Cecilia melihat ke sisi cermin. Dia merasa penampilannya sudah cukup menawan.Ketika tiba di lantai yang dituju, Cecilia segera menyimpan lipstiknya, bergegas ke tempat tujuannya.Bel ditekan beberapa kali, pintu pun baru dibuka. Louis berdiri di dalam dengan rambut yang masih basah dan jubah mandi yang agak longgar. Sepertinya dia baru selesai mandi.Si lelaki menatap Cecilia dengan tatapan tajam bagai seekor macan yang ingin melakukan penyergapan saja. Entah kenapa Cecilia tiba-tiba merasa agak gugup.Cecilia memang pintar dalam menyusun rencana. Hanya saja, dia tidak pernah mengalami hal seperti ini. Wajar kalau dia merasa agak gugup saat ini.“Kamu?” Louis menyipitkan matanya. Sepertinya dia tidak menyangka Cecilia akan datang ke sini dan … pada saat seperti ini.“Iya, aku!” Cecilia tersenyum, lalu mendorong Louis masuk ke dalam kamar. Setelah itu, pintu kamar pun ditutup.“Kenapa? Apa kamu nggak senang melihatku?” Cecilia langsung duduk di sofa. Dia mengangkat kepalanya untuk meli
“Kamu pesan anggur?” ucap Louis ketika melihat ada pelayan mengantar botol anggur.“Bukankah akan lebih indah kalau ada anggur yang menemani kita di malam yang indah ini!” Setelah berdiri, Cecilia mengambil botol anggur dari tangan Louis. Kemudian, dia mengambil dua gelas untuk menuangkannya. “Demi kerja sama kita, bersulanglah!”Mereka sudah bersulang. Hanya saja, Louis masih tidak meneguknya. Dia hanya menatap Cecilia dengan datar. “Sejak kapan aku setuju untuk bekerja sama sama kamu?”“Jangan bercanda lagi! Bukankah kita sudah janji sebelumnya? Tuan Louis, coba kamu pikir dengan baik, aku bisa membawa keuntungan buat kamu.” Cecilia tertegun sejenak, lalu menyesap anggur, baru melanjutkan, “Sepengetahuanku, Tuan Louis tidaklah disayang dalam keluargamu? Sekarang kamu sudah memperbesar masalah peracik aroma. Jangan-jangan kamu benar-benar ingin kehilangan sokongan dari keluargamu? Menjadi anak telantar?”Louis menatap Cecilia dengan tajam.“Jujur saja, aku sudah lama menjadi anak tela
“Tuan Louis ….” Cecilia meletakkan gelas anggurnya, lalu jatuh ke dalam pelukan Louis. “Jangan pikirkan lagi! Selain aku, kamu nggak punya pilihan yang lebih bagus lagi! Yang paling bagus sudah ada di pelukanmu!”Cecilia mengeluarkan jarinya untuk menoel hidung Louis. Dia tersenyum lebar dengan sedikit mabuk.Salah satu tangan Louis terus memeluk Cecilia agar dia tidak terjatuh. Louis menundukkan kepalanya melihat wajah wanita ini.Sejujurnya, wanita ini memang cantik. Hanya saja, Louis tidak tenang untuk memasukkan “siluman ular” ke dalam rumahnya.Melihat bibir delima semakin mendekat, tiba-tiba Louis memalingkan kepalanya untuk mengelak.Cecilia terbengong. Dia tidak menyangka Louis akan menolak ciumannya. Apa di dunia ini ada lelaki yang tidak tergoda dengan wanita?“Kamu sudah mabuk, pulanglah!” ucap Louis.“Kenapa?” tanya Cecilia dengan mengedipkan matanya.Saat ini, Louis malah merasa Cecilia agak kasihan. Dia menghela napas, mengangkat gelas anggur, baru meneguknya. “Kamu nggak
