Share

Bab 5.

Penulis: Rizuki
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-02 11:30:05

Brak!

Yuni menutup pintu cukup keras saking bahagianya.

"Aku berharap dia bisa menghasilkan banyak uang! Sudah cukup aku kesusahan merawat anak itu! Kalau saja ayahmu tidak membuat hatiku sakit dan mencintai ibu kandungmu, tentu hidupmu akan baik-baik saja, Nav! Jadi, jangan salahkan aku jika hidupmu berakhir seperti itu!" ujar Yuni dalam hati, lalu memutuskan untuk kembali ke kamarnya yang nyaman.

Namun, melihat betapa berantakannya rumah itu, Yuni terpaksa membersihkannya. 

Ia segera menyingkirkan sisa-sisa kekacauan yang diperbuat Navier, dan membuat seolah-olah tidak ada kejadian apa pun yang terjadi.

Di sisi lain, Navier kini berusaha kabur. 

Dia ingin berteriak, tetapi masih memikirkan dampak dari perbuatannya itu. 

Apakah orang-orang akan membantu, atau justru marah karena mengganggu waktu istirahat mereka?

Diperhatikannya, pria-pria yang membawanya yang tampak menjaganya dengan ketat.

"Aku tidak akan kabur! Jadi, jangan memegang lenganku terlalu kuat seperti ini! Aku kesakitan dan bisa berjalan sendiri!" ucap Navier cepat. 

Di dalam otaknya, tersusun beberapa rencana untuk melarikan diri. 

Entah keberuntungannya atau apa, navier merasa jika pegangan mereka sedikit melonggar. 

Segera, dia menyentak kuat tangannya dan langsung berlari begitu cekalan tangan mereka lepas.

"Hanya ini kesempatanku, tidak ada lain waktu!" ujar Navier di dalam hati. 

Tidak akan ada kesempatan lagi. 

Karena jika dia tertangkap, mereka akan semakin mengeratkan pengawasan padanya.

Navier berlari sekuat tenaga di jalan-jalan kecil beserta tembusannya yang telah ia ingat. 

Perempuan itu bisa mencari jalan yang sulit dan membuat pengerjarnya ketinggalan agak jauh. 

Sayangnya, Navier lupa kalau para pengawal itu bisa berpencar dan mencari jalan lain.

"Kau tidak berpikir untuk bisa kabur dengan mudah, kan?"

Deg! 

Jantung Navier berdebar lebih cepat saat mendapati salah satu dari mereka sudah ada di depannya. 

Seketika dia mengalami tremor, dan mengambil keputusan singkat untuk kembali.

"Jangan harap kau bisa lolos, Adik Kecil!" ucap pria itu. 

Navier sontak mengambil jalan yang lebih besar. Namun, Navier lupa jika jumlah mereka lebih banyak darinya.  

Dia bagai tikus yang dikejar sekawanan kucing liar yang lapar.

"Setelah aku menangkapmu, aku akan mematahkan kakimu saat itu juga!" Pria yang mengejar Navier berucap dengan geram.  

Selama ini, dia tidak pernah gagal membawa target yang diinginkan oleh atasannya. 

Lalu, para wanita muda pun biasanya menurut dan langsung tunduk saat mereka membawanya. Hanya di awal memberontak, lalu setelah itu tidak. 

Namun, Navier berbeda. Hanya gadis itu yang ingin dia patahkan kakinya karena sungguh sangat merepotkan.

"Sial! Bos akan marah jika kita terlambat lebih lama dari ini. Kejar wanita itu di ujung jalan! Gunakan GPS untuk melacak posisiku. Wanita itu harus ada dalam pengawasanku!" ucap pria itu di alat komunikasi mereka.

Bruk!

Pria itu menyunggingkan senyuman saat tahu Navier tersungkur. 

Dengan cepat, ia langsung menangkap Navier dalam genggamannya. 

Tentu saja, Navier berontak dengan kuat. Sayangnya, pria itu tidak mau mengendurkan kewaspadaannya lagi.

"Aku mohon, Tuan, lepaskan aku! Aku masih muda dan masa depanku masih panjang. Aku tak mau kehilangannya begitu saja," pinta Navier. 

