Share

BAB 194

Penulis: Bintang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Lu mau minum, Om?”

“Saya ngga haus,” jawab Dean datar. “Lagipula saya bisa ambil sendiri kalau mau.”

“Maksud gue bukan minum air putih. Minum-minum. Ngerayain kekalahan kita berdua. Gimana?” Agni memiringkan kepalanya dan tersenyum miring.

“Kita ngga seputus asa itu untuk jadi mabuk, Agni.”

“Ah lu bener-bener kagak asyik, Om. Ngerokok kagak, minum kagak. Lu kagak tau cara nikmatin dunia, Om,” dengkus Agni. Ia lalu menyalakan rokok dan menghisapnya perlahan.

“Sempit sekali caramu menikmati dunia,” seulas senyum samar terukir di bibir Dean. Ia lalu meraih kacang rebus yang ada di atas meja, membuka, lalu melempar ringan isinya ke dalam mulut.

“Ah,” Agni mematikan rokoknya. “Sialan.”

Dean hanya melirik Agni sekilas tanpa ingin repot bertanya.

“Sejak ketemu Moony, gue kok ngerasain ga enak ngerokok, ya. Rasanya hambar dan ya ga enak aja. Kenapa sih gue,” keluh Agni tanpa menyembunyikan kekesalannya.

“Hm.”

“Gue curiga kena virus aneh neh. Jelas-jelas nongkrong sama lu kagak asik.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Joy
Gawattt.... ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 195

    Gerakan Elang terhenti. Matanya menatap dalam ke kedua iris mata obsidian milik Aliya. “Kau istri orang…” gumam Elang pelan. “Ya. Aku istri orang. Jangan berbuat sesuatu yang nekad dan gila, Elang,” timpal Aliya, masih dengan suara yang bergetar. “Ya. Aku rasa aku akan benar-benar menjadi gila…” Elang bergumam lagi. “Please, don’t.” Aliya mendorong dada Elang kuat-kuat. “Jangan lakukan hal gila apapun. Kendalikan dirimu. Jika kau sakit hati, aku minta maaf. Tapi tak ada jalan lain, selain menerima ini…” “Tak ada jalan lain selain menerima ini…” Lagi-lagi Elang bergumam, mengulang kalimat Aliya. Seketika, perasaan takut kian merasuki Aliya. Ia teringat, bahwa Elang pernah dinyatakan ‘sakit’, karena itulah Ridwan hadir dalam hidup Elang. Ah, benar! Ridwan! Aliya melirik tasnya yang terjatuh tak jauh dari ia berdiri. Andai tadi ia menyimpan ponselnya di saku celana, akan lebih mudah baginya untuk mencoba menghubungi Ridwan. “Aliya…” Suara magnetis Elang terdengar lagi di telinga

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 196

    “Nak Elang,” Adnan membuka suara, tatkala ia dan Elang telah duduk bersila kembali di atas karpet di ruang tamu itu. “Ya Pa,” Elang menjawab pelan. “Pesan saya hanya satu, tapi bercabang,” guyon Adnan memulai percakapan dengan pria yang telah menjadi menantunya itu. “Tidak apa Pa, beberapa cabang sekaligus juga,” ujar Elang mengimbangi gurauan Adnan. Adnan tertawa kecil. Namun sejurus kemudian wajahnya kembali serius meski dengan sikap tubuh yang terbilang santai. “Saya harap kamu betul-betul menjadi imam bagi Aliya. Saya percaya kamu bisa melaksanakan kewajibanmu dengan baik. Saya hanya ingin mengingatkan, bahwa selama ini, Aliya dibesarkan oleh saya tidak saja dengan kasih sayang dan cinta. Tapi juga dengan segala hal baik dan bersih untuk masuk ke dalam tubuhnya,” ujar Adnan. Ia lalu menarik napas. “Dengan kata lain, Aliya senantiasa terjaga. Karena papa pun selalu berusaha menjaga segala hal yang baik untuknya.” “Papa lebih ridha kamu memberikan yang cukup pada Aliya, diband

