Share

Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin
Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin
Author: Rizuki

Bab 1.

Author: Rizuki
last update Last Updated: 2023-10-02 11:28:51

“Ma! Teman-temanku sudah ganti ponsel dan aku masih pakai handphone boba biasa ? Apa kata mereka nanti? Bisa-bisa, aku dikucilkan dan tidak memiliki teman sama sekali! Kalau gitu, lebih baik aku tidak sekolah saja!”

Navier mengusap dadanya pelan. Suara adik pertamanya terdengar begitu jelas dari kamarnya.

Mengingat pergaulan Davian dengan anak-anak kalangan atas, adiknya itu memang jadi sangat boros. Pasti, ibunya akan meminta uang lagi pada Navier … seperti biasa.  

“Anakku, kau bisa bersabar hingga bulan depan? Bukankah kakakmu baru saja memberikan uang untuk membayar bulananmu, hah? Sebulan ini sudah dua kali. Tunggu dulu, ya! Ibu masih belum mendapatkan jatah bulanan belanja dari Navier.”

Deg!

Awalnya, Navier merasa senang karena berpikir sang ibu akan membela dirinya. Namun, dia salah. Tanpa sadar, tangan perempuan itu mengepal kencang.

“Mana bisa!? Kalau sampai bulan depan ponselnya belum ada, aku berhenti sekolah! Titik!”

Navier terdiam mendengar pertengkaran ibu dan anak itu.

Sudah terlalu biasa. Dirinya tidak akan bisa ikut campur di sana. Kalau berani, Navier pasti akan kena getahnya.

“Kita tunggu sampai awal bulan depan! Pasti ayah dan kakakmu sudah gajian.”

Navier seketika menghela napas panjang. Setidaknya, sang ayah juga disebut. Kalau yang dibebani hanya dirinya saja, sudah pasti Navier tak akan sanggup.

“Kalau sampai besok aku tidak mendapatkannya, Ibu tidak perlu lagi mencariku,” putus Davian.

Pemuda itu  mengakhiri pertengkaran mereka dan pergi secepat yang dia bisa.

Hal itu membuat Yuni—sang ibu–ingin menghentikan kepergian sang putra. Namun, Yuni seketika berhenti saat merasa tak mampu mengejarnya. 

“Nav!” teriak Yuni tiba-tiba. Karena rumah mereka tidak terlalu luas, teriakan itu terdengar begitu menggema.

Mendengar itu, Navier langsung bergegas menghampiri Ibunya. Beruntung, dia sudah menyiapkan segalanya. Jadi, dia tidak perlu menunggu waktu lagi untuk bersiap.

Dan setelah sampai di ruang makan, Navier mendapati Yuni yang sedang berkacak pinggang dan menahan amarahnya. Nav bisa menyadari itu dari wajah sang Ibu yang memerah.

“Kau mendengar permintaan Davian, kan?” tanya Yuni tiba-tiba.

Sontak, Navier mengangguk dan menunduk. Sudah pasti dia akan diminta untuk memberikan barang yang adiknya minta. Padahal, Navier merasa tidak semua mau anak harus dituruti. Jika pun menuruti, ibu seharusnya yang lebih berkewajiban untuk memberikan apa yang putranya minta.

“Davian meminta ponsel keluaran terbaru dan besok sudah harus ada. Kalau tidak, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan oleh Davian. Kau bisa mengerti itu?!”

“Ibu, aku tidak punya uang lagi. Apalagi, iphone 14 pro itu sangat mahal. Gajiku bulan depan jika digabung semuanya tak akan cukup untuk membelinya,” jawab Navier pelan. 

Apa yang dia katakan memang benar adanya. Gaji yang tidak seberapa itu tentu tidak akan sanggup untuk memenuhi apa yang adiknya pinta. 

Selama ini, Navier tidak pernah memiliki keinginan tinggi yang sekiranya tidak bisa dijangkau. 

