Melihat ekspresi di wajah Yuna yang datar membuat Rainie tidak bisa menerka apakah yang dikatakannya itu benar atau hanya gertakan kosong.“Rainie, jangan pikir kamu sudah menang,” ujar Yuna.“Justru kamu yang jangan senang dulu! Yuna, kita lihat saja nanti!”Rainie langsung pergi seusai dia mengatakan itu. Namun apa yang tadi dia katakan tidak salah. Ya, Yuna memang hanya membual. Hanya dari telepon dari Brandon saja mana mungkin Yuna bisa tahu cacing apa yang berada di dalam tubuhnya Chermiko. Jangankan itu, cara penularannya saja tidak tahu, apalagi cara melawannya. Walau begitu, Rainie pasti tahu cacing apa itu dan bagaimana cara mengatasinya.Dilihat dari ucapannya yang tak sengaja keluar, kemungkinan cacing parasit itu memang bukan dari suku Maset. Apa yang tercantum di dalam buku kuno itu tidak salah, tapi masih tetap harus dilengkapi lagi dengan data-data yang ada di luar negeri. Yuna harus secepat mungkin mencari tahu itu dan mengabarinya ke Juan.Entah bagaimana kondisi Juan
Shane mengerti apa yang Yuna tanyakan karena sebelumnya dia juga sudah mendapat informasi dari Brandon, maka itu dia langsung menjawab, “Nggak! Aku nggak tahu apa-apa soal itu! Aku sadar kepercayaan kamu dan Brandon terhadapku sudah hilang, tapi aku bersumpah ini nggak ada kaitannya denganku! Lagi pula, selama kamu di sini juga sudah lihat sendiri, sebenarnya aku nggak punya jabatan apa-apa di sini. Aku nggak dipercaya untuk menangani tugas penting, nggak mungkin mereka kasih tahu aku soal itu. Waktu itu aku cuma merasa nggak ada pentingnya melibatkan orang lain yang nggak berdosa, dan si Chermiko itu sudah sangat menderita di sini. Waktu itu selagi ada kesempatan, aku bebaskan saja dia karena merasa kasihan. Tapi aku juga nggak menduga kalau ternyata itu semua sudah bagian dari rencana mereka. Aku juga … jadi korban!”Kejadian itu terus menghantui Shane selama ini. Hanya dengan mengingatnya kembali saja langsung membuat dia berkeringat dingin. Mengira dirinya aman tak bercelah, tetapi
Semua orang yang ada di tempat ini bukan orang biasa. Mau tidak mau Shane juga harus beradaptasi agar bisa bertahan hidup menghadapi para manusia licik itu.“Tenang saja, aku pasti bakal pikirkan cara untuk cari petunjuk dari dia. Tapi … kamu tahu dari mana pasti dia orangnya?”“Aku yakin,” jawab Yuna singkat. “Kecuali, di tempat ini ada orang lain yang juga tahu banyak tentang kedokteran tradisional.”“Nggak ada! Di sini selain kamu dan Rainie, sisanya orang dari luar negeri semua.”Shane yakin akan hal itu karena dia pernah melihat daftar nama semua orang yang bekerja di sini. Tentu saja tidak menutup kemungkinan adanya beberapa hal yang di luar sepengetahuannya, tetapi Shane cukup yakin.“Apa ada … orang dari negara Taya?”“Kayanya nggak ada.”“Kamu yakin?”“Sebentar, nanti coba kucek lagi, tapi seharusnya sih nggak ada. Memangnya kenapa? Kamu curiga sama mereka?”“Nggak juga, sih. Pokoknya coba cari saja dulu, atau pernah nggak Rainie pergi ke Taya?”“Oke, nanti kucari! Tadi Brando
Namun demikian, keesokan harinya Brandon mendapati situasi ternyata tak sebahagia yang dia bayangkan. Juan tertidur dan tak kunjung siuman! Pagi hari itu Chermiko membawakan bubur untuknya, tetapi begitu dia masuk kamar, dia menemukan wajah kakeknya merah padam yang tidak wajar. Juan yang tertidur lelap dan tak kunjung bangun meski sudah dipanggil-panggil. Ketika dahinya diraba pun suhu tubuhnya ternyata sudah sangat tinggi.Setelah dicek dengan termometer, panasnya sudah mencapai 39.8 derajat. Biasanya hanya dengan makan obat pereda panas bisa langsung turun, tetapi kali ini mereka tidak berani bertindak sembarangan.Siapa yang tahu, bisa saja obat pereda panas justru malah akan merangsang cacing itu menjadi lebih ganas. Mau tidak mau mereka hanya bisa meredakan panas dengan cara biasa seperti menggosok badannya dengan lap. Ketika dilakukan, panasnya memang sempat turun, tetapi Juan masih tetap tak sadarkan diri.Brandon juga sudah coba untuk memeriksanya, tetapi dia pun tak punya sol
