Share

73. Tak Asing

last update Last Updated: 2024-07-23 19:53:40

Muka Frederick bertambah merah. Dia tidak mungkin salah melihat, yakin bila ada seseorang mengintip di balik pohon. Dengan cepat melangkah menuju pohon. "Aku bilang–"

Perkataannya seketika terjeda tatkala seekor kelinci menyembul dari balik pohon. Langkah kaki Frederick otomatis terhenti.

"Astaga, lucu sekali," celetuk Logan tanpa sadar melihat kelinci putih lumayan besar itu menghampiri mereka sambil melompat-lompat.

Hewan mamalia itu terlihat kegirangan dengan kedatangan para manusia di hutan tersebut. Ia masih melompat, mengira manusia mengajaknya bermain.

Logan mengulum senyum melihat tingkah binatang tersebut. Berbeda dengan Frederick mendengus dingin.

"Berhentilah bermain Logan, tugas kalian belum selesai cepat bawa mayat itu ke istana sekarang!" perintah Frederick kembali.

Para pengawal mengangguk serempak kemudian mulai melaksanakan tugas mereka. Mengangkat Karl ke tandu.

"Cepatlah, sepertinya hujan akan turun sebentar lagi." Frederick mendongak sekilas, melihat matahari mer
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    74. Pengakuan

    "Tidak, tolong!" pekik Grace, menahan sakit. Xavier mendekat dengan sangat cepat manakala Grace meraung kesakitan sambil menutup mata dan memegang kepalanya sedari tadi.Xavier diserang kepanikan mendadak. Dia belum menyadari jika bagian belakang Grace berdarah. "Hei kau sadarlah!" Xavier menahan tubuh Grace dan menepuk pelan pipi Grace. "Xavier cepat tahan bagian belakang kepalanya, lihatlah ada darah!" Wanita yang selalu dipanggil Xavier dengan sebutan 'nona' ikutan panik. Pupil mata Xavier spontan melebar. Secepat kilat memegang kepala Grace. Detik selanjutnya gadis muda itu pingsan di tempat.Xavier dan wanita itu kian panik. Xavier guncang-guncang tubuh Grace sejenak. Namun, tak ada tanda-tanda adanya pergerakkan. "Xavier sebaiknya kita bawa dia ke kota sekarang!" teriak wanita bermata abu-abu itu seketika. Xavier tak langsung mengiyakan. Ekspresi wajahnya berubah dan kini tak enak dipandang. "Tapi Nona banyak orang jahat di sana, sebaiknya kita dia ke rumah saja sekarang

    Last Updated : 2024-07-24
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    75. Gelisah

    Setelah mengajukan pertanyaan, Katherine buru-buru menundukkan kepala. Tak berani memandang ke depan. Semenjak melakukan hubungan badan selayaknya suami istri. Cinta di hati Katherine kian bertambah. Perhatian dan kehangatan yang diberikan Frederick bagaikan angin segar bagi kehidupannya. Salahkah Katherine berharap di kehidupan kali ini mendapatkan cinta dari Frederick? Dari pria yang dulunya pernah diterpa kemalangan sama sepertinya. Suasana mendadak hening. Katherine dengan sabar menanti jawaban. Berharap tanggapan Frederick membuat hatinya tidak gelisah lagi. Riak muka Frederick pun menjadi datar sekarang. Mata elang itu menatap Katherine dengan seksama. Tatapannya terlihat aneh seakan-akan tengah berperang dengan batinnya saat ini. "Kau tidak lupa dengan perjanjian kita di awal 'kan?" Frederick mulai menanggapi. Sejak tadi pandangannya tak lepas dari wajah Katherine. Katherine tersenyum getir. Tanggapan yang dilontarkan Frederick menandakan kontrak nikah akan tetap terus b

    Last Updated : 2024-07-25
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    76. Curiga

    "Apa?" Celine melebarkan mata sampai-sampai membuat Frederick menoleh ke arahnya sekarang. Secepat kilat ia mengubah ekspresi wajah sambil sesekali melirik Frederick tengah menghampirinya perlahan. "Baiklah, terima kasih atas laporannya, kembalilah bekerja," kata Celine kemudian. Orang kepercayaan Celine itu pun berkata,"Baik Ratu." Sebelum melenggang pergi membungkuk dengan hormat kepada Celine dan Frederick. "Ada apa Ma?" Dalam jarak yang cukup dekat Frederick langsung bertanya. Dia tampak penasaran. Celine membuang napas pelan sejenak. Lalu memerintah asisten istana yang masih berada di ruangan untuk keluar. Asisten wanita itu mengangguk kemudian berlalu pergi. "Bukan apa-apa, hanya permasalahan di kota," balas Celine.Frederick tak menanggapi malah menatap Celine dengan tatapan menyelidik. Lelaki itu meninggalkan jahe yang sudah teriris di talenan dan saat ini menunggu air di panci agar hangat. Hal itu membuat Celine mulai cemas. Berharap Frederick tidak mengetahui kebohonga

