Share

87. Harus Kuat!

Penulis: Ocean Na Vinli
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-04 21:29:43

"Katherine?" panggil Frederick ketika Katherine tak segera menanggapi perkataannya barusan.

Katherine terdiam. Memandang Frederick tanpa menampilkan ekspresi sama sekali. Dia tengah menimbang-nimbang. Mengikuti kata hatinya atau tidak sekarang.

Tadi, setelah berbincang-bincang dengan Logan. Katherine mendapatkan satu fakta. Meskipun ia dan Frederick menikah kontrak. Tetapi, masyarakat di Denmark tidak tahu akan status mereka. Para warga hanya tahu dialah istri sah Frederick sekaligus ratu di masa depan nanti.

Victoria, hanyalah wanita masa lalu Frederick yang tiba-tiba datang dan membuat seluruh istana riuh hari ini. Maka dari itu, Katherine mempunyai andil dalam memperbolehkan wanita yang dicintai Frederick menetap di istana atau tidak.

"Kalau aku tidak menyetujui Victoria menetap di istana, apa kau marah?" Katherine membuka suara kemudian. Sambil menatap dalam-dalam mata biru itu. Berharap Frederick dapat mengetahui isi hatinya sekarang. Yang akhir-akhir ini mudah rapuh karena u
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    88. Aneh

    Di ujung sana Frederick reflek memekik. Barusan, Victoria barusan tak sengaja menumpahkan teh ke tubuhnya sendiri, hingga membuat dress putih selutut tersebut tembus pandang sekarang.Pupil mata Victoria segera melebar. Spontan bangkit berdiri sembari berteriak,"Ah, astaga panas sekali Fred!" Secepat kilat Frederick berdiri sambil mengambil tisu di atas meja. Kemudian menyeka tumpahan teh di tubuh Victoria tepatnya di bagian dada.Melihat hal itu semakin mendidih darah Katherine Bagaimana tidak, bagian dada Victoria terekspos semua sekarang. Katherine heran mengapa Victoria tidak memakai bra. Apa Victoria sengaja? Apa begini perangai Victoria? Katherine mulai bertanya-tanya di dalam benaknya.Katherine segera mendekat. Pelayan yang setia menemaninya dari tadi pun berjalan di belakangnya. "Kau tidak apa-apa?" tanya Katherine. Menahan diri agar tak marah. Walaupun sebenarnya hati terbakar membara saat ini. Frederick dan Victoria spontan menoleh. Frederick terlihat ingin menimpali na

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    89. Perangai Victoria

    Berbeda dengan Katherine mengulas senyum karena telah berhasil membuka topeng Victoria barusan. Keringat muncul seketika di dahi Victoria. Wanita itu tak berani menoleh ke belakang atau pun membalikkan badan. Berdiri dengan raut wajah cemas. Frederick mengerutkan dahi. Dari kejauhan merasakan ada ketegangan di sekitar. Dia pun melangkah cepat. Begitu sudah dekat. Dia melempar pandangan ke arah Katherine dan Victoria bergantian. "Victoria, Katherine, ada apa?" Frederick bertanya untuk yang kedua kalinya. Katherine pun beranjak dari kursi dan semakin mengembangkan senyuman. Sebab Frederick sepertinya tidak mendengar apa yang dikatakan Victoria tadi. "Tidak ada, kami hanya berbincang-bincang santai dan tadi membahas drama terpopuler. Kebetulan Victoria menyukainya. Dia sedang berakting barusan menjadi wanita penggoda, benar kan Nona Victoria," kata Katherine. Melirik ke arah Victoria dengan tatapan penuh arti. Katherine berencana akan memberitahu perangai Victoria kepada Frederick

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    90. Tidak Ikut Campur Lagi

    Baru saja pintu terbuka. Namun, sudah disambut dengan suara ribut yang berasal dari ponsel Victoria. Mata Frederick dan Katherine langsung melotot. Frederick pun melangkah cepat, menghampiri Victoria. Sekarang, mimik mukanya tampak sangat mengkhawatirkan. "Ada apa denganmu? Mengapa ponselnya dilempar?" tanyanya sembari menatap seksama Victoria. Ada ketakutan yang tersirat dari bola mata Victoria. Namun, dalam hitung detik tatapannya berubah sendu. Diam-diam dia menarik napas lega karena Frederick tidak mendengar perbincangannya barusan.Frederick mengerutkan dahi. Tatkala Victoria tak segera menjawab. Wanita itu malah menatapnya dengan raut wajah sedih. "Victor, ada apa denganmu? Kenapa kau melempar ponsel?" Frederick perlahan duduk di tepi ranjang sambil sesekali melirik Katherine di ujung sana. Masih bergeming dan berdiri tegap di ambang pintu kamar.Victoria memasang wajah ketakutan. "Aku takut Fred. Ada seseorang yang menghubungi aku tadi. Dia mengancamku, sepertinya itu suruh

