Katherine membelalakan mata ketika Frederick menyerang Logan tiba-tiba."Frederick, apa yang kau lakukan?! Hentikan!" seru Katherine dengan mimik wajah panik. Gelas yang dipegangnya tadi pun berhamburan di lantai. Dengan takut-takut, dia mendekat berusaha melerai. Namun, gerakan Frederick yang cepat membuatnya sedikit ketakutan. Bagaimana tidak, Frederick mendaratkan pukulan di tubuh Logan tanpa jeda. Hal itu membuat darah keluar dari mulut Logan sekarang. Katherine keheranan dan bertanya-tanya, apa yang membuat Frederick berang saat ini. "Diam kau!" balas Frederick. Dengan sorot mata menyala-nyala.Bukannya menuruti perkataan sang istri. Frederick kembali melayangkan pukulan di perut Logan. Hati Frederick terasa amat panas. Melihat kedekatan Katherine dan Logan barusan."Ampun Pangeran, hentikan, apa salahku ...." Logan memohon. Wajahnya mulai tampak lebam-lebam. Hingga mata sebelah kanannya sedikit menyipit akibat pukulan keras Frederick. Sama dengan Katherine, Logan pun kebing
Di balik pilar Celine perlahan menyembul. Katherine pun menoleh ke samping sambil melebarkan mata sebentar. Katherine bertanya-tanya. Sejak kapan Celine berada di sini. Tak hanya itu pula, apa dia tidak salah mendengar barusan. Celine menanyakan pernikahan kontrak ia dan Frederick masih berlanjut atau tidak. Katherine menghapus cepat air mata kemudian berkata,"Sejak kapan Ratu ada di sini?" Celine mengulum senyum. "Bukankah sudah kukatakan kemarin, jika berduaan denganku panggil aku Mama. Dari tadi aku mengikutimu, sejak ada keributan tadi di depan."Katherine semakin terkejut. Dia mendadak murung. Berarti Celine tahu tentang menikah kontrak dari keribuatan tadi. "Maaf Ratu, maksudku Ma. Aku minta maaf jika selama ini membohongi kalian," ujarnya lalu menundukkan kepala. Air mata yang sudah dihapusnya, kembali menetes dari sudut mata. Celine perlahan berdiri di samping Katherine."Minta maat untuk apa? Aku sudah lama tahu kalau kalian menikah kontrak, apa sih yang aku tidak tahu di
Katherine membeku sejenak. Melihat sosok yang sangat dia kenali berdiri di hadapannya sekarang. Tidak hanya itu di belakang sosok tersebut, ada dua pelayan wanita berdiri tak jauh dari mereka.Dengan raut wajah muram, Celine pun kembali bertanya. "Kau mau pergi?" Katherine tergugu. Apakah harus berkata jujur pada Celine saat ini. Tapi, jika dia mengatakan sebenarnya, apa Celine memperbolehkan dirinya pergi. Katherine mendadak bimbang. "Kalau kau mau pergi, pergilah. Aku tidak bisa menahanmu, maafkan putraku, karena melukai hatimu." Celine bereaksi lagi saat Katherine tak memberi tanggapan. Wanita yang umurnya sudah tua namun masih terlihat cantik tersebut seakan tahu isi pikiran Katherine saat ini. Katherine sedikit terkejut. Respons Celine tak sesuai dugaannya. Bola mata kelabu itu mulai berkaca-kaca, merasa terharu, karena mertua perempuannya ini ternyata begitu baik dan selalu berpihak padanya."Terima kasih." Tas yang dipegangnya pun langsung terjatuh, Katherine berhamburan mem
Frederick belum juga masuk ke dalam. Namun, sudah kebingungan dengan keadaan kamar sekarang. Mimik mukanya mendadak kesal."Apa dia pergi ke rumah papanya bersama Logan ke rumah." Pikiran Frederick segera tertuju pada Logan. Rasa panas kembali merambah tubuhnya. "Aku harus ke sana!" Frederick membalikkan badan dan seketika pandangannya bertemu pada Logan. Di ujung lorong, lelaki itu berjalan cepat ke arahnya. Dengan raut wajah masam Frederick memutuskan menunggu Logan."Selamat pagi Pangeran, soal semalam aku benar-benar minta maaf. Tidak ada apa pun yang terjadi di antara kami." Sedari malam Logan bertanya-tanya apa yang membuat Frederick marah besar padanya. Dugaan awal, Frederick diterpa cemburu. Melihat ketulusan dari mata Logan. Dalam beberapa detik riak muka Frederick berubah menjadi datar. "Untuk apa kau meminta maaf, sudahlah, tak usah diperpanjang lagi, sekarang di mana Katherine?" tanyanya sangat tak sabaran. Kerutan di kening Logan terukir dengan cepat. Ia kebingungan
