Share

BAB 187

Penulis: Bintang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
‘Jika benar, maka…..’ Elang menutup mata sesaat. Tak kuasa, ia mendesah dalam hati.

Ini bukan saja hanya harum. Tapi aroma ini begitu kuat dan menggugah sel-sel dalam tubuhnya bekerja lebih cepat. Membuat darahnya terasa mengalir panas dan… sangat gerah.

Nadinya berdenyut lebih keras, bulu halus di seluruh tubuhnya meremang. Elang menghembus napas dengan sangat berat. Desakan suatu keinginan yang begitu kuat mulai menjajah setiap penjuru sel dalam tubuhnya.

Ini lebih menyulitkannya lagi.

Sesuatu di bawah sana terasa menggembung dan membuatnya sesak.

Aliya dihadapannya hanya mampu mengerutkan kening, semakin tak mengerti. Menatap wajah Elang yang tampak begitu terlihat sengsara.

“Kau… baik-baik saja?” giliran Aliya bertanya khawatir.

Elang mengeratkan rahang dan mengatupkan gigi dengan rapat.

‘Damn!’ Bahkan pertanyaan dengan nada datar Aliya, kini terdengar begitu merdu dan sensual.

“Elang… Kau kenapa?”

Kepala Elang yang terasa mulai berat, perlahan menggeleng. “Al, sebaiknya
Bintang

Gimana teman-teman? Lanjut? ;D

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Susi Yulianti
lanjuuuuttt dooongssss
goodnovel comment avatar
Bintang
lanjut bang!!
goodnovel comment avatar
Bintang
mantappp....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 188

    “This is insane. Kalo gue nyium aroma model gitu lagi, gue gak yakin bisa bertahan,” Agni menghempas tubuhnya di atas sofa di tempat tinggal Dean. “Watch your saying,” tegur Dean tanpa ekspresi. Ia lalu mengembalikan arah pandangan pada layar ponselnya kembali. Jarinya bergerak cepat, tampak membalas beberapa pesan masuk yang sedari malam tadi terpaksa terabaikan. “Emang lu bisa santai, Om?” dengkus Agni. “Kagak kan? Ia membuang napas kasar lalu mengoceh lagi. “Untung aja aroma itu hanya merebak sekitar tiga puluh menitan. Tapi efeknya lumayan menguras energi kita buat ngontrol diri. Kagak kebayang sama gue, kalo aroma itu merebak lebih dari sejam.” Mereka baru saja kembali dari melakukan ‘pelapisan’ tambahan untuk menutupi aroma Aliya yang sempat merebak tadi. Jarum jam menunjukkan pukul tiga dini hari. Namun tak satupun dari keduanya yang terlihat mengantuk dan menyerah untuk beristirahat. Alih-alih kembali ke tempatnya sendiri, Agni

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 189

    Aliya melirik jam yang melingkari pergelangan tangannya. Jam ini baru. Strap terbuat dari kulit berwarna hitam yang berkualitas tinggi. Dengan angka-angka romawi dalam bingkai emas persegi. Sementara di bawah angka XII terukir sebuah brand ternama berawalan huruf ‘C’. Jam tangan itu pemberian dari Elang beberapa hari lalu, saat ia bermalam di hotel paska kejadian penyerangan. Elang mengatakan, jam tersebut dipesan khusus dengan dipasangkan sistem GPS yang canggih, yang langsung terkoneksi pada jam tangan milik Elang. Pandangan Aliya kini beralih pada isi tas selempang yang ia pakai hari ini. Semprotan merica dan bahkan taser gun ada di dalam tas nya. “Aliya.” Sebuah suara dalam memanggil Aliya dari belakang. Ia pun menoleh cepat, lalu seutas senyum canggung terbit di wajah ovalnya. “Dean.” “Lengkap sekali bawaannya,” goda Dean setelah melirik sekilas barang yang terlihat dari dalam tas Aliya yang terbuka lebar. “Ah, iya. Ini untuk jaga-jaga…” Aliya tersipu. Ia segera menarik ri