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 197

    Siang, keesokan harinya. Dramaga.Dalam sebuah ruang gym yang luas dengan berbagai peralatan lengkap, dua orang tampak berdiri di tengah.Satu pria mengenakan sarung tinju berwarna biru dan melayangkan tinju bergantian pada pria di depannya yang memegang bantalan target.“Kau butuh sparring partner?” suara cukup lantang terdengar dari arah pintu ruang gym Elang.Elang menghentikan gerakan dan mengalihkan pandangannya ke asal suara dan mendapati Dean yang melangkah tenang mendekati dirinya dan Ridwan.“Little brother, mungkin saatnya kau istirahat sekarang. Saya akan gantikan sementara,” ujar Dean saat ia telah berdiri di dekat Ridwan.“Ide bagus,” Elang menyahut lalu berjalan untuk mengambil sepasang sarung tinju berwarna merah yang tergantung di dekatnya dan melemparkannya pada Dean.Dean menangkap dengan cepat lalu memakai sarung tinju itu.“Gan…” Ridwan beralih pada Elang dengan pandangan ragu.“Untuk latihan yang benar-benar berkualitas, saya memang butuh lawan yang seimbang, Wan,

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 198

    Elang tampak menguasai jenis beladiri karate, taekwondo, juga dari seni beladiri k****u dengan beberapa gerakan cantik wushu. Sementara Dean menguasai judo, jiu jitsu dan pencak silat yang dilakukannya dengan indah dan berbahaya. Tubuh jangkung keduanya bergerak luar biasa cepat dengan gerakan mematikan namun dapat di halau dengan cepat pula oleh masing-masing. Bisa dikatakan, mereka berdua memiliki keahlian bela diri yang luar biasa mumpuni dengan keindahan gerakan dari jenis bela diri yang mereka kuasai. Hingga lima belas menit kemudian, ketika kedua tendangan kanan mereka mengenai dada masing-masing, hingga mereka berdua terjengkang mundur lalu jatuh terduduk. Elang dan Dean dengan sempoyongan berusaha bangun, namun baru mendekat selangkah, mereka berdua jatuh terduduk lagi, dengan posisi bersisian. Sekian detik berlalu, namun tak satu pun kembali berdiri. Dean menekuk lutut, melepas sarung tinju lalu melemparnya ke samping. Ia lalu menjatuhkan dahinya di atas lutut. Bahu leba

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 199

    Hari berikutnya. Elang membawa Aliya ke Bandung untuk menyelesaikan surat-surat KUA mereka. Tidak butuh lama, mereka mendapatkan buku nikah mereka. Wajah sumringah Aliya terus melekat hingga ketika Elang membawa mereka ke salah satu rumah di daerah Setrasari Bandung. Aliya berdiri tertegun dan menatap takjub rumah di depannya. Selayang ingatan memenuhi kepalanya. Perkataan Rosaline, yang telah menjadi ibu mertuanya, saat semalam ia dibawa Elang ke Dramaga. “Mam tidak bisa memberikan hadiah apapun untuk pernikahan kalian. Mam tahu, Elang akan bisa memenuhi apa yang Aliya butuhkan. Tapi ini hanya rumah sederhana yang Mam harap bisa Aliya terima dengan suka hati. Tolong jangan ditolak.” ‘Sederhana??’ Mata Aliya mengerjap. Rumah di hadapannya lima kali lebih besar dari rumah milik orangtua Aliya. Luas tanahnya bisa Aliya perkirakan sekitar enam atau tujuh ratus meter. Betul, ini akan menjadi ‘sederhana’ jika dibandingkan dengan kediaman milik Rosaline di Dramaga. Namun tetap saja,

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 200

    {Bab ini mengandung pemaparan adegan dewasa. Harap bijak dalam membaca. Silahkan skip bagi yang di bawah umur dan bagi yang tidak berkenan. Terima kasih ;)} “Kenapa? Hm?” Elang mengendus leher Aliya. Napas Aliya tertahan. Serentak, bulu-bulu halus di tubuh Aliya, meremang. “Jadi kau benar akan memakainya? Malam ini?” bisik Elang dengan suara dalam dan magnetisnya. “A-apanya yang malam ini?” Aliya meneguk salivanya gugup. “Entahlah. You tell me, Liebling,” Elang mengangkat sebelah tangannya lalu dengan ujung jari telunjuk, ia membawa helaian rambut yang menjuntai di samping pipi kanan Aliya, ke belakang telinga. Jari itu lalu menyentuh ringan permukaan kulit leher Aliya hingga sampai ke ujung rambut hitam Aliya. Namun sentuhan ringan itu, membuat Aliya bergidik lalu tanpa sadar menggelinjang. Seluruh tubuh merespon bak tersengat aliran listrik atas sentuhan ringan yang dilakukan Elang dengan ujung jari telunjuknya itu. Demi apapun, ini adalah pertama kali bagi Aliya menerima sen