“Apa Nona Cecilia sedang mengajariku?” Louis memalingkan kepalanya untuk melirik Cecilia. Nada bicaranya terdengar agak kesal.“Nggak, aku hanya sedang mengingatkanmu saja.” Selesai berbicara, Cecilia pun tersenyum, lalu berjalan keluar kamar.Setelah meninggalkan kamar Louis, Cecilia malah semakin tidak tenang lagi. Awalnya dia mengira semuanya akan berjalan sesuai dengan rencananya. Hanya saja, dalam waktu dua hari ini, sepertinya semuanya tidak di bawah kendalinya.Perasaan ini membuat Cecilia merasa sangat tidak tenang. Dia menyadari, sepertinya dia sudah masuk ke dalam jebakan orang lain, dia hanyalah sasaran orang lain.Tidak! Semuanya tidak seharusnya seperti sekarang ini! Pasti ada yang keliru!…Selama beberapa hari ini, nasib Yuna boleh dikatakan cukup sial. Dia dituntut Kusumo Group lantaran dicurigai telah berkolusi dengan karyawan internal perusahaan untuk merusak parfum. Selain itu, Asosiasi Peracik Parfum juga membesarkan masalah Yuna tidak memiliki surat izin untuk beke
Yuna tentu mengetahui gosip yang beredar di internet. Hanya saja, masalah masih belum dipastikan, tidak peduli apa yang dikatakan Yuna, pasti akan menyebabkan kontroversi. Oleh sebab itu, Yuna memilih untuk bungkam.“Kamu juga sadar kalau kamu sudah jadi bahan tertawaan?” Louis melirik meja di sampingnya dan tampak cangkir teh dan camilan. Tak disangka, dia bisa sesantai ini. Sepertinya Yuna memang bukan sedang berlagak santai.“Hasil pemeriksaan masih belum keluar. Belum tentu aku akan jadi bahan tertawaan.” Yuna membereskan bahan-bahan yang diperlukan. Kemudian, dia meletakkannya ke dalam keranjang, lalu berdiri berjalan ke dalam ruangan.Melihat Yuna sudah menghilang dari pandangannya. Louis segera mengikuti langkahnya.Di dalam ruangan lebih sejuk daripada di luar sana. Yuna meletakkan keranjang, lalu mulai membersihkan bunga-bunga.Louis juga sering melakukan hal seperti Yuna. Semua ini adalah pekerjaan dasar seorang peracik aroma.Kelihatannya memang sangat sepele, tapi semuanya
Waktu itu, Louis tidak mengerti. Namun beberapa saat kemudian, Dia baru mengerti maksud “Aku sedang menunggu! Kalian juga tunggu saja”.Dalam waktu semalam, tiba-tiba ada banyak postingan di internet tentang Asosiasi Peracik Aroma, konten dan judul dari postingan ini semuanya berbeda, tetapi semuanya mengarah ke rahasia di balik asosiasi itu.Awalnya daftar peringkat berita hangat diduduki oleh kasus bahan terlarang dalam parfum Kusumo Group dan kolusi yang dilakukan Yuna dengan internal Kusumo Group. Hanya saja, sejak postingan ini keluar, "industri gelap", "Rahasia Asosiasi Peracik Aroma", dan lain sebagainya pada menempati posisi paling atas.Isi dari postingan-postingan ini bervariasi, namun semuanya mengekspos tindak korupsi yang dilakukan banyak pimpinan asosiasi, meningkatkan persyaratan, penyalahgunaan wewenang, dan lain-lain …. Belum sempat pihak asosiasi mencari tahu dari mana asal posting itu, tiba-tiba muncul banyak orang bergabung untuk melakukan pemboikotan.Mereka bahkan
Ditambah lagi dengan banyaknya perjamuan, Louis pun sering merokok dan minum alkohol. Sejak saat itu, hidung yang biasa digunakan untuk mencium berbagai macam aroma itu sudah tidak setajam dulu lagi.Beberapa tahun ini, Louis sudah jarang meracik parfum lagi. Apa lagi ketika melihat postingan di internet, membaca komentar dan makian dari para netizen. Dia baru menyadari ternyata misi dari asosiasi sudah melenceng. Itulah sebabnya tidak ada produk unggul yang berhasil diciptakan dalam beberapa tahun ini.Kepikiran hal ini, Louis menyadari hatinya sudah goyah. Dia mulai menyetujui ucapan Yuna.Louis juga bertanya pada dirinya sendiri. Apakah ini hasil akhir yang diinginkannya?Apa pun ceritanya, selama Louis masih merupakan anggota dari Asosiasi Peracik Aroma, dia harus memikul tanggung jawab ini. Dia tidak akan mengizinkan ada yang menghancurkan reputasi asosiasi.Louis menenangkan dirinya, lalu duduk di depan komputer. Dia membuka Facebook, lalu berpikir sambil mengetik draf pernyataan
