Home / Romansa / Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan / Bab 145 Tak Sabar Ingin Bertemu Dady

Share

Bab 145 Tak Sabar Ingin Bertemu Dady

Author: Zia Ivy
last update Last Updated: 2025-04-05 23:52:49

"Maafkan kami nyonya besar, tuan sudah kami ingatkan hanya saja beliau..." Belum selesai Doni menjelaskan Nyonya Margaretha seolah tidak ingin mendengar, hingga membuat wanita paruh baya itu pun mengusir.

"Aku tidak ingin ada lain kali Dewa seperti ini lagi, sekarang cepat pergi, suruh pelayan menyiapkan sup pereda mabuk," Tunjuk Nyonya Retha seraya mengarahkan jari telunjuk ke arah pintu.

Doni tidak berani lagi menjawab atau membantah lagi, dengan penuh hormat lelaki berjas hitam itu pun segera undur diri melaksanakan perintah.

"Arumi! tunggu kenapa kamu pergi?" Dewangga terus meracau dalam kondisinya yang mabuk berat.

Nyonya Retha menggelengkan kepala dia menatap tajam ke arah putra sulungnya, membuatnya tak habis pikir karena sudah beberapa tahun lamanya masih mengingat sosok menantu yang tidak dia sukai.

"Astaga Dewa! kamu masih memikirkan Arumi? wanita itu pasti sudah lari dengan pria lain, lebih baik kamu menikah dan memulai hidup baru dengan Laura," Omel Nyonya Re
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 146 Menghalalkan Segala Cara

    Arumi terlihat sangat cemas saat ia mengetahui jika besok putranya akan ada di kota ini, rasa takut kehilangan dalam hatinya mulai menyeruak membuatnya gelisah dan tak tenang. Adrian yang baru selesai memperbaiki mobilnya, kini dia menghampiri Arumi dan memberitahukan jika sekarang mereka sudah bisa pergi lagi setelah tadi dia tidak jadi makan di kafe pertama. "Arumi! Mobilnya sudah aku perbaiki tadi ada kabel yang putus, sekarang ayo kita cari tempat makan di sekitaran sini," ajak Adrian yang terpaksa berbohong. "Syukurlah, kalau sudah bagus lagi. Tapi tidak pergi juga tidak apa-apa masih ada mie instan di dalam," Arumi menolak secara halus, mengingat dirinya yang tidak ingin membuat repot. Adrian tidak ingin melewatkan moment saat berdua, dia tidak ingin hanya karena tadi ada Dewa. Hal baiknya dengan Arumi sampai gagal. "Arumi! Jangan membuat aku merasa bersalah. Please ayo pergi, sekalian kamu melepas rindu di kota kelahiran," bujuk Adrian menatap dalam wanita yang sudah

    Last Updated : 2025-04-06
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 147 Hanya Sebuah Masa Lalu

    Kedua alis Adrian terangkat, saat melihat Arumi yang malah mematung seperti sedang melihat sesuatu lalu dia sengaja bertanya karena penasaran. "Arumi! Ayo masuk, kenapa bengong?" Ajak Adrian sudah tak sabar, ketika melihat sebuah resto baru yang bernuansa romantis untuk para pasangan. Seketika Arumi terbuyar, saat Adrian memanggilnya. Tak ingin sampai kehilangan jejak mantan kekasih sekaligus adik iparnya itu. Kini dia meminta agar Adrian menunggunya sebentar. "Mas! Mas masuk ke dalam duluan, nanti aku nyusul oke," Arumi berjalan dengan langkah yang tergesa-gesa. Adrian menyergitkan dahi, dia sangat penasaran kenapa Arumi pergi terlihat seperti sedang mengejar seseorang. "Arumi tunggu," Panggil Adrian ikut menyusul. Namun sayangnya Arumi sudah jauh dan tidak terlihat lagi membuat Adrian sangat cemas. Adrian terlihat kesal, entah siapa yang di kejar Arumi membuat hatinya tak senang. "Siapa yang di cari Arumi? Jangan bilang itu Dewa? Tidak! Aku tidak akan memberikan kesempatan lagi

    Last Updated : 2025-04-07
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 148 Impian Excel

