Share

Bab 119 Amat Menyesal

“Apa?” Gina berseru kaget. “Papa sakit apa? Apa yang terjadi?”

“Papa sakit karena memikirkan kita,” jawab Wijaya, lunglai. “Aku tahu kamu baru datang, tapi maukah kamu ikut bersamaku menjenguk Papa?”

Gina menarik nafas, lalu menjatuhkan diri di atas sofa besar.

“Apa Papa sudah tahu semuanya?”

“Sepertinya tidak. Kalau sudah tahu, Papa pasti memarahiku habis-habisan,” jawab Wijaya, dengan tatapan mengambang memikirkan sesuatu.

“Lalu kenapa Papa bisa jatuh sakit? Papa tidak akan sakit, kecuali banyak yang dia pikirkan,” Gina tetap menuntut jawaban.

“Lebih baik kita langsung ke sana, Gin. Ayo ikut bersamaku,” ajak Wijaya, tak mau makin menerka-nerka hal yang dia sendiri juga tidak tahu jawabannya.

Gina menggigit bibir. Dia baru saja sampai di rumah, dan tentu ingin istirahat sejenak. Namun mendengar kondisi Hadi Wijaya yang sedang tidak baik-baik saja, membuatnya cemas.

Dia pun bangkit. Lalu mengangguk pada Wijaya sebagai tanda bahwa dia setuju untuk pergi.

Wijaya menampilkan senyum sin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status