Share

Bab 113 Rasa Cinta yang Besar

Pagi ini seluruh pegawai di kantor Tama mendadak tegang, karena bos mereka yang sudah lebih dari seminggu tidak kelihatan batang hidungnya, tiba-tiba muncul tanpa pemberitahuan. Rahang Tama mengeras, berjalan tegap memasuki pintu depan dengan sorot mata tajam nyaris tak berkedip. Arif berjalan di belakangnya, mengawasi setiap pasang mata yang berani berkasak-kusuk di belakang Tama.

Semua nyaris tak bergerak, dan hanya bisa menunduk seakan Tama adalah sosok dewa kematian yang ditakuti. Bahkan suara sepatu pria itu terasa ngilu di gendang telinga para karyawannya, berharap Tama segera masuk terbenam di dalam ruangannya sendiri.

Namun ada satu karyawan yang justru sangat bahagia mendengar kabar kembalinya Tama. Karyawan itu bahkan sudah sedari pagi mematut diri serapi mungkin dan menyambut Tama di depan pintu ruangannya. Dia tersenyum sangat manis, dengan mata berbinar ketika Tama telah sampai di hadapannya.

“Selamat datang kembali, Tuan,” sapa Dona.

Tama sama sekali tidak melirik Dona.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status