    "Kenapa kamu bengong Arumi? jangan bilang kamu masih mencintai Dewa?" Pertanyaan Adrian membuat Arumi terhenyak kaget, lalu menoleh dan menjawab jika dia sama sekali sudah tidak ingin tahu tentang Dewa dan Laura. Mendengar hal itu Adrian pun menghela nafas lega, karena dia benar-benar takut jika Arumi masih memiliki perasaan pada Dewa. "Kalau begitu sekarang sudah tidak ada masalah lagi kan?" tanya Adrian menatap dalam ke arah Arumi. Arumi tersenyum dan menganggukkan kepala sebagai kode iya. Tanpa membuang waktu lagi, Adrian pun mengajak Arumi untuk kembali ke meja VIP yang sudah dia booking dari tadi. Arumi tidak bisa menolak sesuai janji dia mau menemani makan. Sementara di sisi lain, Oma Rima terlihat begitu antusias saat melihat Dewa yang sudah perlahan membaik. Sebagai seorang nenek yang sudah merawat dan memahami Dewa ia memberanikan untuk bertanya karena penasaran. "Dewa! kenapa kamu seperti ini? sebenarnya apa yang terjadi?" Oma Rima menatap Dewa. Dewa yang

    Last Updated : 2025-04-08
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 1. Satu Malam Penuh Gairah

    Suara lengguhan terlontar dari bibir merah Arumi, saat ia merasakan sentuhan hangat dari seorang pria, yang terlihat samar di kedua manik mata bening coklatnya.Kedua jemari lentik sang gadis yang baru genap berusia dua puluh satu tahunan itu, spontan menahan dada bidang menjeda aktifitas sang pria yang tidak bisa dia hindari lagi.“Hentikan!” Arumi memohon dengan suara serak parau dan netra berkabut saat kesadaran dirinya perlahan mulai menghilang berharap sang pria mengabulkan permintaannya.Namun nihil bukannya berhenti, pria itu malah semakin menuntaskan hasrat yang menyelimuti dirinya saat ini.Buliran air mata membasahi wajah Arumi. Saat merasakan hal yang sangat berharga dalam dirinya telah hilang di tengah-tengah ketidakberdayaannya. Beberapa kali Arumi berusaha meronta, namun tenaganya tak sebanding dengan sang pria. Hingga membuat pandangannya yang jelas perlahan menjadi buram dan..Suara desahan dan erangan memenuhi kamar hotel dalam suasana pencahayaan temaram saat kedua

    Last Updated : 2024-11-11
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 2. Wanita Pengkhianat

    Tatapan Nanar Arumi tertuju pada Daniel, saat mendengar pertanyaan yang di lontarkan menusuk hati. Mustahil juga ia menjawab jujur atas apa yang telah terjadi semalam tadi. “Sa-sakit mas, tolong lepaskan aku,” pinta Arumi memekik kesakitan dalam tangisnya. Daniel melepaskan cengkraman tangan sampai Arumi terjatuh dan tersungkur ke bawah lantai. Tapi gadis cantik itu berusaha untuk bangun dan menjelaskan kembali. “Mas, ini tidak seperti yang kamu pikirkan, aku bisa menjelaskan jika aku..” Belum sempat Arumi menuntaskan perkataan dan memohon di bawah kaki calon suami yang sangat ia cintai. Namun alih-alih Daniel mau mendengar dia seolah tidak ingin menggubris. Yang ada dia sangat jijik saat melihat tanda-tanda merah serta penampilan Arumi yang terlihat sangat berantakan. Daniel menatap dan memasang wajah sedih penuh kecewa pada pak Harun, jika dirinya tidak bisa melanjutkan lagi rencana pernikahannya dengan Arumi dengan alasan Arumi yang tidak suci lagi. “Om, Tante kalian lihat se

    Last Updated : 2024-11-11
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 3 Pria Menyebalkan

    Satu jam sudah Arumi berjalan tanpa arah tujuan di tengah hujan badai dan kilatan petir mengiringi, alam pun seolah ikut menangisi kesedihannya saat ini. Wanita cantik itu benar-benar sangat bingung ke mana harus dia pergi atau hanya sekedar berkeluh kesah, setelah sang kekasih dan ayah yang selalu ia sayangi tidak percaya dan tidak peduli atas penjelasannya. “Semuanya sudah hancur, aku benci dengan semua ini,” teriak Arumi menatap langit dengan wajah yang mendongak, seluruh tubuhnya basah kuyup. Melihat dari atas ke bawah trotoar jalan sana cukup tinggi membuat Arumi gelap pikiran dan mata. Mengakhiri hidup saat ini adalah jalan tepat menurutnya, kehilangan kesucian, kekasih yang tak percaya dan ayah yang tak peduli lagi membuat ia sudah tak punya alasan lagi untuk menata masa depan. “Mah, maafin Arumi,” Arumi memejam kedua mata seraya melentangkan kedua tangannya, selangkah demi selangkah ia berdiri di atas besi penyangga jalan. Terdengar suara seruan beberapa orang di bawah s