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    91. Hamil

    Katherine berusaha mengingat-ingat kapan terakhir kali dia datang bulan. Matanya membulat sempurna saat menyadari tanggal merahnya sudah lewat. Memikirkan hal itu Katherine reflek tersenyum. Merasa bahagia jika dia memang hamil."Aku harus periksa dulu, apa aku benar-benar hamil atau tidak," gumamnya pelan sambil tersenyum lebar tanpa sadar. Meskipun begitu Katherine harus memastikan dirinya berbadan dua atau tidak. Maka dari itu setelah selesai muntah dan membersihkan bibirnya. Katherine berbaring di atas ranjang, menunggu Airis untuk datang ke kamar. Tak cukup lama wanita yang ditunggu masuk ke dalam sambil membawa nampan berisi teh hangat berserta buah-buahan sehat, seperti apel, anggur dan sebagainya. "Maaf menunggu lama Putri. Ini tehnya minumlah selagi masih hangat." Airis perlahan meletakkan nampan di atas nakas dan sesekali melirik Katherine duduk tegak di tempat tidur sekarang."Terima kasih, Airis apa aku boleh minta tolong padamu?" Airis tersenyum singkat. "Sangat boleh

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    92. Jaga Batasan!

    Frederick terbelalak. Dengan cepat ia menoleh ke arah Katherine. Lelaki itu tak tahu jika beberapa menit sebelumnya, saat mendengar suara gemercik air dari kamar mandi Katherine sudah terbangun. Katherine pun memilih berpura-pura tidur. Niat hati ingin memberi kejutan dengan memberitahu kehamilannya. Malah berujung kekesalan yang dia dapatkan. Victoria mengacaukan semuanya! Dia mendengar semua obrolan antara Frederick dan Victoria tadi. Kebahagiaan yang sempat singgah di hatinya langsung sirna dalam sekejap."Sejak kapan kau terbangun?" Frederick mengerutkan dahi, terheran-heran ternyata Katherine sudah terjaga."Saat kau berada di kamar mandi."Balasan Katherine tentu saja membuat Frederick bertambah bingung. Lelaki itu tak membalas hanya memandang seksama wajah Katherine sekarang. "Kau mau ke mana? Ini sudah malam, beristirahatlah." Katherine membuka suara kembali. Bersikap seolah-olah tidak mendengar. Padahal hatinya hancur berkeping-keping saat ini. Hormon kehamilan, membuat sua

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    93. Tercabik-cabik

    Katherine membelalakan mata ketika Frederick menyerang Logan tiba-tiba."Frederick, apa yang kau lakukan?! Hentikan!" seru Katherine dengan mimik wajah panik. Gelas yang dipegangnya tadi pun berhamburan di lantai. Dengan takut-takut, dia mendekat berusaha melerai. Namun, gerakan Frederick yang cepat membuatnya sedikit ketakutan. Bagaimana tidak, Frederick mendaratkan pukulan di tubuh Logan tanpa jeda. Hal itu membuat darah keluar dari mulut Logan sekarang. Katherine keheranan dan bertanya-tanya, apa yang membuat Frederick berang saat ini. "Diam kau!" balas Frederick. Dengan sorot mata menyala-nyala.Bukannya menuruti perkataan sang istri. Frederick kembali melayangkan pukulan di perut Logan. Hati Frederick terasa amat panas. Melihat kedekatan Katherine dan Logan barusan."Ampun Pangeran, hentikan, apa salahku ...." Logan memohon. Wajahnya mulai tampak lebam-lebam. Hingga mata sebelah kanannya sedikit menyipit akibat pukulan keras Frederick. Sama dengan Katherine, Logan pun kebing

