Share

Bab 101

Penulis: helendeil
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-23 22:59:29
"Pesanan Tuan segini kan?" Tanya Cita memastikan.

Di kantin tempat biasa mereka bertemu, untuk mengambil pesanan rendang Arga, Cita dan Titi, duduk berhadapan.

Di atas meja kantin yang panjang, berderet-deret kemasan rendang yang telah di packing. Kali ini, Arga memesan dalam jumlah yang lumayan banyak. Pun ada bonusan dari Nilam.

Itu karena, Arga akan pergi selama dua minggu. Itulah yang membuat Cita jadi tidak seceria hari-hari yang lalu. Entah mengapa. Cita sendiri, tidak mengerti.

"Iya. Manisannya udah di bungkus juga kan?" Arga, menghitung kemasan manisan buah kering, pesanannya.

"Sudah Tuan. Kalau begitu, kami permisi yah. Masih banyak pesanan yang belum dianter," pamit Cita.

Gadis itu dengan lincah merapikan kemasan dalam paper bag besar, di atas motornya.

Arga memperhatikan setiap gerakan Cita. Mengamati gadis itu melakukan apapun. Dia tidak melepaskan pandangan dari gadis itu.

Cita seperti magnet yang terus menerus menarik Arga untuk mendekat. Dan membuat gerakan hati Ar
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Idatul Ibrahim
semoga updatenya lebih byk.. :)
goodnovel comment avatar
Maria Kusumawardani
Semangat kakak ...️...️...️
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 102

    Acha memberikan laptopnya pada Anaya. Dengan teliti Anaya memperhatikan bagan angka yang berderet-deret. Sambil sesekali mencocokan dengan bagan angka di ipad miliknya. Setelah memperhatikan dengan seksama, dan sekali lagi memastikan, Anaya menarik nafas dalam. Lalu mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Kecolongan sebesar ini, mengapa tidak diperhatikan oleh Guruh? Dia mengulurkan tangan, menekan tombol di telepon. Lalu bicara. "Tolong panggilkan, Pak Guruh ke ruangan saya. Sekarang." Ucap Anaya. Lima menit menunggu, Pak Guruh masuk ke ruangan Abaya dengan langkah tegap. Keningnya mengeryit. Ada Acha, dan teman-temannya? Ada apa?"Nyonya memanggil saya?" Sambil berdiri di depan meja Anaya, Guruh menyapa, sambil membungkukkan badan, menghormati Anaya. Anaya memperhatikan Guruh sejenak. Lalu mengangguk-anggukkan kepalanya. "Iya Pak Guruh. Saya hanya memastikan. Apa materi proposal untuk rapat nanti sore, sudah anda siapkan atau belum. Jika sudah, bawa kesini, saya ingin

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-26
  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 103

    "Undangannya jangan banyak-banyak, Mas. Keluarga aja," "Iya. Mas juga gak mau undang banyak orang. Nanti kamu kecapean malah,""Mas Edward sama keluarganya udah di undang kan, Mas?" "Yah ampun. Untung kamu ingetin Sayang. Belom Mas kabarin tuh anak. Apa telepon aja yah?" "Lebih baik langsung disamperin, Mas. Gak enak ah,""Ya udah. Nanti sore, sepulang dari rumah sakit, Mas mampir ke kantor Edward,"Aluna mengangguk, mengiyakan pernyataan suaminya. Calvin dan Aluna akan mengadakan acara tujuh bulanan di rumah mereka. Semua persiapan sudah Aluna serahkan kepada temannya Arumi, yang punya WO. Dia hanya terima beres saja. Rencananya satu minggu sebelum acara, mereka sudah menyebarkan undangan. Yang di undang hanya orang-orang terdekat saja. Keluarga dan teman Aluna juga Calvin. Aluna bersyukur, di usia kandungan yang sudah masuk trimester tiga ini, kesehatannya tetap terjaga. Bayi dalam kandungannya pun sehat dan lincah. Jangan ditanya bagaimana reaksi ketiga paman dan bibi si bay

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-26
  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 104

