Share

BAB 150

Pria bermata hazel itu menatap kepergian keduanya dengan sikap tenang. Meski sorot matanya terpancarkan berbagai emosi kompleks, namun ia tampak bisa mengendalikan dirinya dengan cukup baik.

“Jadi namamu Aliya. Sungguh senang akhirnya bertemu denganmu, Light…” gumamnya lirih sebelum ia pun akhirnya meninggalkan tempat itu.

* * *

“Ah ayolaah… Kalian berdua sudah lama tidak bertemu. Sekarang ketemu kok diem-dieman begini?” Ridwan mengeluh.

Bagaimana tidak, ini sudah lebih dari lima belas menit, namun baik Aliya maupun Elang tidak ada yang membuka suara. Suasana di dalam mobil yang dikendarai Ridwan, terasa hening tak enak.

Sebenarnya Elang telah mencoba memulai percakapan ringan, tapi Aliya menyuruhnya untuk diam. Elang tahu Aliya yang tengah marah padanya, maka dari itu, diam-lah yang dilakukan Elang hingga saat ini.

Ridwan memutar kemudi sambil melirik ke belakang melalui kaca spion tengah. Ia bisa melih

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status