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 201

    Udara pagi yang dingin di kota Bandung menghembus pelan. Sinar mentari telah mengiringi sebagian warga untuk memulai aktivitasnya. Sementara di dalam kamar utama sebuah rumah, sepasang insan tampak terlelap di atas ranjang besar mereka. Selusin bantal dengan beberapa ukuran, yang seharusnya tersusun rapi di atas ranjang, tampak bergeletakan di beberapa titik di lantai. Pun dengan setelan kemeja dan set pakaian wanita, bernasib sama. Menggeletak acak di sana. Sementara itu, sang wanita tampak lelap tertidur di atas lengan sang pria. Rambut panjangnya terlihat begitu kusut dan acak-acakan, namun sama sekali tidak mengurangi kecantikan si pemiliknya. Kedua pipinya tampak segar memerah dadu. Sesaat kemudian. Mata Aliya terbuka dan mengerjap perlahan. Tubuhnya terasa sangat nyaman dan hangat. Bukan saja karena selimut halus dan tebal yang menutupi dirinya. Namun juga karena lengan kokoh yang melingkari pinggang dan mendekap erat tubuhnya. Ia menggeser posisi kepalanya dan terkejut

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 202

    “Papa melihat kesungguhan dari mata Einhard saat mengatakannya. Papa juga tahu, Einhard berasal dari keluarga dengan strata tinggi, tanpa harus bertanya padanya,” lanjut Adnan. “Namun ketika papa tantang dia untuk menggunakan kemampuan dia sendiri untuk menghidupi rumah tangganya bersamamu, tanpa ragu sedikitpun ia menyanggupi dengan tegas.” Adnan memandang mata putrinya. “Papa meminta hal itu, karena papa tidak mau seorang pria pemalas dan manja yang akan mendampingi hidupmu lagi. Papa tidak akan menyerahkan putri papa pada pria yang hanya tahu bergantung pada kekayaan keluarganya. Yang utama, dia bersedia memulai dari bawah untuk menafkahimu bersumber dengan dan dari yang baik.” Aliya tertegun mendengar kalimat demi kalimat yang dilontarkan papanya. Sungguh hatinya tersentuh, betapa papa betul-betul ingin menjaga putrinya. Tidak silau dengan harta dan status sosial keluarga Elang, bahkan menantang Elang untuk tidak bergantung pada keluarganya. “Ya Pa. Elang juga bilang padaku, mah

Bab terbaru

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   Catatan Penulis

    Hai GoodReaders!! Akhirnya “Istri Ku Sang Ratu Bumi” telah sampai di penghujung cerita. Terima kasih banyak untuk seluruh GoodReaders yang dengan setia mengikuti kisah ini hingga akhir. Author mohon maaf jika pada tulisan yang GoodReaders baca dalam cerita ini, masih ditemukan banyak typo atau kata-kata rancu dan hal lain yang tanpa sadar Author lakukan. Author berharap GoodReaders dapat menikmati juga menyukai karya ini. Adakah kesan dan pesan kalian untuk Author? Would love to know it! Adakah tokoh favorit kalian? Aliya? Elang? Dean? Agni? Atau lainnya? Author dengan senang hati membaca kesan kalian dan pesan kalian untuk mereka :D Jangan lupakan untuk memberi review di luar buku ya… Bintang lima dari kalian akan menambah semangat author melanjutkan Session 2 buku ini. Sambil menunggu, kalian bisa buka karya on going Author dengan judul “Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan”. Love-love yang banyak untuk kalian semua! Sampai Jumpa di karya-karya Author lainnya…. Luv U!!

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 299

    Mereka semua telah menjadi bagian dari keluarga bagi Aliya. Keluarga kedua yang berbeda dunia. Dunia aneh penuh kejutan yang hidup berdampingan dengan manusia umumnya. Siapa yang pernah menyangka, ternyata sejak lama ada kehidupan seperti ini di tengah-tengah kehidupan normalnya dahulu? Kini tatapan Aliya membidik pada sang suami, Einhard Sovann Gauthier. Pria tampan yang tampak asyik mengajak putri mereka berbicara. Meski demikian, tak dapat dipungkiri, Aliya bisa merasakan sesuatu yang menekan kuat yang terpancar dari Elang. Meski pria tampan itu tengah bermain dengan bayi mungil, namun aura kekuasaan nan tenang dan terkendali, menyelimuti suaminya. Membuat siapapun tak kuasa menentang dan menghindari membuat masalah dengannya. Senyum di bibir Aliya kian merekah. Matanya berbinar menangkap pemandangan yang begitu menyejukkan hatinya itu. Fayza tampak tergelak ketika hidung Elang menyerbu perut mungil sang putri. Hatinya begitu damai melihat semua pemandangan yang ada di sekit