Plak!

Pipi gadis itu tiba-tiba ditampar.

"Aku sudah berbaik hati untuk tidak mematahkan kakimu. Jadi, jangan banyak tingkah dan ikut dengan tenang!" perintahnya, "kalau tidak, aku tak akan segan menghilangkan nyawamu dengan sekali tembak. Aku juga bisa membayar polisi agar tutup mulut.”

Merasakan kemarahan, Navier dibuat tidak berkutik. 

Selama ini, belum pernah dia mendapat perlakuan seperti itu.

Dengan pasrah, Navier membiarkan pria itu menyeretnya menuju mobil.

Wajahnya bahkan memucat ketika harus masuk ke dalam mobil yang telah mereka persiapkan

"Tuan, jika istri atau anak kalian yang diperlakukan seperti ini, bagaimana perasaan kalian?" tanya Navier menahan tangis. 

"Sebaiknya, kau pikirkan dirimu dan tak perlu mengurusi kami seperti itu!" bentak salah satu dari mereka,  "kita sudah terlambat! Kau beruntung karena kami tidak mematahkan kedua kakimu saat kau mencoba untuk kabur!"

Mendengar hal itu, Navier mengatupkan mulutnya. 

Namun, air matanya masih terus mengalir deras.

"Kalau kau menurut, kau mungkin akan menjadi kesayangan bos kami. Hidupmu akan terjamin dan kau tidak perlu lagi memikirkan pekerjaan. Cukup menurut dan hidupmu akan lancar!"

"Huaaa!!!" 

Bukannya diam, Navier justru mengeraskan tangisnya. 

Ketakutan sudah menguasai gadis itu. 

Meski hidup berkekurangan, tetapi dia amat menikmati hidup dan masih berharap memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Dia ingin memiliki pekerjaan yang lebih baik. Tapi, sekarang…?

Cit!

Mobil yang ditumpangi Navier berguncang. Untuk seketika, dia menghentikan tangisnya. 

"Warning, kode A!"

"Bersiap di posisi masing-masing!"

Navier sontak terkejut. 

Kekacauan yang terjadi tiba-tiba membuatnya bingung terlebih para pria berbaju hitam itu terlihat panik. Masing-masing dari mereka bahkan mengambil senapan yang lebih besar.

"Menunduk!" perintah pria yang berada di samping Navier. 

Sontak, Navier menundukkan kepala. 

Prang!

Sayangnya, dia justru mendapati jika kaca belakang dari kursi yang baru saja disandari, telah berlubang. 

Jantung Navier berdebar semakin kencang. Dalam hati, dia merapal banyak doa untuk keselamatannya.

"Sial! Kita diserang entah oleh siapa. Percepat mobil dan kecoh mereka di ujung jalan sana! Aku akan berusaha untuk menghubungi rekan yang lain untuk membantu kita menyelesaikan mereka!"

"Ok!"

Navier memejamkan matanya kala sang sopir bermanuver dengan mobil sedan yang dibawanya. Rekan-rekannya yang lain pun menembak mobil yang mengikuti dan menabrak mereka tadi. 

"George, kau tidak menyelidiki asal-usul wanita ini?" tanya pria yang tadi menangkap Navier.

"Sudah! Tidak ada rekam jejak dia memiliki hubungan dengan orang berpengaruh. Keluarganya hanya keluarga biasa seperti yang sebelumnya."

"Lalu kenapa kita bisa diserang seperti ini? Apa salah satu musuh bos tahu rencana kita?"

"Tentu saja tidak! Aku sudah memastikannya. Lagi pula, untuk apa musuh bos menyerang saat kita membawa wanita ini!? Akan lebih masuk akal jika kita diserang saat membawa bos di mobil ini. Kau juga tahu jika di antara kita tidak ada yang memiliki jabatan yang tinggi!"

Mendengar itu, Navier diam-diam mengerutkan kening. 

Mengapa mereka berpikir penyerangan ini berhubungan dengannya?

'Aku tidak mengenal orang luar biasa yang bisa menyelamatkanku,' bingung Navier dalam hati.

