Sebegitu tidak pentingkah dirinya dalam kehidupan pria itu? Pertanyaan demi pertanyaan hanya menambah rasa ketidaknyamanannya menjadi kekecewaan kian mendalam yang ia coba singkirkan tanpa ingin mempertanyakan. Dirinya semakin sadar akan posisi di dalam kehidupan sang suami.
Sesi makan malam berlangsung selama kurang lebih tiga puluh menit, lalu dilanjutkan dengan berpindah ruangan. Dimana Tuan Matthew ingin memberikan sambutan atas kedatangan menantu pertamanya, meski pria itu tidak menyukai Darian karena alasan tertentu. Ia tetap menjalankan tradisi leluhur dengan melakukan rapat keluarga."Siapa namamu?" Tuan Matthew mengulurkan tangan kanan seraya melirik menatap ke arah sang menantu mencoba memberikan kode Naya untuk menyambut tangannya, tetapi sang menantu justru menoleh ke arah Darian yang duduk di depan bar dan sibuk menuang minuman.Sementara tuan Matthew menyadari dimana ia memiliki menantu yang takut pada putranya. Melihat itu, tentu tak ingin ambil pusing sehingga dengan santai menggenggam tangan Naya. Kemudian mengajak sang menantu untuk ikut bersamanya duduk di sofa. Keduanya duduk bersebelahan yang mana menghadap pemandangan sebuah pigura besar membingkai lukisan pemandangan alam."Dia tidak akan membelamu, meski tangan lembut ini ada yang membakar," Tuan Matthew tersenyum simpul penuh arti tetapi lirikan mata terpatri pada wajah sang putra. Ia tahu, saat ini Darian menyimak pembicaraan sekaligus tindakannya meski sang putra tidak bereaksi dan bahkan sibuk meneguk segelas sampanye dingin.Sementara Naya mengerjapkan mata tak memahami maksud dari pernyataan ayah mertuanya. Lagi pula kenapa tuan Matthew membahas tentang tangan yang dibakar? Di sisi lain perhatian teralihkan akan hawa dingin yang menyergap mencoba untuk mengatakan agar dirinya tetap diam tanpa harus melakukan pembelaan. Akan tetapi, rasa penasaran justru datang menyapa.Niat hati ingin mengajukan pertanyaan agar bisa memahami keadaan tetapi di saat bersamaan terdengar suara langkah kaki memasuki ruangan. Siapa lagi jika bukan ibu mertuanya, wanita itu datang dengan tangan membawa sebuah kotak berbentuk persegi panjang. Entah apa isi di dalam kotak yang malah langsung diletakkan ke atas meja kaca di depan ayah mertua."Mas, bukankah kotak ini yang kamu maksud?" tanya Nyonya Aya yang memilih tetap berdiri di sisi lain meja.Tuan Matthew memeriksa kode yang ada di atas kotak, lalu mengangguk mengiyakan pertanyaan sang istri, kemudian membuka kotak di depannya menggunakan kode brankas yang sesuai dengan tanggal lahir sang putra. Enam digit angka menjadi kunci dari kotak tersebut hingga terbuka secara otomatis."Kalung leluhur keluarga Matthew untuk menantu pertama," Dikeluarkannya kalung batu permata dari dalam kotak dimana ia sengaja menunjukkan pada Naya akan keindahan seni dari sebuah benda mati. Lalu, ia melepaskan pengait, kemudian dengan santai memakaikannya ke leher sang menantu.Kalung melingkar indah di leher Naya seolah memang diciptakan hanya untuk sang menantu pertama. Sesaat mengingat wajah cantik mendiang istrinya. "Ini bukan hadiah, tetapi kehormatan keluarga kami. Jadi ingatlah untuk selalu menjaga warisan keluarga!"Kalung yang begitu cerah dengan penuh warna dari brand Harry Winston. Dimana merupakan merek perhiasan berlian klasik dan elegan memiliki benar-benar tidak ada alternatif. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1932 bahkan memiliki reputasi untuk selalu memberikan kualitas terbaik dan batu permata paling langka untuk pelanggan global.Setiap bagian diletakkan bersama-sama dengan keahlian para master perhiasan dan perusahaan ini menjamin daya tahan produk-produknya. Wajar saja setiap produk yang ditawarkan akan selalu bernilai tinggi dengan seni berkelas. Tidak akan ada yang kecewa ketika memesan perhiasan dari brand Harry Winston."King, apa kamu tidak mau mengajak Naya untuk bertemu dengan mamamu?" Nyonya Aya bertanya, tapi lebih tepatnya mengingatkan sang putra akan tugas yang harus ditunaikan.Nyonya Aya mengingatkan sang putra agar melakukan tugas yang memang menjadi keharusan bagi King. Dimana Naya harus tahu tentang silsilah keluarga orang tua dari pihak suaminya. Hal itu dikarenakan kekuasaan orang-orang besar sangatlah mudah digoyahkan dengan isu buruk dalam sekali terpaan.Bukankah kita semua setuju, jika hanya bermodalkan suara saja maka sebuah kepemimpinan bisa diruntuhkan. Pada dasarnya manusia memiliki akal sehat, meski begitu tetap saja harus sadar diri bahwa dunia tak selalu dikuasai oleh ego dan keserakahan.Terkadang ada suara yang menegakkan keadilan. Ya, seperti beberapa kasus yang bisa menjadi contoh, tetapi hal itu akan selalu menjadi bahan perbincangan orang-orang selama dunia masih berputar dan alam masih bisa dipijak. Benar 'kan?"Apa aku harus memperkenalkan pada anggota keluarga? Kurasa tidak perlu! Dia hanya menjadi istri Darian KIngsley dan bukan menantu keluarga Matthew. Camkan itu!" putus King membuat nyonya Aya tersenyum kecut.Siapa yang bisa membujuk seorang KIng? Tak seorangpun bahkan jika dunia berhenti, maka pria itu akan tetap kaku dan keras kepala. Sifat dingin dan acuh bak puncak gunung mount everest sudah begitu mendarah daging. Pria itu menuruti keberanian sang mendiang nyonya Alisha Matthew.Nyonya Alisha Matthew merupakan istri pertama dari tuan Matthew, tapi wanita itu telah berpulang sejak sepuluh tahun yang lalu. Secara tidak sengaja nyonya Aya hanya ingin King membawa Naya untuk ke makam yang berada di belakang kediaman mereka. Ya, semua anggota keluarga yang telah tiada akan dimakamkan di area khusus.Kata leluhur agar mereka tidak jauh dari masa kehidupan yang sudah memberikan banyak kenangan dan kebahagiaan. Hanya saja ketika seseorang memiliki jiwa penakut, maka bisa menganggap kediaman matthew sebagai mansion horor. Padahal setiap dinding memiliki desain dan arsitektur perpaduan dari beberapa negara.Kembali lagi pada kenyataan malam ini. Dimana penolakan King bersambut penarikan paksa pada Naya, keduanya berjalan meninggalkan ruang rapat yang menjadi tradisi. Kondisi King sendiri masih aman karena hanya meneguk dua gelas minuman. Kesadaran enggan pergi karena selalu menuntut kewarasan tetap bersamanya.Suara pintu terbuka, lalu tertutup kembali hanya sesaat tapi tia-tiba King menghempaskan tangan Naya tanpa perasaan. Pria itu benar-benar tidak peduli ketika tubuh wanita yang ia campakkan tersungkur jatuh ke atas sofa. Langkah kaki berjalan menuju balkon membiarkan pintu kaca tetap terbuka lebar.Rasa sesak di dada atas hubungan yang kini membelenggu hati serta kehidupannya mengubah kebebasan menjadi tanggung jawab. Andai saja boleh memilih, sudah pasti dirinya hanya ingin menikmati pekerjaan tanpa harus memikirkan