Jangankan ponsel keluaran terbaru, ponsel biasa saja dia tidak memilikinya. Bagi Navier, uang yang dihasilkan lebih bermanfaat untuk keperluan yang lain ketimbang membeli sesuatu yang belum jelas pentingnya seperti itu. Tapi, adiknya itu … iphone 13 pun tak cukup! Dia mau yang lebih terbaru lagi.

“Ck! Ibu tak peduli!” Yuni meninggikan nada suaranya, tanpa peduli Navier yang sudah menunduk. “Davian mau itu dan dia harus mendapatkan itu,” lanjutnya. 

Navier mengangguk pelan. Bagi sang ibu, dua anak laki-lakinya adalah harta berharga, bahkan jika dibandingkan dengannya. Terkadang, Navier merasa jika dunia ini tidak adil. Adik-adiknya mendapat nama belakang sang ayah, sedangkan dia tidak sama sekali. Navier, hanya nama itulah yang dia dapatkan di kartu identitasnya.

Pernah Navier berpikir, apakah dirinya hanya anak angkat? Mengingat ada banyak perbedaan di antara mereka. 

Akan tetapi, semua itu terbantahkan saat ayahnya sendiri yang menceritakan tentang bagaimana dia dikandung dan dilahirkan oleh ibunya. Bagaimana kedua orang tuanya bersama di keadaan yang masih serba kekurangan, serta betapa mirip dia dengan sang ayah. 

Hanya saja … tidak ada persamaannya dengan sang ibu, selain rambut lurusnya.

“Navier! Kau mendengarku, kan!?” bentak Yuni tiba-tiba. Wanita itu tampak geram melihat Navier yang hanya mengangguk kecil, menunduk, dan tidak melakukan apa-apa lagi saat ia mengatakan hal panjang lebar seperti itu. Seolah Navier seperti robot yang tidak menyadari kehadirannya.

“Iya, Bu. Tapi, aku sudah memberi seluruh gajiku bulan ini untuk kalian. Untuk bulan depan, semua gajiku pasti tidak akan cukup untuk membelikannya. Aku sama sekali tidak memiliki tabungan, Bu. Semua sudah kuberikan pada ibu dan adik-adik.” 

Navier terdiam. Ia teringat semua gaji sudah dia berikan pada mereka tanpa menyisakan sedikit pun untuk ditabung. 

Bahkan, setiap tip atau lembur yang dia hasilkan juga sudah digunakan untuk menambal apa yang adiknya ambil dari toko yang dia jaga. 

Jadi, ponsel mewah keluaran terbaru itu sungguh di luar kemampuannya.

“Apa ayah tidak bisa mengusahakannya juga? Kenapa hanya aku yang ibu pinta untuk membelikan keinginan Davian? Mereka sudah besar, dan mungkin ibu juga bisa mencari kerja sampingan untuk membantu memenuhi kebutuhan kita, kan?” tanya Navier perlahan.

Sayangnya, ucapan Navier justru memancing kemarahan Yuni. Dengan berkacak pinggang, wanita itu kini berjalan pelan hingga sisa beberapa senti saja dari Navier. “Kau menyuruhku bekerja? Kenapa kau tidak menjual dirimu saja? Kau itu masih gadis, cantik, dan memiliki tubuh yang bagus. Satu malam penjualan, pasti sudah mendapat uang lebih dari cukup untuk membeli ponsel itu.” Senyum sinis terpampang di wajah Yuni. “Bahkan, kita bisa membeli dua ponsel. Satunya bisa diberikan untuk Devan!” 

Deg!

Related chapters

  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 2.

    “Bu!” teriak Navier kencang.Gila! Navier pikir ibunya sudah benar-benar gila! Bagaimana bisa seorang ibu mengorbankan kehormatan putrinya hanya demi sebuah ponsel untuk adik-adiknya? “Apa!? Kau tidak mau?” sinis Yuni cepat.“Aku tidak mau! Seharusnya masalah ini dipikirkan bersama, bukan malah hanya aku yang memikirkannya saja. Ibu juga harusnya mengerti, kalau hal itu bukan satu-satunya jalan keluar,” bantah Navier.“Apa kau tak kasihan pada adikmu itu bila membawa ponsel biasa ke sekolahnya yang berisi orang-orang kalangan atas? Navier, kau harus ingat! Kau itu anak pertama dan kakak dari adik-adikmu! Sudah sewajarnya, kau membantu orang tua untuk membiayai mereka. Pokoknya, ibu tidak mau tahu! Kau harus mendapatkan uang itu nanti malam. Jika tidak, kau tidak akan bisa membayangkan tentang apa yang bisa kulakukan!”Usai berucap demikian, Yuni segera berlalu meninggalkan Navier yang masih terisak di tempatnya.Navier kini bergetar takut. Di satu sisi, dia sama sekali tidak mau me