Bab terkait

  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 6.

    "Lex, apa mereka belum sampai?" tanya sang sopir panik. Mobil yang ditumpangi Navier sudah sampai di ujung jalan dan harus memasuki area hutan.Meski di area itu mereka bisa bertindak leluasa karena tak akan ada pihak lain yang ikut campur, tetap saja mereka butuh bantuan."Tidak ada tanda-tanda mereka sampai!" Kepanikan terdengar dari suara pria yang menangkapnya itu.Duang!Di saat yang sama, mobil yang ditumpangi Navier tiba-tiba ditabrak dari belakang dan menyebabkan lajunya tidak stabil. Alhasil, mobil itu pun terpaksa berhenti.Navier menahan napas merasakan itu semua. Terlebih kala orang-orang yang menangkapnya tampak serius sekali bertarung."Kita harus menghadapi mereka secara langsung!" ujar salah satunya.Masing-masing dari mereka pun segera keluar dengan membawa senjata.Dor!Buk!Brak! Adu tembak dan fisik tak terelakkan.Hanya saja, pihak lawan terlalu hebat. Orang-orang yang membawa Navier pun terkepung. Menyaksikan itu semua, Navier bergetar hebat sembari tetap me

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-02
  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 7.

    Edgar sudah sampai di rumah sakit miliknya. Ia langsung menyuruh dokter wanita yang lebih berpengalaman untuk menangani Navier. Namun, dia hanya bisa berdiri terpaku melihat pintu ruang tindakan, saat Navier diperiksa. "Aku tak yakin sebelum melakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter ahli. Tapi, kusarankan untuk membesarkan hatimu. Dia mendapatkan kekerasan terlalu banyak, dan hanya menunggu waktu saja untuk sadar. Lebih dari itu, aku tidak bisa mengatakan banyak. Pemeriksaan lebih lanjut bisa dilakukan saat dia sadar," ucap Rui—dokter wanita yang menangani Navier setelah pemeriksaan."Jangan bertele-tele. Katakan saja bagaimana keadaan Navier dengan singkat!" bentak Edgar. Suasana hatinya yang kacau membuat dia ingin meluapkan emosinya. Jujur saja, melihat Navier tak sadarkan diri membuatnya kalut. "Dia bisa sehat. Tapi aku tidak yakin jika dia bisa berjalan dengan normal. Aku menemukan beberapa keganjilan di saraf kakinya." "Jadi kau mau mengatakan jika Navier lumpuh, begitu

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-04
  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 8.

    "Tinggalkan aku sendiri! Aku butuh ketenangan dan jangan ganggu aku!" ketus Navier. Sejak tadi, dia mengusir semua pelayan yang ditugaskan untuk menjaganya. Dua pelayan yang mengikuti Navier sontak saling pandang. Mereka diperintahkan untuk mengikuti Navier ke mana pun dia pergi. Apa kata Tuan Edgard nantinya? "Aku hanya ingin beristirahat dengan tenang. Bisakah kalian meninggalkanku sendiri? Lagi pula, aku ingin melatih kakiku juga untuk berpindah sendiri ke ranjang." Dengan sedikit pemaksaan halus, Navier berkata lagi.Cukup lama pelayan-pelayan itu terdiam, sampai akhirnya mereka undur diri.Navier menghela napas lega. 'Aku tak punya apa-apa. Selain itu, aku juga lumpuh dan tidak berpendidikan tinggi. Edgar pantas memiliki wanita yang lebih baik dariku,' batinnya merasa rendah diri dan tak pantas untuk pria sesempurna Edgar. Begitu para pelayan sudah tidak ada, Navier turun dari kursi rodanya. Dengan susah payah, dia menyeret tubuh lemahnya ke kamar mandi, mengisi bathtub sampa

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-05
  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 9.