    "Maaf Pak. Apa ada kartu yang lain? Saldo di kartu ini hanya lima puluh ribu rupiah." tanya kasir di dealer mobil, dengan sopan. Hari itu, adalah hari jatuh tempo pembayaran alphard putih milik Wawan. Pria itu mengeryitkan dahi. Tidak ada saldo? Ah. Tidak mungkin. Itu kartu no limit. Saldonya tidak akan habis walaupun dipakai, sampai tujuh turunan sekalipun. Keuntungan perusahaan tambang batu bara milik orang tua Anita, semuanya masuk ke situ. Bagaimana bisa tidak ada saldo lagi? "Coba dicek yang bener, Mbak. Masa saldo milyaran bisa jadi lima puluh ribu dalam hitungan jam?"Kasir di dealer itu menatap malas pada Wawan. Sambil menghembuskan nafas kesal, dia mencobanya lagi. Wawan mengetikkan pin pada mesin EDC, yang disodorkan oleh petugas dealer itu. Lalu, muncul saldo lima puluh ribu di layar kecil mesin itu. Dengan segera, dia membuka tas sampingnya, lalu mengeluarkan beberapa kartu, meletakan di atas meja, dan meminta petugas itu, menggesek kartunya. Keringat sebesar biji

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 105

    "Wah. Suami Mbak memang limited edition yah. Masih mau balik ke rumah buat nyariin Mbak," Oceh Mirna. "Padahal Mbak udah menangkap basah dia sama tuh cewek. Perasannya emang terbuat dari plastik sampah. Gak ada malu-malunya sama sekali," Bulan menimpali ocehan Mirna.Sedangkan Acha dan Anita, terus menatap rekaman CCTV di laptop Bulan. Acha meminta Karno dan teman-temannya, untuk menjaga rumah Anita. Benar saja tebakan Anita, Wawan pasti akan datang dengan rayuan dan gombalannya, supaya bisa mendapatkan uang Anita. Dari mana lagi dia mendapatkan modal untuk gaya selangitnya itu? Wawan dikenal sebagai sutradara tajir. Karena publik mengira, dialah yang punya segalanya, padahal ketenarannya selama ini pun, tidak luput dari campur tangan kuasa hukum keluarga Anita. Ada beberapa produser yang memakai dia, karena rekomendasi dari kuasa hukum Anita. Dia bisa hidup dengan bergelimang harta, menikmati enaknya kedudukan, dan ketenaran, tidak lain karena dukungan dari istri yang dia tipu ha

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-28
  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 106

    "Saya minta Maaf Nyonya. Perusahaan kecolongan karena ulah saya, yang tidak teliti. Ini karena saya terlalu senang, proyek awal bulan kita hampir rampung. Jadi, saya tidak memperhatikan email yang masuk. Saya acc saja, tanpa memeriksanya lagi. Maafkan saya, Nyonya. Saya bersedia mengembalikan uang perusahaan. Dan berjanji, tidak akan mengulangi kesalahan saya lagi. Tolong maafkan saya, Nyonya," Guruh memohon, dengan lesu. Matanya berkaca-kaca, kepalanya menunduk, sedangkan pandangannya hanya tertuju pada ujung sepatunya. Pria paruh baya itu, sudah tidak punya keberanian untuk mengangkat kepalanya. Hanya untuk melirik Anaya saja, dia tidak berani. "Tebakan saya memang tepat Pak Guruh. Saya sangat mengenal etos kerja anda selama bersama saya. Anda adalah karyawan panutan. Semua rahasia keuangan perusahaan ini, anda ketahui. Jika ingin mengambil, anda mungkin tidak akan menggelapkan dalam jumlah yang sedikit seperti ini," Tutur Anaya. "Sepuluh milyar adalah uang sedikit, untuk perusa

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31
  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 107

    Melisa dan Talita sama-sama terpaku di tempat, saat melihat siapa yang berdiri di samping Erhan. Ekspresi Melisa datar tanpa irama. Sedangkan Talita, wanita itu terlihat gusar dan gelisah. Tentu saja. Marvel, adalah satu-satunya pria yang menjadi pemicu utama, perceraiannya dengan Surya. "Kamu apa kabar Ta?" tanya Marvel, tanpa rasa bersalah. Pria itu cengengesan di hadapan Talita.Kedua tangannya ada dalam saku celana. Gayanya dibuat semacho mungkin. Entah apa tujuannya. Dasar tua bangka mesum. "Wah. Mama kenal sama Pak Marvel? Beliau ini kolega bisnis aku, Ma. Kamu juga kenal Sayang?" tanya Erhan pada Melisa. Tangannya dengan lembut, meraih pinggang Melisa, membawa tubuh ramping Melisa ke sampingnya. Dan merangkul dengan mesra. Melisa hanya mengangguk kecil, sembari merapatkan tubuhnya pada suaminya, Melisa membuang pandangan, dari pria yang ada di hadapannya ini.Jika bukan karena kolega bisnis suaminya, Melisa pasti sudah mengusir pria itu dari hadapan mereka. Belum sempat

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-01
  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 108

