Beranda / Romansa / Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan / Bab 107 Jangan Pernah Bermimpi

Share

Bab 107 Jangan Pernah Bermimpi

Penulis: Zia Ivy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-19 18:04:26

"Arumi kamu yang sabar ya, perkataan Dewa tidak usah kamu masukin hati," Clarisa berusaha menghibur Arumi. Dia sangat sedih dan ikut sedih saat melihat sikap Dewa yang sangat keterlauan lebih mementingkan Laura di bandingkan istrinya sendiri.

Arumi menarik nafas dalam-dalam dia tidak suka orang lain melihat dirinya lemah, sampai berusaha keras terlihat tegar. "Clarisa! terima kasih karena kamu sudah menghibur ku, tapi seperti aku sedikit pusing dan ingin cepat pulang," keluh Arumi seraya memijat kening.

Clarisa yang sangat cemas, kini ia menawarkan diri untuk mengantar Arumi. Awalnya Arumi menolak tapi karena ingin tahu lebih jauh tentang masa lalu Dewa dan Laura membuatnya menerima tawaran wanita itu lalu memberi perintah pada supirnya pribadi Dewa agar tidak menunggunya.

Sebagai seorang karyawan pak Hendra hanya bisa mematuhi perintah istri tuanya, Arumi dan Clarisa pun segera bergegas pergi dari pesta mengingat Dewa yang pergi begitu saja tanpa bicara apa pun.

Suasana di
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 108 Kalah Oleh Cinta Pertama

    Arumi dan Clarisa memberanikan diri membuka pintu ruang UGD, Laura yang sudah di beritahu oleh asistennya kini ia sengaja terlihat seolah takut oleh Arumi. "Nona Laura! bagaimana keadaan mu?" Arumi memberanikan diri membuka pintu untuk melihat kondisi dan ia juga ingin menjelaskan pada Dewa tentang kesalahan pahaman di antara mereka. Melihat Arumi yang datang, Laura bersandiwara dengan cepatnya ia merengek dan mengadu pada Dewa. "Mas Dewa! aku sangat takut pada dia, dia hampir saja membunuh ku," ujar Laura menatap tajam dengan penuh kebencian. Arumi tercengang saat mendengar perkataan Laura, yang seolah ingin menjatuhkan dirinya di depan Dewa. "Nona Laura! apa yang kamu katakan? aku tidak pernah mempunyai niat buruk sedikit pun pada mu, jadi tolong jangan asal berbicara," jelas Arumi yang berusaha membela diri. "Iya benar Laura, kamu jangan berharap ngawur deh. Arumi bukan orang seperti itu. Jadi jangan mengada-ngada," sambung Clarisa yang membela Arumi. Dewa terlihat

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 109 Aku Terlalu Naif

    Dewa menelan saliva beberapa kali, saat mendengar perkataan Laura yang sudah tak sabar ingin menikah dengannya. Membuat dia semakin bimbang. Di sisi lain dia melihat sang nenek yang terlihat bahagia saat Arumi menjadi cucu mantunya, tapi dia juga sudah terikat janji pada dirinya sendiri jika ia akan menikahi Laura karena bagaimana pun juga Laura pernah menyelamatkan dirinya. Kening Laura berkerut saat melihat wajah datar pria yang sangat dia cintai, Hingga membuatnya memberanikan diri untuk bertanya. "Kenapa mas Dewa hanya diam? mas tidak mungkin mengingkari janji mas kan?" Sindir Laura dengan penuh penekanan. Dewangga tersadar dari lamunannya lalu menyahut dan berusaha menenangkan. "Tidak akan Laura, tapi pernikahan ku dengan Arumi tidak bisa di akhiri begitu saja jadi aku .." Belum sempat Dewa menuntaskan perkatannya, Laura tetap menuntut untuk segera di nikahi apa lagi hubungan mereka sudah lebih dari sekedar pacaran. Bahkan Laura menegaskan dan mengancam jika dia akan m

