Share

BAB 113

Author: Bintang
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Dear, wonderful Lady. I think you should know this. (Wahai Wanita yang luar biasa. Ku pikir kau harus tahu ini)

Your existence for your own happiness is above all. Protect it with your way, I'll protect you with my way. (Keberadaan kebahagiaanmu sendiri di atas segalanya. Lindungi dengan caramu, aku akan melindungimu dengan caraku.)

I cannot promise you a thing I couldn't do.

May it's allowable, but I'll do any measures to keep you away from any harm.... (Aku tidak bisa menjanjikan sesuatu yang tidak dapat ku lakukan. Semoga diperkenankan, aku akan melakukan apa pun untuk menjauhkanmu dari semua bahaya.…)

So be confident, be closer to Allah, be patient and be hardy. (Jadi percaya diri lah, lebih dekat dengan Allah, bersabar dan tegar.)

You can do

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 114

    Setelah itulah, ajakan Diani itu terlontar. Menonton.Menonton di bioskop sebenarnyadahulupernahbahkan seringterungkapkan oleh Aliyapada suaminya, Bisma. Tapi Bisma tampaknya tidak pernah menganggap penting setiap permintaan Aliya.Tak hanya soal menonton, tapi juga hal-hal lainnya. Banyak hal-hal yang dulu menjadi aktivitas menyenangkan bagi Aliya, hilang begitu saja setelah ia dinikahi Bisma.Lalu setelah sekian waktuterlewati, Bisma bahkan tidak peduli pada apa yang diinginkan Aliya, Bisma juga telah menelantarkannya. Ia biarkan Aliyamelaksanakan peran sebagai pencari nafkah, sementara Bisma berdiam di rumah.Lalu terakhir, ia menemukan kelainan itu pada Bisma. Rahasia terbesar yang selama ini Bisma tutupi darinya.“Hhh….” Aliyamenghela nafas.Minibus ini berjalan cepat, tapi beberapa kali ia hampir terantuk karena rem mendadak. Hari Minggu cukup lengang, bebas dari

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 115

    Nuansa coklat tua, dinding abu muda dan paduan latar putih. Pantri. Ya, lagi-lagi Aliya berada di pantri itu. Mimpi yang sama lagi kah? Aliya berdiri di hadapan kitchen sink dengan tangan memegang piring porselen. ‘Apa ini….?’ Aliya menatap seputar kitchen sink itu. Dua mangkuk dan dua piring makan porselen, dua gelas Kristal dan dua pasang sendok beserta garpunya. Benar. “Ini bekas makan kami..” gumam Aliya lirih, lalu menambahkan, “di mimpiku sebelumnya. Ya Tuhan! Mimpiku terus bersambung…” Lalu dengan cepat mata dan kepala Aliya berputar mencari. Pria itu. Pria charming itu tidak ada di sini. ‘Di mana dia?’ Pria itu tak ada di manapun. Ruang makan, ruang tengah, taman. Tidak. Dia tidak ada. Tapi ini masih mimpi yang sama. ‘Kemana dia?’ Aliya mencuci piring yang tengah ia pegang. Tapi kemudian setelah piring itu ia letakkan di tempat pengeringan, ia menuju sofa di ruang yang bersebelahan dengan ruang makan itu. Aliya meraih tasnya dan mencari sesuatu. Dadanya berdetak lebi

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 116

    Aliyamenghela napas panjang. “Aliya,” panggilnya.Tapi Aliyatak menjawab. Menunduk, itu yang ia lakukan. Entah apa namanya, dorongan untuk menghindari tatap mata pria itu sangatlah kuat.“Aliya,” sekali lagi pria itu memanggil.Mendapati Aliyatetap tak menjawab, ia bangkit dari duduknyakemudian duduk di sebelahAliya,meski tetap memberi jarak yang wajar.Aliya merasakan degup jantungnyakembali berpacu cepat. Tapi ini entah karena apa.“Aliya….”Aliyamemejamkan mata. Sepertisedikit rasa takut. Tidak, bukan takut.Cemas.Ya, cemas.Aliyamerasa tidak mau. Ingin berkata ‘tidak’, tapi ‘tidak’ untuk apa? Ia terus bertanya-tanya dalam hati.“Saifanah..”Deg.‘Bagaimana pria ini tahu nama belakangku? Aku…’Seketika