    "Adek, hari ini jadi pulang kan? Bunda udah kangen banget ini," Ucap Anaya, sesaat setelah mendengar salam dari Arga di ujung telepon. "Jadi Bunda. Ini udah mau otw. Lagi masukin barang-barang ke mobil," Jawab Arga, sambil terus memasukan barang-barangnya ke bagasi mobil. Kapal ferry yang dia tumpangi, akan berangkat satu jam lagi. Jarak pelabuhan ferry dengan mes proyek, lumayan jauh.Karena itu, Arga memilih berangkat lebih awal. Supaya jangan terlalu lama mengantri. "Sampai jumpa yah Bunda. Aku sayang sama Bunda," Ucap Arga, dengan senyum manis menampilkan giginya yang tersusun rapi."Hati-hati, Nak. Pulangnya langsung ke sini yah. Jangan ke apartemen dulu," "Ok Bunda," Anaya menutup teleponnya, mengetik pesan pada Acha. Mengabari, jika Arga pulang hari ini. Dia tidak boleh pulang terlalu malam. Hari ini, Anaya akan memasak untuk suami dan anak-anaknya. Sebenarnya, Anaya ingin ke kantor, dan menanyakan kemajuan dari permasalahan yang sementara dia hadapi sekarang, namun wanit

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-02
  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 109

    Ceklek. Lampu ruang tamu yang semula padam, seketika menyala. Ruangan besar itu, terang benderang. Kinan yang berjalan berjingkrak, hendak masuk ke kamarnya, akhirnya ketahuan. Dia pun berhenti sambil menarik nafas pasrah.Guruh duduk di ruang tamu, sambil bersandar di sofa. Wajahnya kusut dan tampak sangat sedih. Guruh membesarkan Kinan, dengan segala daya yang dia punya. Dulu, dia hanya seorang pedagang yang kebetulan menjadi langganan Anaya, membeli bahan-bahan untuk membuat kue. Anaya belajar banyak dari kelihaian Guruh mengatur keuangan. Sebelum istrinya meninggal, Kinan sangat disiplin dan teratur. Dia juga anak yang penyayang. Sikapnya berubah setelah mamanya meninggal. Dia jadi pendiam, dan tidak banyak bicara. Setelah Guruh menikah, sikapnya berubah lagi, dia menjadi susah diatur, kasar dan keras kepala. "Dari mana kamu?" tanya Guruh."Apa peduli Papa?" Kinan balik bertanya. Dengan berani, anak itu melipat tangan di dada, lalu membuang pandangan ke sembarang arah. Sama

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03

Bab terbaru

  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 151

    "Nona Cita menolak Tuan Besar. Sepertinya, saya akan kesulitan menghadapinya. Dia benar-benar keturunan Adijaya," Tuan Besar itu tampak sumringah. Diwajahnya yang keriput, tersungging senyum dan sukacita yang besar. "Apa kau kewalahan menghadapi sifat keras kepalanya? Kau tau Nabila. Sifat keras kepala adalah salah satu bukti, dia bisa menjadi pemimpin yang dominan. Bagaimana dengan pria yang kerap dekat dengannya? Kau sudah selidiki dia?" tanya Tuan Besar Adijaya, suara sumringahnya berubah dengan seketika. "Sudah Tuan. Dia adalah putra bungsu Anaya Hendrawan. Sekarang, dia yang memegang kendali perusahaan ibunya, setelah ibunya menikah dengan Hendrawan, dan pensiun," Tuan Besar itu mencebik. Dunia bisnis negara ini memang mengenal siapa Anaya. Dia adalah wanita yang bisa mendapatkan nama, setelah berhasil membangun bisnis sendiri dan memulai semuanya dari nol. Tapi, semua itu, tidak bisa disamakan dengan kedudukan Cita. Cita adalah anak bangsawan. Jika orang mengenal k

  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 150

    Karim menatap ponselnya dengan hati penasaran. Pesannya sudah di baca Acha. Tapi tidak ada balasan apapun. Dia hanya ingin tahu, bagaimana kabar Acha, setelah tidak terlihat di manapun selama tiga hari. Benda pipih itu, diketuk-ketuknya di meja, sambil jemarinya memijit pelipis dengan wajah muram. Karim memiliki banyak teman wanita yang cantik. Namun, dia tidak pernah mengkuatirkan mereka seperti dia kuatir dengan keadaan Acha. "Hei ... Rusak hp kamu kalo digituuin terus Karim," suara teguran Mira, menarik kesadaran Karim dari apa yang dipikirkannya. Senyum tipis tersungging dibibirnya, saat melihat siapa yang menegurnya. "Gimana komunikasi kamu sama Acha. Ada kemajuan gak?" tanya Mira setelah menghempaskan tubuhnya, di sofa yang berhadapan dengan Karim. "Baik Ma. Semua baik-baik aja," jawab Karim, acuh. Jawaban singkat Karim, membuat Mira meliriknya dengan mata tajam. "Jangan dikasih kendor, Rim. Mama itu, maunya kamu deketin Acha dengan intens. Kata Tante Anaya, Ac

