“Kamu pesan anggur?” ucap Louis ketika melihat ada pelayan mengantar botol anggur.“Bukankah akan lebih indah kalau ada anggur yang menemani kita di malam yang indah ini!” Setelah berdiri, Cecilia mengambil botol anggur dari tangan Louis. Kemudian, dia mengambil dua gelas untuk menuangkannya. “Demi kerja sama kita, bersulanglah!”Mereka sudah bersulang. Hanya saja, Louis masih tidak meneguknya. Dia hanya menatap Cecilia dengan datar. “Sejak kapan aku setuju untuk bekerja sama sama kamu?”“Jangan bercanda lagi! Bukankah kita sudah janji sebelumnya? Tuan Louis, coba kamu pikir dengan baik, aku bisa membawa keuntungan buat kamu.” Cecilia tertegun sejenak, lalu menyesap anggur, baru melanjutkan, “Sepengetahuanku, Tuan Louis tidaklah disayang dalam keluargamu? Sekarang kamu sudah memperbesar masalah peracik aroma. Jangan-jangan kamu benar-benar ingin kehilangan sokongan dari keluargamu? Menjadi anak telantar?”Louis menatap Cecilia dengan tajam.“Jujur saja, aku sudah lama menjadi anak tela
“Tuan Louis ….” Cecilia meletakkan gelas anggurnya, lalu jatuh ke dalam pelukan Louis. “Jangan pikirkan lagi! Selain aku, kamu nggak punya pilihan yang lebih bagus lagi! Yang paling bagus sudah ada di pelukanmu!”Cecilia mengeluarkan jarinya untuk menoel hidung Louis. Dia tersenyum lebar dengan sedikit mabuk.Salah satu tangan Louis terus memeluk Cecilia agar dia tidak terjatuh. Louis menundukkan kepalanya melihat wajah wanita ini.Sejujurnya, wanita ini memang cantik. Hanya saja, Louis tidak tenang untuk memasukkan “siluman ular” ke dalam rumahnya.Melihat bibir delima semakin mendekat, tiba-tiba Louis memalingkan kepalanya untuk mengelak.Cecilia terbengong. Dia tidak menyangka Louis akan menolak ciumannya. Apa di dunia ini ada lelaki yang tidak tergoda dengan wanita?“Kamu sudah mabuk, pulanglah!” ucap Louis.“Kenapa?” tanya Cecilia dengan mengedipkan matanya.Saat ini, Louis malah merasa Cecilia agak kasihan. Dia menghela napas, mengangkat gelas anggur, baru meneguknya. “Kamu nggak
“Apa Nona Cecilia sedang mengajariku?” Louis memalingkan kepalanya untuk melirik Cecilia. Nada bicaranya terdengar agak kesal.“Nggak, aku hanya sedang mengingatkanmu saja.” Selesai berbicara, Cecilia pun tersenyum, lalu berjalan keluar kamar.Setelah meninggalkan kamar Louis, Cecilia malah semakin tidak tenang lagi. Awalnya dia mengira semuanya akan berjalan sesuai dengan rencananya. Hanya saja, dalam waktu dua hari ini, sepertinya semuanya tidak di bawah kendalinya.Perasaan ini membuat Cecilia merasa sangat tidak tenang. Dia menyadari, sepertinya dia sudah masuk ke dalam jebakan orang lain, dia hanyalah sasaran orang lain.Tidak! Semuanya tidak seharusnya seperti sekarang ini! Pasti ada yang keliru!…Selama beberapa hari ini, nasib Yuna boleh dikatakan cukup sial. Dia dituntut Kusumo Group lantaran dicurigai telah berkolusi dengan karyawan internal perusahaan untuk merusak parfum. Selain itu, Asosiasi Peracik Parfum juga membesarkan masalah Yuna tidak memiliki surat izin untuk beke
