Share

Bagian 106

Aku meminta Doni untuk membawa pulang Dinta lebih dulu. Sekarang, aku hanya bersama Nia di dalam mobil. Aku masih terdiam, memberikan ruang untuknya meluapkan segala emosi dalam dada. Hanya isak serta sedu sedan yang kudengar sepanjang kami bersama. Kini, mobil sudah di jalan raya, keluar dari kawasan rumah sakit.

Di jalan yang agak lengang, kutepikan kendaraan.

“Menangislah yang kencang, Nia. Jangan ditahan. Ungkapkan semua rasa kesal dan emosi kamu. Jadikan malam ini sebagai malam terakhir kamu menangis karena mereka. Karena setelah ini, aku janji, tidak akan ada satu pun orang yang bisa menyakitimu.”

Hanya kalimat ini yang bisa kuungkapkan untuk mengurangi kesedihan serta beban wanita di sampingku. Tenggorokan ini tercekat. Meski pernah disakiti dua kali dalam pernikahan, tetapi yang dialami Nia ini jauh lebih berat dari yang pernah menimpaku.

Sekitar seperempat jam, kami bersama dalam bisu. Nia masih menangis. Kali ini, dengan suara yang a

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Dede Suandy
masa tidur di luar...yg bener aja...wjwjwjkkk
goodnovel comment avatar
Nur Inayah
doni jodohin sama fani,thor hehehehe
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
Pak Irsya.. Doni... kalian lelaki baik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status