Yuna tidak tahu, apalagi Logan. Logan hanya tahu Valerie ikut Lawson ke Prancis. Dia sama sekali tidak tahu apa yang terjadi setelah itu. Lagi pula, setelah mendapatkan pria yang lebih hebat, Valerie tidak pernah menghubunginya lagi. Sedangkan Logan juga sudah tidak peduli lagi.Pada awalnya, Valerie sudah tidak ada hubungannya dengan Logan. Namun, kedua produk baru ini memang menggunakan nama Valerie. Karena saat itu mereka belum mengalami perselisihan. Terlebih lagi, bagaimanapun hubungan Valerie dan Lawson, itu memang bisa membantu dalam kompetisi tahunan. Setelah melalui berbagai pertimbangan, Logan tidak melakukan perubahaan apa pun. Namun, siapa sangka dia akan mendengar kabar seperti itu.“Apa kamu bilang? Valerie jadi dalang penculikan? Nggak mungkin!”Meskipun hubungannya dengan Valerie telah berakhir, Logan masih memahami sifat perempuan itu.Valerie memang licik dan penuh trik, juga keras kepala dan haus akan kekuasaan. Akan tetapi, Valerie tidak akan pernah melakukan hal se
“Memang nggak ada hubungannya denganku.”Begitu melihat mata Yuna yang tidak percaya, Brandon langsung mengubah kata-katanya, “Oke, aku akui memang ada sedikit hubungan denganku.”Usai berkata, pria itu menjentikkan ujung kelingkingnya, menunjukkan kalau itu benar-benar hubungan yang sangat kecil dan tidak penting.Namun, mustahil Yuna akan percaya begitu saja.“Sedikit?”Sebelumnya Brandon berkata kalau itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan Brandon. Namun sekarang, jadi ada sedikit hubungan.“Benar-benar sedikit saja,” kata Brandon dengan tegas. Dia memegang bahu Yuna dengan kedua tangannya, seolah dengan begitu dia bisa membuat Yuna lebih percaya padanya.“Aku hanya membocorkan sedikit informasi kepada polisi di Prancis. Aku beri tahu mereka mungkin ada dalang di belakang layar. Sekalian aku kasih sedikit bukti. Sisanya, polisi sendiri yang lakukan. Polisi yang tangkap mereka, polisi juga yang menahan mereka, polisi juga yang menentukan tuntutan pidana merea. Benar-benar nggak
Logan sendiri sudah tidak tahu berapa botol yang telah dia habiskan. Dia benar-benar terlalu frustrasi. Hidupnya tidak pernah gelap seperti saat ini. Dia merasa semuanya sudah berakhir.“Ganteng, bosan banget minum sendirian. Temani aku minum, dong.” Seorang perempuan seksi mendekati Logan dan tertawa di sampingnya.Logan membuka matanya, tapi sama sekali tidak bisa melihat dengan jelas siapa orang di depannya. Dia mengangkat gelasnya dengan linglung dan berkata, “Oke! Sini, temani aku minum!”Saat ini, seseorang berjalan cepat ke arah mereka. Tanpa memedulikan teriakan perempuan di sebelah Logan, orang itu langsung mendorong perempuan itu ke samping. Sedangkan Logan malah bersendawa, lalu berkata, “Siapa kamu? Berani-beraninya atur-atur a-aku ....”Logan bahkan belum menyelesaikan kalimatnya. Namun, orang itu sudah menarik kerah bajunya dan langsung menyeretnya keluar dari bar.“Si-siapa kamu? Apa ya-yang kamu lakukan?”Setelah diseret keluar dari bar, ditambah dengan angin dingin yan