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 298

    “Sekali lagi aku minta maaf, Dean. Sungguh…”Dean menghela napas pelan. “Apa yang kau bicarakan, Al?”Ia terhenti karena teko yang dipanaskan Aliya telah berbunyi.“Biar aku saja,” katanya sembari berjalan mendekat untuk mematikan kompor lalu mengangkat teko dan menuangkannya ke dua cangkir dan empat gelas belimbing yang telah diisikan kopi dan gula oleh Aliya sebelumnya.Tangannya mengaduk telaten setiap gelasnya. “Jika kau berpikir kepergianku karena berada di dekatmu itu menyakitkan untukku dan untuk menjauh darimu, kau keliru Aliya.”“Aku pergi karena memang ada sesuatu yang harus kulakukan. Dan itu baru bisa kulakukan saat ini, ketika situasi di sini telah kondusif. Einhard seorang elemen yang kini berada di ambang Level Satu. Einhard seorang diri, sudah bisa menakuti semua elemen yang ada di sini saat ini, Al.”Dean selesai mengaduk dan meletakkan sendok ke bak cuci piring dan melanjutkan. “Sekalipun aku pergi, kita sekarang punya Nawidi yang seorang Level Dua Tingkat Tertinggi.

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 297

    “Einhard, duduk di sini,” Dean beralih pada Elang yang berdiri di sebelah Aliya. Elang lalu menggamit pergelangan tangan Aliya dan menariknya untuk duduk di antara Dean dan Nawidi. Dengan patuh Aliya mengikuti suaminya dan membalas semua sapaan dari Agni dan teman-teman elemen lainnya dengan hangat. “Fayza di mana?” tanya Dean lagi setelah Elang dan Aliya duduk. “Kami tinggalkan di rumah dulu dengan bi Sumi dan Asih,” jawab Elang. Tangannya menerima sodoran jagung bakar dari Dean. “Thanks.” “Liebling, kau mau?” Elang mengoper jagung bakar itu ke Aliya. “Ngga, Liebe. Kau aja,” tolak Aliya. Ia melemparkan pandangan ke sekeliling, lalu beralih pada Dean. “Kau mau kemana? Pertanyaanku tadi belum di jawab.” Dean tersenyum. “Aku ada kerjaan di Botswana, Al.” “Apa?? Botswana? Afrika??” Mata Aliya membulat. “Jauh banget. Ada apa di sana?” “Emm… Kerjaan lama ku.” “Liebling, bisa tolong buatkan kopi untukku?” Elang menyentuh lengan istrinya itu. “Aku--” Tatapan Aliya beralih pada Elang

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 296

    “Gung, dulu gimana si cewek itu. Lu buang kemana?” “Ya kali, dia barang. Main buang-buang aja.” Agung meringis. Bukan karena luka di tangan kiri yang ia derita setelah latihan tadi. Namun karena mendengar pertanyaan Agni. “Kok baru nanya sekarang?” tanyanya dengan tangan yang sibuk mengulur kain kasa panjang untuk membalut luka-luka di sela tangannya. “Gue baru kepo, Gung. Asli, waktu itu gue eneg banget denger nama tu cewek. Baru kali ini gue agak legaan,” tukas Agni sambil membantu Agung menggunting kasa tersebut, merobek ujungnya lalu mengikatnya kuat. “Ish! Pelan-pelan, Ni.” “Jangan cengeng lu.” Agni mengoles antiseptik pada bekas luka lain di tangan kanan Agung. Meski tidak sedalam luka di tangan kiri, namun tetap saja menggambarkan betapa keras latihan yang baru saja ditempuh Agung. “Lain kali lu perhitungkan ritme serangan si bang Nawi, Gung. Dia punya pola sendiri dengan alter variasinya. Pas bagian lu, itu pola yang dia gunain waktu nyerang gue latihan kemaren,” tutur

