Share

Bab 44

Tantri berjalan angkuh masuk ke dalam rumah. Tubuh tuanya, berbalut outfit mahal. Meski cantik, tapi Tantri terlihat bengis. Dagunya selalu terangkat. Menandakan dia ingin semua orang tau, levelnya.

Sintia dan Sunia, menyambut sang ibu, dengan bahagia. Meski begitu, mereka tetap fokus pada masalah yang sedang terjadi.

"Mama lama amat di kampung. Ngapain aja di sana?"

"Ya, seneng-senenglah. Papa kalian itu, udah loyo. Lagi pula, Mama punya syarat yang harus terus di patuhi, tiap purnama, Mama harus bergulat dengan perjaka ting-ting." Ujar Tantri, santai.

"Jadi satu bulan lebih ini, Mama sama brondong gitu?" Sintia terbelalak. Dan bergidik geli.

"Ia dong. Iri? Bilang bos."

Sintia memasang wajah mual. Pura-pura alim. Padahal aslinya dia lebih parah dari Tantri. Mana Tantri tau, jika selama ini kumpulan sosialita Sintia, selalu arisan brondong.

Lain juga dengan Sunia. Dia adalah tipe wanita bebas. Penganut freechild. Suaminya bahkan menikah siri, tanpa dia ketahui. Yang dia tau, sua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status