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    94. Pergi

    Di balik pilar Celine perlahan menyembul. Katherine pun menoleh ke samping sambil melebarkan mata sebentar. Katherine bertanya-tanya. Sejak kapan Celine berada di sini. Tak hanya itu pula, apa dia tidak salah mendengar barusan. Celine menanyakan pernikahan kontrak ia dan Frederick masih berlanjut atau tidak. Katherine menghapus cepat air mata kemudian berkata,"Sejak kapan Ratu ada di sini?" Celine mengulum senyum. "Bukankah sudah kukatakan kemarin, jika berduaan denganku panggil aku Mama. Dari tadi aku mengikutimu, sejak ada keributan tadi di depan."Katherine semakin terkejut. Dia mendadak murung. Berarti Celine tahu tentang menikah kontrak dari keribuatan tadi. "Maaf Ratu, maksudku Ma. Aku minta maaf jika selama ini membohongi kalian," ujarnya lalu menundukkan kepala. Air mata yang sudah dihapusnya, kembali menetes dari sudut mata. Celine perlahan berdiri di samping Katherine."Minta maat untuk apa? Aku sudah lama tahu kalau kalian menikah kontrak, apa sih yang aku tidak tahu di

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    95. Jagalah Cucuku!

    Katherine membeku sejenak. Melihat sosok yang sangat dia kenali berdiri di hadapannya sekarang. Tidak hanya itu di belakang sosok tersebut, ada dua pelayan wanita berdiri tak jauh dari mereka.Dengan raut wajah muram, Celine pun kembali bertanya. "Kau mau pergi?" Katherine tergugu. Apakah harus berkata jujur pada Celine saat ini. Tapi, jika dia mengatakan sebenarnya, apa Celine memperbolehkan dirinya pergi. Katherine mendadak bimbang. "Kalau kau mau pergi, pergilah. Aku tidak bisa menahanmu, maafkan putraku, karena melukai hatimu." Celine bereaksi lagi saat Katherine tak memberi tanggapan. Wanita yang umurnya sudah tua namun masih terlihat cantik tersebut seakan tahu isi pikiran Katherine saat ini. Katherine sedikit terkejut. Respons Celine tak sesuai dugaannya. Bola mata kelabu itu mulai berkaca-kaca, merasa terharu, karena mertua perempuannya ini ternyata begitu baik dan selalu berpihak padanya."Terima kasih." Tas yang dipegangnya pun langsung terjatuh, Katherine berhamburan mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09

Bab terbaru

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    133. Hari Bahagia - TAMAT

    Benda berbahan kaca itu langsung pecah, mengenai punggung Victor. Victor tak peduli malah makin mempercepat langkah kaki sambil tersenyum puas. Meninggalkan Larisa menjerit-jerit histeris. ...Keesokan harinya, pagi-pagi sekali istana gempar dengan kabar gembira dari Grace. Grace ternyata tengah mengandung. Bukan hanya Grace, Katherine pun juga, mengandung anak kedua. Keduanya sama-sama muntah tadi pagi. Sukacita menyelimuti hati Xavier, Frederick dan Victor. Saat ini mereka tengah sarapan bersama di ruang makan, ada Logan dan Robert juga terlihat duduk bersama. Sementara Larisa memilih sarapan di kamar karena hatinya dalam keadaan buruk sekarang. "Aku tidak sabar dengan kedatangan anakku, Grace. Semoga saja anakku perempuan dan anakmu laki-laki, jadi kalau sudah besar kita bisa menjodohkan mereka," celetuk Katherine setelah selesai menyantap roti. "Iya, amin, semoga saja anakku laki-laki, pasti lucu jika mereka sudah besar nanti," balas Grace tak kalah senang. "Aku setuju, maka

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    132. Kebenaran

    "Apa kau lupa aku menikahimu karena terpaksa, sampai kapan pun nama Clara tidak akan hilang, kaulah yang membuat aku dan Clara tidak bisa bersama, aku muak dengan sikapmu Larisa!" seru Victor dengan mata berkobar-kobar. Larisa mendekat. "Oh ya? Tapi wanita itu sudah mati sekarang dan kau tidak bisa memilikinya! Akulah yang memilikimu sekarang Victor!" Victor menyeringai tipis. "Kau hanya memiliki ragaku tapi tidak dengan jiwaku!"serunya dengan lantang. Membuat Larisa mengepalkan kedua tangan. Meski Clara sudah meninggal tapi di hati Victor nama Clara masih terus terukir dan tak pernah memudar sekali pun. Dulu, sebelum menikah dengan Larisa. Victor dan Clara sudah terlebih dahulu menjalin hubungan. Kala itu status Victor masih menjadi pangeran, belum menjadi raja. Sementara Clara baru bekerja di istana dan menjadi pelayan pribadi Victor. Karena sering bertatap muka Victor mulai jatuh cinta dengan Clara. Keduanya pun menjalin hubungan tanpa sepengetahuan anggota kerajaan. Akan