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 190

    Sore sepulang dari kegiatannya bersama Dean, Aliya duduk bersila di lantai. Ia terpekur cukup lama. Hippocampus-nya --bagian otak yang berfungsi mengolah memori-- bekerja menyuguhkan potongan kejadian serta rekaman kata demi kata yang dilontarkan Dean. Entah bagaimana menjelaskannya, hatinya kini diliputi rasa gelisah yang tak berkesudahan. Lalu menit selanjutnya, Aliya mengeluarkan ponsel dari tas selempang miliknya yang masih tergeletak di sampingnya. Tangannya membuka aplikasi pesan instan berwarna hijau. Lalu mencari satu nama kontak dan mulai mengetik di sana. [Hana] [Aku gak enak perasaan. Entah kenapa. Hari ini aku habis pulang dari jadwal terakhir sama cowok Bumi. Saif. Biar adil dan merata. Tapi…] Aliya terhenti sesaat. [Aku merasa ada ganjalan. Sedikit bingung. Entah mungkin galau. Einhard dan Saif. Aku memang memiliki perasaan pada Einhard. Tapi jika disebut ‘cinta’, apakah terlalu dangkal? Karena saat ini aku bahkan

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 191

    “A-apa?? Papa mau apa??” Dada Aliya melewati satu detakan. Telapak tangannya benar-benar telah menjadi dingin.Apa ia salah dengar?‘Papa akan menikahkanmu dengan seseorang,’ ulang papa Aliya.Keheningan seketika jatuh antara mereka.Kedua mata Aliya memanas. Sungguh ia kaget. Sungguh ia tak pernah menduga papanya akan mengatakan hal seperti ini padanya, di saat begini.‘Karena itu, papa mengawali dengan pertanyaan, apakah Aliya masih mempercayai papa?’Aliya tergugu. Suaranya tercekat di tenggorokan.‘Apakah Aliya berpikir bahwa papa akan menjerumuskanmu, Nak?’“Ti-tidak, Pa… Tentu tidak…” jawab Aliya pasrah.‘Bisakah Aliya menyerahkan dan mempercayakan ini, kali ini, pada papa?’Keheningan kembali menjeda percakapan ayah-anak tersebut.‘Aliya…’ Suara papa Aliya memecah keheningan mereka. ‘Apa Ali

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 192

    Pagi telah tiba. Tak seperti biasa, suara kicau burung terdengar samar namun cukup menarik perhatian Aliya. Sementara di Timur sana, kilau cahaya mentari menyapa perlahan tapi pasti. Meninggalkan kesan hangat sebelum ia akan menyengat di pertengahan hari nanti.Sejak tadi Aliya telah terbangun. Meski ia tidak melalui malam yang panjang dalam istirahatnya, ia merasakan tubuhnya yang cukup segar pagi ini.Berbanding terbalik dengan dugaan awal, bahwa ia akan merasa buruk dan kehilangan mood hari ini, Aliya cukup terkejut dengan dirinya yang merasakan seolah seluruh peredaran darahnya mengalir lancar dan napas yang ringan serta segar.Apakah karena beban tentang pilih memilih telah terangkat dari pundaknya?Mungkin saja.Aliya lalu melirik jam di dinding. Sekarang pukul delapan lebih dua puluh sembilan menit. Sudah cukup siang, baginya.Ia lalu bergegas ke dapur untuk memasak air dan membuat sekadar teh manis hangat untuk dirinya sendiri. Menga

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 193

    “Aliya…” “I’m alright. Duduklah, Elang,” ulang Aliya. Elang mengangguk dan menarik kursi lalu duduk di atasnya setelah menyampirkan jas pada sandaran kursi. “Ada apa? Apa yang ingin kau bicarakan?” tanyanya. Aliya menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya melalui mulut. Kedua matanya terpejam sekian detik, kemudian membuka untuk menatap ketiga pria yang kini duduk lengkap di hadapannya. “Soal sayembara…” Aliya memulai. “Sudah final. Aku tidak akan terlibat lebih jauh lagi dengan salah satu dari kalian bertiga,” ujar Aliya sedikit tersendat. “Maksud Moony?!” Suara keras Agni memantul dalam ruangan yang hanya dihuni oleh empat orang itu. Aliya menatap satu persatu pria di depannya. Raut wajah Agni paling terlihat kaget dan gusar, sementara kedua pria lainnya begitu tenang, bak air tanpa riak berarti. Entah apa yang kedua pria itu pikirkan atau entah apa yang bergejolak di dalam sana, di balik tatapan tenang mereka i