    Last Updated : 2023-10-02
  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 3.

    “Apa!?” pekik Navier tak percaya. Baginya, menjual diri hanya demi sebuah barang yang belum jelas pentingnya adalah sesuatu yang tidak berguna. Sudah tidak berpendidikan tinggi, tubuh Navier juga kurang gizi. Bila harus kehilangan mahkotanya, Navier tidak yakin ada pria yang mau menikahinya.“Pasti ada cara lain untuk mendapatkan ponsel Devian,” tambah gadis itu pada akhirnya. “Ck! Kau memiliki tubuh dan wajah yang bagus. Pasti harganya mahal. Anggap saja hal itu sebagai alat untuk membayar biaya kami membesarkanmu selama ini.”Air mata Navier jatuh mendengar perkataan sang ibu. Memang jika dibandingkan dengan sebayanya, Navier memang memiliki paras yang tidak kalah dengan anak orang berada. Tak perlu perawatan dan kosmetik, Navier sudah memiliki daya tarik tersendiri. Jadi, Yuni bisa memikirkan hal itu sebagai jalan keluar.Selama ini, Yuni memang tidak pernah menyinggung fisik Navier yang bisa menjual. Dia sudah cukup terlena dengan yang diberikan oleh Navier dan suaminya. Nam

    Last Updated : 2023-10-02
  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 4.

    Wanita itu memandikan Navier yang masih terisak seperti anak kecil.Dinginnya air sama sekali tak dirasa Navier. Dia hanya memikirkan bagaimana nasibnya setelah ini.Tok tok tok!Suara ketokan pintu terdengar mengalihkan atensi Yuni seketika.“Ah, itu pasti mereka!” Ditatapnya tajam Navier penuh ancaman, “Cepat lanjutkan! Kalau tidak, kau akan tahu akibatnya.”Yuni berjalan dengan riang meninggalkan Navier yang terdiam.Wanita itu terus membayangkan keuntungan yang ada di depan mata. Pikirnya, hanya sekali transaksi saja sudah bisa mendapatkan untung yang banyak. Jika dihitung, uang yang didapatnya bisa untuk membeli ponsel dan barang lainnya."Kalau yang pertama memang mahal, kan? Tapi, untuk berikutnya, akan kupastikan Navier dijual tidak terlalu murah juga," batin Yuni. Di otaknya, sudah tersusun banyak hal untuk menghasilkan uang lebih banyak lagi dan membeli barang mewah lain. Kalau cukup, ia akan merenovasi rumah. Ceklek!"Silakan masuk!" Begitu membuka pintu, Yuni sudah ti

    Last Updated : 2023-10-02
  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 5.

    Brak!Yuni menutup pintu cukup keras saking bahagianya."Aku berharap dia bisa menghasilkan banyak uang! Sudah cukup aku kesusahan merawat anak itu! Kalau saja ayahmu tidak membuat hatiku sakit dan mencintai ibu kandungmu, tentu hidupmu akan baik-baik saja, Nav! Jadi, jangan salahkan aku jika hidupmu berakhir seperti itu!" ujar Yuni dalam hati, lalu memutuskan untuk kembali ke kamarnya yang nyaman.Namun, melihat betapa berantakannya rumah itu, Yuni terpaksa membersihkannya. Ia segera menyingkirkan sisa-sisa kekacauan yang diperbuat Navier, dan membuat seolah-olah tidak ada kejadian apa pun yang terjadi.Di sisi lain, Navier kini berusaha kabur. Dia ingin berteriak, tetapi masih memikirkan dampak dari perbuatannya itu. Apakah orang-orang akan membantu, atau justru marah karena mengganggu waktu istirahat mereka?Diperhatikannya, pria-pria yang membawanya yang tampak menjaganya dengan ketat."Aku tidak akan kabur! Jadi, jangan memegang lenganku terlalu kuat seperti ini! Aku kesakitan

    Last Updated : 2023-10-02
  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 6.