    "Aku akan merawat cucuku!" tukas James yang kebetulan berada di kantor Edgar untuk mengambil kembali cucunya. Ia sudah mendengar kabar mengenai Navier yang semakin depresi setelah mengetahui keadaanya.Namun, Edgar sama sekali tidak bergeming. Sepulang dari rumah sakit, Navier menjadi pribadi yang pendiam dan pemurung. Dia lebih banyak mendiamkan Edgar ketimbang membalas ucapannya seperti sebelumnya. Karena itu James ingin membawanya pulang. James ingin mengenalkan sang cucu pada pegawa di rumahnya. Terutama saat mendengar Navier menjadi lebih pendiam lagi. Bagi James, Edgar masih belum bisa menjadi pria yang benar-benar bertanggung jawab. Dan, dia tidak bisa memasrahkan sang cucu pada pria seperti itu. "Tidak bisa! Dia sudah menjadi tunanganku dan harus berada di sini, di dekatku. Tidak bisa kau bawa pulang karena sebentar lagi aku akan menikahinya," balas Edgar tak kalah sengit. Susah-susah membawa Navier, malah orang lain ingin mengambilnya. Jujur saja, Edgar tak terima! T

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-05
  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 10.

    "Aku menyerah, Kakek," ucap Navier.Setelah memutuskan untuk hidup di tempat kakeknya, Navier dilatih dengan baik untuk menjadi seorang pewaris.Navier satu-satunya keturunan murni keluarga Wyatt, harus menjadi pemimpin yang mumpuni dari segi pengetahuan maupun perilaku.Pertama kali melihat Navier secara langsung, James Wyatt merasakan firasat yang baik tentang Navier. Jadi, dia bersungguh-sungguh untuk membantu Navier.Kelumpuhan Navier bukanlah halangan. Jadi, sebisa mungkin dia tidak akan mengungkit hal itu pada Navier."Baru begitu saja kau sudah menyerah!? Kalau begitu kau menikah saja dengan Edgar, agar aku bisa memberikan semua ini padanya!" tukas James.Navier menunduk, lalu menjawab, "Kadang aku berpikir kalau bukan kakekku. Bagaimana bisa ada orang yang memperlakukan cucunya seperti itu? Aku tidur hanya empat jam semalam, setengah jam di siang hari, dan selebihnya tidak ada yang kulakukan selain belajar dan belajar! Bahkan di meja

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-07
  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 11.

    "Nav, pengawalku menemukan Mobil Edgar tak jauh dari wilayah kita." Pergerakan Navier yang sedang makan, terhenti. Jantungnya mulai berdebar dengan kencang. Dia takut jika .... "Anak buahku menemukan jika Edgar tidak ada di sana. penuh dengan bercak darah. Dari pMobilnyaenyelidikan mereka, darah itu bukan hanya milik Edgar, tapi banyak orang." Navier masih terdiam, mencoba menebak apa yang selanjutnya dikatakan oleh sang kakek. Akan tetapi, dia tidak memungkiri jika hatinya berkata lain. "Dan sayangnya, Keluarga Edgar juga menghubungiku, mengatakan kalau Edgar tidak ada. Kupikir Edgar sudah dibawa keluarganya, tetapi justru mereka pun terlambat. Pagi tadi, lokasi kejadian sudah bersih. Entah siapa yang membersihkannya, aku tak tahu." Trang!!! Sendok dan garpu yang dipakai Navier, terjatuh. Tangannya bergetar dan tiba-tiba air matanya keluar. "Kalau dia tidak ada di sana,, lalu di mana?" tanya Navier. Jam

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-08
  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 12.

    Keadaan Navier kembali memburuk. Sudah semingu Edgar menghilang tanpa kabar. Apalagi keluarga Edgar seolah menyalahkan Navier atas kejadian yang menimpa Edgar. Setahu mereka, Edgar menghillang setelah mengunjungi Navier. Mereka menduga jika ada konspirasi di atasnya. "Sudah kubilang cucuku sama sekali tidak tahu apa pun! Kau tidak tahu dia bahkan sampai frustrasi dan kesehatannya kembali terganggu!? Kalau kau kembali datang untuk menyalahkan Navier kembali, maka pergilah! Aku akan mengunjungi Jonathan untuk membatalkan pertunangan mereka!" "Anda tahu bagaimana rasanya kehilangan anak dan penerus satu-satnya, bukan? itulah yang kurasakan. Apalagi Edgar menghilang setelah dari cucu Anda! Akan masuk akal jika dia di balik konsprasi semua ini!" Navier ingin sekali menutup telinga rapat-rapat, saat mendengar perdebatan di luar. Selama ini, Navier masih belum pernah bertemu dengan orang tua Edgar. Namun, mereka sendiri yang menemui Navier ketika Edgar tidak ditemukan. Mereka menuduh Na

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-09
  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 13.

