Share

Bagian 172

Iyan

Mendengar Aira digigt ular, tulang seluruh tubuh kehilangan kekuatannya. Apa lagi yang menimpa keluargaku, ya Allah? Belum juga aku dan Aira sembuh, Rani sakit seperti ini, ditambah lagi, Aira digigit ular. Aku semakin terkulai lemas, memeluk tubuh Rani yang terbujur bak orang mati. Bapak bersama Lik Udin segera menuju rumah mertuaku dengan mengendarai motor. Hanya butuh waktu lima belas menit untuk sampai sana.

“Dek, bangunlah! Sadar, Dek … kenapa kamu lakukan ini semua? Kenapa kamu harus memelihara barang-barang seperti itu? Aku kecewa sama kamu, Dek. Tapi, aku tidak kuasa untuk menyalahkanmu di hadapan orang banyak. Rasa cintaku teramat dalam hingga, lidah ini sangat tidak bisa mengucapkan kata-kata kasar untukmu.” Kubisikkan kalimat di telinganya, berharap Rani mendengar dan segera bangun.

Bapak pulang, dengan wajah yang memancarkan kelegaan.

“Bagaimana keadaan Aira, Pak?”

“Sudah mendingan, untung saja

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Helmi Rosana
penasaran bagaimana kelanjutannya
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
Iyan.. Iyan... belum sadar juga ya semua hasil atas apa yang ditanam
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status