    "Lex, apa mereka belum sampai?" tanya sang sopir panik. Mobil yang ditumpangi Navier sudah sampai di ujung jalan dan harus memasuki area hutan.Meski di area itu mereka bisa bertindak leluasa karena tak akan ada pihak lain yang ikut campur, tetap saja mereka butuh bantuan."Tidak ada tanda-tanda mereka sampai!" Kepanikan terdengar dari suara pria yang menangkapnya itu.Duang!Di saat yang sama, mobil yang ditumpangi Navier tiba-tiba ditabrak dari belakang dan menyebabkan lajunya tidak stabil. Alhasil, mobil itu pun terpaksa berhenti.Navier menahan napas merasakan itu semua. Terlebih kala orang-orang yang menangkapnya tampak serius sekali bertarung."Kita harus menghadapi mereka secara langsung!" ujar salah satunya.Masing-masing dari mereka pun segera keluar dengan membawa senjata.Dor!Buk!Brak! Adu tembak dan fisik tak terelakkan.Hanya saja, pihak lawan terlalu hebat. Orang-orang yang membawa Navier pun terkepung. Menyaksikan itu semua, Navier bergetar hebat sembari tetap me

    Last Updated : 2023-10-02
  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 7.

    Edgar sudah sampai di rumah sakit miliknya. Ia langsung menyuruh dokter wanita yang lebih berpengalaman untuk menangani Navier. Namun, dia hanya bisa berdiri terpaku melihat pintu ruang tindakan, saat Navier diperiksa. "Aku tak yakin sebelum melakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter ahli. Tapi, kusarankan untuk membesarkan hatimu. Dia mendapatkan kekerasan terlalu banyak, dan hanya menunggu waktu saja untuk sadar. Lebih dari itu, aku tidak bisa mengatakan banyak. Pemeriksaan lebih lanjut bisa dilakukan saat dia sadar," ucap Rui—dokter wanita yang menangani Navier setelah pemeriksaan."Jangan bertele-tele. Katakan saja bagaimana keadaan Navier dengan singkat!" bentak Edgar. Suasana hatinya yang kacau membuat dia ingin meluapkan emosinya. Jujur saja, melihat Navier tak sadarkan diri membuatnya kalut. "Dia bisa sehat. Tapi aku tidak yakin jika dia bisa berjalan dengan normal. Aku menemukan beberapa keganjilan di saraf kakinya." "Jadi kau mau mengatakan jika Navier lumpuh, begitu

    Last Updated : 2023-10-04
  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 8.

    "Tinggalkan aku sendiri! Aku butuh ketenangan dan jangan ganggu aku!" ketus Navier. Sejak tadi, dia mengusir semua pelayan yang ditugaskan untuk menjaganya. Dua pelayan yang mengikuti Navier sontak saling pandang. Mereka diperintahkan untuk mengikuti Navier ke mana pun dia pergi. Apa kata Tuan Edgard nantinya? "Aku hanya ingin beristirahat dengan tenang. Bisakah kalian meninggalkanku sendiri? Lagi pula, aku ingin melatih kakiku juga untuk berpindah sendiri ke ranjang." Dengan sedikit pemaksaan halus, Navier berkata lagi.Cukup lama pelayan-pelayan itu terdiam, sampai akhirnya mereka undur diri.Navier menghela napas lega. 'Aku tak punya apa-apa. Selain itu, aku juga lumpuh dan tidak berpendidikan tinggi. Edgar pantas memiliki wanita yang lebih baik dariku,' batinnya merasa rendah diri dan tak pantas untuk pria sesempurna Edgar. Begitu para pelayan sudah tidak ada, Navier turun dari kursi rodanya. Dengan susah payah, dia menyeret tubuh lemahnya ke kamar mandi, mengisi bathtub sampa

    Last Updated : 2023-10-05
  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 9.