Yuna tentu mengetahui gosip yang beredar di internet. Hanya saja, masalah masih belum dipastikan, tidak peduli apa yang dikatakan Yuna, pasti akan menyebabkan kontroversi. Oleh sebab itu, Yuna memilih untuk bungkam.“Kamu juga sadar kalau kamu sudah jadi bahan tertawaan?” Louis melirik meja di sampingnya dan tampak cangkir teh dan camilan. Tak disangka, dia bisa sesantai ini. Sepertinya Yuna memang bukan sedang berlagak santai.“Hasil pemeriksaan masih belum keluar. Belum tentu aku akan jadi bahan tertawaan.” Yuna membereskan bahan-bahan yang diperlukan. Kemudian, dia meletakkannya ke dalam keranjang, lalu berdiri berjalan ke dalam ruangan.Melihat Yuna sudah menghilang dari pandangannya. Louis segera mengikuti langkahnya.Di dalam ruangan lebih sejuk daripada di luar sana. Yuna meletakkan keranjang, lalu mulai membersihkan bunga-bunga.Louis juga sering melakukan hal seperti Yuna. Semua ini adalah pekerjaan dasar seorang peracik aroma.Kelihatannya memang sangat sepele, tapi semuanya
Waktu itu, Louis tidak mengerti. Namun beberapa saat kemudian, Dia baru mengerti maksud “Aku sedang menunggu! Kalian juga tunggu saja”.Dalam waktu semalam, tiba-tiba ada banyak postingan di internet tentang Asosiasi Peracik Aroma, konten dan judul dari postingan ini semuanya berbeda, tetapi semuanya mengarah ke rahasia di balik asosiasi itu.Awalnya daftar peringkat berita hangat diduduki oleh kasus bahan terlarang dalam parfum Kusumo Group dan kolusi yang dilakukan Yuna dengan internal Kusumo Group. Hanya saja, sejak postingan ini keluar, "industri gelap", "Rahasia Asosiasi Peracik Aroma", dan lain sebagainya pada menempati posisi paling atas.Isi dari postingan-postingan ini bervariasi, namun semuanya mengekspos tindak korupsi yang dilakukan banyak pimpinan asosiasi, meningkatkan persyaratan, penyalahgunaan wewenang, dan lain-lain …. Belum sempat pihak asosiasi mencari tahu dari mana asal posting itu, tiba-tiba muncul banyak orang bergabung untuk melakukan pemboikotan.Mereka bahkan
Ditambah lagi dengan banyaknya perjamuan, Louis pun sering merokok dan minum alkohol. Sejak saat itu, hidung yang biasa digunakan untuk mencium berbagai macam aroma itu sudah tidak setajam dulu lagi.Beberapa tahun ini, Louis sudah jarang meracik parfum lagi. Apa lagi ketika melihat postingan di internet, membaca komentar dan makian dari para netizen. Dia baru menyadari ternyata misi dari asosiasi sudah melenceng. Itulah sebabnya tidak ada produk unggul yang berhasil diciptakan dalam beberapa tahun ini.Kepikiran hal ini, Louis menyadari hatinya sudah goyah. Dia mulai menyetujui ucapan Yuna.Louis juga bertanya pada dirinya sendiri. Apakah ini hasil akhir yang diinginkannya?Apa pun ceritanya, selama Louis masih merupakan anggota dari Asosiasi Peracik Aroma, dia harus memikul tanggung jawab ini. Dia tidak akan mengizinkan ada yang menghancurkan reputasi asosiasi.Louis menenangkan dirinya, lalu duduk di depan komputer. Dia membuka Facebook, lalu berpikir sambil mengetik draf pernyataan
Sebenarnya orang yang paling terkejut dalam masalah ini adalah Louis.Selama 2-3 tahun bergabung di Asosiasi Peracik Aroma, boleh dikatakan bahwa Louis memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Yansen. Mereka berdua juga sering berinteraksi. Hanya saja, kenapa Louis tidak menyadari kalau Yansen sudah kehilangan indra penciumannya?Semua ini hanyalah rumor yang ingin menjatuhkan Yansen atau …..Louis berdiri untuk menyeduh teh, lalu meletakkan cangkir di depan komputer sambil merenung. Sekarang Louis sudah tidak sepanik tadi lagi, dia berusaha untuk berpikir dengan kepala dingin.Beberapa tahun ini, ketika Louis bersama Yansen menghadiri acara, seminar, dan lain sebagainya ….Biasanya Louis tidak merasa ada yang janggal. Setelah dipikir-pikir, Louis kepikiran sesuatu.Misalnya setiap kali menjadi juri dalam kompetisi, Yansen selalu mempersilakan Louis untuk menganalisis duluan. Awalnya Louis juga tidak merasa ada yang aneh, dia mengira Yansen hanya ingin mengujinya. Setiap kali Yansen m
