Share

116. Hakku

Penulis: Ocean Na Vinli
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-03 16:07:03

"Aku sangat merindukanmu. Sudah lama aku tidak menciummu."

Sebelum mendapatkan protes, Frederick melabuhkan kembali kecupan di bibir Katherine. Begitu lembut dan dalam, hingga Katherine yang semula ingin memberontak, terdiam selama beberapa detik.

Katherine akui merindukan Frederick juga. Namun, jauh di lubuk hatinya. Dia masih takut, merajut kembali hubungan, yang dari awal sudah salah.

"Aku ingin mengambil hakku,"kata Frederick kembali. Perlahan mengurai pelukan. Kini tatapannya terlihat sendu, berharap Katherine mau mengiyakan permintaannya barusan.

Saat ada kesempatan, Katherine mendorong kuat dada Frederick, hingga lelaki itu melebarkan mata. Karena terkejut dengan dorongan sang istri.

"Jangan Fred, aku baru saja melahirkan, dan masih masa nifas." Katherine menghela napas dengan sorot mata terlihat serius.

Mendengar hal itu, terciptalah garis kerutan di tengah dahi Frederick. Lelaki bermata biru tersebut tampak keheranan.

"Apa itu nifas? Jangan beralasan Katherine. Aku tahu k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    117. Bukan Babumu

    Xavier membelalakkan mata, melihat Grace berada di hadapannya sekarang. Berbeda dengan Frederick tersenyum penuh arti."Tentu saja, aku mencintaimu Grace, tidak mungkin aku menikahimu kalau bukan karena cinta," balas Xavier kemudian. Takut, bila Frederick menaruh curiga padanya dan Grace.Grace menatap Xavier dengan tatapan terpana. Beberapa menit sebelumnya, Grace tak sengaja melintas di sekitar. Dia pun penasaran apa yang dibicarakan Frederick dan Xavier.Saat mendengar Xavier mengatakan, menikah karena cinta, hati Grace langsung berbunga-bunga. Grace tak tahu sejak kapan nama Xavier bertakhta di hatinya. Yang dia ingat ketika tadi pagi sarapan, jantungnya berdetak tidak normal. Grace menyakini telah jatuh cinta pada Xavier. "Benarkah? Aku sangat senang Xavier!" Sangking senangnya Grace memeluk Xavier di hadapan Frederick.Lagi, Xavier terkejut dengan pergerakkan Grace. Pupil matanya melebar kembali. Mulai aneh dengan sikap Grace, karena biasanya wanita ini tak pandai bersandiwara.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    118. Taruhan

    Xavier terbelalak, anggota tubuhnya mendadak lumpuh. Dalam hitungan detik, dia dapat merasakan jantungnya mulai berdebar-debar sekarang. Sementara Grace, dengan kesadaran penuh mendorong kuat dada Xavier kemudian melayangkan tamparan di pipi kanan Xavier."Berani-beraninya kau menciumku!" pekik Grace seraya bangkit berdiri. Meskipun dia jatuh hati pada Xavier. Namun, Grace tidak akan luluh dengan pria yang selalu membuatnya kesal. Pupil mata Xavier semakin membola. Secepat kilat ia memegang pipi kanannya yang terasa sangat panas sekarang. Xavier perlahan mendongak, melirik Grace sekilas yang saat ini wajahnya terlihat merah padam."Maaf, aku tidak sengaja, habisnya kau mau menelepon Robert tadi," balas Xavier, kemudian bangkit berdiri, tanpa berniat mengalihkan pandangan dari Grace. Xavier mulai heran dengan organ jantungnya, masih berdetak cepat, seperti genderang tengah ditabuh. Grace mendengus kasar. "Terserah kau! Iya aku memang mau menelepon Robert kalau kau masih memberikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    119. Maaf

    Dalam satu kali tegukan Xavier minum air jeruk tersebut. Setelah selesai, dia meletakkan kembali gelas ke atas nampan. "Terima kasih," kata Xavier kemudian.Sang pelayan malah tersenyum penuh arti. "Sama-sama Tuan, kalau begitu aku permisi dulu." Xavier mengangguk. Sang pelayan pun berlalu pergi dari lorong itu. Setelahnya Xavier masuk kembali ke kamar sambil berdeham rendah karena tenggorokannya mulai terasa sedikit aneh. Sementara itu, di lain tempat, Katherine dengan sabar menunggu Logan membuka suara. Lama menunggu membuat Katherine mulai sebal. Dengan raut wajah menahan kesal, dia pun melayangkan tatapan tajam pada Xavier seraya bersedekap di dada."Logan, bagaimana berhasil atau tidak, jangan bilang tidak berhasil. Bukankah tadi aku sudah meneleponmu untuk menuruti perintahku! Apa kau tidak kasihan dengan Grace. Dia masih kecil maksudku, dia masih anak gadis dan tidak seharusnya terkena jebakan Frederick," sahut Katherine menggebu-gebu kemudian. Bola mata Katherine memancark

