Share

BAB 102

Bangunan megah yang berdiri sangat gagah itu terlihat, begitu pagar tinggi terbuka. Meskipun bangunan tersebut tidak sebesar yang dilihat Aliya di Dramaga, namun tetap saja pemandangan yang tampak oleh kedua matanya secara langsung itu, mampu mengintimadasi dirinya.

Aliya menelan ludah dan sedikit meremas ujung blus bermotif bunga yang ia kenakan hari itu.

“Kalem Teh, di rumah cuma ada Einhard dan yang bantu-bantu rumah aja. Tidak ada orang-orang menyeramkan,” canda Ridwan yang mengetahui kegugupan Aliya di sampingnya.

“Tapi serius, ini ada apa tumben-tumbenan kalian ajak makan siang bareng gini? Sampe jauh-jauh ke BSD segala,” Aliya berkata lalu sedikit mendesah resah.

“Kan kalau di Dramaga, Teh Aliya justru canggung karena ada mamanya Einhard di sana kan?” goda Ridwan lagi.

Aliya terdiam. Namun dalam hati, ia membenarkan perkataan Ridwan. Di rumah besar itu, bukan, di kediaman yang seperti mansion itu, ia merasa lebih kikuk lagi.

Mereka berdua lalu berhenti di depan teras dan R
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status