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 110 Hanya Milik Ku

    Ketika Arumi dan Adrian sudah masuk ke dalam mobil, tiba-tiba saja Clarisa mencari alasan untuk membuat mereka pergi hanya berdua saja. Hal itu membuat Arumi sangat terkejut karena ia merasa tidak nyaman jika hanya pergi berdua. "Clarisa! ayo masuklah, aku akan mengantar kalian pulang biarkan saja nanti orang bengkel yang mengatasi mobil mu," ajak Adrian yang sudah mulai menyalakan mesin mobil mewahnya. "Astaga! aku baru ingat punya janji dengan teman ku. Tuan Adrian bisa tolong antar Arumi pulang? Arumi kamu pulang dulu saja aku baru ingat punya janji tidak papa kan?" jelas Clarisa yang sengaja menolak. Arumi menghela nafas berat, dia merasa jika Clarisa memang sengaja menghindar agar tidak ikut dengan mereka. Adrian yang terlihat begitu antusias dia sama sekali tidak menolak malah ia terlihat lebih bersemangat. "Aku akan mengantar Arumi pulang, kamu tidak usah khawatir nona Clarisa," kata Adrian menyahut. "Tuan benar, anda pasti akan menjaga Arumi dengan baik. Kalau be

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 111 Mari Kita Akhiri Kesepakatan Ini

    "Maaf nona Laura, karena tadi begitu cepat dia pergi," sesal Rini dengan wajah yang tertunduk tak berani menatap majikannya. Laura menatap gemas, kedua bola mata berapi-api menahan rasa marah yang semakin menggebu dalam hatinya. Laura menegaskan jika dia tidak mau tahu dan menekan Rini harus mencari cara agar bisa meracuni kandungan Arumi. Tak ingin kena marah majikannya, Rini pun berusaha menenangkan dan berjanji akan mengatur rencana baru untuk melakukan rencana besar mereka. "Nona tenang saja, saya janji anak di dalam kandung Arumi akan lenyap," tegasnya. Laura menghela nafas panjang, dia berusaha meyakin dengan ucapan Rini. Dan meminta Rini untuk membuktikannya. Tentu saja Rini dengan penuh keyakinan menyanggupinya. Sesampainya di kediaman Wijaya, Arumi meminta Adrian untuk menghentikan mobilnya sebelum di depan gerbang. Karena dia tidak ingin ada security atau pun pengawal yang melihat dirinya di antar oleh pria lain selain suaminya. "Sudah sampai di sini saja tuan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 112 Tentukan Pilihan mu

    Kedua bola mata Dewa berapi-api saat mendengar permintaan Arumi yang begitu berani padanya. "Ingin mengakhiri kontrak pernikahan yang telah kita sepakati? Arumi jangan pernah bermimpi!" Dewa menegaskan jika dirinya yang lebih berhak menentukan kapan mereka pernikahan kontrak mereka akan berakhir. Dewa yang kembali tersulut emosi karena mengingat Ardian yang tadi sudah sengaja terang-terangan mengantar Arumi ke rumah membuat ia kehilangan emosi lagi. "Jangan bilang ingin segera mengakhiri kontrak pernikahanan dengan ku, kamu sudah tidak sabar ingin segera menjalin hubungan dengan Kaka senior mu itu kan?" Geram Dewa yang semakin marah. Arumi menelan saliva, sungguh rasanya dia sudah tak tahan lagi saat berada dekat dan Dewa hingga memberanikan diri untuk memberontak. "Cukup tuan! jangan menuduh ku sembarang, jangan libatkan permintaan ku dengan tuan Adrian, dia tidak ada sangkut pautnya dengan masalah kita?" sanggah Arumi. Yang berusaha pergi menghindari Dewa. Namun Arumi yang b

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 113 Dua Syarat

    Ketika Oma Rima tengah menegur Dewa, Arumi yang perlahan mulai siuman wanita cantik yang masih terbaring lemas dengan seragam pasiennya sejenak ia termenung. Memikirkan kondisi kandungannya yang semakin hari terasa semakin tidak nyaman saat berada di antara Dewa dan Laura. "Calon baby mommy, kamu tumbuh kembang yang baik ya nak. Jika Dady mu sibuk dengan urusannya lebih baik kita pergi saja, mommy hanya ingin melahirkan mu dengan tenang," Lirih Arumi dalam hati seraya mengelus lembut perutnya yang sudah mulai terlihat, dan sengaja mengajak komunikasi dengan calon baby-nya Ketika Arumi tengah larut dalam pikirannya, tiba-tiba aja pintu terbuka Oma Rima masuk dan menghampiri ingin memastikan jika keadaan cucu mantu dan calon cicitnya baik-baik saja. "Oma!" Pekik Arumi segera menyeka air matanya. Melihat Arumi yang seperti sedih dan menyembunyikan sesuatu darinya membuat Oma Rima semakin yakin, jika Dewa dan Laura yah sudah membuatnya sedih. "Arumi! Oma baru pulang dari rumah