    "Aku akan merawat cucuku!" tukas James yang kebetulan berada di kantor Edgar untuk mengambil kembali cucunya. Ia sudah mendengar kabar mengenai Navier yang semakin depresi setelah mengetahui keadaanya.Namun, Edgar sama sekali tidak bergeming. Sepulang dari rumah sakit, Navier menjadi pribadi yang pendiam dan pemurung. Dia lebih banyak mendiamkan Edgar ketimbang membalas ucapannya seperti sebelumnya. Karena itu James ingin membawanya pulang. James ingin mengenalkan sang cucu pada pegawa di rumahnya. Terutama saat mendengar Navier menjadi lebih pendiam lagi. Bagi James, Edgar masih belum bisa menjadi pria yang benar-benar bertanggung jawab. Dan, dia tidak bisa memasrahkan sang cucu pada pria seperti itu. "Tidak bisa! Dia sudah menjadi tunanganku dan harus berada di sini, di dekatku. Tidak bisa kau bawa pulang karena sebentar lagi aku akan menikahinya," balas Edgar tak kalah sengit. Susah-susah membawa Navier, malah orang lain ingin mengambilnya. Jujur saja, Edgar tak terima! T

    Last Updated : 2023-10-05

Latest chapter

  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 146.

    Selama ini Yuni tidak pernah merasa menyesal telah menyakiti Navier.Dia merasa selama ini Navier-lah yang membuatnya menderita. Ibunya merebut suami yang dia cintai, dan membagi rasa sayang yang dulu didapatkan secara penuh. Karena itulah ketika Elle meninggal, Yuni masih sanggup untuk menyiksa anak kecil itu.Hati Yuni sudah mati rasa untuk memberi rasa kasih untuk anak tirinya.Hingga Navier yang mulai membantu mencari penghasilan pun, Yuni tetap pada pendiriannya. Dia dengan kejam mampu meminta semua pendapatan Navier untuk diberikan pada putranya.Akan tetapi, perlahan rasa itu mulai terkikis.Yuni merasa bersalah saat melihat Navier tidak sadarkan diri dengan berbagai alat untuk menopang kehidupannya.'Sebenarnya aku bahkan tidak tahu alasan untuk membencimu,' batin Yuni.Dia memandang sendu, tak percaya dengan beberapa waktu yang lalu, di mana dia tidak sadar telah mencelakakan nyawa anak tirinya."Ib

  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 145.

    "A-aku tidak menyangka jika kau bisa merencanakan semua ini pada Navier, Yun." Yuni terpekur. Dia sama sekali tidak menyangka jika suaminya akan mendengar perdebatannya dengan Navier, dan sedang saat mengungkit malam kelam itu. Tak hanya itu, Yuni juga menangkap raut kekecewaan yang terlalu kentara. "Aku sudah merawatnya sejak kecil! Kau pikir mudah membesarkan anak dari wanita yang menjadi madu di dalam rumah tangganya? Pikirkan itu, Lex! Ah, ya. Kau yang hanya membawa masalah mana paham hal yang seperti ini!" Di seumur mereka menikah, belum pernah dia mendengar nada kecewa dari Yuni hingga seperti itu. Dia tak tahu jika selama ini, istri pertamanya menyimpan luka dan melampiaskannya pada anaknya. Dulu, Alex mengira jika Yuni bisa menerima Navier selayaknya putri sendiri, karena Elle telah tiada. "Kukira kau menerimanya sebagai anak kandungmu sendiri, Yun. Kalau tahu kau setega itu padanya, kenapa tidak kau katakan saja padaku? Aku

  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 144.