“Sudahlah, toh cuma kompetisi tahunan. Tahun ini nggak ikut juga nggak masalah, ‘kan? Lagian kita juga masih punya waktu, buat apa kamu panik begitu!”“Tapi … kita sudah nggak keburu!”Bagaimana mungkin tidak panik? Meski masih ada sisa waktu dua bulan, daftar namanya sudah diajukan ke panitia. Kalaupun masih sempat melakukan perbaikan, untuk mengembangkan produk baru dan menunggu hasilnya keluar tetap membutuhkan proses yang panjang. Selama dua bulan ini, jangankan membahas soal apakah masih sempat untuk meluncurkan produk baru. Kalaupun berhasil membuat produk baru, apakah sudah pasti produk itu bisa memenangkan penghargaan?Yang harus dihadapi saat ini bukan hanya kompetisi tahunan, tapi juga masalah terkait pembuat kedua parfum ini yang sedang terjerat kasus besar. Hal ini pasti akan sangat berpengaruh terhadap reputasi perusahaan. Yang harus Logan lakukan saat ini adalah berusaha sebisa mungkin untuk mengembalikan citra dan nama baik perusahaan, serta menjelaskan situasinya kepada
“Maaf, Ma, aku salah! Aku kira kali ini pasti lancar semua, nggak tahunya ada saja yang kacau. Aku sendiri nggak nyangka Valerie bakal sebodoh itu sampai menculik Yuna. Aku benar-benar nggak tahu dia bakal berbuat kayak begitu! Lagian … aku juga nggak tahu kalau ternyata Lawson yang Mama kenalin itu ternyata pecandu narkoba. Cerita dia pakai obat-obatan sudah terkenal di mana-mana!”Logan baru tahu semua ini ketika dia memerintahkan anak buahnya untuk menyelidiki Lawson setelah dia tahu Valerie membuat rencana menculik Yuna. Tak heran Logan tidak bisa menghubungi Valerie lagi dan tidak menemukan informasi apa-apa soal Lawson. Ternyata mereka sudah ditahan oleh kepolisian Prancis.“Iya, iya, Mama juga ditipu sama dia!” seru Tania kesal ketika mengungkit nama Lawson.Saat itu memang Tania yang ceroboh. Dia hanya tahu kalau Lawson cukup ahli dalam peracikan parfum, dan penghargaan yang pernah dia menangan itu benar adanya, tapi siapa yang mengira ternyata dia mencuri karya orang lain dan
“Kamu lihat sendiri …? Brandon? Brandon dari Uniasia?”Tania tentu tahu siapa itu Brandon. Jangankan Suba, bahkan di satu Indonesia pun, nama keluarga Setiawan sudah menggema ke segala penjuru. Brandon adalah penerus keluarga Setiawan yang paling dikagumi sepanjang sejarah, dan sudah pasti dia menjadi incaran para wanita.”Pria seperti itu mau hidup bersama dengan Yuna?Namun jika dipikir-pikir kembali, tidak ada yang mustahil. Jika Yuna hanya orang biasa, mungkin saja Brandon cuma main-main dengannya, tapi kenyataannya Yuna adalah bagian dari keluarga Tanoto. Kalau sampai kedua keluarga itu bersatu melalui pernikahan, entah akan sebesar apa mereka.“Ma, cowok yang ada di hati Yuna bukan aku lagi. Sekeras apa pun aku berusaha nggak ada gunanya. Gimana, nih?”“Gimana? Sekarang kamu masih nanya harus gimana?! Dari dulu kamu nggak pernah dengar apa yang Mama bilang. Waktu dia ada buat kamu, kamu nggak menghargai dia. Sekarang dia sudah pergi, baru kamu menyesal!”“Aku … waktu itu aku khil
“Kamu ini perwakilan perusahaan, sikap kamu dalam menghadapi ini penting banget! Kalau kamu bisa bilang dengan tegas hubungan kamu sama Valerie sudah berakhir, orang lain nggak bakal nuduh kamu yang macam-macam lagi. Paling-paling mereka cuma bilang kamu orang yang nggak punya perasaan, kabur di waktu rekan kerja kamu kesusahan.”“Er … kalau begitu bukannya sama saja, aku yang ujung-ujungnya kena hujat?”“Terus kamu maunya gimana?! Kamu sendiri yang cari gara-gara! Sekarang kamu cuma bisa beresin masalah ini diam-diam, nggak usah banyak omong. Makin kamu banyak omong, malah makin banyak celahnya nanti. Pokoknya selama beberapa hari ini kamu nggak usah terlalu banyak muncul di tempat umum. Jangan pikir malam ini kamu masih bisa pergi minum-minum di bar, ya! Apa kamu nggak takut cepat mati?!”“Iya … aku salah.”Logan hanya bisa menundukkan kepala dalam perasaan bersalah, tapi apa yang ibunya katakan itu memang ada benarnya, dan Logan cukup mendengar nasihatnya saja.“Kamu harus bisa biki