“Dia kenalanku,” kata Brandon. “Kalau begitu sudah dulu, ya, nanti aku kabari lagi.”“Jadi untuk masalah dokternya .…”“Nggak usah dulu.”Setelah panggilan itu berakhir, Brandon bertanya pada Chermiko, “Kenapa?”“Dokter di luar saja nggak berguna. Ini bukan penyakit biasa! Kamu sendiri tahu itu!”“Iya, tapi dengan situasi kita sekarang ini nggak ada cara yang lebih baik lagi. Demamnya Pak Juan nggak turun-turun, dan keadaan pelayan rumah juga belum membaik. Kalau dibiarkan terus juga nggak bagus. Kalau ada dokter siapa tahu bisa ….”“Aku dokternya!” seru Chermiko.“.…”“Aku memang dari awal seorang dokter yang berguru di bawah dokter terkenal,” ujar Chermiko menekankan, tetapi nada bicaranya kali ini jauh berbeda dengan biasanya. Biasanya setiap kali berkata seperti itu selalu dengan nada yang angkuh dan percaya diri, tetapi kali ini dia berkata dengan sikap yang lebih serius dan tegas.“Beberapa hari ini aku sudah sangat menyusahkan. Sejak keluar dari lab sial itu, aku berlagak sepert
Jarum jam perlahan berdetak, dan waktu pun terus berjalan. Kesunyian yang mengisi suasana membuat suara detak terdengar dengan amat jelas. Yuna duduk di samping kasurnya sambil memegangi perut dengan satu tangan, sementara satu tangannya lagu mengusap layar ponsel.Bohong jika bilang Yuna tidak merasa gugup, tetapi mungkin ini pertama kalinya Yuna merasa segugup ini dalam seumur hidupnya. Dulu ketika menemui kesulitan apa pun, dia selalu bisa mengatasinya. Akan tetapi masalah yang dia hadapi sekarang tidak semudah itu. Yang dia hadapi kali ini sudah menyangkut keselamatan nyawa banyak orang.Di dalam sekarang hanya ada dia seorang. Shane sudah berkata sebelumnya untuk bertemu di kantornya di lantai bawah ketika waktu yang dijanjikan tiba. Walaupun semua yang mereka lakukan di sini tak akan bisa lepas dari pengawasan para atasan organisasi ini, pasti tetap ada cara.Siang hari adalah waktu di mana “Bos” mereka sedang lengah. Di sisinya ada beberapa pengawal yang berjaga, tetapi Shane pa
Yuna tidak mengada-ada, dia sungguh tidak punya waktu karena setiap harinya dia terkurung di tempat yang seperti kandang ini. Lagi pula kalaupun Yuna bisa pergi, entah sudah seperti apa keadaan di luar sana. Karena itulah bisnis parfumnya terpaksa dikesampingkan dulu.Stella yang biasanya menuruti apa kata Yuna kali ini memberikan sedikit pendapatnya, “Tapi … ini orang dari kerajaan Yuraria, dan dia juga sudah sampai di sini. Dua hari lagi mungkin sampai ke ibu kota. Aku kira kamu sudah ngomong sama mereka.”“Sejak kapan aku pernah bilang begitu, aku … eh, tadi kamu bilang mereka dari mana?”“Yuraria.”“Yuraria mananya?”“Dari … istana kerajaan! Tadi kan aku sudah bilang. Cakupan bisnis kita sudah luas banget dan pernah bekerja sama langsung sama masyarakat kalangan atas, tapi tetap saja mereka itu dari istana kerajaan. Kalau kita mengecewakan merek, nggak cuma studio kita saja, tapi bisnis Setiawan Group secara keseluruhan juga akan terpengaruh.”Yang namanya pebisnis tidak akan perna
“Terus, ada apa lagi?”Menyadari Stella masih belum menutup telepon, Yuna menduga pasti masih ada sesuatu yang mau dia sampaikan. Dari dulu Yuna memang lugas sifatnya. Dia akan langsung menutup telepon jika tidak ada lagi yang perlu disampaikan, apalagi kondisi mentalnya juga sedang tidak begitu baik akhir-akhir ini.“Kak Yuna lagi sibuk banget, ya?”“Kamu pasti mau tanya soal Frans, ‘kan?”“Iya, ada kabar tentang dia?”“Memangnya kalian berdua sudah nggak saling kontak lagi?”Meski berada di bawah kendali orang lain sekalipun, Frans masih tetap bersikap cukup baik kepada Stella. Lagi pula mereka berdua juga terus bersama semenjak Frans pulang. Kemudian apa pun yang terjadi setelah itu memperlihatkan sepertinya orang yang mengendalikan Frans memang berniat mengincar Brandon dengan cara merusak hubungan mereka berdua. Kemudian setelah rencananya terbongkar, Frans mau berpisah dari Stella. Stella bukannya tidak mau peduli, tetapi dia benar-benar tidak tahu di mana Frans berada.“Nggak ad