    "Aku bisa mengantarkanmu dengan pesawat pribadiku. Atau kalau kau mau, aku akan menemanimu di sana," tawar Edgar.Dia kini di bandara, mengantarkan sang kekasih ke tempat kelahirannya.Navier yang meminta untuk menyelesaikan masalahnya ternyata bukan isapan jempol belaka. Wanita itu benar-benar pergi.Ditemani salah satu bawahan sang kakek, Navier pergi. Dan hal itu membuat Edgar geram.Edgar ingin ikut, sayangnya dia tidak bisa."Aku mendapat laporan dari bawahanmu kalau pekerjaanmu masih banyak. Jadi, selesaikan dulu semuanya. Baru kau bisa mengantarku," ucap Navier.Edgar menatap Navier dengan sendu. "Aku cemburu, jadi jangan dekat-dekat dengannya," ucapnya kemudian.'Ya Tuhan ...,' batin Navier. "Dia hanya pengawal yang ditugaskan kakek untuk menjagaku," ucap Navier.Dengan berat hati, Edgar melepaskan Navier.Mau tak mau dia harus membiarkan Navier pergi hanya dengan pengawal yang James tunjuk.Edgar tahu jika Navie

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-10

Bab terbaru

  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 146.

    Selama ini Yuni tidak pernah merasa menyesal telah menyakiti Navier.Dia merasa selama ini Navier-lah yang membuatnya menderita. Ibunya merebut suami yang dia cintai, dan membagi rasa sayang yang dulu didapatkan secara penuh. Karena itulah ketika Elle meninggal, Yuni masih sanggup untuk menyiksa anak kecil itu.Hati Yuni sudah mati rasa untuk memberi rasa kasih untuk anak tirinya.Hingga Navier yang mulai membantu mencari penghasilan pun, Yuni tetap pada pendiriannya. Dia dengan kejam mampu meminta semua pendapatan Navier untuk diberikan pada putranya.Akan tetapi, perlahan rasa itu mulai terkikis.Yuni merasa bersalah saat melihat Navier tidak sadarkan diri dengan berbagai alat untuk menopang kehidupannya.'Sebenarnya aku bahkan tidak tahu alasan untuk membencimu,' batin Yuni.Dia memandang sendu, tak percaya dengan beberapa waktu yang lalu, di mana dia tidak sadar telah mencelakakan nyawa anak tirinya."Ib

  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 145.

    "A-aku tidak menyangka jika kau bisa merencanakan semua ini pada Navier, Yun." Yuni terpekur. Dia sama sekali tidak menyangka jika suaminya akan mendengar perdebatannya dengan Navier, dan sedang saat mengungkit malam kelam itu. Tak hanya itu, Yuni juga menangkap raut kekecewaan yang terlalu kentara. "Aku sudah merawatnya sejak kecil! Kau pikir mudah membesarkan anak dari wanita yang menjadi madu di dalam rumah tangganya? Pikirkan itu, Lex! Ah, ya. Kau yang hanya membawa masalah mana paham hal yang seperti ini!" Di seumur mereka menikah, belum pernah dia mendengar nada kecewa dari Yuni hingga seperti itu. Dia tak tahu jika selama ini, istri pertamanya menyimpan luka dan melampiaskannya pada anaknya. Dulu, Alex mengira jika Yuni bisa menerima Navier selayaknya putri sendiri, karena Elle telah tiada. "Kukira kau menerimanya sebagai anak kandungmu sendiri, Yun. Kalau tahu kau setega itu padanya, kenapa tidak kau katakan saja padaku? Aku

  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 144.