Reaksi yang Logan berikan ternyata cukup cepat. Di hari kedua, dia sudah meminta tim humas perusahaan untuk menyampaikan surat pernyataan dan meminta maaf secara pribadi kepada para pemegang saham. Pertama-tama, dia mengaku bahwa semua ini adalah akibat dari kelalaiannya sendiri, lalu dia juga menjelaskan jika kedua parfum tidak segera ditarik dari penjualan, kerugian yang mereka alami akan jauh lebih besar dari perkiraan. Dan yang terakhir, Logan juga berjanji akan secepat mungkin mengeluarkan parfum baru sebagai pengganti guna menutup kerugian yang saat ini mereka alami.Para pemegang saham tentu tidak senang dengan kondisi mereka sekarang ini, tapi semuanya sudah terjadi. Mereka juga tidak punya ide lain yang lebih bagus, dan cara Logan meminta maaf juga terlihat sangat tulus. Siapa pun tidak ingin uang mereka hanyut begitu saja, makanya mereka setuju saja dengan usul Logan dan memberikan kesempatan baginya sekali lagi untuk memperbaiki situasi.Dengan mendapatkan pengertian dari pa
“Eh? Yang benar? Kalau begitu aku ….”“Tapi ingat, kamu bebas keluar masuk di dalam gedung, bukan keluar dari tempat ini. Paham? Kalau kamu berani keluar satu langkah saja, aku nggak bisa melindungi kamu!” kata Fred sembari menepuk bahu Rainie dengan ringan.Seketika itu juga hanya dalam sekejap kegirangan Rainie langsung menghilang. Di detik itu dia mengira sudah bisa bebas keluar masuk kedutaan dan mendapatkan kembali kebebasannya. Namun ketika dipikirkan lagi dengan baik, apa yang Fred katakan tidaklah salah. Lagi pula apa untungnya juga Rainie keluar. Dengan kondisi sekarang ini, dia keluar sedikit saja pasti akan langsung ditangkap oleh anak buahnya Brandon atau Edgar.Bicara soal Edgar membuat Rainie teringat dengan lab yang sudah dihancurkan itu, serta kedua orang tua dan juga rumahnya. Rainie sempat berpikir untuk mengunjungi rumahnya semenjak dia bebas dari Brandon. Tetapi dari kejauhan Rainie melihat ada orang yang memindahkan barang-barang di rumahnya. Dan dari omongan orang
Ross melihat ke sana kemari seolah-olah sedang khawatir ada orang yang sewaktu-waktu datang mengejarnya. Rainie yang menyadari perilaku itu segera berkata, “Pak Fred ada pertanyaan untuk Pangeran. Dia pasti berniat baik, jadi tolong Pangeran jawab pertanyaannya dengan baik, ya?”Kemudian, Rainie sekali lagi mengetuk jarinya ke botol. Ross tampak mengernyit dan sedikit kebingungan, tetapi dia lalu mengangguk dan berkata, “Ya!”Rainie berbalik menatap Fred dan mundur ke belakangnya. Sembari menatap Ross dari balik layar ponsel, dia berdeham, “Pangeran Ross, selama perjalanan apa sudah dapat kabar tentang Yang Mulia?”Sudah pasti belum ada, tetapi Fred sengaja bertanya seperti itu kepada Ross. Benar saja, Ross menggelengkan kepala menjawab, “Belum ada. Tapi kurasa karena aku baru pergi satu hari, jadi belum terlalu jauh. Kamu bilang mamaku pergi ke tempatnya suku Maset atau semacamnya, ‘kan? Mungkin perlu beberapa hari baru bisa sampai ke sana.”“Iya, betul. Yang Mulia bilang mau pergi ke