    Last Updated : 2024-11-11
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 4 Sebuah Tawaran

    Batas kesabaran Arumi sudah habis, saat ia di tuduh dan di pandang rendah oleh pria di depannya. Sampai melepas infus yang menempel di tangan lalu beranjak dari atas brankar dan berjalan dengan langkah terhuyung. Dewa terkejut, apa lagi saat Arumi hampir terjatuh karena masih merasa pusing dan lemas karena demam terkena hujan kemarin. Beruntung Dewangga spontan meraih dan menahan pinggang ramping Arumi, tatapan mereka berdua tak sengaja bertemu dan saling memandang, sampai merasakan nafas hangat satu sama lain tubuh mereka menempel tak menyisakan ruang. Suasana di ruangan itu hening dan sangat canggung. Jantung Arumi berdegup sangat kencang, beberapa kali ia menelan Saliva saat melihat dekat dan lebih jelas lagi wajah pria yang telah mengambil hal berharga dalam dirinya. Mengingat tuduhan dan kata-kata menyakitkan tadi, membuat Arumi segera melepaskan lengan Dewa dan segera menjaga jarak. “Jangan menyentuh ku!” Bentak Arumi. Dewa menyeringai sembari menggelengkan

    Last Updated : 2024-11-11
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 5 Tidak Ada Pilihan

    Arumi masih duduk termenung, dia terlihat bingung kemana lagi dia harus pergi. Melihat ada telepon di meja samping membuat ia meraih dan mencobanya untuk menelpon ke rumah. Berharap sang ayah hanya marah dan emosi sesaat saja. Namun setelah sambungan telepon terhubung tidak ada jawaban, membuat air mata Arumi kembali menetes. "Sepertinya ayah benar-benar marah pada ku," lirihnya. Setelah beberapa menit Dewa berpikir, dengan berat hati lelaki tampan itu akhirnya mengambil keputusan dan menatap wajah wanita yang sudah merawat dan mendidiknya sampai saat ini. "Nenek, aku setuju dengan mu, aku akan menikahinya." Ungkap Dewa dengan kedua tangan yang terkepal. Senyuman bahagia terpancar di wajah nyonya Rima, saat mendengar jawaban cucu kesayangannya. "Keputusan yang tepat Dewa, selain untuk meredam skandal mu. Nenek juga tidak ingin jika sampai kedua pamanmu menatap posisi mu. Sekarang bicarakan dengannya baik-baik, sisanya biar nenek yang mengatur pernikahan kalian," imbuhnya.

    Last Updated : 2024-11-11

Latest chapter

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 148 Impian Excel

    "Kenapa kamu bengong Arumi? jangan bilang kamu masih mencintai Dewa?" Pertanyaan Adrian membuat Arumi terhenyak kaget, lalu menoleh dan menjawab jika dia sama sekali sudah tidak ingin tahu tentang Dewa dan Laura. Mendengar hal itu Adrian pun menghela nafas lega, karena dia benar-benar takut jika Arumi masih memiliki perasaan pada Dewa. "Kalau begitu sekarang sudah tidak ada masalah lagi kan?" tanya Adrian menatap dalam ke arah Arumi. Arumi tersenyum dan menganggukkan kepala sebagai kode iya. Tanpa membuang waktu lagi, Adrian pun mengajak Arumi untuk kembali ke meja VIP yang sudah dia booking dari tadi. Arumi tidak bisa menolak sesuai janji dia mau menemani makan. Sementara di sisi lain, Oma Rima terlihat begitu antusias saat melihat Dewa yang sudah perlahan membaik. Sebagai seorang nenek yang sudah merawat dan memahami Dewa ia memberanikan untuk bertanya karena penasaran. "Dewa! kenapa kamu seperti ini? sebenarnya apa yang terjadi?" Oma Rima menatap Dewa. Dewa yang

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 147 Hanya Sebuah Masa Lalu

    Kedua alis Adrian terangkat, saat melihat Arumi yang malah mematung seperti sedang melihat sesuatu lalu dia sengaja bertanya karena penasaran. "Arumi! Ayo masuk, kenapa bengong?" Ajak Adrian sudah tak sabar, ketika melihat sebuah resto baru yang bernuansa romantis untuk para pasangan. Seketika Arumi terbuyar, saat Adrian memanggilnya. Tak ingin sampai kehilangan jejak mantan kekasih sekaligus adik iparnya itu. Kini dia meminta agar Adrian menunggunya sebentar. "Mas! Mas masuk ke dalam duluan, nanti aku nyusul oke," Arumi berjalan dengan langkah yang tergesa-gesa. Adrian menyergitkan dahi, dia sangat penasaran kenapa Arumi pergi terlihat seperti sedang mengejar seseorang. "Arumi tunggu," Panggil Adrian ikut menyusul. Namun sayangnya Arumi sudah jauh dan tidak terlihat lagi membuat Adrian sangat cemas. Adrian terlihat kesal, entah siapa yang di kejar Arumi membuat hatinya tak senang. "Siapa yang di cari Arumi? Jangan bilang itu Dewa? Tidak! Aku tidak akan memberikan kesempatan lagi