makhluk yang di matanya hanya bisa merepotkan. Sekali lagi mencoba melepaskan beban pikiran hingga tak peduli akan suara teriakan yang menggema menantang keheningan malam.Naya yang melihat kegelisahan King, wanita itu merasa suaminya memiliki masalah yang serius. Ingin rasanya ia datang menghampiri, lalu memeluk dari belakang menyandarkan kepala ke punggung King. Akan tetapi sayang, semua itu hanya keinginan dari khayalan semata. Ia sendiri bahkan tak berani menyentuh raga si pria kejam.King, masihkah ada tempat diriku di hatimu? Jika iya, kumohon menoleh sekali saja ke arahku dan sepenuh hati, jiwa, ragaku akan berjuang membuat hubungan kita membaik.~pinta Naya seraya menangkupkan kedua tangan di depan dada dengan tatapan mata tertuju pada pria di luar kamar di depan sana.Embusan semilir angin yang menerpa membuai meriapkan helaian rambut hingga tak sengaja menyentuh netra, membuat King menoleh ke belakang seraya menyibakkan anak rambut ke belakang. Lalu mengikatnya menjadi satu, gerakannya tak terencana tetapi justru semakin menampakkan aura kharisma nan menggoda.Sayangnya tindakan King yang tidak disengaja malahan membuat Naya percaya akan satu isyarat alam dimana dianggap wanita itu sebagai sebuah pertanda agar berjuang demi hubungan mereka berdua. Wanita itu terlalu naif menganggap dunia berputar sesuai keinginan hati, sedangkan di dalam benak King hanya tertuju pada kepentingan sendiri. Dunia King yang awalnya baik tiba-tiba saja diselimuti kabut kegelapan dan merenggut kehidupan bebas seorang pria dalam sekejap mata. Setiap insan pasti ingin menikahi orang terkasihnya, tapi bagaimana jika mendadak badai datang tanpa permisi. Lalu, menyodorkan jodoh tanpa bisa ditolaknya. Pada akhirnya ia hanya bisa menerima keadaan tanpa ingin menciptakan masalah baru. Satu kata penggambaran yang tepat yaitu terpaksa."Kuharap pengorbanan ini tidak sia-sia. Cepatlah sadar dan ambil hakmu. Aku tidak ingin terjebak terlalu dalam pada ikatan yang sekedar titipan," King memandang langit malam nan temaram ditemani bintang bertebaran.Pemandangan yang begitu menenangkan tetapi tak bisa menjadi obat kesendirian. Kesadaran yang tersisa semakin menyiksa sehingga pria itu beranjak dari tempatnya. Langkah kaki berjalan meninggalkan balkon dan kembali memasuki kamar yang masih menyala terang. Lirikan mata tertuju pada ranjang king size dimana Naya sudah merebahkan diri memeluk mimpi.Melihat itu, ia tak ingin mengganggu. Lagipula pada kenyataannya pernikahan mereka berdua hanya di atas kertas tanpa ada ikatan hati, apalagi ikatan batin. Setelah mengambil minuman dari lemari yang menjadi wadah kulkas mini. KIng kembali ke balkon untuk menikmati malam sambil meneguk minuman yang bisa menghilangkan segala pikiran serta beban hati.Semribit angin malam tak mempengaruhi pria itu karena suhu tubuhnya semakin panas akibat minuman. Sebotol sampanye tandas tak tersisa berpindah ke dalam perut yang dihabiskan selama dua jam sebagai teman kesendirian. Entah sudah berapa lama ia menikmati tekanan karena menyimpan rasa yang kia