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 295

    Angin semilir menghantarkan suasana yang begitu tenang dan damai. Beberapa dedaunan kering berjatuhan perlahan menyentuh tanah di tepian kolam renang dengan pantulan kilau terik mentari di atas air. Gerakan tangan Elang membelah air dan mendorong kuat tubuhnya meluncur. Sudah lima balik ia menggunakan gaya kupu-kupu, setelah enam balik sebelumnya menggunakan gaya bebas untuk membawa dirinya menyentuh tepian kolam renang sekian kali. Elang berhenti di pinggir dan memutuskan menyudahi kegiatan berenangnya siang itu. Kedua lengannya bertumpu pada tepian dan setengah melompat, membawa tubuhnya keluar dari dalam kolam. Ia duduk di tepian sambil mengusap wajah untuk menyingkirkan bulir air yang membasahi wajah tampannya. Mata coklat tua itu menerawang, membawa ingatannya kembali pada percakapannya dengan Dean semalam. “Saat itu ayahmu melalui Hecate mencari juga wanita elemen bumi dan sempat menyangka ibuku adalah salah satunya. Dia sebenarnya bukanlah seorang elemen bumi, Hecate salah

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 294

    “Liebling, sarapannya sudah kau makan habis?” “Iya,” jawab Aliya lalu mendongakkan kepalanya ke arah Elang yang baru keluar dari kamar mandi. Ia menatap suaminya dengan alis berkerut. “Kenapa?” “Asi ku masih sedikit keluarnya,” keluh Aliya. “Tadi perawat datang kesini untuk mengambil asi ku. Tadi gak bisa dapat banyak.” “Hm.” Elang melangkahkan kakinya mendekati brankar Aliya. “Itu hal wajar, Liebling. Untuk kelahiran pertama, seorang ibu agak kesulitan mengeluarkan asi-nya. Putri kita juga belum membutuhkan makanan yang banyak, Liebling. Kau tahu, ukuran usus dan lambungnya pun masih sangat kecil,” sambungnya lagi sambil menggerakkan ibu jari dan telunjuknya untuk menunjukkan betapa kecilnya ukuran tersebut. “Tapi--” “Aku tahu kau khawatir. It’s ok. Bahkan bayi baru lahir masih bisa tanpa diberikan asi atau susu dalam waktu dua kali dua puluh empat jam.” “Kau tahu dari mana?” “I read it somewhere (aku baca entah di mana).” “Elang--” “Aku sudah bicara dengan dokter, Lieblin

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 293

    Arah pandang Aliya terpaku pada pintu ruang untuk beberapa saat. Meski sedikit bertanya-tanya, namun ia segera menepis itu dalam hatinya dan langsung beralih pada monitor di dinding sebelah kiri. Bibirnya seketika tertarik ke atas disertai pandangan yang melembut dan penuh kasih. Monitor itu menampilkan bayinya yang berada dalam inkubator di ruang NICU. Tubuh mungil yang masih berwarna merah dengan jemari kecil yang mengepal. Kedua manik mata Aliya lalu berkaca-kaca. Betapa ia ingin memeluk makhluk mungil itu. Betapa ia merasa semua bagai mimpi. Dari dalam dirinya bisa keluar makhluk luar biasa seperti itu. Ia hanya harus bersabar lagi, untuk bisa mendekap bayi mungilnya itu. “Isn’t she beautiful?” Sebuah suara mengagetkan Aliya. Ia mengusap titik air di sudut matanya lalu tersenyum pada dua orang yang datang itu. “Dean, kang Awi. Masuklah.” Kedua pria bertubuh tegap dan atletis itu kemudian duduk di kursi meja makan yang memang bersebelahan dengan brankar Aliya. “Bagaimana

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 292

    “Ah ya Tuhan!” Agni mengerjap-kerjapkan kedua kelopak matanya. Menatap penuh haru sekaligus takjub dengan tangan menempel pada dinding kaca. Begitu pula ketiga teman-teman lainnya. Agung, Iyad, Guntur sama -sama menatap dengan mata berbinar penuh ketakjuban ke arah satu box bayi dari balik kaca besar pembatas ruang NICU. “Lakukan covering kalian, setiap kalian keluar.” Suara datar Nawidi mengingatkan empat pria yang terus menerus menatap tanpa berkedip ke arah bayi merah di dalam inkubator itu. Ia baru saja datang bersama Dean setelah melakukan pengecekan ulang di sekitar Rumah Sakit Bersalin tersebut, sebagai bentuk tindakan antisipatif standar mereka. Agni dan lainnya menoleh dan baru menyadari pengunjung wanita di sekitar mereka, tak hentinya menatap mereka seolah melihat artis terkenal yang membuat mata mereka tak berkedip mengagumi. Penampilan Agni dan kawan-kawan memang tidak bisa dibilang biasa, terutama Agni. Wajah tampan pria muda itu begitu menarik perhatian para pengunj

DMCA.com Protection Status