    "Kau!!! Kau masih punya muka untuk kembali ke sini!?" bentak Yuni.Navier tidak mengindahkan peringatan Edgar agar tidak kembali ke sana. Dia bersikukuh untuk kembali ke rumah tempatnya dibesarkan. Bagaimanapun juga, tempat itu berisi banyak kenangan yang tak bisa dia lupakan."Ibu, jangan lupa aku pernah kau besarkan. Aku pernah kau asuh dan kau beri makan," lirih Navier."Lalu dengan apa kau akan membayarnya? Bukankah saat itu kau sudah memiliki kesempatan, tetapi malah membuangnya? Kau!!! Bukannya membayar jasaku, malah meninggalkan semua kesulitan itu!?"Navier menunduk. Dia tetap berdiri di pintu gerbang halaman dan tidak diizinkan untuk masuk oleh Yuni.Sejak awal, Navier tidak tahu jika Yuni sedang libur bekerja. Namun, dia juga tidak berharap penuh jika Yuni sedang tidak ada.Dia hanya ingin beritikad baik dengan meluruskan kesalahpahaman di antara mereka."Aku memang tidak bisa membalasnya dengan keadaan saat itu, Ibu. Tapi ketahuilah! Aku juga melalui masa yang sulit. Aku ti

  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 143.

    "Ada hal yang bisa kau gunakan untuk membela diri, Sayang?" tanya Edgar.Dia menatap tajam sang istri yang kini tengah berdiri dengan senyum seperti anak kecil yang ketahuan telah melakukan kesalahan. Di samping kiri sang istri, ada putra semata wayangnya yang sedang menunduk.Edgar merasa kesal karena mendapati wajah istrinya babak belur, dan puntranya tidak apa-apa. Padahal sebelumnya dia telah berpesan untuk menggantikannya menjaga satu-satunya wanita di keluarga mereka. Edgar tak ragu, karena dia sudah tahu bagaimana kemampuan Henry. Sayang sekali ekspektasinya terlalu tinggi."Jangan salahkan Henry, ya. Dia sudah melakukan hal yang kau pinta sebaik mungkin. Tidak ada hal sebaik Henry. Hanya saja dia datang terlalu terlambat untuk menjemputku," bela Navier."Jadi, ini semua adalah salahmu, begitu?""Tentu saja!""Lalu, apa yang bisa kau lakukan untuk menggantikan hukuman yang akan Henry dapatkan, Sayang?"Badan Navier bergidik nge

  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 142.

    "Yun, hentikan!"Bukannya berhenti, Yuni justru semakin gencar mencerca Navier dengan kata-kata yang buruk. Suaminya sama sekali tidak dipedulikan lagi. Dia seolah buta dan tuli untuk semua hal.Yuni buta akan kebaikan yang selama itu Navier lakukan untuk keluarganya. Bagaimana dia yang harus berhenti untuk belajar, dan justru mencari pekerjaan sebanyak mungkin, dan membantu memenuhi semua hal yang diinginkan kedua adik tirinya.Dan tuli, akan segala perkataan suaminya."Bu, kau boleh menyalahkanku atas semua kesalahan yang terjadi di keluarga kita. Tapi kumohon untuk tidak menyudutkanku. Waktu sudah banyak berubah, dan aku juga tidak ingin mengingat masa lalu lagi. Aku akan melupakan semua yang telah kau lakukan padaku, dan mari untuk hidup lebih baik," pinta Navier.Yuni menggeleng. Air matanya mengalir semakin deras. Dia memandang ke arah suaminya yang kini sudah tidak sesempurna dulu. Memandang putra sulungnya yang juga tidak bisa mendapat kehi

  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 141.

    "Dav, hentikan!!!" tegur ayah mereka.Keduanya masih saling beradu dan tidak menggubris teguran ayahnya. Sesekali Navier membalas pukulan adiknya, dan sisanya dia akan menghindar. Gerakan Davian begitu acak, menandakan bagaimana pria itu dididik dengan otodidak, bukan oleh ahilnya."Ternyata kau belajar cukup banyak, ya? Tidak seperti dulu yang hanya bisa berlindung di bawah ketiak ibu," sindir Navier."Diam kau! Kau tidak tahu masalah apa yang sudah kau tinggalkan untuk kami! Kau sama sekali tidakkk punya hati!"Navier mendecih sinis. Tidak punya hati? Bukankah kata-kata itu lebih patut dikatakan untuk Yuni, dan bukan dirinya?Setelah itu, dia memancing Davian untuk berkelahi di luar ruangan, dan masih mengundang pekikan ayahnya. Hanya sang adik yanag terkesn menuntut untuk menyerang, sedangkan Navier lebih tenang dan menghindar. Karena itu, ayah mereka benar-benar khawatir. Ia takut jika Davian melukai kakak perempuannya."Kalau begitu kau

  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 140.