Sindiran para bangsawan kembali menyapa telinga Frederick. Terasa sangat panas dan membuat perasaannya semakin tak menentu. Secepat kilat ia mendorong dada Victoria. Namun, wanita itu justru menarik kembali pinggangnya.Frederick mulai kesal. "Victoria sadarlah di sekitar kita ada orang, lepaskan aku!" serunya dengan sorot mata agak dingin. Begitu mendengar perintah, Victoria melepas pelukan dan memandang Frederick dengan raut wajah muram.Setelah itu Frederick mengedarkan pandangan di sekitar. Melihat dan mendengar para bangsawan masih menggunjing dirinya dan Victoria. Frederick ingin menanggapi namun tak ada gunanya membalas perkataan mereka. Tak hanya itu ia pun keheranan, bukannya kemarin sudah memberi perintah kepada para penjaga untuk melarang para bangsawan masuk ke dalam ke istana. Namun, mengapa sekarang bangsawan ada di sekitar. Frederick mengalihkan pandangan ke arah Logan tiba-tiba. "Kemana para penjaga, kenapa membiarkan para bangsawan masuk ke istana," kata Freder
"Suami gila! Kau sama saja seperti Karl!" Lagi, Celine berseru nyaring.Jawaban yang didengar membuat Frederick terdiam dengan bibir terkunci rapat. Rahangnya mulai mengendur, tatapan pun kali ini berubah datar. Frederick mulai menyadari kesalahannya. Tidak salah Celine mengatakan dia suami gila. "Kau lebih mementingkan Victoria dari pada Katherine!" sambung Celine kembali. Saat ini dadanya bergemuruh kuat. Dia tak mengira kedatangan Frederick kemari bukan untuk menanyakan Katherine melainkan mempermasalahkan para bangsawan yang masuk ke istana atas mandatnya tadi pagi. Semua itu Celine lakukan agar Frederick tidak terlena-lena dengan kebersamaannya dengan Victoria. Jadi dia mengirimkan para bangsawan yang suka berjulid dan menggunjing itu. "Aku minta maaf tapi ketahuilah aku dan Katherine ...." Lidah Frederick mendadak sulit digerakkan sekarang. Seolah-olah menyuruhnya untuk tidak memberitahu kebenaran pada Celine jika dia dan Katherine hanya menikah kontrak saja. "Apa? Kau dan
"Katherine!!!" Frederick berteriak kembali hingga urat-urat di sekitar matanya pun muncul. "Kemana kau?!" Ia melangkah tak tentu arah sambil kedua matanya berpendar ke kanan dan ke kiri, masih mencari keberadaan Katherine.Lelaki itu masih meraung histeris hingga membuat para penghuni istana berhamburan mendekati sumber suara, termasuk Celine dan Victoria yang sejak tadi berada di dalam kamar. Sesampainya di sana Victoria terbelalak, lantas dengan cepat menghampiri Frederick."Frederick, kau kenapa?" tanya Victoria keheranan. "Hei kau, perintahkan kepada seluruh pengawal untuk mencari Katherine sekarang!" Alih-alih menanggapi, Frederick malah menunjuk seorang pengawal yang kebetulan berada di sekitar. "Baik Pangeran!" Secepat kilat lelaki bersetelan gelap itu berlari ke depan gerbang. "Sayang, kau kenapa?" Dengan tidak tahu malunya Victoria semakin mendekat, hendak meraih tangan Frederick. Namun, Frederick menepis pergelangan tangannya segera. Victoria lantas terpaku di tempat."J
Kedatangan Victoria membuat Logan langsung terdiam dengan pupil mata melebar sejenak. "Tadi kau bilang apa hah?!" Victoria mendekati Logan lalu berdiri tepat di hadapan lelaki itu. Tangan kanan Frederick itu memilih menundukkan kepala. "Siapa yang memperbolehkan kau masuk Victoria?" Berbeda dengan Frederick. Untuk pertama kalinya sikap lelaki itu berubah terhadap Victoria. Logan merasakan adanya tatapan intimidasi di sekitar. Victoria yang berniat menemui Frederick langsung mengubah ekspresi wajah dan beralih menatap Frederick. Dirinya tak menyangka kedatangannya tak disambut dengan baik. Dia pun heran sendiri mengapa tidak bisa mengontrol emosi saat ini. Bagaimana tidak baru saja masuk ke dalam, sudah mendengar pernyataan dari Logan bila Frederick mencintai Katherine. Tentu saja Victoria merasa was-was dan ketakutan. "Maaf Sayang karena telah lancang masuk ke dalam, dari tadi aku mengetuk pintu tapi kalian tidak mendengar jadi aku masuk, aku sangat mengkhawatirkan keadaanmu