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 146 Menghalalkan Segala Cara

    Arumi terlihat sangat cemas saat ia mengetahui jika besok putranya akan ada di kota ini, rasa takut kehilangan dalam hatinya mulai menyeruak membuatnya gelisah dan tak tenang. Adrian yang baru selesai memperbaiki mobilnya, kini dia menghampiri Arumi dan memberitahukan jika sekarang mereka sudah bisa pergi lagi setelah tadi dia tidak jadi makan di kafe pertama. "Arumi! Mobilnya sudah aku perbaiki tadi ada kabel yang putus, sekarang ayo kita cari tempat makan di sekitaran sini," ajak Adrian yang terpaksa berbohong. "Syukurlah, kalau sudah bagus lagi. Tapi tidak pergi juga tidak apa-apa masih ada mie instan di dalam," Arumi menolak secara halus, mengingat dirinya yang tidak ingin membuat repot. Adrian tidak ingin melewatkan moment saat berdua, dia tidak ingin hanya karena tadi ada Dewa. Hal baiknya dengan Arumi sampai gagal. "Arumi! Jangan membuat aku merasa bersalah. Please ayo pergi, sekalian kamu melepas rindu di kota kelahiran," bujuk Adrian menatap dalam wanita yang sudah

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 145 Tak Sabar Ingin Bertemu Dady

    "Maafkan kami nyonya besar, tuan sudah kami ingatkan hanya saja beliau..." Belum selesai Doni menjelaskan Nyonya Margaretha seolah tidak ingin mendengar, hingga membuat wanita paruh baya itu pun mengusir. "Aku tidak ingin ada lain kali Dewa seperti ini lagi, sekarang cepat pergi, suruh pelayan menyiapkan sup pereda mabuk," Tunjuk Nyonya Retha seraya mengarahkan jari telunjuk ke arah pintu. Doni tidak berani lagi menjawab atau membantah lagi, dengan penuh hormat lelaki berjas hitam itu pun segera undur diri melaksanakan perintah. "Arumi! tunggu kenapa kamu pergi?" Dewangga terus meracau dalam kondisinya yang mabuk berat. Nyonya Retha menggelengkan kepala dia menatap tajam ke arah putra sulungnya, membuatnya tak habis pikir karena sudah beberapa tahun lamanya masih mengingat sosok menantu yang tidak dia sukai. "Astaga Dewa! kamu masih memikirkan Arumi? wanita itu pasti sudah lari dengan pria lain, lebih baik kamu menikah dan memulai hidup baru dengan Laura," Omel Nyonya Re

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 144 Bukan Khayalan

    Bibir Adrian terasa terkunci saat Arumi melontarkan pertanyaan padanya. Tapi dia tidak ingin jika sampai Dewa melihat keberadaannya saat ini. "Sudah ikut saja, ceritanya panjang nanti saja aku ceritakan," Adrian meraih dan memegang erat tangan Arumi dengan langkah yang tergesa menuju ke arah mobil. Dewangga yang tak sengaja melirik ke arah samping, lelaki tampan yang tengah mabuk itu terkejut saat melihat sosok wanita yang mirip sekali dengan istrinya. Hingga membuat dirinya beranjak dari tempat duduk dan berusaha untuk mengejarnya. "Arumi!" Panggil Dewangga, dengan pandangan buram dan kepala yang terasa pusing dan sakit karena pengaruh alkohol. Tommy dan Rian terkejut, mereka sedikit cemas saat melihat sahabatnya tiba-tiba saja berjalan ke arah pintu keluar sembari memanggil nama mantan istrinya. "Arumi! itu kamu kan? tolong jangan pergi," Teriak Dewangga sembari berjalan dengan langkah yang sempoyongan dan hampir terjatuh. Beruntung Tommy dan Rian segera menghampiri d