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 194

    “Lu mau minum, Om?” “Saya ngga haus,” jawab Dean datar. “Lagipula saya bisa ambil sendiri kalau mau.” “Maksud gue bukan minum air putih. Minum-minum. Ngerayain kekalahan kita berdua. Gimana?” Agni memiringkan kepalanya dan tersenyum miring. “Kita ngga seputus asa itu untuk jadi mabuk, Agni.” “Ah lu bener-bener kagak asyik, Om. Ngerokok kagak, minum kagak. Lu kagak tau cara nikmatin dunia, Om,” dengkus Agni. Ia lalu menyalakan rokok dan menghisapnya perlahan. “Sempit sekali caramu menikmati dunia,” seulas senyum samar terukir di bibir Dean. Ia lalu meraih kacang rebus yang ada di atas meja, membuka, lalu melempar ringan isinya ke dalam mulut. “Ah,” Agni mematikan rokoknya. “Sialan.” Dean hanya melirik Agni sekilas tanpa ingin repot bertanya. “Sejak ketemu Moony, gue kok ngerasain ga enak ngerokok, ya. Rasanya hambar dan ya ga enak aja. Kenapa sih gue,” keluh Agni tanpa menyembunyikan kekesalannya. “Hm.” “Gue curiga kena virus aneh neh. Jelas-jelas nongkrong sama lu kagak asik.

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 195

    Gerakan Elang terhenti. Matanya menatap dalam ke kedua iris mata obsidian milik Aliya. “Kau istri orang…” gumam Elang pelan. “Ya. Aku istri orang. Jangan berbuat sesuatu yang nekad dan gila, Elang,” timpal Aliya, masih dengan suara yang bergetar. “Ya. Aku rasa aku akan benar-benar menjadi gila…” Elang bergumam lagi. “Please, don’t.” Aliya mendorong dada Elang kuat-kuat. “Jangan lakukan hal gila apapun. Kendalikan dirimu. Jika kau sakit hati, aku minta maaf. Tapi tak ada jalan lain, selain menerima ini…” “Tak ada jalan lain selain menerima ini…” Lagi-lagi Elang bergumam, mengulang kalimat Aliya. Seketika, perasaan takut kian merasuki Aliya. Ia teringat, bahwa Elang pernah dinyatakan ‘sakit’, karena itulah Ridwan hadir dalam hidup Elang. Ah, benar! Ridwan! Aliya melirik tasnya yang terjatuh tak jauh dari ia berdiri. Andai tadi ia menyimpan ponselnya di saku celana, akan lebih mudah baginya untuk mencoba menghubungi Ridwan. “Aliya…” Suara magnetis Elang terdengar lagi di telinga

Bab terbaru

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   Catatan Penulis

    Hai GoodReaders!! Akhirnya “Istri Ku Sang Ratu Bumi” telah sampai di penghujung cerita. Terima kasih banyak untuk seluruh GoodReaders yang dengan setia mengikuti kisah ini hingga akhir. Author mohon maaf jika pada tulisan yang GoodReaders baca dalam cerita ini, masih ditemukan banyak typo atau kata-kata rancu dan hal lain yang tanpa sadar Author lakukan. Author berharap GoodReaders dapat menikmati juga menyukai karya ini. Adakah kesan dan pesan kalian untuk Author? Would love to know it! Adakah tokoh favorit kalian? Aliya? Elang? Dean? Agni? Atau lainnya? Author dengan senang hati membaca kesan kalian dan pesan kalian untuk mereka :D Jangan lupakan untuk memberi review di luar buku ya… Bintang lima dari kalian akan menambah semangat author melanjutkan Session 2 buku ini. Sambil menunggu, kalian bisa buka karya on going Author dengan judul “Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan”. Love-love yang banyak untuk kalian semua! Sampai Jumpa di karya-karya Author lainnya…. Luv U!!

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 299

    Mereka semua telah menjadi bagian dari keluarga bagi Aliya. Keluarga kedua yang berbeda dunia. Dunia aneh penuh kejutan yang hidup berdampingan dengan manusia umumnya. Siapa yang pernah menyangka, ternyata sejak lama ada kehidupan seperti ini di tengah-tengah kehidupan normalnya dahulu? Kini tatapan Aliya membidik pada sang suami, Einhard Sovann Gauthier. Pria tampan yang tampak asyik mengajak putri mereka berbicara. Meski demikian, tak dapat dipungkiri, Aliya bisa merasakan sesuatu yang menekan kuat yang terpancar dari Elang. Meski pria tampan itu tengah bermain dengan bayi mungil, namun aura kekuasaan nan tenang dan terkendali, menyelimuti suaminya. Membuat siapapun tak kuasa menentang dan menghindari membuat masalah dengannya. Senyum di bibir Aliya kian merekah. Matanya berbinar menangkap pemandangan yang begitu menyejukkan hatinya itu. Fayza tampak tergelak ketika hidung Elang menyerbu perut mungil sang putri. Hatinya begitu damai melihat semua pemandangan yang ada di sekit