“Halo?”“Ini aku, Louis,” ucap Louis dengan langsung.“Tuan Louis.” Suara Yuna terdengar sangat datar. “Ada masalah apa?”“Kamu pasti sudah mengetahui maksudku? Apa semua postingan itu adalah ulahmu?” Kali ini, Louis tidak bertele-tele lagi, sebab semuanya sudah tidak ada gunanya lagi.Yuna pun tersenyum. “Apa kamu sedang menyalahkanku? Kamu menyalahkanku dengan status apa? Dengan status wakil kepala asosiasi?”“Kamu berani berbuat, tapi nggak berani ngaku?” Louis langsung membuka tombol rekaman di ponselnya.“Sejak kapan aku tidak mengakuinya? Sejak kapan aku bilang semua ini ulahku?” balas Yuna dengan tersenyum ringan. “Aku juga sudah lihat postingan tentang asosiasi kalian. Isinya cukup mengejutkan, ya? Aku juga penasaran ingin bertanya pada Tuan Louis. Isi dari postingan-postingan itu asli, ya? Kamu kan wakil kepala asosiasi, kamu seharusnya jelas, ‘kan?”“Tentu saja palsu!” jawab Louis tanpa berpikir. Mana mungkin Louis akan mengakui masalah ini, apalagi dia sedang merekam pembica
Di antara mereka justru Nathan yang begitu tidak berisik. Dia tidak menangis atau merengek, dan dengan patuhnya dituntun menuju meja operasi.Yuna merasa sakit dan sedih melihat Nathan yang masih sangat muda harus melalui semua ini. Dia hanyalah anak kecil yang tidak tahu apa-apa tentang apa yang akan dia hadapi, dan tidak sadar bahwa selama ini dia hanya dianggap sebagai bahan percobaan oleh orang dewasa yang tidak bertanggung jawab.Tanpa alasan yang jelas dia dirampas dari kedua orang tuanya untuk waktu yang lama. Bukan hanya tidak bisa pulang lagi ke rumahnya, dia bahkan harus menerima kematian dengan cara yang tragis.“Ratu, jangan!” kata Yuna kepada Ratu dengan suara lantang. “Kamu tahu seberapa besar risiko eksperimen ini. Mana mungkin kita biarkan eksperimennya tetap dijalankan. Cepat hentikan eksperimen ini sekarang juga!”Fred yang sudah berada di atas meja operasi juga mengangguk. Baru kali ini dia memiliki pendapat yang sama dengan Yuna. Dia berkata, “Benar! Benar! Eksperim
Mana mungkin Fred mau mati begitu saja sebagai bahan percobaan dari eksperimen yang bahkan belum sepenuhnya rampung ini? Ya, dia tahu jelas kalau eksperimen ini masih belum sempurna dan persentase keberhasilannya juga sangat rendah. Sebelumnya dia begitu berani dan ngotot karena yang menjadi subjek percobaannya bukan dia. Tetapi kalau posisinya ditukar dia yang menjadi subjeknya, jelas dia tidak berani.“Sudahlah, nggak perlu juga aku bertanya,” ujar sang Ratu tersenyum. “Ayo mulai!”Seiring dengan seruan perintahnya yang datar itu, anak buahnya langsung maju mengamankan Fred dan membawanya ke meja operasi.“Nggak! Jangan—” Fred menjerit. “Yang Mulia nggak bisa begini! Aku masih dibutuhkan untuk menjalankan eksperimen ini. Kamu juga masih membutuhkanku. Yang Mulia nggak bisa melakukan ini padaku!”“Tadi kamu nggak bilang begini,” kata sang Ratu tersenyum sinis. “Memangnya ada apa? Apa eksperimennya terlalu menakutkan? Bukannya kamu tadi dengan yakinnya bilang kalau persentase keberhasi