Sebenarnya orang yang paling terkejut dalam masalah ini adalah Louis.Selama 2-3 tahun bergabung di Asosiasi Peracik Aroma, boleh dikatakan bahwa Louis memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Yansen. Mereka berdua juga sering berinteraksi. Hanya saja, kenapa Louis tidak menyadari kalau Yansen sudah kehilangan indra penciumannya?Semua ini hanyalah rumor yang ingin menjatuhkan Yansen atau …..Louis berdiri untuk menyeduh teh, lalu meletakkan cangkir di depan komputer sambil merenung. Sekarang Louis sudah tidak sepanik tadi lagi, dia berusaha untuk berpikir dengan kepala dingin.Beberapa tahun ini, ketika Louis bersama Yansen menghadiri acara, seminar, dan lain sebagainya ….Biasanya Louis tidak merasa ada yang janggal. Setelah dipikir-pikir, Louis kepikiran sesuatu.Misalnya setiap kali menjadi juri dalam kompetisi, Yansen selalu mempersilakan Louis untuk menganalisis duluan. Awalnya Louis juga tidak merasa ada yang aneh, dia mengira Yansen hanya ingin mengujinya. Setiap kali Yansen m
Harus diakui, setiap tutur kata yang Yuna ucapkan sangat mengena di sanubari Ratu. Memang benar meski Ratu tidak bisa lagi menunggu, toh sekarang ada waktu kosong. Tidak ada salahnya bagi Ratu untuk memberi kesempatan kepada yuna untuk mencoba. Kalau yuna gagal, tinggal lakukan sesuai dengan rencana awal.Rencana R10 ini sejak awal memang sudah mendapat berbagai macam halangan. Pertama adalah perlawanan dari anaknya sendiri, kemudian jika diumumkan pun, entah akan seperti apa kritik dan tekanan dari opini publik. Namun di luar semua itu, yang paling penting adalah bahwa Ratu sendiri juga tidak yakin dengan keputusannya sendiri.Dari luar, Ratu mungkin terlihat tegas. Namun hanya dia sendiri yang tahu kalau sebenarnya dia pun sering meragukan keputusannya. Jika Ratu tidak ragu, pada hari itu juga dia akan tetap melanjutkan eksperimennya, bukan malah menunggu seperti sekarang. Dengan diberhentikannya eksperimen R10 untuk sementara, Ratu makin bimbang.“Kamu butuh apa?” tanya Ratu. Berhub
Saat Yuna mengatakan itu, ekspresi wajah Ratu masih tidak berubah. Ratu hanya menutup kelopak matanya untuk menutupi sorotan yang terpancar dari bola matanya. Tentu saja pada awal eksperimen ini dilakukan, dia menyembunyikan faktanya dari semua orang agar tidak ada yang tahu.Eksperimen ini sejatinya adalah sesuatu yang membahayakan nyawa manusia. Ratu tahu betul akan hal tersebut, karena untuk membuat dia hidup abadi, dia harus mengorbankan nyawa orang lain. Kalau sampai ada satu orang saja yang tahu dan kemudian tersebar luas, tentu saja seluruh dunia akan mengecamnya.Namun di sisi lain, Ratu tidak mungkin dan tidak akan mau menyerah. Makanya saat melakukan penelitian, dia hanya memberikan satu resep kepada setiap grup, kemudian meminta mereka untuk menjalankan eksperimen sesuai dengan instruksi yang tertera di setiap lembaran resepnya.Tentu untuk menutupi agar orang lain tidak bisa menerka apa yang sedang mereka lakukan, Ratu memberikan banyak resep yang sebenarnya sama sekali tid