    "Kau!!! Kau masih punya muka untuk kembali ke sini!?" bentak Yuni.Navier tidak mengindahkan peringatan Edgar agar tidak kembali ke sana. Dia bersikukuh untuk kembali ke rumah tempatnya dibesarkan. Bagaimanapun juga, tempat itu berisi banyak kenangan yang tak bisa dia lupakan."Ibu, jangan lupa aku pernah kau besarkan. Aku pernah kau asuh dan kau beri makan," lirih Navier."Lalu dengan apa kau akan membayarnya? Bukankah saat itu kau sudah memiliki kesempatan, tetapi malah membuangnya? Kau!!! Bukannya membayar jasaku, malah meninggalkan semua kesulitan itu!?"Navier menunduk. Dia tetap berdiri di pintu gerbang halaman dan tidak diizinkan untuk masuk oleh Yuni.Sejak awal, Navier tidak tahu jika Yuni sedang libur bekerja. Namun, dia juga tidak berharap penuh jika Yuni sedang tidak ada.Dia hanya ingin beritikad baik dengan meluruskan kesalahpahaman di antara mereka."Aku memang tidak bisa membalasnya dengan keadaan saat itu, Ibu. Tapi ketahuilah! Aku juga melalui masa yang sulit. Aku ti

  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 143.

    "Ada hal yang bisa kau gunakan untuk membela diri, Sayang?" tanya Edgar.Dia menatap tajam sang istri yang kini tengah berdiri dengan senyum seperti anak kecil yang ketahuan telah melakukan kesalahan. Di samping kiri sang istri, ada putra semata wayangnya yang sedang menunduk.Edgar merasa kesal karena mendapati wajah istrinya babak belur, dan puntranya tidak apa-apa. Padahal sebelumnya dia telah berpesan untuk menggantikannya menjaga satu-satunya wanita di keluarga mereka. Edgar tak ragu, karena dia sudah tahu bagaimana kemampuan Henry. Sayang sekali ekspektasinya terlalu tinggi."Jangan salahkan Henry, ya. Dia sudah melakukan hal yang kau pinta sebaik mungkin. Tidak ada hal sebaik Henry. Hanya saja dia datang terlalu terlambat untuk menjemputku," bela Navier."Jadi, ini semua adalah salahmu, begitu?""Tentu saja!""Lalu, apa yang bisa kau lakukan untuk menggantikan hukuman yang akan Henry dapatkan, Sayang?"Badan Navier bergidik nge

  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 142.

    "Yun, hentikan!"Bukannya berhenti, Yuni justru semakin gencar mencerca Navier dengan kata-kata yang buruk. Suaminya sama sekali tidak dipedulikan lagi. Dia seolah buta dan tuli untuk semua hal.Yuni buta akan kebaikan yang selama itu Navier lakukan untuk keluarganya. Bagaimana dia yang harus berhenti untuk belajar, dan justru mencari pekerjaan sebanyak mungkin, dan membantu memenuhi semua hal yang diinginkan kedua adik tirinya.Dan tuli, akan segala perkataan suaminya."Bu, kau boleh menyalahkanku atas semua kesalahan yang terjadi di keluarga kita. Tapi kumohon untuk tidak menyudutkanku. Waktu sudah banyak berubah, dan aku juga tidak ingin mengingat masa lalu lagi. Aku akan melupakan semua yang telah kau lakukan padaku, dan mari untuk hidup lebih baik," pinta Navier.Yuni menggeleng. Air matanya mengalir semakin deras. Dia memandang ke arah suaminya yang kini sudah tidak sesempurna dulu. Memandang putra sulungnya yang juga tidak bisa mendapat kehi

  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 141.

    "Dav, hentikan!!!" tegur ayah mereka.Keduanya masih saling beradu dan tidak menggubris teguran ayahnya. Sesekali Navier membalas pukulan adiknya, dan sisanya dia akan menghindar. Gerakan Davian begitu acak, menandakan bagaimana pria itu dididik dengan otodidak, bukan oleh ahilnya."Ternyata kau belajar cukup banyak, ya? Tidak seperti dulu yang hanya bisa berlindung di bawah ketiak ibu," sindir Navier."Diam kau! Kau tidak tahu masalah apa yang sudah kau tinggalkan untuk kami! Kau sama sekali tidakkk punya hati!"Navier mendecih sinis. Tidak punya hati? Bukankah kata-kata itu lebih patut dikatakan untuk Yuni, dan bukan dirinya?Setelah itu, dia memancing Davian untuk berkelahi di luar ruangan, dan masih mengundang pekikan ayahnya. Hanya sang adik yanag terkesn menuntut untuk menyerang, sedangkan Navier lebih tenang dan menghindar. Karena itu, ayah mereka benar-benar khawatir. Ia takut jika Davian melukai kakak perempuannya."Kalau begitu kau

  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 140.