    Last Updated : 2024-07-26
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    77. Pergi ke Kota

    Keadaan udara di sekitar mendadak dingin. Frederick tak segera menjawab. Memandangi Logan tanpa mengedipkan kelopak matanya sama sekali. Logan buru-buru menundukkan kepala. Baru saja menyadari kesalahannya karena telah membuat Frederick marah. Keringat dingin mulai mengalir di telapak tangannya sekarang."Maafkan aku Pangeran, aku tidak bermaksud membuat hati Anda terluka. Namun, tidak ada salahnya menerima kenyataan bila Victoria sudah tiada." Meski takut, Logan memberanikan diri membuka suara kembali. Dia tidak mau melihat sang tuan terlalu lama terjebak di masa lalu. Tak ada tanggapan. Frederick terdiam dengan sorot mata tajam, setajam elang, yang siap memangsa sang lawan."Aku tahu Anda masih mencintai Nona Victoria, tapi tidak salah mencoba membuka hati pada Putri Katherine." Lagi Logan berbicara. Biarlah, dia tak peduli lagi bagaimana reaksi Frederick. Sebagai tangan kanan, tak ada salahnya memberi nasihat sedikit. "Diamlah Logan! Masalah percintaanku biar aku urus sendiri.

    Last Updated : 2024-07-27
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    78. Perih

    Meski suara Frederick terdengar samar Katherine dapat mendengarnya dengan jelas saat ini. Secepat kilat dia mengikuti arah pandangan Frederick. Dari kejauhan melihat seorang wanita membelakangi mereka. Rambut wanita tersebut sangatlah panjang, mirip sepertinya. Wanita itu berdiri di tengah keramaian. Katherine menerka-nerka. Apa benar wanita di depan sana yang wajahnya sama sekali tak dapat dia lihat sekarang adalah Victoria, kekasih alias tunangan Frederick dulu. Memikirkan hal itu degup jantungnya bertambah dua kali lipat sekarang. Ada perasaan aneh menjalar dalam hatinya. Senang, sedih atau apa lah itu. Katherine tak dapat menjabarkan dengan benar. Dalam jarak beberapa meter wanita itu mulai berjalan ke depan. Katherine berpura-pura tidak tahu. Dengan cepat dia pun berkata,"Kau bilang apa tadi?"Frederick menoleh lalu menyambar cepat tangan Katherine. Dia melempar senyum kaku. "Bukan apa-apa, ayo kita ke depan sana."Katherine tersenyum kecut lantas mengangguk samar. Mengikuti la

    Last Updated : 2024-07-28
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    79. Victoria

    "Hei, apa kau tidak punya mata hah?!" Suara seorang pria bertubuh gemuk itu terdengar nyaring hingga kumpulan manusia di sekitar memusatkan perhatian ke arah Frederick dan Katherine seketika.Pasangan suami istri itu tampak terkejut saat tak sengaja menabrak seorang pria. Frederick berdecak kesal sambil melirik ke depan sana, di mana wanita itu tak terlihat lagi. Dia ingin berlari namun pria di hadapannya sekarang menghalangi jalannya."Sialan, lihatlah pakaianku kotor!" Lagi dia berteriak. Belum menyadari bila pria dan wanita yang dibentak adalah pangeran dan putri. Karena Frederick dan Katherine memakai penutup kepala. "Aku minta maaf, bisakah minggir sebentar," ujar Katherine. Lalu tersenyum sumringah berharap pria gemuk itu memaafkan mereka. Pria itu malah melototkan mata dengan sangat tajam. "Enak saja, memangnya ini jalan milikmu!" bentaknya sambil berkacak pinggang, bersiap untuk menantang Frederick dan Katherine. Frederick lantas mendengus lalu membuka cepat topi. Berhasil,

    Last Updated : 2024-07-29
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    80. Tercengang