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 298

    “Sekali lagi aku minta maaf, Dean. Sungguh…”Dean menghela napas pelan. “Apa yang kau bicarakan, Al?”Ia terhenti karena teko yang dipanaskan Aliya telah berbunyi.“Biar aku saja,” katanya sembari berjalan mendekat untuk mematikan kompor lalu mengangkat teko dan menuangkannya ke dua cangkir dan empat gelas belimbing yang telah diisikan kopi dan gula oleh Aliya sebelumnya.Tangannya mengaduk telaten setiap gelasnya. “Jika kau berpikir kepergianku karena berada di dekatmu itu menyakitkan untukku dan untuk menjauh darimu, kau keliru Aliya.”“Aku pergi karena memang ada sesuatu yang harus kulakukan. Dan itu baru bisa kulakukan saat ini, ketika situasi di sini telah kondusif. Einhard seorang elemen yang kini berada di ambang Level Satu. Einhard seorang diri, sudah bisa menakuti semua elemen yang ada di sini saat ini, Al.”Dean selesai mengaduk dan meletakkan sendok ke bak cuci piring dan melanjutkan. “Sekalipun aku pergi, kita sekarang punya Nawidi yang seorang Level Dua Tingkat Tertinggi.

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 297

    “Einhard, duduk di sini,” Dean beralih pada Elang yang berdiri di sebelah Aliya. Elang lalu menggamit pergelangan tangan Aliya dan menariknya untuk duduk di antara Dean dan Nawidi. Dengan patuh Aliya mengikuti suaminya dan membalas semua sapaan dari Agni dan teman-teman elemen lainnya dengan hangat. “Fayza di mana?” tanya Dean lagi setelah Elang dan Aliya duduk. “Kami tinggalkan di rumah dulu dengan bi Sumi dan Asih,” jawab Elang. Tangannya menerima sodoran jagung bakar dari Dean. “Thanks.” “Liebling, kau mau?” Elang mengoper jagung bakar itu ke Aliya. “Ngga, Liebe. Kau aja,” tolak Aliya. Ia melemparkan pandangan ke sekeliling, lalu beralih pada Dean. “Kau mau kemana? Pertanyaanku tadi belum di jawab.” Dean tersenyum. “Aku ada kerjaan di Botswana, Al.” “Apa?? Botswana? Afrika??” Mata Aliya membulat. “Jauh banget. Ada apa di sana?” “Emm… Kerjaan lama ku.” “Liebling, bisa tolong buatkan kopi untukku?” Elang menyentuh lengan istrinya itu. “Aku--” Tatapan Aliya beralih pada Elang

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 296

    “Gung, dulu gimana si cewek itu. Lu buang kemana?” “Ya kali, dia barang. Main buang-buang aja.” Agung meringis. Bukan karena luka di tangan kiri yang ia derita setelah latihan tadi. Namun karena mendengar pertanyaan Agni. “Kok baru nanya sekarang?” tanyanya dengan tangan yang sibuk mengulur kain kasa panjang untuk membalut luka-luka di sela tangannya. “Gue baru kepo, Gung. Asli, waktu itu gue eneg banget denger nama tu cewek. Baru kali ini gue agak legaan,” tukas Agni sambil membantu Agung menggunting kasa tersebut, merobek ujungnya lalu mengikatnya kuat. “Ish! Pelan-pelan, Ni.” “Jangan cengeng lu.” Agni mengoles antiseptik pada bekas luka lain di tangan kanan Agung. Meski tidak sedalam luka di tangan kiri, namun tetap saja menggambarkan betapa keras latihan yang baru saja ditempuh Agung. “Lain kali lu perhitungkan ritme serangan si bang Nawi, Gung. Dia punya pola sendiri dengan alter variasinya. Pas bagian lu, itu pola yang dia gunain waktu nyerang gue latihan kemaren,” tutur