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 143 Kecurigaan Arumi

    "Arumi! aku tahu kamu masih belum bisa melupakan Dewa, tapi lebih baik kamu mencoba untuk membuka hati bagi pria lain yang lebih menghargai mu, termasuk aku. Aku sudah lama menyukai mu jadi maukah kamu menerima cinta ku," Adrian mengungkapkan perasaannya untuk yang kesekian kalinya. Arumi menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkanya pelan. Sebenarnya dia merasa sangat risih setiap kali Adrian mengungkapkan perasaannya. Karena bagi Arumi kepercayaan bagi seorang pria untuk saat ini sangatlah sulit. "Arumi! bagaimana apakah kamu mau menjadi pacar ku. Aku tidak peduli jika kamu hanya memanfaatkan aku demi menghindari Dewa jika kalian bertemu suatu hari nanti," Celetuk Adrian yang berusaha meyakinkan Arumi agar mau menerima cintanya. Arumi terdiam merenung sejenak, saat mendengar Adrian yang terus memohon agar mau menerima ungkapan cintanya. "Kamu setuju kan?" Adrian memastikan lagi, Arumi merasa tidak enak hati padahal sudah beberapa kali dia menjelaskan jika dirinya tidak in

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 142 Dinner Spesial

    Disebuah kafe, Adrian mengajak Arumi masuk ke sana, setelah singgah ke restoran tempat favoritnya sudah tutup membuat mereka terpaksa memilih kafe yang masih buka di pusat kota. "Arumi, gimana kalau kita makan di sini saja apa tidak apa-apa?" tanya Adrian memastikan lebih dulu. Arumi yang masih mengedarkan pandangan di area luar kafe, dia merasa sedikit tidak enak hati berharap jika dirinya tidak akan bertemu Dengan orang-orang yang telah menjadi bagian dari masa lalunya. Melihat Arumi yang masih berdiri mematung seolah terlihat bimbang, membuat kedua alis Adrian terangkat penuh keheranan. Lalu memberanikan diri bertanya apa yang wanita cantik yang ada di depannya itu terlihat resah Arumi pun menyahut dan menyanggah pertanyaan Adrian. "Aku tidak apa hanya saja tempat ini amankan?" Arumi memastikan lagi. Adrian hanya menarik nafas dalam-dalam, lalu dia berusaha meyakinkan pada Arumi, jika dia tidak perlu sungkan lagi selama masih ada dirinya di samping. "Arumi! selama aku

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 141 Terlalu Gengsi

    Setelah menunggu sekitaran dua puluhan menitan, Adrian sangat terkejut saat Arumi mulai membuka pintu dan terlihat sudah siap untuk berangkat. "Mas Adrian! maafkan aku, pasti sudah menunggu lama ya?" Arumi merasa tidak enak hati. Tentu saja Adrian menjawab jika dia tidak keberatan sama sekali. Tak ingin rencananya gagal Adrian tanpa ragu segera mengajak Arumi pergi ke Resto yang sudah dia booking. "Sudah siap kan? sekarang lebih baik kita pergi keburu malam." "Iya, mas. Tapi aku tidak bisa lama-lama karena beberapa contoh desain untuk besok belum selesai," Arumi sengaja mewanti-wanti lebih dulu. Sebagai teman dan bos pun Adrian setuju, dan berjanji jika mereka tidak akan lama berada di luar. Setelah sepakat mereka berdua bergegas masuk ke dalam mobil saat supir pribadi Adrian membukakan pintu untuk sang tuan. "Tuan, nona silahkan," ujar sang supir sembari membungkukkan badan dengan penuh hormat. Adrian dan Arumi duduk di jok belakang. Suasana di antara mereka terlihat sa

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 140 Obsesi Adrian

    Nyonya Retha menatap tajam Dewa, dia tidak pernah menyangka jika putranya begitu lancang melawan dirinya. Padahal selama ini selalu patuh dan selalu memprioritaskan dirinya. "Dewa! jangan membantah ibu, apa yang ibu pilihkan itu yang terbaik untuk mu," Bentaknya. Dewa yang saat ini tengah merasakan kekacauan di dalam hatinya, kini dia memilih untuk pergi keluar tanpa menghiraukan lagi perintah yang sudah membuatnya sangat muak. "Dewa! tunggu, ibu belum selesai berbicara," panggil nyonya Retha dengan nada tinggi dan menatap tajam pada putra sulungnya. Saat perkataan tidak di gubris. Nyonya Rima yang baru keluar dari kamarnya, wanita tua itu di dampingi kedua pelayan lalu menghampiri Margaretha dan menegurnya karena menurutnya sikapnya terlalu berlebihan. "Retha! lebih baik kamu jangan selalu menekan Dewa, bagaimana pun juga dia sudah dewasa dan tahu kebahagiaan untuk dirinya sendiri," Protes Nyonya Rima menatap kesal putrinya. Margaretha mendelik, dia merasa jika dirinya l

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status