Suara anak kecil yang menggemaskan itu membuat Yuna teringat, sewaktu dia terakhir kali bertemu dengan Nathan, saat itu dia memang sedang hamil. Seketika mendengar itu, Yuna pun tersenyum seraya memegangi perutnya yang kini sudah rata, “Mereka sudah lahir.”“Adik cowok, ya?” tanya Nathan penasaran.“Ada cowok dan cewek. Anak Tante yang lahir ada dua, lho!” ujar Yuna tersenyum sembari mengangkat dua jarinya.Sorot mata Nathan seketika bercahaya. Perasaannya yang sejak awal murung dan penuh waspada langsung berubah menjadi jauh lebih ceria selayaknya anak kecil pada umumnya.“Dua adik?! Wah, Tante hebat banget!”“Hahaha, makasih, ya! Nanti Tante ajak kamu ketemu mereka kalau ada kesempatan,” ujar Yuna tersenyum, nada bicaranya pun jauh lebih lembut saat dia berbicara dengan anak kecil. Melihat Nathan membuat Yuna teringat dengan anak-anaknya sendiri, hanya saja ….“Aku juga kangen sama mereka, tapi … kayaknya aku nggak bisa ketemu mereka lagi,” ucap Nathan dengan suaranya yang kian menge
Mungkin sekarang Nathan sudah tidak lagi disembunyikan seperti pada saat Fred yang memimpin. Namun tentu saat itu banyak hal yang Fred lakukan secara diam-diam. Dia mengira dia bisa menyembunyikan semuanya dari orang lain bahkan dari sang Ratu sekalipun. Namun dia tidak tahu bahwa sebenarnya Ratu sudah mengetahuinya sejak awal.Di luar kamar tempat Nathan ditahan ditempatkan seorang penjaga. Yuna sempat dicegat saat dia mau masuk ke dalam. Yuna menduga mungkin ini adalah perintah dari Ratu. Mereka semua juga diawasi dan dapat berkomunikasi dengan intercom.Nathan sangat patuh sendirian di dalam tidak seperti kebanyakan anak seumurannya. Bahkan sewaktu melihat Yuna, dia masih bisa tersenyum dengan santun dan menyapanya.“Halo, Tante.”“Kamu masih mengenali aku?” tanya Yuna.“Iya, Tante Yuna,” jawab Nathan mengangguk.Yuna pernah menyelamatkan nyawa Nathan saat mereka berada di Prancis. Yuna juga banyak membantu Nathan dan ada suatu waktu Nathan sering main ke rumah Yuna, tetapi kemudian
Tangan yang mulanya Ratu gunakan untuk mengelus wajah Ross langsung ditarik. Raut wajahnya juga dalam sekejap berubah menjadi berkali-kali lipat lebih sinis.“Jadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar ujung-ujungnya cuma mau aku membuang eksperimen ini.”“Aku mau kamu merelakan diri sendiri,” kata Ross sambil berusaha meraih tangan ibunya lagi, tetapi Ratu menghindarinya.“Aku cape. Kamu juga balik ke kamarmu saja untuk istirahat,” ucap sang Ratu seraya berpaling.“Ma ….”Sayangnya panggilan itu tidak membuat Ratu tergerak, bahkan untuk sekadar menoleh ke belakang pun tidak.“Ricky!”Ricky yang dari awal masih menunggu di depan pintu segera menyahut, “Ya, Yang Mulia.”“Bawa Ross balik ke kamarnya.”Saat Ricky baru mau masuk untuk mengantar pangerannya pergi, Ross langsung berdiri dan bilang, “Aku bisa jalan sendiri.”Maka Ross pun segera berbalik pergi, tetapi belum terlalu jauh dia melangkahkan kakinya, dia kembali menoleh ke belakang dan berkata, “Ma, aku tahu apa pun yang aku bilang
Seketika itu Ratu syok karena dia jarang sekali melihat anaknya bersikap seperti ini. Saking syoknya sampai dia tidak bisa berkata-kata dan hanya terdiam menatap dan mendengar apa yang dia sampaikan.“Ma, aku tahu sebenarnya kamu pasti takut. Takut tua, takut mati, takut masih banyak hal yang belum diselesaikan. Aku thau kamu juga bukannya egois. Kamu melakukan eksperimen ini bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi, tetapi karena masih banyak hal yang mau kamu lakukan.”Di saat mendengar kata-kata Ross, tanpa sadar mata Ratu mulai basah, tetapi dia berusaha untuk menahan laju air matanya.“Aku juga tahu kamu pasti sudah capek. Orang lain melihat kamu berjaya, tapi aku tahu setiap malam kamu susah tidur, bahkan terkadang waktu aku pulang malam dan melewati kamarmu, aku bisa dengar suara langkah kaki lagi mondar-mandir. Kamu pasti capek banget karena harus menanggungnya sendirian. Sering kali aku mau membagi beban itu, tapi ….”Sampai di situ Ross terdiam dan tidak lagi meneruskan ka
