ᏦᎪᎡᎽᎪ ᏢᎬᎡͲᎪᎷᎪ _𝐄ᑯ𝗂𝗌𝗂 Ꭰ̠Ꭼ̠Տ̠Ꭼ̠Ꮇ̠B̠E̠R̠ 2̠0̠2̠3̠_̠ 𝐇αρρ𝗒 𝐑𝖾αᑯ𝗂𐓣𝗀 𝐑𝖾αᑯ𝖾𝗋'𝗌 ᴡᴇʟᴄᴏᴍᴇ ᴛᴏ I̠s̠t̠r̠i̠ M̠a̠f̠i̠a̠ K̠e̠m̠b̠a̠r̠ 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒑𝒂 👉 𝐅α𝗏, 𝐋𝗂𝗄𝖾, 𝖼ⱺꭑꭑ𝖾𐓣𝗍
Sepucuk kertas yang Naya buka membuat hati wanita itu berdebar-debar dimana ia perlahan membaca kata demi kata yang tertulis di atas kertas putih bertinta hitam. Awalnya ia kira akan mendapatkan pengakuan cinta sang suami, atau setidaknya permintaan maaf dari King. Akan tetapi yang di dapat justru rasa sesak di dada menghantarkan luka.Bahkan hati tak kuasa menahan derita karena fakta yang ada hingga lelehan air mata jatuh tanpa diminta. Apakah benar surat itu ditulis sang suami untuknya?Jika ya, sungguh tak menyangka akan permintaan King padanya."Apa maksud semua ini, King? Tega sekali kamu memintaku untuk menjadi seorang pelayan! Kenapa kamu meminta hal yang tidak pernah bisa aku bayangkan?" Naya berusaha untuk menguatkan diri, tetapi hati tak sanggup menahan derita dimana kejutan pagi hari benar-benar di luar ekspektasi. Rasa terkejut yang membawa kesadarannya, membuat tubuh lemas jatuh lemah tak berdaya dengan sesal hati meratapi nasibnya sendiri. Bagaimana wanita itu tidak terk
Sekilas bayangan justru menjadi ketidaknyamanan. Sungguh tak berniat mengingat masa lalu, apalagi ketika masa yang sudah terlewat hanya menjadi sisa rasa tanpa ada pengakuan. Apa bedanya dengan rasa yang seakan terasingkan?Wajar bukan ketika hati merasa sakit? Lagi dan lagi, ia harus memendam perasaan serta menghempaskan sisa ingatan yang tidak perlu untuk digali kembali. Satu kebenaran sudah cukup untuk menjadi alarm pengingat, dimana pernikahannya berlangsung demi menyelamatkan nyawa banyak orang.Naya yang melamun sampai tak sadar ketika tuan Matthew berjalan melewatinya. Bahkan nyonya Aya yang memperhatikan menantunya masih mengantarkan kepergian sang suami tanpa pergi meninggalkan ruang makan. Suaminya memang tidak mewajibkan ia untuk diantar sampai ke depan pintu, jadi cukup melihat dari jarak jauh sampai punggung yang selama ini menjadi tempatnya menyadarkan kepala menghilang di balik pintu.Barulah setelah itu, nyonya Aya mengalihkan perhatian ke Naya kembali. Menantu pertama
Kesibukan nyonya Aya di dalam kamar cukup begitu lama, bahkan sampai Naya yang menunggu di luar sudah berulang kali berjalan mondar-mandir seperti setrikaan. Wajah tanpa polesan make up terlihat begitu pucat karena kelelahan, tapi ia tak peduli dan masih saja berpindah-pindah tempat hanya sekedar mengurangi kebosanan.Naya menggerogoti kuku, lirikan mata tertuju pada kamar pintu tengah yang terlihat tenang diam di tempat. "Lama banget, ya. Di dalam sana, ada apa, sih? Sabar, Naya, lebih baik tunggu saja!"Ketidaksabaran Naya sangat dimaklumi. Apalagi setelah diminta untuk tetap diam di tempat sampai ibu mertuanya kembali, hanya saja ia merasa sudah seperti patung yang terabaikan. Dia ini menantu, pelayan atau hanya barang yang keberadaannya harus mengikuti isyarat jemari sang ibu mertua.Satu sisi hati meyakini bahwa apapun yang terjadi demi kebaikan hubungannya dan King. Akan tetapi, kenapa logika terus saja mendesak keyakinan hati agar ia percaya bahwa pernikahan yang dijalaninya ad
Mrs. Varsha merupakan seorang pebisnis tetapi kehidupan wanita yang menjadi single parent itu cukup rumit sehingga selalu mendapatkan banyak masalah. Setiap saat saja seringkali mendapatkan ancaman dari beberapa musuh tak dikenal, sedangkan Mr. Bram merupakan salah satu menteri yang memiliki tanggung jawab negara dengan segala problematika karena permainan politik."Kali ini, keduanya datang di saat bersamaan. Oh, iya, Mrs. Varsha meminta janji temu secepat mungkin, tapi Mr. Bram hanya berpesan agar Anda mengabarinya setelah melihat misi yang dia berikan. Just it!" jelas Jaguar membuat King mengernyitkan.Ada yang tidak beres bahkan hati bisa merasakan ketidakbenaran dalam misi kali ini, hanya saja ia tak tahu kenapa firasatnya mendadak membangunkan insting berburu mangsa sekaligus bersiap melakukan pertahanan. Tak ingin menghadirkan keraguan dalam diri sendiri, ia menepis pikiran negatif yang datang menyapa."Ok, bawa Mrs. Varsha malam ini ke tempat biasanya! Katakan padanya, aku
