar sana berlomb

  • Istri Palsu Tuan Presdir    Chapter bonus 2.

    "Melihat tuan Zavier dan nona Shania yang menikah, aku jadi ingin menikah," ujar Niko mendesah. "Memang punya calon?" Josua melirik sahabatnya. "Ada, banyak," jawab Niko penuh percaya diri. Jika dia mau banyak sekali wanita yang mengantri untuk menjadi istrinya. Namun, wanita-wanita itu hanya mengincar harta dan ketampanannya saja. Niko ingin menemukan wanita yang tulus mencintai dirinya, seperti Zea mencintai Zayyan contohnya. Sementara Samuel terdiam saja. Dia melihat betapa cantik dan bahagianya Shania duduk di pelaminan bersama lelaki terbaik pilihannya. Lagi-lagi, pria itu tersenyum kecut karena selalu gagal dalam hal percintaan. Padahal selain jatuh cinta pada Zea berkali-kali, ia juga menyukai Shania dan berharap wanita itu akan menjadi pelabuhan terakhirnya. Namun, apalah daya jodoh memang tidak selalu bisa dipaksakan. "Hem!" Josua berdehem di dekat telinga Samuel. "Kenapa?" tanyanya. Walaupun sudah tahu, tetapi sengaja bertanya untuk sekedar basa-basi. "Tidak," kilah Sam

  • Istri Palsu Tuan Presdir    Chapter bonus 1. Wedding Day Zavier & Shania

    Shania menatap pantulan dirinya di depan cermin. Gadis cantik berstatus model itu tampak tersenyum lebar, ketika gaun mewah tersebut melekat dengan sempurna di tubuh ramping dan juga mungilnya."Kak, apa aku sudah cantik?" tanyanya pada sang kakak yang sedari menunggunya. "Cantik!" balas Sean. "Apa kak Zavier akan terpesona padaku?" tanyanya lagi yang seolah belum puas. "Tidak," jawab Sean. Shania mendengkus kesal. Ia menatap kakaknya malas. "Kakak." "Sudahlah, jangan terlalu lama. Zavier sudah menunggu," ujar Sean terkekeh melihat wajah kesal adiknya. Lagian Shania terus bertanya, apa dia cantik? Apa Zavier akan terpesona padanya? Sean saja bosan dengan pertanyaan tersebut. "Ayo, Kak!" ajak Shania. "Tapi..." Gadis itu mendesah pelan. "Tapi, kenapa?" Sean menatap adiknya. Shania tersenyum kecut. Di hari bahagia harusnya dikelilingi oleh orang tua serta orang-orang yang menyayanginya. Namun, tidak dengan Shania sang ayah dan sang ibu bahkan tak meluangkan waktu sedikitpun untu

  • Istri Palsu Tuan Presdir    Ekstra part 3. (Ending)

    Zayyan bangun pagi sekali. Sementara Zea masih terlelap nyaman. Sejak hamil, wanita ini tak hanya manja tapi juga sedikit pemalas. "Sayang, bangun!" panggil Zayyan"Sudah siang ya, Kak?" Zea sontak duduk sembari mengucek matanya. Wanita itu masih berusaha mengumpulkan sejuta nyawanya yang terasa hilang ke alam mimpi. "Iya, Sayang. Ayo cuci muka dulu!" Zayyan menyimak selimut mereka. "Iya, Kak." "Kakak gendong, ya." Zayyan langsung mengangkat tubuh wanita itu. Usia kehamilan Zea sudah memasuki bulan keenam. Jadi masa mengidamnya pun sudah berkurang hanya manjanya masih kuat. "Kak, maaf merepotkan mu," ucap Zea tak enak hati. "Sama sekali tidak, Sayang. Aku ingin kau terus manja-manja padaku." Zayyan mencolek dagu istrinya dengan gemas. "Ehem, tidak mungkin aku manja terus, Kak. Sudah ayo cuci muka, kita harus siapkan sarapan untuk anak-anak," ajak Zea. Setelah mencuci muka dan gosok gigi kedua pasangan itu keluar dari kamar mandi. Seperti biasa aktivitas pagi adalah mengur

DMCA.com Protection Status