    Mendengar perkataan Katherine. Pupil mata Victoria langsung melebar. Dengan cepat mengalihkan pandangan ke arah Frederick. Kini raut wajahnya mendadak muram. "Fred, siapa dia? Aku tidak salah mendengar kan barusan?" Frederick membuang napas kasar sejenak kemudia berkata,"Benar, kau tidak salah mendengar, dia memang istriku."Victoria sangat terkejut. Mendapati sang kekasih telah memiliki istri. "Apa? Tidak mungkin ...." Mata kelabu itu mulai berkabut sekarang. Sangking tidak percayanya dia. Victoria terlihat memundurkan langkah kaki, sembari melirik Katherine dan Frederick secara bergantian sekarang. Namun, Frederick dengan gesit meraih tangan Victoria. Membuat air mata Victoria akhirnya meluruh pula. Frederick tampak panik. "Tapi hanya istri kontrak saja, orang tuaku tidak tahu kalau dia istri kontrak, aku menikahinya karena terpaksa juga," papar Frederick kemudian sambil menggenggam erat tangan kanan Victoria. Victoria hendak melepaskan tangan Frederick. Tetapi Frederick menah

    Last Updated : 2024-07-30
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    81. Keributan

    Celine berteriak dengan sangat lantang membuat seluruh manusia yang berada di istana memusatkan perhatian ke arah mereka. Bahkan asisten istana yang biasanya mengabaikan keributan di sekitar menghentikan kegiatan. Tatkala melihat Frederick, Katherine dan salah seorang wanita yang sangat mereka kenali dimarahi Celine. Ketiga orang tersebut tampak terkejut melihat reaksi Celine. "Kenapa aku tidak boleh membawa Victoria kemari, Ma? Apa salahnya?" ujar Frederick. Kali ini wajah lelaki itu terlihat mulai dingin.Celine tersenyum sinis. "Kau masih bertanya?! Dia wanita rendahan yang sudah lama meninggalkan kau!" serunya lalu mengalihkan pandangan ke arah Celine seketika. "Berani-beraninya kau datang kemari! Masih punya muka kau, pergi kau dari istana ini sekarang juga!"Victoria tersentak. Perlahan, air mata pun membasahi pipinya. Melihat hal itu Frederick mulai emosi. "Mama hentikan!" pekik Frederick. "Apa kau tidak terima?! Lihatlah wanita manja ini berpura-pura menangis, dia sengaja

    Last Updated : 2024-07-31

Latest chapter

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    133. Hari Bahagia - TAMAT

    Benda berbahan kaca itu langsung pecah, mengenai punggung Victor. Victor tak peduli malah makin mempercepat langkah kaki sambil tersenyum puas. Meninggalkan Larisa menjerit-jerit histeris. ...Keesokan harinya, pagi-pagi sekali istana gempar dengan kabar gembira dari Grace. Grace ternyata tengah mengandung. Bukan hanya Grace, Katherine pun juga, mengandung anak kedua. Keduanya sama-sama muntah tadi pagi. Sukacita menyelimuti hati Xavier, Frederick dan Victor. Saat ini mereka tengah sarapan bersama di ruang makan, ada Logan dan Robert juga terlihat duduk bersama. Sementara Larisa memilih sarapan di kamar karena hatinya dalam keadaan buruk sekarang. "Aku tidak sabar dengan kedatangan anakku, Grace. Semoga saja anakku perempuan dan anakmu laki-laki, jadi kalau sudah besar kita bisa menjodohkan mereka," celetuk Katherine setelah selesai menyantap roti. "Iya, amin, semoga saja anakku laki-laki, pasti lucu jika mereka sudah besar nanti," balas Grace tak kalah senang. "Aku setuju, maka

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    132. Kebenaran

    "Apa kau lupa aku menikahimu karena terpaksa, sampai kapan pun nama Clara tidak akan hilang, kaulah yang membuat aku dan Clara tidak bisa bersama, aku muak dengan sikapmu Larisa!" seru Victor dengan mata berkobar-kobar. Larisa mendekat. "Oh ya? Tapi wanita itu sudah mati sekarang dan kau tidak bisa memilikinya! Akulah yang memilikimu sekarang Victor!" Victor menyeringai tipis. "Kau hanya memiliki ragaku tapi tidak dengan jiwaku!"serunya dengan lantang. Membuat Larisa mengepalkan kedua tangan. Meski Clara sudah meninggal tapi di hati Victor nama Clara masih terus terukir dan tak pernah memudar sekali pun. Dulu, sebelum menikah dengan Larisa. Victor dan Clara sudah terlebih dahulu menjalin hubungan. Kala itu status Victor masih menjadi pangeran, belum menjadi raja. Sementara Clara baru bekerja di istana dan menjadi pelayan pribadi Victor. Karena sering bertatap muka Victor mulai jatuh cinta dengan Clara. Keduanya pun menjalin hubungan tanpa sepengetahuan anggota kerajaan. Akan

