Share

BAB 260

Kota Kembang diguyur hujan deras selama satu jam ini. Tanah di balik rerumputan telah sangat basah, menguarkan aroma khas-nya. Meski tak sepenuhnya, namun cukup mampu memberikan ketenangan.

Langit masih mendung, seakan menaungi kemuraman seorang pria yang setia duduk menghadap sebuah taman di belakang rumah.

Aliya menatap pilu punggung pria itu.

Masih segar di pelupuk matanya, bagaimana Elang tak bergerak sedikitpun. Kedua kakinya seolah terpasak ke lantai, begitu panggilan telepon dengan ibunya itu usai.

Dean yang saat itu menghampiri Elang, merangkul pundaknya serta membawanya duduk. Agni berlari ke pantri untuk mengambilkan minum bagi Elang.

Sementara Aliya, terpaku tanpa mampu mengangkat pandangan. Tangannya terlepas dari pegangannya pada lengan Elang. Tubuh serta otaknya tidak sinkron dalam menentukan tindakan.

Kalimat terakhir Elang yang mengulang perkataan Rosaline di telepon, masih bergaung di lorong pendengarannya, meninggalkan kepedihan lain yang segera bersemayam.

Man
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status