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    120. Jangan Ikut Campur

    Katherine makin panik. Tangannya bergerak cepat mengapai gagang pintu namun Frederick terlebih dahulu menangkap pergelangan tangannya. Katherine lantas berseru,"Frederick, lepaskan tanganku!""Tidak akan, jangan ikut campur urusan mereka Katherine, mereka sudah sah menjadi suami istri, lagi pula tidak ada salahnya mereka melakukan hubungan badan layaknya suami istri, siapa tahu saja setelah mereka berhubungan, mereka saling jatuh cinta," protes Frederick cepat seraya menarik tubuh Katherine, agar menjauhi pintu kamar Grace. Namun, sorot mata dingin Katherine membuat Frederick hanya mampu menghela napas kasar pada akhirnya. Menandakan istrinya ini tidak setuju dengan pendapatnya barusan. "Diam kau! Jangan banyak alasan, kau sangatlah egois. Kasihan Grace." Katherine begitu kesal dengan sikap Frederick. Pasalnya Xavier akan menggauli Grace bukan karena kemauan melainkan karena obat perangsang yang dibubuhkan. Hal itu sangat berbeda dengan dia dan Frederick dulu, karena sama-sama mau

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    121. Penerus

    Mendapat pertanyaan dadakan, tentu saja Xavier sedikit gugup. Keringat mulai mengucur lagi dari keningnya. Namun, Xavier berusaha bersikap tenang. "Aku ingin mencoba hal baru Pangeran, maaf jika keteledoranku membuat kegaduhan di istana," jawab Xavier sesekali melirik Grace. Grace menatap tajam Xavier. Hal itu membuat garis di dahi Xavier terukir sedikit. "Oh begitu, ya tidak apa-apa, tapi sekarang tubuhmu sudah enak, 'kan?" Katherine pun ikut menimpali. Dia—lah yang lebih mengetahui apa yang sebenarnya terjadi saat ini. Katherine pun juga melirik sekilas ke arah Frederick. Memberi kode untuk segera keluar dari kamar mereka sekarang."Aku baik-baik saja Putri. Terima kasih sudah perhatian pada kami, dan sekali lagi aku minta maaf atas keributan malam ini," balas Xavier kemudian. Katherine tersenyum. Inilah yang membuat dia tak tega pada Xavier dan Grace. Keduanya terlampau baik dan mempunyai adab yang bagus. "Iya, tidak apa-apa, makan malam kalian akan diantar ke kamar nanti," u

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    122. Perlu Tahu

    "Baik ratu, kalau begitu aku permisi dulu," balas Robert. Larisa menyeringai tajam. "Iya, pergilah," ujarnya lalu melenggang pergi dari ruangan. ...Hari berganti hari, minggu berganti minggu, sudah hampir dua bulan Frederick melakukan segala macam cara agar Xavier dan Grace melakukan hubungan badan selayaknya pasangan suami istri. Tetapi, Katherine selalu menjadi garda terdepan, yang menghancurkan niat jahatnya itu. Namun, Frederick tak menyerah. Semangat untuk menang dalam taruhan terus bertambah. Meskipun setiap hari harus mendapat cacian dan makian dari Katherine. Pagi ini, tepatnya di halaman depan istana, Frederick dan Katherine berdiri sambil menghadap ke depan, di mana Grace dan Xavier tengah berjalan bersama Alexander. Frederick menjadikan Alexander tameng agar Grace berpikiran untuk memiliki anak."Fred, apa kau sudah gila, menggunakan anakku untuk melancarkan rencanamu itu hah?!" seru Katherine dengan sorot mata merah menyala. Sedari tadi Katherine berkicau-kicau kesal