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    131. Menerima

    "Diam kau! Kau juga sama seperti mamaku! Bedanya mamaku pelayan istana! Sementara kau jadi anak angkat bangsawan baik hati! Asal-usulmu juga tidak jelas. Jadi jangan menghina mamaku, wanita jalang!" seru Xavier dengan muka Xavier semakin memerah. Dia sudah tidak memikirkan lagi adab dan sopan santunnya di istana. Larisa masih saja menghina mendiang mamanya. Padahal mamanya sudah tidak ada lagi di dunia, Larisa berhati ular dan tidak pantas disebut manusia!"Xavier, cukup! Kau tidak boleh menghina Mamamu!" teriak Victor menggelegar tiba-tiba. Membuat kumpulan manusia di ruangan tertegun. Mereka tak berani membuka suara di antara ayah dan anak itu, memilih diam dan mendengarkan dengan seksama pertikaian yang terjadi di depan mata.Pemegang tinggi di istana, saat ini wajahnya sangat tak bersahabat. Kemarahannya membuat sebagian orang ketakutan, termasuk Grace yang saat ini meneguk ludah berkali-kali. Berbeda dengan Xavier tak ada rasa takut sedikit pun yang terpancar dari bola matanya.

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    130. Heran

    Mendengar suara teriakan Xavier, seluruh anggota kerajaan Norwegia datang menuju sumber suara, tepatnya di ruang tamu. Sesampainya di ruangan, Larisa dan Sisilia membelalakan mata dengan kedatangan anggota kerajaan Denmark berada di sini. "Apa-apaan ini Xavier?" Victor, raja yang masih menjabat menjadi pemegang kekuasaan di Norwegia langsung bertanya. Kerutan di keningnya mendadak muncul dengan kedatangan tamu yang tak diundang pada malam-malam begini. Xavier tak langsung menjawab, ada secuil kerinduan menjalar di hatinya. Dia sudah lama tidak bertatap muka dengan ayahnya. Terlebih, umur ayahnya sudah tak lagi muda sekarang, ada banyak keriput di wajah dan rambut hitamnya pun sebagian sudah memutih. Akan tetapi, Xavier menghapus cepat kerinduannya tersebut kala mengingat perlakuan Victor selama ini. "Atas nama kerajaan Denmark, aku minta maaf karena datang malam-malam begini ke istana bersama istriku dan Pangeran Xavier." Saat melihat Xavier terdiam, Frederick langsung angkat bica

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    129. Kerjasama

    "Ayolah Pangeran, keluarlah kami tidak akan mengigit!" Lagi pria itu berseru sambil mengeluarkan tawa keras hingga teman-temannya pun ikut tertawa. Xavier menahan geram. Dadanya bergemuruh kuat seakan-akan meledak juga saat ini. Sampai-sampai Grace menggerakkan sedikit kepalanya ke samping dan membuat salah satu rumput bergerak. Alhasil salah seorang pria yang tak sengaja melihat adanya pergerakkan dari salah satu rumput yang memanjang, mengalihkan pandangan. Dalam sepersekian detik dia pun langsung meloncat tepat di hadapan Grace dan Xavier. "Bah! Dapat kalian!" pekiknya sambil menodongkan pistol ke kepala Grace. Grace langsung memekik histeris,"Tolong!!!" Xavier tak diam, ikut juga menodongkan pistol ke arah kepala si pelaku. Kelima pria lainnya serempak mengarahkan mata ke arah pasangan suami istri itu sambil mengangkat pistol masing-masing. Suasana mendadak tegang. Baik Xavier maupun keenam pria lainnya tak ada yang mau mengalah. "Jangan bunuh kami!" pekik Grace,