Hampir semua orang yang hadir di sana syok ketika sepasang orang dewasa dan anak kecil itu masuk.“Nathan!” seru Yuna histeris. Betapa kagetnya dia akhirnya menemukan Nathan yang selama ini dia cari-cari di tempat iin. Sudah lama sekali Yuna mencari dan ingin menolongnya, tetapi usahanya selama ini tidak ada hasil. Yuna bahkan sampai kehabisan akal harus bagaimana lagi dia bisa menyelamatkan Nathan, tetapi tak disangka-sangka ternyata malah bertemu di situasi yang aneh ini.Ketika mendengar suara Yuna dan bertemu secara langsung, Nathan sangat bahagia dan tersenyum, dan dengan gayanya yang santun dia menyapa, “Tante Yuna!”“Kamu masih kenalin Tante!” Dengan penuh semangat Yuna ingin berlari memeluknya, tetapi dia lupa kalau tubuhnya masih terikat ke kursi.“Iya!” jawab Nathan mengangguk, tetapi dia dia berjalan menghampiri Yuna. Yuna juga menyadari, meski bisa bebas berjalan, tangan Nathan sedang digenggam oleh seseorang sehingga dia tidak bisa berkeliaran.Dengan ekspresi terheran-her
Hanya saja sedetik kemudian, bagai air yang menyiram habis percikan harapan yang tersisa, sang Ratu berkata, “Kalau kamu memang masih setia padaku, kamu pasti nggak keberatan untuk melakukan satu hal lagi, bukan?”“.…”Fred merasakan firasat buruk menghantuinya, tetapi dia tetap memberanikan diri untuk bertanya, “Apa … apa itu?”“Gimana kalau kamu yang gantikan aku jadi percobaan R10 ini? Kita lihat apa benar-benar berhasil seperti yang kamu bilang atau nggak.”“Yang Mulia … aku ….”Bahkan Yuna juga kaget mendengarnya dan secara spontan melirik ke arah sang Ratu. Dia melihat wajah sang Ratu menyunggingkan seulas senyum tipis.“Haha, nggak berani? Bukannya kamu bilang kamu setia padaku dan rela melakukan apa saja? Kenapa sekarang malah takut?”“Bukan itu!” bantah Fred seraya menggertakkan giginya. “Bukannya nggak berani, tapi Yang Mulia tahu sendiri eksperimen ini membutuhkan kontrol yang ketat. Waktu itu aku sampai lari ke sana kemari demi mencari tubuh pengganti untuk Yang Mulia. Aku
Rainie segera menghentikan langkahnya dan berpikir apa mungkin Yuna menyadari niatnya untuk melarikan diri? Namun di situ Yuna haya menatapnya dingin dan kembali berfokus kepada Fred.“Kamu sudah dari awal menemukan tubuh penggantimu dan mempersiapkan jalan keluar untuk kamu sendiri. Fred, kamu sudah merencanakan semuanya dengan sangat matang, luar biasa! Kamu bahkan sudah membuat rencana jangka panjang mencari pengganti yang kecil supaya kamu punya banyak waktu untuk bersiap-siap. Benar, ‘kan?” kata Yuna.Rona wajah Fred memucat, tetapi dia masih tetap mati-matian menyangkal, “Omong kosong! Terserah kamu mau bilang apa. Ratu sudah nggak percaya padaku lagi. Dia cuma percaya apa yang keluar dari mulut kamu!”“Aku omong kosong atau memang tepat sasaran, kamu sendiri yang paling tahu!” balas Yuna.Mendengar itu, Rainie mulai menyadari sesuatu. Kata-kata Yuna terdengar agak aneh, tetapi anehnya Rainie dapat memahami apa yang dia sampaikan. Lantas dengan keterkejutan di wajah dia menatap Y
Jelas-jelas dia sudah menguasai segala. Jelas-jelas sebentar lagi dia akan berhasil. Tinggal satu langkah terakhir saja untuk mewujudkan impiannya, tetapi tiba-tiba semua itu hancur berkeping-keping dan tak bersisa!“Oke, sandiwaranya cukup sampai di sini. Sekarang waktunya penutupan! Padahal aku sudah kasih kamu kesempatan, tapi sayang kamu nggak menghargainya dengan baik. Kamu pasti mau mengkhianatiku! Fred, aku benar-benar kecewa sama kamu,” ucap sang Ratu dengan penuh rasa penyesalan. Sang Ratu masih merasa kasihan pada Fred dan ingin memaafkannya. Mau bagaimanapun, Fred sudah melayaninya selama bertahun-tahun dan melakukan tugasnya dengan baik sebagaimana sebilah pedang tajam yang dapat menebas apa pun dengan efisien. Sayangnya, pedang ini memiliki pemikirannya sendiri, bahkan sampai tega untuk menyerang pemiliknya dan berniat untuk menggantikannya. Mau setajam apa pun pedang itu, pada akhirnya tetap harus dihancurkan.“Yang Mulia salah paham. Aku selalu bilang eksperimen ini untu