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 117

    “Tolong miss, tell me the truth,” pinta Aliya pada Diani. Mereka berdua berada di ruang tamu rumah Diani. Setelah mimpi semalam, Aliya datang ke rumah Diani, karena ia yakin Diani mengetahui sesuatu tentang rentetan mimpi aneh yang Aliya alami. Kemudian alasan ia mengalami sakit kepala dan denyut nyeri di dada setiap kali berusaha mengingat sesuatu. Aliya yakin, Diani tahu jawabannya. “Miss,” Aliya memohon. Tampak Diani menarik nafas lalu menghembuskannya agak cepat. Sedikit keraguan sempat tertangkap mata Aliya. Dan Aliya tidak menyia-siakan kesempatan itu. “Miss, please…. Tell me,” kembali Aliya memohon dengan nada memelas. “Ya. Gue tau sesuatu. But I had promised not to talk about this. Tapi gue juga punya cara sendiri. Kalo pada saatnya gue mesti kasih tau sesuatu, gue pasti kasih tau.” Aliya menatap lurus pada Diani, dengan harapan Diani berbicara lebih dari itu. Betapa sesungguhnya ia bosan bertanya pada Diani dan mengeluh bahwa dirinya telah menjadi seorang pelupa yang p

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 118

    Malam itu Aliya tengah bersantai di ruang tengah ketika ponselnya berdering nyaring. Aliya menggapai ponsel itu dan melihat ke layar. Keningnya berkerut mendapati sederetan nomor tak dikenal yang terpampang di layar.“Siapa ini?” gumamnya namun tetap menggeser panel jawab. “Hallo?”‘Halo.. Ini Aliya?’ Suara wanita.“Emm ya, betul. Dengan siapa ini?”‘Gue Hana…’“Hana?”‘Yup. Temen satu kampus waktu di Aryasatya Bandung.’Memori Aliya berputar sejenak. Ia memang mengingat ada teman seangkatan bernama Hana, namun mereka jarang sekali berkomunikasi meskipun satu kelas.“Hana yang suka bareng sama Tantri itu ya?” ujar Aliya.‘Yup. Bener. Gue emang suka bareng sama Tantri dan Emma,’ jawabnya.“Apa kabar Han?” kedua sudut bibir Aliya tertarik. Rasanya sudah lama ia tidak berkomunikasi dengan tem

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 119

    Aliya menghela napas. Sedikit kelegaan terasa olehnya, seakan ada satu jenis beban yang terangkat dari pundaknya.Ia telah selesai menyampaikan yang harus disampaikan kepada mertuanya dan juga kepada orangtuanya.Jangan ditanya, respon sang mertua di telepon tadi. Seperti yang telah Aliya duga, kata-kata makian dan sumpah serapah itu diobral seperti yang sudah-sudah. Terlalu kenyang. Sehingga secara sepihak, Aliya menutup sambungan dan mengabaikan beberapa panggilan masuk dari mertuanya itu.Sementara orangtua Aliya, tentu saja mereka kaget dan shocked.Dengan sangat hati-hati Aliya jelaskan satu demi satu permasalahan yang ia hadapi. Insting melindungi kedua orangtuanya dari rasa sakit yang lebih jauh, Aliya tidak menceritakan kejadian terakhir saat Bisma berusaha menjual dirinya pada lelaki tua.Tak pernah mengira rumah tangga putrinya seburuk itu, sang mama lantas menangis pilu mendengar kisah dari Aliya dan bersikeras akan datang ke Bo

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 120

    “Bu Aliya!! Pak Bisma!!” suara pria paruh baya terdengar kaget lalu bergegas menghampiri Bisma yang tengah menduduki tubuh Aliya dan melerainya. “Pak Bisma lepaskan bu Aliya!!”Pria lain yang lebih muda ikut mendekati Bisma dan memegangi lengan Bisma. “Lepasin bu Aliya Pak! Istighfar Pak!” serunya tak kalah kencang.Pria paruh baya berbaju koko itu adalah pak RW dan pria yang lebih muda itu adalah pak RT. Mereka berdua akhirnya berhasil menarik Bisma menjauh dari Aliya.Seorang wanita mengenakan bergo lebar pun tampak muncul dan tergopoh menghampiri Aliya yang terduduk dan diam membatu.“Nak Aliya… Tidak apa-apa kah?” tanya wanita itu khawatir. Ia adalah ustadzah yang pernah didatangi Aliya untuk konsultasi mengenai permasalahan rumah tangganya.Ustadzah itu mengelus punggung Aliya, saat melihat tatapan mata Aliya yang tampak kosong. Seketika bulu bulu halus di tangan sang ustadzah terasa berdi