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    123. Menyatakan Cinta

    Grace terbelalak. Apa dia tidak salah mendengar barusan. Xavier mengatakan 'milikku'. Secara bersamaan detak jantungnya berpacu cepat hingga mungkin saja bisa melompat keluar sekarang juga. Secepat kilat Grace menoleh ke depan, berharap pendengarannya tadi tidak salah. "Apa maksudmu?" tanya Grace, sangat penasaran. Lelaki itu tak langsung membalas, malah maju beberapa langkah kemudian meraih tangan Grace. Pupil mata Grace semakin melebar kali ini. Napasnya seolah-olah berhenti saat tangannya disentuh sekarang. "Apa kau tidak mendengar, kau milikku Grace. Jadi siapa nama kekasihmu itu? Aku ingin meminta izin padanya." Secara mengejutkan, sambil memegang tangan Grace, Xavier tiba-tiba berlutut dan mendongakkan sedikit kepala.Grace membeku, seiring dengan tatapan dalam Xavier yang menembus kalbunya sekarang. "Aku minta maaf atas perlakuanku selama ini padamu, aku tidak menyangka pernikahan dadakan ini malah membuatku terjebak dengan perasaanku sendiri, aku mencintaimu Grace." Lagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    124. Berkata Jujur

    Frederick dan Katherine saling lempar pandang sejenak karena ada sosok asing di dekat mereka sekarang. "Siapa?" tanya Katherine dalam mode siaga. Sebab sosok tersebut adalah seorang wanita. Belum juga wanita itu menjawab. Logan dan Robert berlari kecil ke arah mereka. "Pangeran Putri maaf menganggu waktu kalian, perkenalkan ini Nona Sisilia," ucap Logan dengan napas ngos-ngosan. Baik Katherine dan Frederick tidak langsung menjawab, justru saling menatap kembali. Sebuah nama yang terdengar tidak asing."Dia adalah tunangan Pangeran Xavier, maafkan aku karena tidak dia tidak memperkenalkan diri tadi." Robert tiba-tiba menimpali sambil membungkukkan badan dengan hormat. Mendengar kata tunangan, Katherine menyeringai tipis sejenak. Pantas saja namanya tidak asing. Menurut laporan dari Logan kemarin, istri pilihan ratu Norwegia bernama Sisilia. Katherine mengalihkan pandangan ke arah Sisilia, wanita berambut merah dan panjang itu tak memberi hormat kepadanya sama sekali. Dia mengama

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10

Bab terbaru

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    133. Hari Bahagia - TAMAT

    Benda berbahan kaca itu langsung pecah, mengenai punggung Victor. Victor tak peduli malah makin mempercepat langkah kaki sambil tersenyum puas. Meninggalkan Larisa menjerit-jerit histeris. ...Keesokan harinya, pagi-pagi sekali istana gempar dengan kabar gembira dari Grace. Grace ternyata tengah mengandung. Bukan hanya Grace, Katherine pun juga, mengandung anak kedua. Keduanya sama-sama muntah tadi pagi. Sukacita menyelimuti hati Xavier, Frederick dan Victor. Saat ini mereka tengah sarapan bersama di ruang makan, ada Logan dan Robert juga terlihat duduk bersama. Sementara Larisa memilih sarapan di kamar karena hatinya dalam keadaan buruk sekarang. "Aku tidak sabar dengan kedatangan anakku, Grace. Semoga saja anakku perempuan dan anakmu laki-laki, jadi kalau sudah besar kita bisa menjodohkan mereka," celetuk Katherine setelah selesai menyantap roti. "Iya, amin, semoga saja anakku laki-laki, pasti lucu jika mereka sudah besar nanti," balas Grace tak kalah senang. "Aku setuju, maka

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    132. Kebenaran

    "Apa kau lupa aku menikahimu karena terpaksa, sampai kapan pun nama Clara tidak akan hilang, kaulah yang membuat aku dan Clara tidak bisa bersama, aku muak dengan sikapmu Larisa!" seru Victor dengan mata berkobar-kobar. Larisa mendekat. "Oh ya? Tapi wanita itu sudah mati sekarang dan kau tidak bisa memilikinya! Akulah yang memilikimu sekarang Victor!" Victor menyeringai tipis. "Kau hanya memiliki ragaku tapi tidak dengan jiwaku!"serunya dengan lantang. Membuat Larisa mengepalkan kedua tangan. Meski Clara sudah meninggal tapi di hati Victor nama Clara masih terus terukir dan tak pernah memudar sekali pun. Dulu, sebelum menikah dengan Larisa. Victor dan Clara sudah terlebih dahulu menjalin hubungan. Kala itu status Victor masih menjadi pangeran, belum menjadi raja. Sementara Clara baru bekerja di istana dan menjadi pelayan pribadi Victor. Karena sering bertatap muka Victor mulai jatuh cinta dengan Clara. Keduanya pun menjalin hubungan tanpa sepengetahuan anggota kerajaan. Akan