“Aku nggak pernah dengar tentang itu,” sahut Ross dengan tenang.“Jelas kamu nggak pernah dengar. Itu hal yang sangat mereka rahasiakan, nggak mungkin mereka mau kamu tahu.”“Jadi Mama sendiri tahu dari mana?” Ross bertanya balik.“....” Ratu berdeham seraya berpaling, dia lalu mengatakan, “Aku punya jalur informasiku sendiri. Terserah kamu percaya atau nggak, tapi itu benar.”“Aku bukanya nggak percaya, tapi kamu yang takut aku nggak percaya. Kalau memang dirahasiakan, pastinya nggak akan mudah untuk mendapat informasi itu. Aku cuma penasaran dari mana kamu tahu itu. Tentu saja kamu bisa bilang informasi itu didapat dari jalur informanu sendiri, tapi coba pikir lagi. Kamu sudah melakukan eksperimen ini selama bertahun-tahun, tapi siapa yang tahu sebelum ini terbongkar? Atau kamu pikir kamu lebih pandai merahasiakan ini dari mereka?”“.… Ross, kamu ….”Saat Ratu baru mau berbicara, dia lagi-lagi disela oleh Ross yang bicara dengan suara pelan. “Ma, tolong jangan marah. Kamu marah karen
Bagaimanapun yang namanya anak sendiri, ketika sudah meminta maaf, amarah Ratu sudah tidak lagi berkobar.“Iya, aku tahu aku salah,” kata Ross menunduk. “Aku nggak sepantasnya ngomong begitu.”“Kamu benar-benar sadar kalau salah?” tanyanya. “Angkat kepalamu. Tatap mataku.”Lantas Ross perlahan mengangkat kepalanya sampai matanya bertatapan, tetapi tetap tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan apa-apa. Selagi menatap Ross dalam-dalam, Rat tersenyum dan berkata, “Ross, kamu nggak tahu kamu salah. Tatapan mata kamu memberi tahu kalau kamu sebenarnya masih nggak rela!”Bagaimana mungkin Ratu tidak memahami anaknya sendiri. Tatapan mata Ross mengatakan dengan sangat jelas kalau dia masih tidak mengaku salah, tetapi dia hanya mengalah agar ibunya tidak marah. Hanya saja setelah mengalami masa kritis dan setelah mengobrol dengan Juan dan Fred, pemikiran dan suasana hati Ratu sudah sedikit berubah.“Ross, kamu sudah lama tinggal di negara ini, jadi pemikiran kamu sudah terpengaruh sama
Ricky sudah menunggu di luar menantikan Ratu keluar dari kamar tersebut. Dia langsung memegang kursi roda tanpa mengatakan apa-apa, dan mendorongnya dalam kesunyian. Begitu pun dengan Ratu, dia juga hanya diam saja selama mereka berjalan menuju lift.“Pangeran Ross minta bertemu,” kata Ricky.Ratu memejamkan kedua matanya guna menyembunyikan perasaan yang mungkin bisa terlihat dari sorotan mata. Dia tidak menjawab dan hanya mengeluarkan desahan panjang. Walau begitu, Ricky mengerti apa yang ingin Ratu sampaikan dan dia pun tidak lagi banyak bertanya.Seiringan dengan lift yang terus naik, tiba-tiba Ratu berkata, “Bawa dia temui aku.”“Yang Mulia?”“Bawa dia temui aku.”Selesai Ratu berbicara, kebetulan lift juga sudah sampai di lantai tujuan. Ratu mendorong kursi rodanya sendiri keluar dari lift. Ricky sempat tertegun sesaat, tetapi kemudian dia kembali menekan tombol lantai di mana Ross berada.Tak lama kemudian, Ricky mengantar Ross masuk kamar tidur Ratu. Dia mengetuk pintunya, teta