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 121

    “Tahan! Aku akan menarikmu.”Aliya menengadah ke arah suara rendah yang berseru di atasnya. Tertegun sesaat sebelum ia tersentak ketika tubuhnya ditarik naik ke permukaan kembali dalam sekali hentak.Kini tubuh Aliya berdiri dan berhadapan dengan sosok yang menariknya keluar dari dalam lubang. Tubuh sosok itu tinggi dan sangat atletis. Aliya lalu menaikkan pandangannya ke wajah sosok itu yang ia perkirakan memiliki tinggi lebih dari 189 senti.Aliya tertegun.Sepasang mata berwarna hazel kini tengah menatapnya. Pemilik manik mata itu pun sama terkejutnya. Bahkan mungkin sosok itu jauh terlihat lebih terkejut dari diri Aliya.Sosok itu terpaku melihat Aliya. Kedua bola mata berwarna hazel itu tampak bergerak-gerak begitu pula dengan bibirnya.“Light…” gumamnya lirih.Namun begitu kata itu selesai terucapkan, sosok itu tersentak ke belakang. Seseorang menarik lengannya dengan kuat sehingga menjauh dari Ali

Latest chapter

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   Catatan Penulis

    Hai GoodReaders!! Akhirnya “Istri Ku Sang Ratu Bumi” telah sampai di penghujung cerita. Terima kasih banyak untuk seluruh GoodReaders yang dengan setia mengikuti kisah ini hingga akhir. Author mohon maaf jika pada tulisan yang GoodReaders baca dalam cerita ini, masih ditemukan banyak typo atau kata-kata rancu dan hal lain yang tanpa sadar Author lakukan. Author berharap GoodReaders dapat menikmati juga menyukai karya ini. Adakah kesan dan pesan kalian untuk Author? Would love to know it! Adakah tokoh favorit kalian? Aliya? Elang? Dean? Agni? Atau lainnya? Author dengan senang hati membaca kesan kalian dan pesan kalian untuk mereka :D Jangan lupakan untuk memberi review di luar buku ya… Bintang lima dari kalian akan menambah semangat author melanjutkan Session 2 buku ini. Sambil menunggu, kalian bisa buka karya on going Author dengan judul “Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan”. Love-love yang banyak untuk kalian semua! Sampai Jumpa di karya-karya Author lainnya…. Luv U!!

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 299

    Mereka semua telah menjadi bagian dari keluarga bagi Aliya. Keluarga kedua yang berbeda dunia. Dunia aneh penuh kejutan yang hidup berdampingan dengan manusia umumnya. Siapa yang pernah menyangka, ternyata sejak lama ada kehidupan seperti ini di tengah-tengah kehidupan normalnya dahulu? Kini tatapan Aliya membidik pada sang suami, Einhard Sovann Gauthier. Pria tampan yang tampak asyik mengajak putri mereka berbicara. Meski demikian, tak dapat dipungkiri, Aliya bisa merasakan sesuatu yang menekan kuat yang terpancar dari Elang. Meski pria tampan itu tengah bermain dengan bayi mungil, namun aura kekuasaan nan tenang dan terkendali, menyelimuti suaminya. Membuat siapapun tak kuasa menentang dan menghindari membuat masalah dengannya. Senyum di bibir Aliya kian merekah. Matanya berbinar menangkap pemandangan yang begitu menyejukkan hatinya itu. Fayza tampak tergelak ketika hidung Elang menyerbu perut mungil sang putri. Hatinya begitu damai melihat semua pemandangan yang ada di sekit