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 114 Perjanjian Baru

    Dewa menjawab enteng permintaan Arumi, asalkan dia mau kembali ke rumah dan bersikap seperti biasa seolah tidak terjadi apa-apa di antara mereka di depan Oma Rima. "Bagaimana kamu puaskan dengan tawaran ini?" Dewa melontarkan satu pertanyaan membuat Arumi tersadar dalam lamunannya. "Tentu, tapi rasanya jika belum melihat cara tuan menyelesaikan masalah mas Daniel aku belum terlalu percaya," Arumi mengutarakan pendapatnya. Dewa mendengus kesal, dia terlihat marah dan tidak suka saat mendengar Arumi memanggil mantan kekasihnya itu dengan panggilan yang masih sangat intim. "Mas kamu bilang? pria yang sudah mencampakkan mu masih kamu sanjung ya," Sindir Dewa yang semakin kesal. Kening Arumi berkerut dia tidak mengerti topik pembicaraan Dewa sama sekali tidak sesuai dengan kesepakatan mereka. "Maaf tuan, kenapa anda berbicara seperti itu?" Arumi terheran. "Kamu itu aneh Arumi, berhenti memanggil Daniel mas karena jika Oma tahu dia akan sangat marah sedangkan kamu memanggil k

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 115 Rasa Yang Berbeda

    Keesokan harinya di kediaman Wijaya. Semua para pelayan tengah sibuk dengan pekerjaannya yang sibuk menyambut kedatangan ibunya Dewa yang saat ini masih dalam perjalanan di bandara. Arumi yang baru sampai di rumah, dia di temani Dewa menuju ke arah kamar mereka yang ada di lantai atas. Lelaki tampan itu pun tak lupa mengingatkan jika nanti sang ibu akan datang. Arumi terlihat sangat gugup, dia lumayan penasaran dengan sosok ibu mertuanya. Berharap orangnya baik seperti Oma Rima. Namun Dewa yang tak ingin nanti Arumi kaget dia menceritakan tentang sosok ibunya yang tidak mudah dekat dengan orang asing, membuat ia meminta pada Arumi agar memiliki sikap toleransi. Barus saja Arumi ingin bertanya lebih jauh tentang sosok ibu Dewa, tiba-tiba saja seorang pelayan datang menghampiri dan memberitakan Jika ibunya ibunya Dewa datang lebih awal dari prediksi. Dewa berdehem, lalu menyuruh Arumi untuk bersiap menemui ibunya. Wanita cantik itu terlihat ragu apa lagi saat mendengar jik

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28

Bab terbaru

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 152 Ciuman Yang Dirindukan

    Arumi berjalan mundur, dia berusaha menjaga jarak dari Dewangga. Yang terus saja berjalan mendekati dirinya. "Tuan, aku mohon. Berhenti jangan mendekat!" Peringat Arumi, menatap nyalang pada Dewa. Wajah cantiknya terlihat sangat pucat dan ketakutan saat lelaki yang ada di depannya seolah mengabaikan perkataannya. Melihat sosok wanita yang ada di depannya terlihat panik, membuat Dewa menyeringai penuh arti. "Heh! Kenapa kau takut pada ku? Berarti benar kamu Arumi." Sindir Dewa. Lalu ia meraih dan mencengkram erat lengan Arumi dan mengajaknya pulang bersama ke rumah keluarga Wijaya. Arumi menggelengkan kepala, dia tidak habis pikir ternyata Dewangga sama sekali tidak berubah masih sama seperti dulu. Suka semena-mena dan memberi perintah seenaknya saja. "Lepaskan aku, tuan Dewa yang terhormat. Anda ini seorang CEO perusahaan besar tidak bisakah menjaga sikap. Aku adalah calon istri rekan mu," Bentak Arumi seraya menepis tangan Dewa dan terpaksa harus berbohong. Dewa tersenyum getir,

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 151 Aku Yakin Itu Dia

    "Apa anda lupa? nona Erika sama persis dengan istri tuan yang hilang." Seru salah satu staf. "Benarkah? Aku lupa lagi. Perasaan dulu istri tuan penampilan sederhana sangat berbeda dengan nona Erika ini," sambung staf lainnya. "Ck, kamu ini makanya masa sudah pikun saja wajahnya sangat mirip hanya penampilan mereka saja yang sangat beda ibarat bumi dan langit." Semua para ketua yang ada di ruang meeting itu saling berbisik, ketika melihat reaksi pimpinan mereka yang baru bertemu dengan seorang desainer yang di rekomendasikan oleh Adrian. Setiap kali mengingat masa lalu mereka, terlebih malam itu membuat darah Arumi kembali mendidih, apa lagi ucapan para pria suruhan yang hampir saja menghilangkan nyawanya. "Cepat! Habisi dia ini perintah tuan Dewa," Suara salah satu lelaki yang hampir mencelakai malam itu, masih terngiang jelas di telinga Arumi. Membuat luka lama seolah telah terbuka kembali. Dengan sekuat tenaga Arumi menepis tangan Dewa, ia tidak ingin seperti dulu yang ha