“Salahmu itu kamu terlalu sombong!” kata sang Ratu. Dia lalu perlahan bangkit dengan kedua tangan bertopang ke pegangan yang ada di kedua sisinya. Auranya kini terlihat berbeda dari yang biasa. Fred kaget melihat perubahan aura sang Ratu. Dan di momen itu dia juga menyadari satu hal.“Badanmu sehat-sehat saja?! Jadi selama ini kamu cuma pura-pura sakit?! Jadi semua ini cuma tipuan. Kamu sebenarnya nggak sakit sama sekali!”“Benar. Kalau nggak begitu, kamu nggak mungkin mempercepat eksperimen ini?”Sang Ratu tersenyum begitu ramah dan hangat, tetapi di mata Fred senyuman itu lebih terasa seperti sindiran kepadanya yang menusuk dalam sampai ke tulang.“Mana mungkin! Ini mustahil bisa terjadi!” kata Fred. Dia masih tidak bisa menerima fakta kalau selama ini dialah yang dipermainkan. Dia sudah bertahun-tahun mencurahkan hatinya menyiapkan semua rencananya, tetapi di detik ini dia malah menyadari kalau itu semua hampa. Rencananya sudah sejak lama diketahui oleh sang Ratu. Fred tidak rela da
“Nggak cuma disini, bahkan di luar sana pun sudah banyak orang pemerintahan yang mendukung saya. Yang Mulia tenang saja, pokoknya semua urusan kenegaraan serahkan saja ke saya. Yang Mulia bisa menikmati hidup,” kata Fred seraya tersenyum membeberkan ambisinya, yang juga secara terang-terangan mengakui semua perbuatannya selama ini.“Oh ya? Coba kasih tahu aku ada siapa saja yang mendukung kamu?”“Ada apa, Yang Mulia? Apa Yang Mulia mau menghabisi semua pendukung saya? Sayang sekali, saya nggak akan kasih kesempatan ke Yang Mulia untuk itu. Lagi pula untuk apa? Padahal tadi semuanya lancar-lancar saja. Yang Mulia cukup terima operasi dan eksperimen ini dengan baik-baik, dan Yang Mulia bisa menikmati keberhasilan dari semua ini, bukan? Kenapa Yang Mulia harus melawan dan membuat keributan. Lihat … Yang Mulia coba lihat apa yang sudah Anda perbuat sampai mereka semua menertawakan Anda! Baiklah, kalian semua bawa mereka pergi, dan jangan kasih siapa pun masuk lagi ke tempat ini. Tanpa peri
Dengan penuh rasa percaya diri Fred menjawab, “Tentu saja! Yang Mulia jangan khawatir. Eksperimen kali ini ….”Sayangnya belum selesai Fred berbicara, tba-tiba sang Ratu tertawa dengan begitu aneh. “Baguslah! Kalau memang kamu seyakin itu, aku nggak perlu khawatir lagi!”“Tentu saja, Yang Mulia. Jangan takut!”Betapa kagetnya Fred ternyata semuanya berjalan dengan lancar. Mulanya dia berpikir Ratu pasti akan mati-matian menolak, tetapi ternyata dia malah setuju. Benar saja, sang Ratu masih sangat percaya kepadanya. Namun … sesaat kemudian Fred melihat ada sekumpulan orang yang masuk ke dalam.“Siapa yang kasih kalian masuk? Keluar sana!” serunya.Namun mereka hanya diam saja di tempat dan berdiri mengelilingi Fred.“Kalian nggak dengar perintahku? Anak buah siapa kalian! Kalian sudah nggak mau hidup lagi? Cepat keluar dari sini!”“Justru mereka masih ingin hidup, makanya mereka ada di sini,” kata sang Ratu.“Hah? Oh jadi mereka ini anak buah Yang Mulia?!”Sang Ratu tidak menjawab, teta