Satu pertanyaan itu sudah cukup menjadi serangan telak yang tidak pernah ia bayangkan. Seketika ia merasa seluruh kehidupan bercampur kekacauan menjadi satu tanpa bisa dipisahkan. Logika yang selalu menjadi ketetapan atas kesadaran akan setiap tindakan justru mengubah emosi menjadi tidak benar.Namun, dirinya hanya bisa mengikuti alur karena bagaimanapun semua sudah terjadi dan atas persetujuannya sendiri. Kini yang bisa dilakukannya hanya menjalani takdir yang menjadi awal dunia baru. Pandangan mata kosong menatap ke depan bersambut hati yang semakin bergejolak menyadarkan diri bahwa semua akan baik-baik saja.Meski tak memungkiri bahwa apa yang dilakukannya saat ini, sangatlah bertolak belakang dengan harapan yang selalu diagungkan. Tak ada kata selain kesunyian di tengah kegelapan malam, meski tersisa sinar temaram yang mewarnai secercah kehidupan terpantul menghiasi dinding-dinding yang menjadi penonton setia.Pilar besar penopang bangunan seolah siap mencampakkan ia jika sampai
Suara hati tuan Matthew hanya tertuju pada King. Sang anak kedua yang ia asingkan, memang benar tak seorangpun tahu jika dirinya memiliki putra lain di luar sana. Apalagi perbedaan usia antara putra pertama dan kedua hanya satu tahun saja. Meski begitu, baginya yang menjadi putra hanya Davin seorang.Lalu, dimana keberadaan King? Tidak ada yang tau, hanya saja karena janji yang sudah dia ucapkan. Kini King sendiri tengah berusaha untuk memenuhi keinginan hati Davin. Pria itu harus mengorbankan emosi dalam hatinya hanya untuk menunjukkan diri menjadi salah satu anggota keluarga Matthew.Ketika kita tidak menyukai seseorang dalam kehidupan ini, rasanya benar-benar muak dengan apa yang telah terjadi. Akan tetapi, bagaimanapun yang dilakukan King hanya untuk menyelamatkan keinginan hati dari orang terkasih. King tak pernah diharapkan hadir dalam kehidupannya, bahkan sejak anak itu di dalam rahim sampai detik ini.Namun, ia tak akan pernah membiarkan seorang anak yang tak pernah dianggap be
Sepucuk kertas yang Naya buka membuat hati wanita itu berdebar-debar dimana ia perlahan membaca kata demi kata yang tertulis di atas kertas putih bertinta hitam. Awalnya ia kira akan mendapatkan pengakuan cinta sang suami, atau setidaknya permintaan maaf dari King. Akan tetapi yang di dapat justru rasa sesak di dada menghantarkan luka.Bahkan hati tak kuasa menahan derita karena fakta yang ada hingga lelehan air mata jatuh tanpa diminta. Apakah benar surat itu ditulis sang suami untuknya?Jika ya, sungguh tak menyangka akan permintaan King padanya."Apa maksud semua ini, King? Tega sekali kamu memintaku untuk menjadi seorang pelayan! Kenapa kamu meminta hal yang tidak pernah bisa aku bayangkan?" Naya berusaha untuk menguatkan diri, tetapi hati tak sanggup menahan derita dimana kejutan pagi hari benar-benar di luar ekspektasi. Rasa terkejut yang membawa kesadarannya, membuat tubuh lemas jatuh lemah tak berdaya dengan sesal hati meratapi nasibnya sendiri. Bagaimana wanita itu tidak terk
Sekilas bayangan justru menjadi ketidaknyamanan. Sungguh tak berniat mengingat masa lalu, apalagi ketika masa yang sudah terlewat hanya menjadi sisa rasa tanpa ada pengakuan. Apa bedanya dengan rasa yang seakan terasingkan?Wajar bukan ketika hati merasa sakit? Lagi dan lagi, ia harus memendam perasaan serta menghempaskan sisa ingatan yang tidak perlu untuk digali kembali. Satu kebenaran sudah cukup untuk menjadi alarm pengingat, dimana pernikahannya berlangsung demi menyelamatkan nyawa banyak orang.Naya yang melamun sampai tak sadar ketika tuan Matthew berjalan melewatinya. Bahkan nyonya Aya yang memperhatikan menantunya masih mengantarkan kepergian sang suami tanpa pergi meninggalkan ruang makan. Suaminya memang tidak mewajibkan ia untuk diantar sampai ke depan pintu, jadi cukup melihat dari jarak jauh sampai punggung yang selama ini menjadi tempatnya menyadarkan kepala menghilang di balik pintu.Barulah setelah itu, nyonya Aya mengalihkan perhatian ke Naya kembali. Menantu pertama