Perasaan King begitu tak tenang. Dimana pria itu merasa ada yang salah apalagi pikiran tertuju pada Naya. Kenapa tiba-tiba memikirkan hal yang tidak penting baginya? Ia sendiri heran dengan hal tersebut. Apalagi belumlah memiliki hati untuk sang istri sekedar status.Tak ingin terus memikirkan hal yang tidak penting. Akhirnya King memilih beranjak dari tempat duduknya. Lagi pula, percuma juga ia berusaha untuk mencari informasi ketika pikiran sendiri sudah terkontaminasi oleh hal tak merusak moodnya.Sementara di sisi lain, Naya yang berhasil mengambil alih ketenangan King tengah kebingungan. Wanita itu menatap intens ke arah depan, dimana di atas ranjang seorang pria terbaring tak sadarkan diri dengan wajah diperban. Sehingga terlihat seperti mumi.Apa pria itu baru saja menjalankan operasi? Mungkin saja sesuatu yang buruk telah terjadi seperti mengalami kecelakaan dan menyebabkan hal tersebut. Rasanya ingin bertanya pada sang ibu mertua, tapi ia ragu karena posisinya sendiri benar-b
Satu pertanyaan dari seorang ibu terdengar begitu jelas. Akan tetapi, putra si ibu justru hanya tersenyum seraya menggelengkan kepala pelan. Kemudian menunjukkan wajah lesu seolah sangat meratapi apa yang sudah terjadi. Rasa sakit di tubuh yang dirasakannya tak seberapa karena ia masih bisa menahan.Namun, semua luka rasa itu kian menyayat pikiran dan batin, ketika mengingat apa yang sudah terjadi di hari pernikahannya sendiri. Sungguh menyiksa emosi membelenggu ketenangan hingga menghempaskan kesadaran. Ia benar-benar tak pernah menyangka ketika yang selama ini diinginkan justru berakhir menjadi kekacauan yang tak bisa diperbaiki kembali.Apapun yang sudah terjadi. Jelas bukan salah semua orang, apalagi selama ini tidak ada yang tahu akan perasaannya terhadap Naya. Sebenarnya selama ini, hati sudah memilih pasangannya semenjak ia melihat wanita itu, wanita yang berapa tahun silam telah merebut hatinya hingga terjatuh tanpa sandaran.Ya, dirinya memang sudah jatuh cinta, sehingga lang
Sapaan itu mengalihkan perhatian seorang wanita yang duduk di kursi kayu hingga menoleh ke belakang melihat siapa yang datang. Dimana seorang pria muda tampan dengan wajah tertutup topeng berjalan menuju kearahnya. King, orang yang dirinya tunggu akhirnya datang juga."Malam juga, King. Thank you sudah mau menemuiku, sekali lagi," balas Mrs. Varsha . yang menunjukkan senyum hangat tanpa berdiri karena saat ini kondisinya tidak memungkinkan.King terus berjalan tanpa menjawab apapun. Pria itu sudah mendengar apa yang terjadi pada kliennya, dimana Varsha baru saja mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kaki kanannya retak dan membutuhkan waktu untuk penyembuhan. Meski begitu, ia ingin tahu dalang di balik kecelakan tersebut."Aku turut berduka atas tragedi yang menimpamu dan semoga lekas sembuh, Mrs. Varsha. Mari kita bahas permasalahan yang saat ini, bagaimana?" King duduk di tempat biasa. Dimana ia sangat menyukai membicarakan hal serius ditemani alam nan terbentang luas.Di hutan de
Tubuh lelah bisa diobati dengan istirahat, tapi bagaimana mengobati hati yang terluka? Sungguh tidak ada niat untuk meninggalkan orang terkasih dan pergi tanpa meninggalkan kabar. Sadar bahwa waktu tidak bisa diulang. Semua itu karena masa lalu, masa yang ingin ia hapus dan berharap semua baik tanpa ada penghalang.Tubuh terduduk lemas tak berdaya bertumpu pada lutut yang terasa tak bertulang. Apakah ia sanggup menahan gejolak di dalam dada ketika wanita yang sangat dirinya cintai ada di depan mata. Tangan gemetar berusaha menggapai sang kekasih bersambut rasa tak kuasa yang kian membelenggu jiwa.Kenyataan pahit yang harus dirinya terima terus menekan ego tuk mendapatkan haknya kembali. Akan tetapi, ia sadar diri bahwa keadaannya saat ini sangatlah tidak bisa ditunjukkan ke hadapan Naya. Malam yang kian menjelaga membawa rasa tak bertuan dalam peraduan ketidakberdayaan.Sisi yang menjadi bayangan tanpa bisa melepaskan kenyataan, "Naya, bersabarlah dan tunggu aku kembali mendapatkan w