    "Apa tidak apa-apa jika ibu tahu aku akan datang?" tanya Navier.Setelah mereka berbincang, Navier memutuskan untuk ikut ayahnya pulang ke kediaman mereka yang dulu. Ayahnya takut jika Yuni datang dan tidak mendapati di mana pun. Karena bahan persediaan di rumah mereka telah habis, jadi Navier hanya bisa menurut.Sebenarnya dia bisa saja meminta Edgar atau Henry untuk mengantar bahan makanan itu. Terutama Edgar yang telah mengetahui di mana lokasinya. Sayang, Navier menolak dengan tegas. Dia tidak ingin suaminya turun tangan langsung, atau semuanya akan kacau."Tidak apa-apa, dia pasti sangat senang kau datang. Bukankah sudah lama kalian tidak bertemu?"'Yah ... itu sih kalau Ibu tidak dendam padaku,' batin Navier.Dia meringis saat mengingat masa lalu. Di mana dia yang kabur dan meninggalkan banyak masalah untuk ibunya.Tidak bisa dikatakan dia yang meninggalkan masalah untuk mereka, sebenarnya. Melainkan Yuni sendiri yang telah mengambil r

  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 139.

    "Jadi, kini hanya Ayah yang biasa mengerjakan pekerjaan rumah. Rumah itu telah sepi semenjak kau pergi, dan bertambah sepi setelahnya."Navier menggigit bibir bawahnya. Tidak menyangka jika hidup mereka yang dia tinggalkan, begitu menyedihkan.Ayahnya lumpuh sebelah karena kecelakaan kerja. Karena itu, ayahnya dipensiunkan dini. Ibunya mengambil alih mencari nafkah setelah uang tunjangan ayahnya habis, dan kedua adiknya berhenti sekolah karena malu. Kemudian mereka bekerja sebagai buruh kasar di pasar.Dari yang diceritakan ayahnya, Navier mendapat beberapa informasi. Adik pertamanya, Davian, telah menikah dan seorang wanita yang merupakan putri dari pemilik tempatnya bekerja. Setelah istrinya melahirkan di usia pernikahan mereka yang baru enam bulan, satu bulan kemudian mereka bercerai dan membawa anak itu bersamanya.Ayahnya menduga jika wanita itu menikahi Davier hanya untuk menutupi aib karena hamil terlebih dahulu dengan mantan pacarnya yang tidak ma

  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 138.

    "A-Ayah!"Navier hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.Ayah yang sejak dirinya lahir hingga dijemput Edgar menemaninya, dan tidak pernahlagi mereka bertemu setelah dijual Yuni, ada di hadapanynya.Wajah yang sudah tua termakan usia, dan tidak lagi semuda dulu membuat hati Navier menjadi trenyuh. Ayahnya itu tidak pernah melakukan tindak kekerasan seperti yang Yuni lakukan. Dan hingga hari terakhirnya di kota itu, Navier belum sempat untuk perpamitan.Pun dengan pernikahannya dengan Edgar, sang ayah pastilah tidak pernah tahu akan hal itu. Tidak akan ada kabar yang didengar jika Edgar sudah memutuskan untuk menutup rapat semua yang berpotensi untuk menyebar berita.Kepergiannya kala itu memang terjadi karena terpaksa."Kau putriku, Navier?"Navier mengangguk. Matanya sudah hampir dibanjiri air mata jika tidak dia tahan."Aku merindukan Ayah," lirih Navier. Dia menghambur ke pelukan ayahnya yang kini sudah tidak sempur

DMCA.com Protection Status