Kesibukan nyonya Aya di dalam kamar cukup begitu lama, bahkan sampai Naya yang menunggu di luar sudah berulang kali berjalan mondar-mandir seperti setrikaan. Wajah tanpa polesan make up terlihat begitu pucat karena kelelahan, tapi ia tak peduli dan masih saja berpindah-pindah tempat hanya sekedar mengurangi kebosanan.Naya menggerogoti kuku, lirikan mata tertuju pada kamar pintu tengah yang terlihat tenang diam di tempat. "Lama banget, ya. Di dalam sana, ada apa, sih? Sabar, Naya, lebih baik tunggu saja!"Ketidaksabaran Naya sangat dimaklumi. Apalagi setelah diminta untuk tetap diam di tempat sampai ibu mertuanya kembali, hanya saja ia merasa sudah seperti patung yang terabaikan. Dia ini menantu, pelayan atau hanya barang yang keberadaannya harus mengikuti isyarat jemari sang ibu mertua.Satu sisi hati meyakini bahwa apapun yang terjadi demi kebaikan hubungannya dan King. Akan tetapi, kenapa logika terus saja mendesak keyakinan hati agar ia percaya bahwa pernikahan yang dijalaninya ad
Mrs. Varsha merupakan seorang pebisnis tetapi kehidupan wanita yang menjadi single parent itu cukup rumit sehingga selalu mendapatkan banyak masalah. Setiap saat saja seringkali mendapatkan ancaman dari beberapa musuh tak dikenal, sedangkan Mr. Bram merupakan salah satu menteri yang memiliki tanggung jawab negara dengan segala problematika karena permainan politik."Kali ini, keduanya datang di saat bersamaan. Oh, iya, Mrs. Varsha meminta janji temu secepat mungkin, tapi Mr. Bram hanya berpesan agar Anda mengabarinya setelah melihat misi yang dia berikan. Just it!" jelas Jaguar membuat King mengernyitkan.Ada yang tidak beres bahkan hati bisa merasakan ketidakbenaran dalam misi kali ini, hanya saja ia tak tahu kenapa firasatnya mendadak membangunkan insting berburu mangsa sekaligus bersiap melakukan pertahanan. Tak ingin menghadirkan keraguan dalam diri sendiri, ia menepis pikiran negatif yang datang menyapa."Ok, bawa Mrs. Varsha malam ini ke tempat biasanya! Katakan padanya, aku
Perasaan King begitu tak tenang. Dimana pria itu merasa ada yang salah apalagi pikiran tertuju pada Naya. Kenapa tiba-tiba memikirkan hal yang tidak penting baginya? Ia sendiri heran dengan hal tersebut. Apalagi belumlah memiliki hati untuk sang istri sekedar status.Tak ingin terus memikirkan hal yang tidak penting. Akhirnya King memilih beranjak dari tempat duduknya. Lagi pula, percuma juga ia berusaha untuk mencari informasi ketika pikiran sendiri sudah terkontaminasi oleh hal tak merusak moodnya.Sementara di sisi lain, Naya yang berhasil mengambil alih ketenangan King tengah kebingungan. Wanita itu menatap intens ke arah depan, dimana di atas ranjang seorang pria terbaring tak sadarkan diri dengan wajah diperban. Sehingga terlihat seperti mumi.Apa pria itu baru saja menjalankan operasi? Mungkin saja sesuatu yang buruk telah terjadi seperti mengalami kecelakaan dan menyebabkan hal tersebut. Rasanya ingin bertanya pada sang ibu mertua, tapi ia ragu karena posisinya sendiri benar-b