  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 149

    "Apa maksud anda, Nona? Tolong jangan membuat pernyataan omong kosong disini," Cita berkata dengan tegas, kepada seorang wanita yang ditemani lima orang pria, yang pagi itu, mereka datang ke panti Kasih Bunda. Wanita itu memiliki paras yang cantik, dengan dandanan formal. Rok selutut, dengan blaser dan rambut yang digelung rapi. Lima orang pria yang berdiri tegap dibelakangnya, memakai setelan jas warna hitam, lengkap dengan alat di telinga. Mereka seperti pengawal pribadi si wanita. "Maafkan kami, Nona. Kami sudah menyelidiki dengan teliti, sebelum datang dan membuat peryataan hari ini. Sudah selama bertahun-tahun," ujar wanita itu dengan sopan. Cita membuang muka dengan kesal. Nilam yang duduk di samping gadis itu, hanya bisa menepuk tangannya perlahan untuk meredakan emosi Cita. "Siapa nama anda?" tanya Cita, masih dengan nada ketus. "Nama saya Nabila, Nona," jawab wanita itu, sopan. "Ok. Nona Nabila. Selama bertahun-tahun anda menyelidik saya? Menyelidiki panti ini

  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 148

    Mansion Hendrawan Anaya dan Alisya memeluk Acha dengan erat. Beberapa pelayan, buru-buru membuat masakan kesukaan Acha. Hendrawan duduk berdampingan dengan Arga, menatap mereka dengan perasaan lega. Tak lama kemudian, Calvin tiba bersama Aluna. Meskipun masa nifasnya belum berakhir, Aluna sudah terlihat sangat bugar dan aktif bergerak. "Adek. Kamu bikin Kakak kelimpungan. Coba cerita dulu sama kita. Kamu kemana aja hah? Tiga hari kamu ilang lho." Aluna bertanya pada Acha, setelah memeluk dan mencium gadis itu. Suasana tiba-tiba hening. Semua orang dalam ruangan itu, menunggu jawaban Acha. Sejak masuk mansion, gadis itu belum mengeluarkan satu patah kata pun. Acha menatap bunga mawar putih dalam genggamannya. Otaknya seakan-akan terus memerintah tangannya, untuk menggenggam tangkai bunga itu dengan erat. Tiga hari? rupanya sudah selama itu dia hilang. Hilang? apanya yang hilang? Dia hanya sengaja mengikuti si kakek. Atau jangan-jangan ... Astaga Acha mengangkat wajah

  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 147

    "Acha hilang, Bun?" "Iya Ka. Kemaren habis dari rumah Kakak, mobilnya nyerempet pagar pembatas tol, di belokan sebelum jembatan itu lho. Ponsel ada dalam mobil. Tapi Achanya gak ada. Ini malah udah heboh. Ada fans dia yang upload video mobil di tepi jalan, jadi rame sekarang. Bunda takut Kakak. Kata polisi, gak ada sama sekali jejak penculikan. Terus, anak itu ke mana?" jelas Anaya panjang lebar kepada Aluna. Calvin yang sedang menggendong salah satu bayi kembar mereka, berhenti bersenandung, saat melihat wajah sang istri yang berubah cemas. Aluna pikir, apakah karena video call tadi, sampai Acha menghilang tanpa jejak? Selama ini, mereka memang tidak pernah lagi membahas tentang Surya, atau apapun yang berkaitan dengannya. "Bunda yang sabar yah. Nanti aku coba minta tolong sama anak-anak, buat bantu nyari," Aluna mencoba menenangkan Anaya. "Ok Kakak. Nanti Bunda kabarin, kalo ada perkembangan," Dengan cepat, tangan Aluna mengetik pesan pada Bondan dan teman-temannya