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 298

    “Sekali lagi aku minta maaf, Dean. Sungguh…”Dean menghela napas pelan. “Apa yang kau bicarakan, Al?”Ia terhenti karena teko yang dipanaskan Aliya telah berbunyi.“Biar aku saja,” katanya sembari berjalan mendekat untuk mematikan kompor lalu mengangkat teko dan menuangkannya ke dua cangkir dan empat gelas belimbing yang telah diisikan kopi dan gula oleh Aliya sebelumnya.Tangannya mengaduk telaten setiap gelasnya. “Jika kau berpikir kepergianku karena berada di dekatmu itu menyakitkan untukku dan untuk menjauh darimu, kau keliru Aliya.”“Aku pergi karena memang ada sesuatu yang harus kulakukan. Dan itu baru bisa kulakukan saat ini, ketika situasi di sini telah kondusif. Einhard seorang elemen yang kini berada di ambang Level Satu. Einhard seorang diri, sudah bisa menakuti semua elemen yang ada di sini saat ini, Al.”Dean selesai mengaduk dan meletakkan sendok ke bak cuci piring dan melanjutkan. “Sekalipun aku pergi, kita sekarang punya Nawidi yang seorang Level Dua Tingkat Tertinggi.

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 297

    “Einhard, duduk di sini,” Dean beralih pada Elang yang berdiri di sebelah Aliya. Elang lalu menggamit pergelangan tangan Aliya dan menariknya untuk duduk di antara Dean dan Nawidi. Dengan patuh Aliya mengikuti suaminya dan membalas semua sapaan dari Agni dan teman-teman elemen lainnya dengan hangat. “Fayza di mana?” tanya Dean lagi setelah Elang dan Aliya duduk. “Kami tinggalkan di rumah dulu dengan bi Sumi dan Asih,” jawab Elang. Tangannya menerima sodoran jagung bakar dari Dean. “Thanks.” “Liebling, kau mau?” Elang mengoper jagung bakar itu ke Aliya. “Ngga, Liebe. Kau aja,” tolak Aliya. Ia melemparkan pandangan ke sekeliling, lalu beralih pada Dean. “Kau mau kemana? Pertanyaanku tadi belum di jawab.” Dean tersenyum. “Aku ada kerjaan di Botswana, Al.” “Apa?? Botswana? Afrika??” Mata Aliya membulat. “Jauh banget. Ada apa di sana?” “Emm… Kerjaan lama ku.” “Liebling, bisa tolong buatkan kopi untukku?” Elang menyentuh lengan istrinya itu. “Aku--” Tatapan Aliya beralih pada Elang

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 296

    “Gung, dulu gimana si cewek itu. Lu buang kemana?” “Ya kali, dia barang. Main buang-buang aja.” Agung meringis. Bukan karena luka di tangan kiri yang ia derita setelah latihan tadi. Namun karena mendengar pertanyaan Agni. “Kok baru nanya sekarang?” tanyanya dengan tangan yang sibuk mengulur kain kasa panjang untuk membalut luka-luka di sela tangannya. “Gue baru kepo, Gung. Asli, waktu itu gue eneg banget denger nama tu cewek. Baru kali ini gue agak legaan,” tukas Agni sambil membantu Agung menggunting kasa tersebut, merobek ujungnya lalu mengikatnya kuat. “Ish! Pelan-pelan, Ni.” “Jangan cengeng lu.” Agni mengoles antiseptik pada bekas luka lain di tangan kanan Agung. Meski tidak sedalam luka di tangan kiri, namun tetap saja menggambarkan betapa keras latihan yang baru saja ditempuh Agung. “Lain kali lu perhitungkan ritme serangan si bang Nawi, Gung. Dia punya pola sendiri dengan alter variasinya. Pas bagian lu, itu pola yang dia gunain waktu nyerang gue latihan kemaren,” tutur

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 295

    Angin semilir menghantarkan suasana yang begitu tenang dan damai. Beberapa dedaunan kering berjatuhan perlahan menyentuh tanah di tepian kolam renang dengan pantulan kilau terik mentari di atas air. Gerakan tangan Elang membelah air dan mendorong kuat tubuhnya meluncur. Sudah lima balik ia menggunakan gaya kupu-kupu, setelah enam balik sebelumnya menggunakan gaya bebas untuk membawa dirinya menyentuh tepian kolam renang sekian kali. Elang berhenti di pinggir dan memutuskan menyudahi kegiatan berenangnya siang itu. Kedua lengannya bertumpu pada tepian dan setengah melompat, membawa tubuhnya keluar dari dalam kolam. Ia duduk di tepian sambil mengusap wajah untuk menyingkirkan bulir air yang membasahi wajah tampannya. Mata coklat tua itu menerawang, membawa ingatannya kembali pada percakapannya dengan Dean semalam. “Saat itu ayahmu melalui Hecate mencari juga wanita elemen bumi dan sempat menyangka ibuku adalah salah satunya. Dia sebenarnya bukanlah seorang elemen bumi, Hecate salah