Selagi Rainie sedang berpikir, Fred masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.“Hari ini kamu sudah hubungi dia?”“Sudah, baru saja. Lokasinya sesuai. Aku juga sudah video call, nggak masalah,” jawab Rainie.Dia tidak berani mengatakan kepada Fred kalau dia memiliki kecurigaan terhadap Ross. Dia tidak mau Fred tahu kalau karyanya belum sempurna.“Ok,e coba hubungi dia lagi!”“Eh?”“Kenapa, ada masalah?”“Nggak, tapi tadi baru saja aku telepon. Apa … ada pertanyaan yang mau disampaikan?”“Nggak ada, aku cuma mau ngobrol langsung sama dia sebentar. Nggak boleh?”“... oh, tentu saja boleh.”“Kalau begitu tunggu apa lagi ? Cepat telepon dia lagi!”Rainie pun kembali menghubungi nomor Ross sembari memegang erat botol birnya, berharap semua berjalan lancar sesuai rencana. Telepon sempat berdering beberapa saat sampai akhirnya diangkat oleh ross. Di video call tersebut Ross memakai topi dan kacamata sehingga separuh wajahnya tertutup oleh bayangan objek di sekitarnya.“Tadi kenap
Di malam hari, Ross mengirimkan lokasi GPS-nya kepada Rainie. Tentu saja lokasi itu sudah dipalsukan sesuai dengan rencana perjalanannya semula, mengubah alamat IP, dan mengirimkannya kepada Rainie. Tak lama Rainie menghubunginya dengan video call.Untungnya Brandon sudah bersiaga dengan menyiapkan latar yang meyakinan, jadi ketika Rainie menelepon, Ross hanya perlu berdiri di depan latar dan menerima panggilan Rainie.Ketika panggilan tersambung, Rainie langsung memperhatikan apa yang ada di belakang Ross. “Pangeran, di belakang sana banyak pepohonan lebat. Sudah sampai di pinggir kota?”“Tempatnya agak jauh dan terpencil. Supaya menghindari pengawasan dari pihak berwenang, aku nggak bisa lewat jalan besar,” jawab Ross, kemudian dia gantian bertanya, “Urusan di kedutaan lancar? Fred bisa menanganinya?”“Pak Fred pasti bisa, maaf jadi merepotkan Pangeran,” jawab Rainie.“Nggak apa-apa! Memang ini sudah kewajibanku menjaga keamanan mamaku sendiri.”“Baiklah kalau begitu, Pangeran. Selam
Yuna memiringkan kepalanya sedikit sembari menarik tangan Juan, lalu menatap wajahnya dan berkata dengan penuh amarah, “Kamu dipukuli?!”“Nggak apa-apa!”“Apanya nggak apa-apa! Kamu dipukuli mereka?!”Yuna spontan mengubah posisi duduk, tetapi dia baru saja sadar dari koma dan tubuhnya masih lemah, alhasil napasnya jadi sedikit terengah-engah.“Siapa? Fred?!”“Kamu kira aku nggak bisa menangkis? Kalau aku serius, dia nggak bakal bisa mengenaiku sedikit pun!”“Beraninya dia memukulmu?!”Jelas sekali ucapan Juan sama sekali tidak digubris oleh Yuna. Dia sudah terlanjur diselimuti oleh kemarahan melihat gurunya disakiti oleh orang lain. Mulut Yuna memang sering kali kasar ketika sedang berbicara dengan Juan, tetapi jauh di lubuk hati dia sangat menghormati gurunya. Waktu Yuna berguru dengan Juan memang tidak terlalu lama dan putus nyambung, tetapi dia sudah belajar banyak sekali darinya. Bagi Yuna, Juan adalah senior yang sangat berjasa dalam hidupnya. Yang lebih membuat Yuna marah, di us
“Hus! Amit-amit! Siapa yang ajarin kamu ngomong begitu! Yuna yang aku kenal nggak begini, sejak kapan kamu jadi sentimental!”“Kamu sendiri juga biasanya nggak pernah percaya sama yang begituan. Jadi, kenapa kamu mau datang ke sini?”“Aku … cuma mau lihat saja apa yang terjadi di sini!”Yuna tidak membalas sanggahan Juan dan hanya tersenyum, sampai-sampai membuat Juan panik dan menyangkal, “Oke, oke. Aku datang untuk lihat keadaan kamu, puas?! Kamu nggak tahunya pasti punya tenaga untuk bikin aku marah. Kayaknya kamu sudah sehat, ya.”“Iya, aku sudah mendingan!” kata Yuna, dia lalu hendak mencabut jarum-jarum yang masih tertancap di badannya.”“Eh, jangan bergerak!” seru Juan, emudian dia mencabut jarumnya satu per satu sesuai dengan urutan dia menusuk sambil menggerutu, “Aku dengar kamu tiba-tiba koma. Bikin aku takut saja. Aku juga dengar dia bilang detak jantung kamu hampir berhenti. Biar kutebak, kamu …. Ah, biarlah. Kamu ini, nggak pernah peduli sama badan sendiri. Bisa-bisanya ka