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    131. Menerima

    "Diam kau! Kau juga sama seperti mamaku! Bedanya mamaku pelayan istana! Sementara kau jadi anak angkat bangsawan baik hati! Asal-usulmu juga tidak jelas. Jadi jangan menghina mamaku, wanita jalang!" seru Xavier dengan muka Xavier semakin memerah. Dia sudah tidak memikirkan lagi adab dan sopan santunnya di istana. Larisa masih saja menghina mendiang mamanya. Padahal mamanya sudah tidak ada lagi di dunia, Larisa berhati ular dan tidak pantas disebut manusia!"Xavier, cukup! Kau tidak boleh menghina Mamamu!" teriak Victor menggelegar tiba-tiba. Membuat kumpulan manusia di ruangan tertegun. Mereka tak berani membuka suara di antara ayah dan anak itu, memilih diam dan mendengarkan dengan seksama pertikaian yang terjadi di depan mata.Pemegang tinggi di istana, saat ini wajahnya sangat tak bersahabat. Kemarahannya membuat sebagian orang ketakutan, termasuk Grace yang saat ini meneguk ludah berkali-kali. Berbeda dengan Xavier tak ada rasa takut sedikit pun yang terpancar dari bola matanya.

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    130. Heran

    Mendengar suara teriakan Xavier, seluruh anggota kerajaan Norwegia datang menuju sumber suara, tepatnya di ruang tamu. Sesampainya di ruangan, Larisa dan Sisilia membelalakan mata dengan kedatangan anggota kerajaan Denmark berada di sini. "Apa-apaan ini Xavier?" Victor, raja yang masih menjabat menjadi pemegang kekuasaan di Norwegia langsung bertanya. Kerutan di keningnya mendadak muncul dengan kedatangan tamu yang tak diundang pada malam-malam begini. Xavier tak langsung menjawab, ada secuil kerinduan menjalar di hatinya. Dia sudah lama tidak bertatap muka dengan ayahnya. Terlebih, umur ayahnya sudah tak lagi muda sekarang, ada banyak keriput di wajah dan rambut hitamnya pun sebagian sudah memutih. Akan tetapi, Xavier menghapus cepat kerinduannya tersebut kala mengingat perlakuan Victor selama ini. "Atas nama kerajaan Denmark, aku minta maaf karena datang malam-malam begini ke istana bersama istriku dan Pangeran Xavier." Saat melihat Xavier terdiam, Frederick langsung angkat bica

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    129. Kerjasama

    "Ayolah Pangeran, keluarlah kami tidak akan mengigit!" Lagi pria itu berseru sambil mengeluarkan tawa keras hingga teman-temannya pun ikut tertawa. Xavier menahan geram. Dadanya bergemuruh kuat seakan-akan meledak juga saat ini. Sampai-sampai Grace menggerakkan sedikit kepalanya ke samping dan membuat salah satu rumput bergerak. Alhasil salah seorang pria yang tak sengaja melihat adanya pergerakkan dari salah satu rumput yang memanjang, mengalihkan pandangan. Dalam sepersekian detik dia pun langsung meloncat tepat di hadapan Grace dan Xavier. "Bah! Dapat kalian!" pekiknya sambil menodongkan pistol ke kepala Grace. Grace langsung memekik histeris,"Tolong!!!" Xavier tak diam, ikut juga menodongkan pistol ke arah kepala si pelaku. Kelima pria lainnya serempak mengarahkan mata ke arah pasangan suami istri itu sambil mengangkat pistol masing-masing. Suasana mendadak tegang. Baik Xavier maupun keenam pria lainnya tak ada yang mau mengalah. "Jangan bunuh kami!" pekik Grace,