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 295

    Angin semilir menghantarkan suasana yang begitu tenang dan damai. Beberapa dedaunan kering berjatuhan perlahan menyentuh tanah di tepian kolam renang dengan pantulan kilau terik mentari di atas air. Gerakan tangan Elang membelah air dan mendorong kuat tubuhnya meluncur. Sudah lima balik ia menggunakan gaya kupu-kupu, setelah enam balik sebelumnya menggunakan gaya bebas untuk membawa dirinya menyentuh tepian kolam renang sekian kali. Elang berhenti di pinggir dan memutuskan menyudahi kegiatan berenangnya siang itu. Kedua lengannya bertumpu pada tepian dan setengah melompat, membawa tubuhnya keluar dari dalam kolam. Ia duduk di tepian sambil mengusap wajah untuk menyingkirkan bulir air yang membasahi wajah tampannya. Mata coklat tua itu menerawang, membawa ingatannya kembali pada percakapannya dengan Dean semalam. “Saat itu ayahmu melalui Hecate mencari juga wanita elemen bumi dan sempat menyangka ibuku adalah salah satunya. Dia sebenarnya bukanlah seorang elemen bumi, Hecate salah

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 294

    “Liebling, sarapannya sudah kau makan habis?” “Iya,” jawab Aliya lalu mendongakkan kepalanya ke arah Elang yang baru keluar dari kamar mandi. Ia menatap suaminya dengan alis berkerut. “Kenapa?” “Asi ku masih sedikit keluarnya,” keluh Aliya. “Tadi perawat datang kesini untuk mengambil asi ku. Tadi gak bisa dapat banyak.” “Hm.” Elang melangkahkan kakinya mendekati brankar Aliya. “Itu hal wajar, Liebling. Untuk kelahiran pertama, seorang ibu agak kesulitan mengeluarkan asi-nya. Putri kita juga belum membutuhkan makanan yang banyak, Liebling. Kau tahu, ukuran usus dan lambungnya pun masih sangat kecil,” sambungnya lagi sambil menggerakkan ibu jari dan telunjuknya untuk menunjukkan betapa kecilnya ukuran tersebut. “Tapi--” “Aku tahu kau khawatir. It’s ok. Bahkan bayi baru lahir masih bisa tanpa diberikan asi atau susu dalam waktu dua kali dua puluh empat jam.” “Kau tahu dari mana?” “I read it somewhere (aku baca entah di mana).” “Elang--” “Aku sudah bicara dengan dokter, Lieblin

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 293

    Arah pandang Aliya terpaku pada pintu ruang untuk beberapa saat. Meski sedikit bertanya-tanya, namun ia segera menepis itu dalam hatinya dan langsung beralih pada monitor di dinding sebelah kiri. Bibirnya seketika tertarik ke atas disertai pandangan yang melembut dan penuh kasih. Monitor itu menampilkan bayinya yang berada dalam inkubator di ruang NICU. Tubuh mungil yang masih berwarna merah dengan jemari kecil yang mengepal. Kedua manik mata Aliya lalu berkaca-kaca. Betapa ia ingin memeluk makhluk mungil itu. Betapa ia merasa semua bagai mimpi. Dari dalam dirinya bisa keluar makhluk luar biasa seperti itu. Ia hanya harus bersabar lagi, untuk bisa mendekap bayi mungilnya itu. “Isn’t she beautiful?” Sebuah suara mengagetkan Aliya. Ia mengusap titik air di sudut matanya lalu tersenyum pada dua orang yang datang itu. “Dean, kang Awi. Masuklah.” Kedua pria bertubuh tegap dan atletis itu kemudian duduk di kursi meja makan yang memang bersebelahan dengan brankar Aliya. “Bagaimana

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 292

    “Ah ya Tuhan!” Agni mengerjap-kerjapkan kedua kelopak matanya. Menatap penuh haru sekaligus takjub dengan tangan menempel pada dinding kaca. Begitu pula ketiga teman-teman lainnya. Agung, Iyad, Guntur sama -sama menatap dengan mata berbinar penuh ketakjuban ke arah satu box bayi dari balik kaca besar pembatas ruang NICU. “Lakukan covering kalian, setiap kalian keluar.” Suara datar Nawidi mengingatkan empat pria yang terus menerus menatap tanpa berkedip ke arah bayi merah di dalam inkubator itu. Ia baru saja datang bersama Dean setelah melakukan pengecekan ulang di sekitar Rumah Sakit Bersalin tersebut, sebagai bentuk tindakan antisipatif standar mereka. Agni dan lainnya menoleh dan baru menyadari pengunjung wanita di sekitar mereka, tak hentinya menatap mereka seolah melihat artis terkenal yang membuat mata mereka tak berkedip mengagumi. Penampilan Agni dan kawan-kawan memang tidak bisa dibilang biasa, terutama Agni. Wajah tampan pria muda itu begitu menarik perhatian para pengunj

DMCA.com Protection Status