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 150 Kembali Bertemu

    Dewa tidak ingin berdebat dengan ibunya, dia lebih memutuskan untuk pergi tanpa banyak bicara untuk menghadiri meeting project barunya. "Mas Dewa! Tunggu," Panggil Laura berusaha mengejar. Tapi Dewa sudah terlanjur masuk dan menyuruh asistennya untuk melajukan mobilnya. Nyonya Retha berusaha menenangkan Laura, agar dia tidak cemas. "Laura! Sudah beri Dewa waktu, Tante yakin jika dia akan melakukan apa pun yang Tante katakan," Ucap Wanita paruh baya itu dengan penuh keyakinan. Laura terdiam, dia mencerna semua perkataan ibu dari lelaki yang sangat dia cintai. Yang menurutnya ada benarnya juga. Karena tidak perlu khawatir jika ibunya sudah memberi dukungan hubungan mereka berdua. "Tante, terima kasih. Karena sudah percaya dan merestui aku dengan mas Dewa," Ungkap Laura lembut seraya memasang wajah memelas. Membuat nyonya Retha tak tega. "Sudah, kamu jangan banyak pikiran Laura semaunya serahkan saja pada tante, yang jelas kamu akan menjadi istri Dewa," Nyonya Retha meng

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 149 Nikahi Aku Mas

    Keesokan harinya, cahaya matahari menyinari gordeng. Arumi sudah berdiri tepat di depan pantulan cermin besar dia memastikan penampilan saat ini yang sudah rapih dan bersiap akan pergi menghadiri meeting penting Projet baru perusahan Adrian. "Semoga hari ini berjalan dengan lancar dan aku tidak gugup mempresentasikannya," Tegas Arumi menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkanya pelan. Suara seseorang datang mengetuk pintu terdengar nyaring. Membuat Arumi segera bergegas. Tok...tok...."Arumi! Apa kamu sudah siap kita berangkat sekarang?" Panggil Adrian yang masih setia berdiri di depan pintu. "Iya mas Adrian, tunggu sebentar lagi," Sahut Arumi meraih tas selempang dan beberapa map yang berisi sample desain beberapa bangunan hotel yang akan di rekomendasikan oleh Adrian pada para rekannya. Setelah kurang dari dua puluh menit, Arumi akhirnya membuka pintu apartemennya yang tak jauh dari kamar Adrian. "Maaf karena sudah menunggu lama mas," sesal Arumi merasa tidak enak hati, dan

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 148 Impian Excel

    "Kenapa kamu bengong Arumi? jangan bilang kamu masih mencintai Dewa?" Pertanyaan Adrian membuat Arumi terhenyak kaget, lalu menoleh dan menjawab jika dia sama sekali sudah tidak ingin tahu tentang Dewa dan Laura. Mendengar hal itu Adrian pun menghela nafas lega, karena dia benar-benar takut jika Arumi masih memiliki perasaan pada Dewa. "Kalau begitu sekarang sudah tidak ada masalah lagi kan?" tanya Adrian menatap dalam ke arah Arumi. Arumi tersenyum dan menganggukkan kepala sebagai kode iya. Tanpa membuang waktu lagi, Adrian pun mengajak Arumi untuk kembali ke meja VIP yang sudah dia booking dari tadi. Arumi tidak bisa menolak sesuai janji dia mau menemani makan. Sementara di sisi lain, Oma Rima terlihat begitu antusias saat melihat Dewa yang sudah perlahan membaik. Sebagai seorang nenek yang sudah merawat dan memahami Dewa ia memberanikan untuk bertanya karena penasaran. "Dewa! kenapa kamu seperti ini? sebenarnya apa yang terjadi?" Oma Rima menatap Dewa. Dewa yang