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    128. Melarikan Diri

    Grace terbelalak ketika melihat enam orang pria keluar dari mobil sambil menodongkan pistol ke arah mereka sekarang. Pria-pria asing itu tampangnya sangat menyeramkan, seperti preman pasar, ada tato-tato di tangan dan muka, bahkan terlihat tindik pula di hidung. "Keluar kalian!" teriak salah seorang pria dari luar lalu melempar senyum smirk. Grace makin panik. Dengan cepat menoleh ke samping kembali. "Xavier, bagaimana ini?" Dia sedikit heran mengapa Xavier sama sekali tak panik. Suaminya itu hanya menampilkan ekspresi datar namun tanpa sepengetahuan Grace, mata elang Xavier memandang ke arah kumpulan pria tersebut dengan sorot mata tajam. Tanpa menoleh ke samping, Xavier pun berkata,"Jangan lepas sabuk pengamanmu."Grace hendak bertanya namun belum juga lidahnya bergerak, Xavier melajukan mobil dalam kecepatan di atas rata-rata. Alhasil enam orang pria tersebut melesatkan timah ke arah mereka. Akan tetapi, Xavier berhasil mengelak dan menabrak pula kedua mobil yang menjadi pengha

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    127. Keluar Dari Istana

    "Kenapa kalian ingin keluar istana? Apa ada seseorang yang menyakiti kalian?" Dengan sorot mata merah menyala, Katherine lantas beranjak dari kursi. Riak mukanya pun berubah tak enak pandang sekarang. Mendengar tanggapan Katherine, Xavier dan Grace saling lempar sesaat dengan dahi mengerut samar. "Tidak ada Putri, ini kulakukan karena kami ingin hidup tenang dan jauh dari hiruk pikuk,"jawab Xavier. Tadi malam Xavier dan Grace telah mempertimbangkan rencana dengan matang. Keduanya ingin hidup tenang dan menetap di desa terpencil, hanya berdua dan suatu saat nanti tinggal bersama buah hati mereka. Bukan hanya alasan itu, Xavier juga tak enak hati dengan kedatangan Robert dan Sisilia akhir-akhir ini. "Tidak bisa! Aku tidak mengizinkan kalian keluar istana!" seru Katherine kemudian. Xavier melebarkan mata, tampak terkejut dengan respons Katherine. "Tapi Putri, kami—""Aku bilang tidak, ya tidak–""Sayang, tenangkan dirimu dulu, hei duduklah." Frederick langsung menyela saat kondisi d

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    126. Perketat Keamanan

    "Fred." Katherine merasa ada yang tidak beres lantas mendorong pelan dada Frederick. Frederick pun merasakan hal yang sama. Sungguh aneh, malam-malam begini malah terdengar bunyi pecahan kaca. Katherine dan Frederick serempak melirik jendela, memastikan apa jendelanya yang rusak. Akan tetapi, setelah diamati, jendela kamar dalam keadaan aman. Kerutan di kening Katherine dan Frederick makin bertambah. Pasangan suami istri tersebut menyudahi kegiatan panasnya lalu beringsut dari kasur dan memakai pakaian dengan tergesa-gesa. Begitu pula dengan Xavier dan Grace menghentikan kegiatannya, memilih keluar hendak memeriksa apa yang telah terjadi. Keduanya tanpa sengaja berpapasan dengan Frederick dan Katherine di lantai satu. "Ada apa ini Pangeran?" tanya Xavier dengan kening mengerut kuat. "Entahlah, aku juga tidak tahu, aku pikir dari jendela kamar kalian?" Frederick pun bertanya. Jika bukan berasal dari kamarnya bisa jadi bunyi pecahan dari kamar Grace. Sebab kamar Grace tepat berada

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    125. Kami Tahu

    Katherine dan Frederick saling melirik satu sama lain, tengah menahan senyum sekaligus merasa bersalah atas perbuatan mereka tempo lalu. "Untuk apa meminta maaf Xavier?" Frederick memberi tanggapan terlebih dahulu, perasaan bersalah mulai memenuhi hatinya. Sebab demi egonya dia menjebak Xavier dengan obat perangsang kala itu. "Sudah seharusnya kami meminta maaf pada Pangeran dan Putri karena telah berbohong selama ini, aku juga minta maaf." Grace ikut menimpali. "Kalian tidak salah Grace, Xavier. Itu masalah kalian, dan setidaknya buah dari kebohongan kalian menghasilkan sebuah rasa, 'kan?" ujar Katherine, ikut berkomentar. Grace malah cengengesan. Merasa pasangan suami istri di hadapannya ini, terlampau baik. Hal yang wajar jika Katherine dan Frederick marah. Namun, reaksi keduanya di luar perkiraan. Xavier pun memiliki pikiran yang sama dengan Grace. Secara perlahan menatap kembali pasangan tersebut."Iy—a Putri, tapi terimalah permohonan maaf dari kami, hatiku rasanya mengganj

DMCA.com Protection Status