“Tahan dia, dia masih bisa berguna,” kata Fred.“Aku nggak akan pergi dari kamar ini!” Tiba-tiba Juan memberontak dan akhirnya melawan perintah Fred. “Kalau kamu mau aku angkat kaki dari kamar ini, lebih baik bunuh aku saja sekalian!”“Kamu pikir aku nggak berani?”“Terserah kamu saja!”Juan langsung duduk bersila di lantai dan tangannya memeluk ujung kasur dengan erat. Mau diapa-apakan oleh mereka pun Juan tidak akan mau berpindah tempat. Jangan remehkan tubuhnya yang sudah menciut akibat usia, walau begitu pun tenaganya masih lumayan besar sampai ditarik oleh banyak orang pun dia tetap tak berpindah. Namun keributan itu membuat Yuna merasa terganggu.“Pak Tua … hentikan!”Fred melompat kegirangan akhirnya mendengar Yuna sudah bisa bicara. Dia segera meminta mereka untuk berhenti dan berjalan menghampiri Yuna.“Akhirnya kamu bangun juga. Mau ngomong juga kamu sekarang? Yuna, kamu sudah keterlaluan! Kamu pikir dengan bunuh diri, kamu berhasil merusak rencana besarku?”“Aku nggak ngerti
Namun Yuna masih sangat lemah meski jantungnya sudah kembali berdenyut. Dia kelihatan sangat lesu seperti orang yang sedang mengalami depresi berat. Fred pun menyadari itu, dan dia langsung memberi perintah kepada para dokternya, “Hey, cepat periksa dia!”Para dokter itu pun berbondong-bondong datang dan melakukan berbagai macam pemeriksaan, lalu mereka menyimpulkan, “Pak Fred, untuk saat ini dia baik-baik saja. Nggak ada kondisi yang membahayakan, tapi dia masih sangat lemah dan butuh waktu istirahat.”“Perlu berapa lama? Apa dia masih bisa pulih seperti semula?”“Itu … kurang lebih minimal setengah bulan.”“Setengah bulan? Lama banget!”Setengah bulan terlalu lama dan malah mengganggu pekerjaannya. Fred tidak punya cukup kesabaran untuk menunggu selama itu. Namun sekarang tidak ada jalan lain yang lebih baik, mau tidak mau dia harus bersabar. Dia lantas berbalik dan melihat ke arah Juan. Dia mendekatinya dan menarik kerah bajunya seraya berkata, “Hey, tua banga, aku menganggap kamu s
Anak buahnya yang berjaga di luar ruangan juga langsung masuk dan menghentikan Juan begitu mereka mendapat arahan dari Fred. Fred sendiri juga langsung berlari ke kamar itu secepat mungkin, tetapi sayang dia terlambat.Monitor ICU mengeluarkan bunyi nyaring dan garis detak jantung Yuna juga sudah menjadi garis lurus.“Nggak, nggak!” Fred langsung berlari memegang bahu Yuna dan menggoyangkan tubuhnya.“Kamu belum boleh mati! Kamu nggak boleh mati tanpa perintah dariku!”Fred berteriak-teriak seperti orang gila, dan tim medisnya juga masuk melakukan resusitasi jantung, tetapi garis horizontal di monitor ICU tetap tidak berubah, yang berarti Yuna sudah mati.“Nggak mungkin ….”Fred berbalik menatap Juan yang sudah ditahan oleh pengawal dan membentaknya, “Kenapa? Kenapa?! Dia itu muridmu, murid kesayanganmu! Kamu datang ke sini untuk menolong dia, bukan membunuh dia!”Di tengah gempuran emosi yang dahsyat, Fred melayangkan pukulan telak di wajah Juan sampai Juan mengeluarkan darah segar da