Share

BAB 87

Semburat merah mulai tampak di langit Cibinong sore itu. Aliya dan Diani berdiri di teras depan lobby kantor mereka.

“Kalau ngga ngalamin sendiri, rasanya tidak percaya aku lakukan itu…” gumam Aliya pelan. Diani di sebelahnya tanpa menengok, menimpali.

“Well, ada saja sih sesuatu yang sesungguhnya bisa kita lakukan tapi kita baru tahu kita bisa melakukannya.”

Siang tadi, saat ruang kosong dan hanya Diani yang menemani Aliya, Aliya melakukan apa yang kemarin sempat ia sanggupi. Ia mengikuti semua arahan Elang. Meskipun awalnya sempat gugup, namun akhirnya ia selesai melakukannya.

“Keren. Dah kaya exorcist aja, Miss,” Diani terkekeh.

“Exorcist apaan. Aku cuma ajak ngomong doang terus minta mereka pindah ke belakang jangan ganggu ruang guru…” Aliya menghela napas. “Ga tau juga itu berhasil atau ngga nya.”

Diani tersenyum. “Kalau lihat reaksi temen-temen lain, sampai

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status