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 147 Hanya Sebuah Masa Lalu

    Kedua alis Adrian terangkat, saat melihat Arumi yang malah mematung seperti sedang melihat sesuatu lalu dia sengaja bertanya karena penasaran. "Arumi! Ayo masuk, kenapa bengong?" Ajak Adrian sudah tak sabar, ketika melihat sebuah resto baru yang bernuansa romantis untuk para pasangan. Seketika Arumi terbuyar, saat Adrian memanggilnya. Tak ingin sampai kehilangan jejak mantan kekasih sekaligus adik iparnya itu. Kini dia meminta agar Adrian menunggunya sebentar. "Mas! Mas masuk ke dalam duluan, nanti aku nyusul oke," Arumi berjalan dengan langkah yang tergesa-gesa. Adrian menyergitkan dahi, dia sangat penasaran kenapa Arumi pergi terlihat seperti sedang mengejar seseorang. "Arumi tunggu," Panggil Adrian ikut menyusul. Namun sayangnya Arumi sudah jauh dan tidak terlihat lagi membuat Adrian sangat cemas. Adrian terlihat kesal, entah siapa yang di kejar Arumi membuat hatinya tak senang. "Siapa yang di cari Arumi? Jangan bilang itu Dewa? Tidak! Aku tidak akan memberikan kesemp

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 146 Menghalalkan Segala Cara

    Arumi terlihat sangat cemas saat ia mengetahui jika besok putranya akan ada di kota ini, rasa takut kehilangan dalam hatinya mulai menyeruak membuatnya gelisah dan tak tenang. Adrian yang baru selesai memperbaiki mobilnya, kini dia menghampiri Arumi dan memberitahukan jika sekarang mereka sudah bisa pergi lagi setelah tadi dia tidak jadi makan di kafe pertama. "Arumi! Mobilnya sudah aku perbaiki tadi ada kabel yang putus, sekarang ayo kita cari tempat makan di sekitaran sini," ajak Adrian yang terpaksa berbohong. "Syukurlah, kalau sudah bagus lagi. Tapi tidak pergi juga tidak apa-apa masih ada mie instan di dalam," Arumi menolak secara halus, mengingat dirinya yang tidak ingin membuat repot. Adrian tidak ingin melewatkan moment saat berdua, dia tidak ingin hanya karena tadi ada Dewa. Hal baiknya dengan Arumi sampai gagal. "Arumi! Jangan membuat aku merasa bersalah. Please ayo pergi, sekalian kamu melepas rindu di kota kelahiran," bujuk Adrian menatap dalam wanita yang sudah

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 145 Tak Sabar Ingin Bertemu Dady

    "Maafkan kami nyonya besar, tuan sudah kami ingatkan hanya saja beliau..." Belum selesai Doni menjelaskan Nyonya Margaretha seolah tidak ingin mendengar, hingga membuat wanita paruh baya itu pun mengusir. "Aku tidak ingin ada lain kali Dewa seperti ini lagi, sekarang cepat pergi, suruh pelayan menyiapkan sup pereda mabuk," Tunjuk Nyonya Retha seraya mengarahkan jari telunjuk ke arah pintu. Doni tidak berani lagi menjawab atau membantah lagi, dengan penuh hormat lelaki berjas hitam itu pun segera undur diri melaksanakan perintah. "Arumi! tunggu kenapa kamu pergi?" Dewangga terus meracau dalam kondisinya yang mabuk berat. Nyonya Retha menggelengkan kepala dia menatap tajam ke arah putra sulungnya, membuatnya tak habis pikir karena sudah beberapa tahun lamanya masih mengingat sosok menantu yang tidak dia sukai. "Astaga Dewa! kamu masih memikirkan Arumi? wanita itu pasti sudah lari dengan pria lain, lebih baik kamu menikah dan memulai hidup baru dengan Laura," Omel Nyonya Re

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 144 Bukan Khayalan

    Bibir Adrian terasa terkunci saat Arumi melontarkan pertanyaan padanya. Tapi dia tidak ingin jika sampai Dewa melihat keberadaannya saat ini. "Sudah ikut saja, ceritanya panjang nanti saja aku ceritakan," Adrian meraih dan memegang erat tangan Arumi dengan langkah yang tergesa menuju ke arah mobil. Dewangga yang tak sengaja melirik ke arah samping, lelaki tampan yang tengah mabuk itu terkejut saat melihat sosok wanita yang mirip sekali dengan istrinya. Hingga membuat dirinya beranjak dari tempat duduk dan berusaha untuk mengejarnya. "Arumi!" Panggil Dewangga, dengan pandangan buram dan kepala yang terasa pusing dan sakit karena pengaruh alkohol. Tommy dan Rian terkejut, mereka sedikit cemas saat melihat sahabatnya tiba-tiba saja berjalan ke arah pintu keluar sembari memanggil nama mantan istrinya. "Arumi! itu kamu kan? tolong jangan pergi," Teriak Dewangga sembari berjalan dengan langkah yang sempoyongan dan hampir terjatuh. Beruntung Tommy dan Rian segera menghampiri d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status