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 294

    “Liebling, sarapannya sudah kau makan habis?” “Iya,” jawab Aliya lalu mendongakkan kepalanya ke arah Elang yang baru keluar dari kamar mandi. Ia menatap suaminya dengan alis berkerut. “Kenapa?” “Asi ku masih sedikit keluarnya,” keluh Aliya. “Tadi perawat datang kesini untuk mengambil asi ku. Tadi gak bisa dapat banyak.” “Hm.” Elang melangkahkan kakinya mendekati brankar Aliya. “Itu hal wajar, Liebling. Untuk kelahiran pertama, seorang ibu agak kesulitan mengeluarkan asi-nya. Putri kita juga belum membutuhkan makanan yang banyak, Liebling. Kau tahu, ukuran usus dan lambungnya pun masih sangat kecil,” sambungnya lagi sambil menggerakkan ibu jari dan telunjuknya untuk menunjukkan betapa kecilnya ukuran tersebut. “Tapi--” “Aku tahu kau khawatir. It’s ok. Bahkan bayi baru lahir masih bisa tanpa diberikan asi atau susu dalam waktu dua kali dua puluh empat jam.” “Kau tahu dari mana?” “I read it somewhere (aku baca entah di mana).” “Elang--” “Aku sudah bicara dengan dokter, Lieblin

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 293

    Arah pandang Aliya terpaku pada pintu ruang untuk beberapa saat. Meski sedikit bertanya-tanya, namun ia segera menepis itu dalam hatinya dan langsung beralih pada monitor di dinding sebelah kiri. Bibirnya seketika tertarik ke atas disertai pandangan yang melembut dan penuh kasih. Monitor itu menampilkan bayinya yang berada dalam inkubator di ruang NICU. Tubuh mungil yang masih berwarna merah dengan jemari kecil yang mengepal. Kedua manik mata Aliya lalu berkaca-kaca. Betapa ia ingin memeluk makhluk mungil itu. Betapa ia merasa semua bagai mimpi. Dari dalam dirinya bisa keluar makhluk luar biasa seperti itu. Ia hanya harus bersabar lagi, untuk bisa mendekap bayi mungilnya itu. “Isn’t she beautiful?” Sebuah suara mengagetkan Aliya. Ia mengusap titik air di sudut matanya lalu tersenyum pada dua orang yang datang itu. “Dean, kang Awi. Masuklah.” Kedua pria bertubuh tegap dan atletis itu kemudian duduk di kursi meja makan yang memang bersebelahan dengan brankar Aliya. “Bagaimana

  • Istri Ku Sang Ratu Bumi   BAB 292

    “Ah ya Tuhan!” Agni mengerjap-kerjapkan kedua kelopak matanya. Menatap penuh haru sekaligus takjub dengan tangan menempel pada dinding kaca. Begitu pula ketiga teman-teman lainnya. Agung, Iyad, Guntur sama -sama menatap dengan mata berbinar penuh ketakjuban ke arah satu box bayi dari balik kaca besar pembatas ruang NICU. “Lakukan covering kalian, setiap kalian keluar.” Suara datar Nawidi mengingatkan empat pria yang terus menerus menatap tanpa berkedip ke arah bayi merah di dalam inkubator itu. Ia baru saja datang bersama Dean setelah melakukan pengecekan ulang di sekitar Rumah Sakit Bersalin tersebut, sebagai bentuk tindakan antisipatif standar mereka. Agni dan lainnya menoleh dan baru menyadari pengunjung wanita di sekitar mereka, tak hentinya menatap mereka seolah melihat artis terkenal yang membuat mata mereka tak berkedip mengagumi. Penampilan Agni dan kawan-kawan memang tidak bisa dibilang biasa, terutama Agni. Wajah tampan pria muda itu begitu menarik perhatian para pengunj

DMCA.com Protection Status