    "Apa tidak apa-apa jika ibu tahu aku akan datang?" tanya Navier.Setelah mereka berbincang, Navier memutuskan untuk ikut ayahnya pulang ke kediaman mereka yang dulu. Ayahnya takut jika Yuni datang dan tidak mendapati di mana pun. Karena bahan persediaan di rumah mereka telah habis, jadi Navier hanya bisa menurut.Sebenarnya dia bisa saja meminta Edgar atau Henry untuk mengantar bahan makanan itu. Terutama Edgar yang telah mengetahui di mana lokasinya. Sayang, Navier menolak dengan tegas. Dia tidak ingin suaminya turun tangan langsung, atau semuanya akan kacau."Tidak apa-apa, dia pasti sangat senang kau datang. Bukankah sudah lama kalian tidak bertemu?"'Yah ... itu sih kalau Ibu tidak dendam padaku,' batin Navier.Dia meringis saat mengingat masa lalu. Di mana dia yang kabur dan meninggalkan banyak masalah untuk ibunya.Tidak bisa dikatakan dia yang meninggalkan masalah untuk mereka, sebenarnya. Melainkan Yuni sendiri yang telah mengambil r

  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 139.

    "Jadi, kini hanya Ayah yang biasa mengerjakan pekerjaan rumah. Rumah itu telah sepi semenjak kau pergi, dan bertambah sepi setelahnya."Navier menggigit bibir bawahnya. Tidak menyangka jika hidup mereka yang dia tinggalkan, begitu menyedihkan.Ayahnya lumpuh sebelah karena kecelakaan kerja. Karena itu, ayahnya dipensiunkan dini. Ibunya mengambil alih mencari nafkah setelah uang tunjangan ayahnya habis, dan kedua adiknya berhenti sekolah karena malu. Kemudian mereka bekerja sebagai buruh kasar di pasar.Dari yang diceritakan ayahnya, Navier mendapat beberapa informasi. Adik pertamanya, Davian, telah menikah dan seorang wanita yang merupakan putri dari pemilik tempatnya bekerja. Setelah istrinya melahirkan di usia pernikahan mereka yang baru enam bulan, satu bulan kemudian mereka bercerai dan membawa anak itu bersamanya.Ayahnya menduga jika wanita itu menikahi Davier hanya untuk menutupi aib karena hamil terlebih dahulu dengan mantan pacarnya yang tidak ma

  • Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin   Bab 138.

    "A-Ayah!"Navier hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.Ayah yang sejak dirinya lahir hingga dijemput Edgar menemaninya, dan tidak pernahlagi mereka bertemu setelah dijual Yuni, ada di hadapanynya.Wajah yang sudah tua termakan usia, dan tidak lagi semuda dulu membuat hati Navier menjadi trenyuh. Ayahnya itu tidak pernah melakukan tindak kekerasan seperti yang Yuni lakukan. Dan hingga hari terakhirnya di kota itu, Navier belum sempat untuk perpamitan.Pun dengan pernikahannya dengan Edgar, sang ayah pastilah tidak pernah tahu akan hal itu. Tidak akan ada kabar yang didengar jika Edgar sudah memutuskan untuk menutup rapat semua yang berpotensi untuk menyebar berita.Kepergiannya kala itu memang terjadi karena terpaksa."Kau putriku, Navier?"Navier mengangguk. Matanya sudah hampir dibanjiri air mata jika tidak dia tahan."Aku merindukan Ayah," lirih Navier. Dia menghambur ke pelukan ayahnya yang kini sudah tidak sempur

DMCA.com Protection Status