  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 146

    "Saya sudah ngomong sama Bunda, Papi, Kak Luna sama minta ijin Kak Acha. Mereka semua udah setuju, Cit. Kapan kamu siap saya lamar?" tanya Arga dengan sungguh-sungguh. Gadis yang ditanya hanya tertunduk dalam, tanpa mampu menatap wajah pria yang diseganinya ini. "Saya tanya Bunda Nilam dulu yah, Tuan. Jika Bunda mengijinkan, insya Allah saya siap," ucap Citra dengan yakin. Arga menarik nafas lega. Taman depan panti asuhan tempat Citra dan kawan-kawannya dibesarkan oleh Nilam, telah menjadi saksi bisu, dua hati yang sedang dipenuhi kebahagiaan. Satu bulan yang lalu, Arga sudah minta ijin Acha, untuk melangkahinya. Dan Acha tidak leberatan sama sekali. "Nikah aja duluan Dek. Mau nunggu Kakak? Gak mungkin. Bayang-bayang jodoh juga belom ada. Kasihan kamunya. Entar Citra diembat orang lain, kamu yang rugi," Arga tersenyum, saat mengingat kembali percakapannya dengan Acha. "Kakak mau apa buat syarat melangkahi Kakak?" "Emang dilangkahi harus pake pemberian syarat yah?

  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 145

    Aluna terkejut melihat kondisi Melisa. Terakhir kali bertemu, tubuh Melisa tidak sekurus sekarang. Dia nampak pucat dengan berat badan yang turun drastis. Wajahnya tidak terpoles make up sama sekali. Rambut hitam panjangnya, hanya tergelung asal. Walaupun keadaannya yang seperti tidak terurus, kecantikan Melisa tetap saja menonjol. Ponsel dipegang oleh Erhan, karena istrinya itu, sudah tidak punya tenaga, meski hanya untuk memegang ponsel. "Baiklah. Ok. Kamu tenang dulu yah, Mel. Tenang dulu," Melisa mengangkat wajahnya menatap layar ponsel, saat mendengar perkataan Aluna. Dengan perlahan, dia bisa mengendalikan diri. "Mbak minta maaf yah. Maafin Mbak yang egois. Maaf," Aluna menjeda perkataannya. Wanita itu menundukkan wajahnya. Dia menunggu bagaimana reaksi Melisa. Melisa nampak terkejut. Suara isakannya pun langsung berhenti seketika, saat mendengar pernyataan Aluna. "Kamu mungkin gak pernah ngalamin apa yang Mbak alami. Tapi, memang sesakit itu kalo gak pernah

  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 135

    "Keadaan Papa sudah semakin parah, Mas. Aku gak tau harus gimana lagi. Semua yang udah kita usahakan, seperti gak ada artinya. Ini udah berbulan-bulan lamanya. Kamu sama Mas Edward, udah ngeluarin uang yang banyak," sedu sedan Melisa, disertai dengan kalimat-kalimat putus asa. Bagaimana tidak, Surya sudah mendapatkan perawatan dari dokter yang terbaik di Jerman. Jangankan sembuh, membaik sedikit pun, tidak terlihat sama sekali. Yang ada, keadaan Surya semakin parah. Erangan kesakitannya, sudah berubah menjadi rintihan kecil yang memilukan. Bahkan sejak seminggu yang lalu, Surya sudah koma. "Kami sudah mengusahakan yang terbaik untuk Tuan Surya. Tapi, sepertinya, tubuh beliau menolak semua obat yang masuk. Kesembuhan Tuan Surya, hanya bisa terjadi karena mujizat," Tubuh Melisa luruh ke lantai rumah sakit. Sambil membekap mulut dengan kedua tangannya, Melisa menangis dengan histeris. Harapannya, cintanya, kehidupannya, seperti akan mati dan lenyap. Surya adalah api semangat y

  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   143

    "Kalian gak apa-apa kan?" Tanya Acha, pada kedua anak yang duduk dengan gelisah di sampingnya. "Gak apa-apa Kak. Kami sudah biasa dikasarin Bapak. Kami cuma takut aja, kalo sampe ketemu lagi sama Bapak, kami bisa dihukum lebih berat, karena udah berani melawan." "Gak usah takut. Mulai hari ini, kalian tinggal di rumah Kakak. Gak akan ada orang yang berani nyakitin kalian lagi," jawab Acha pasti. Dengan cekatan Acha membuka tutup botol air mineral, lalu memberikannya kepada kedua anak itu. Dibukanya juga bungkus roti, lalu memberikan dengan senyum. Kedua anak itu terlihat sangat kelaparan. Buktinya, anak yg paling kecil, meneguk ludah melihat roti di tangan Acha. Mereka berdua makan roti itu, dengan lahap. Mengunyah beberapa kali saja, lalu menelan dengan cepat. Acha menatap kedua anak itu dengan perasaan iba. Kasihan mereka. "Nama saya Acha. Kalian siapa?" "Saya Marco Kak. Ini adik saya Mario," jawab anak yang paling besar, dengan mulut penuh makanan. "Bapak-bapa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status