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    128. Melarikan Diri

    Grace terbelalak ketika melihat enam orang pria keluar dari mobil sambil menodongkan pistol ke arah mereka sekarang. Pria-pria asing itu tampangnya sangat menyeramkan, seperti preman pasar, ada tato-tato di tangan dan muka, bahkan terlihat tindik pula di hidung. "Keluar kalian!" teriak salah seorang pria dari luar lalu melempar senyum smirk. Grace makin panik. Dengan cepat menoleh ke samping kembali. "Xavier, bagaimana ini?" Dia sedikit heran mengapa Xavier sama sekali tak panik. Suaminya itu hanya menampilkan ekspresi datar namun tanpa sepengetahuan Grace, mata elang Xavier memandang ke arah kumpulan pria tersebut dengan sorot mata tajam. Tanpa menoleh ke samping, Xavier pun berkata,"Jangan lepas sabuk pengamanmu."Grace hendak bertanya namun belum juga lidahnya bergerak, Xavier melajukan mobil dalam kecepatan di atas rata-rata. Alhasil enam orang pria tersebut melesatkan timah ke arah mereka. Akan tetapi, Xavier berhasil mengelak dan menabrak pula kedua mobil yang menjadi pengha

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    127. Keluar Dari Istana

    "Kenapa kalian ingin keluar istana? Apa ada seseorang yang menyakiti kalian?" Dengan sorot mata merah menyala, Katherine lantas beranjak dari kursi. Riak mukanya pun berubah tak enak pandang sekarang. Mendengar tanggapan Katherine, Xavier dan Grace saling lempar sesaat dengan dahi mengerut samar. "Tidak ada Putri, ini kulakukan karena kami ingin hidup tenang dan jauh dari hiruk pikuk,"jawab Xavier. Tadi malam Xavier dan Grace telah mempertimbangkan rencana dengan matang. Keduanya ingin hidup tenang dan menetap di desa terpencil, hanya berdua dan suatu saat nanti tinggal bersama buah hati mereka. Bukan hanya alasan itu, Xavier juga tak enak hati dengan kedatangan Robert dan Sisilia akhir-akhir ini. "Tidak bisa! Aku tidak mengizinkan kalian keluar istana!" seru Katherine kemudian. Xavier melebarkan mata, tampak terkejut dengan respons Katherine. "Tapi Putri, kami—""Aku bilang tidak, ya tidak–""Sayang, tenangkan dirimu dulu, hei duduklah." Frederick langsung menyela saat kondisi d

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    126. Perketat Keamanan

    "Fred." Katherine merasa ada yang tidak beres lantas mendorong pelan dada Frederick. Frederick pun merasakan hal yang sama. Sungguh aneh, malam-malam begini malah terdengar bunyi pecahan kaca. Katherine dan Frederick serempak melirik jendela, memastikan apa jendelanya yang rusak. Akan tetapi, setelah diamati, jendela kamar dalam keadaan aman. Kerutan di kening Katherine dan Frederick makin bertambah. Pasangan suami istri tersebut menyudahi kegiatan panasnya lalu beringsut dari kasur dan memakai pakaian dengan tergesa-gesa. Begitu pula dengan Xavier dan Grace menghentikan kegiatannya, memilih keluar hendak memeriksa apa yang telah terjadi. Keduanya tanpa sengaja berpapasan dengan Frederick dan Katherine di lantai satu. "Ada apa ini Pangeran?" tanya Xavier dengan kening mengerut kuat. "Entahlah, aku juga tidak tahu, aku pikir dari jendela kamar kalian?" Frederick pun bertanya. Jika bukan berasal dari kamarnya bisa jadi bunyi pecahan dari kamar Grace. Sebab kamar Grace tepat berada

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    125. Kami Tahu

    Katherine dan Frederick saling melirik satu sama lain, tengah menahan senyum sekaligus merasa bersalah atas perbuatan mereka tempo lalu. "Untuk apa meminta maaf Xavier?" Frederick memberi tanggapan terlebih dahulu, perasaan bersalah mulai memenuhi hatinya. Sebab demi egonya dia menjebak Xavier dengan obat perangsang kala itu. "Sudah seharusnya kami meminta maaf pada Pangeran dan Putri karena telah berbohong selama ini, aku juga minta maaf." Grace ikut menimpali. "Kalian tidak salah Grace, Xavier. Itu masalah kalian, dan setidaknya buah dari kebohongan kalian menghasilkan sebuah rasa, 'kan?" ujar Katherine, ikut berkomentar. Grace malah cengengesan. Merasa pasangan suami istri di hadapannya ini, terlampau baik. Hal yang wajar jika Katherine dan Frederick marah. Namun, reaksi keduanya di luar perkiraan. Xavier pun memiliki pikiran yang sama dengan Grace. Secara perlahan menatap kembali pasangan tersebut."Iy—a Putri, tapi terimalah permohonan maaf dari kami, hatiku rasanya mengganj

DMCA.com Protection Status