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    131. Menerima

    "Diam kau! Kau juga sama seperti mamaku! Bedanya mamaku pelayan istana! Sementara kau jadi anak angkat bangsawan baik hati! Asal-usulmu juga tidak jelas. Jadi jangan menghina mamaku, wanita jalang!" seru Xavier dengan muka Xavier semakin memerah. Dia sudah tidak memikirkan lagi adab dan sopan santunnya di istana. Larisa masih saja menghina mendiang mamanya. Padahal mamanya sudah tidak ada lagi di dunia, Larisa berhati ular dan tidak pantas disebut manusia!"Xavier, cukup! Kau tidak boleh menghina Mamamu!" teriak Victor menggelegar tiba-tiba. Membuat kumpulan manusia di ruangan tertegun. Mereka tak berani membuka suara di antara ayah dan anak itu, memilih diam dan mendengarkan dengan seksama pertikaian yang terjadi di depan mata.Pemegang tinggi di istana, saat ini wajahnya sangat tak bersahabat. Kemarahannya membuat sebagian orang ketakutan, termasuk Grace yang saat ini meneguk ludah berkali-kali. Berbeda dengan Xavier tak ada rasa takut sedikit pun yang terpancar dari bola matanya.

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    130. Heran

    Mendengar suara teriakan Xavier, seluruh anggota kerajaan Norwegia datang menuju sumber suara, tepatnya di ruang tamu. Sesampainya di ruangan, Larisa dan Sisilia membelalakan mata dengan kedatangan anggota kerajaan Denmark berada di sini. "Apa-apaan ini Xavier?" Victor, raja yang masih menjabat menjadi pemegang kekuasaan di Norwegia langsung bertanya. Kerutan di keningnya mendadak muncul dengan kedatangan tamu yang tak diundang pada malam-malam begini. Xavier tak langsung menjawab, ada secuil kerinduan menjalar di hatinya. Dia sudah lama tidak bertatap muka dengan ayahnya. Terlebih, umur ayahnya sudah tak lagi muda sekarang, ada banyak keriput di wajah dan rambut hitamnya pun sebagian sudah memutih. Akan tetapi, Xavier menghapus cepat kerinduannya tersebut kala mengingat perlakuan Victor selama ini. "Atas nama kerajaan Denmark, aku minta maaf karena datang malam-malam begini ke istana bersama istriku dan Pangeran Xavier." Saat melihat Xavier terdiam, Frederick langsung angkat bica

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    129. Kerjasama

    "Ayolah Pangeran, keluarlah kami tidak akan mengigit!" Lagi pria itu berseru sambil mengeluarkan tawa keras hingga teman-temannya pun ikut tertawa. Xavier menahan geram. Dadanya bergemuruh kuat seakan-akan meledak juga saat ini. Sampai-sampai Grace menggerakkan sedikit kepalanya ke samping dan membuat salah satu rumput bergerak. Alhasil salah seorang pria yang tak sengaja melihat adanya pergerakkan dari salah satu rumput yang memanjang, mengalihkan pandangan. Dalam sepersekian detik dia pun langsung meloncat tepat di hadapan Grace dan Xavier. "Bah! Dapat kalian!" pekiknya sambil menodongkan pistol ke kepala Grace. Grace langsung memekik histeris,"Tolong!!!" Xavier tak diam, ikut juga menodongkan pistol ke arah kepala si pelaku. Kelima pria lainnya serempak mengarahkan mata ke arah pasangan suami istri itu sambil mengangkat pistol masing-masing. Suasana mendadak tegang. Baik Xavier maupun keenam pria lainnya tak ada yang mau mengalah. "Jangan bunuh kami!" pekik Grace,

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    128. Melarikan Diri

    Grace terbelalak ketika melihat enam orang pria keluar dari mobil sambil menodongkan pistol ke arah mereka sekarang. Pria-pria asing itu tampangnya sangat menyeramkan, seperti preman pasar, ada tato-tato di tangan dan muka, bahkan terlihat tindik pula di hidung. "Keluar kalian!" teriak salah seorang pria dari luar lalu melempar senyum smirk. Grace makin panik. Dengan cepat menoleh ke samping kembali. "Xavier, bagaimana ini?" Dia sedikit heran mengapa Xavier sama sekali tak panik. Suaminya itu hanya menampilkan ekspresi datar namun tanpa sepengetahuan Grace, mata elang Xavier memandang ke arah kumpulan pria tersebut dengan sorot mata tajam. Tanpa menoleh ke samping, Xavier pun berkata,"Jangan lepas sabuk pengamanmu."Grace hendak bertanya namun belum juga lidahnya bergerak, Xavier melajukan mobil dalam kecepatan di atas rata-rata. Alhasil enam orang pria tersebut melesatkan timah ke arah mereka. Akan tetapi, Xavier berhasil mengelak dan menabrak pula kedua mobil yang menjadi pengha

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    127. Keluar Dari Istana

    "Kenapa kalian ingin keluar istana? Apa ada seseorang yang menyakiti kalian?" Dengan sorot mata merah menyala, Katherine lantas beranjak dari kursi. Riak mukanya pun berubah tak enak pandang sekarang. Mendengar tanggapan Katherine, Xavier dan Grace saling lempar sesaat dengan dahi mengerut samar. "Tidak ada Putri, ini kulakukan karena kami ingin hidup tenang dan jauh dari hiruk pikuk,"jawab Xavier. Tadi malam Xavier dan Grace telah mempertimbangkan rencana dengan matang. Keduanya ingin hidup tenang dan menetap di desa terpencil, hanya berdua dan suatu saat nanti tinggal bersama buah hati mereka. Bukan hanya alasan itu, Xavier juga tak enak hati dengan kedatangan Robert dan Sisilia akhir-akhir ini. "Tidak bisa! Aku tidak mengizinkan kalian keluar istana!" seru Katherine kemudian. Xavier melebarkan mata, tampak terkejut dengan respons Katherine. "Tapi Putri, kami—""Aku bilang tidak, ya tidak–""Sayang, tenangkan dirimu dulu, hei duduklah." Frederick langsung menyela saat kondisi d

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    126. Perketat Keamanan

    "Fred." Katherine merasa ada yang tidak beres lantas mendorong pelan dada Frederick. Frederick pun merasakan hal yang sama. Sungguh aneh, malam-malam begini malah terdengar bunyi pecahan kaca. Katherine dan Frederick serempak melirik jendela, memastikan apa jendelanya yang rusak. Akan tetapi, setelah diamati, jendela kamar dalam keadaan aman. Kerutan di kening Katherine dan Frederick makin bertambah. Pasangan suami istri tersebut menyudahi kegiatan panasnya lalu beringsut dari kasur dan memakai pakaian dengan tergesa-gesa. Begitu pula dengan Xavier dan Grace menghentikan kegiatannya, memilih keluar hendak memeriksa apa yang telah terjadi. Keduanya tanpa sengaja berpapasan dengan Frederick dan Katherine di lantai satu. "Ada apa ini Pangeran?" tanya Xavier dengan kening mengerut kuat. "Entahlah, aku juga tidak tahu, aku pikir dari jendela kamar kalian?" Frederick pun bertanya. Jika bukan berasal dari kamarnya bisa jadi bunyi pecahan dari kamar Grace. Sebab kamar Grace tepat berada

  • Istri Kontrak Pangeran Frederick    125. Kami Tahu

    Katherine dan Frederick saling melirik satu sama lain, tengah menahan senyum sekaligus merasa bersalah atas perbuatan mereka tempo lalu. "Untuk apa meminta maaf Xavier?" Frederick memberi tanggapan terlebih dahulu, perasaan bersalah mulai memenuhi hatinya. Sebab demi egonya dia menjebak Xavier dengan obat perangsang kala itu. "Sudah seharusnya kami meminta maaf pada Pangeran dan Putri karena telah berbohong selama ini, aku juga minta maaf." Grace ikut menimpali. "Kalian tidak salah Grace, Xavier. Itu masalah kalian, dan setidaknya buah dari kebohongan kalian menghasilkan sebuah rasa, 'kan?" ujar Katherine, ikut berkomentar. Grace malah cengengesan. Merasa pasangan suami istri di hadapannya ini, terlampau baik. Hal yang wajar jika Katherine dan Frederick marah. Namun, reaksi keduanya di luar perkiraan. Xavier pun memiliki pikiran yang sama dengan Grace. Secara perlahan menatap kembali pasangan tersebut."Iy—a Putri, tapi terimalah permohonan maaf dari kami, hatiku rasanya mengganj

DMCA.com Protection Status