Valerie belum selesai bicara, Lawson tiba-tiba melepaskannya. Hanya saja, raut wajah pria itu agak muram.Valerie justru semakin panik ketika melihat Lawson seperti ini, “Lawson, maaf. Aku ....”Lawson menoleh, mata di balik kacamata berbingkai emas begitu dingin, sama sekali tidak ada kehangatan di sana. “Valerie, aku sudah bilang. Kalau kamu ingin dapatkan apa yang kamu inginkan, kamu harus memuaskan aku dulu. Sikap kamu seperti ini sama sekali nggak menarik.”Pria itu bicara sambil menyalakan rokok dengan santai. Asap mengepul keluar dari mulutnya. Asap rokok yang menyebar dan menyelimuti wajahnya, membuat wajah samping Lawson terlihat begitu kabur. Sementara itu, langit berangsur-angsur menjadi gelap. Valerie tidak mungkin keluar dari mobil dan pergi sendirian.Terlebih lagi, dia sudah berkorban begitu banyak. Bagaimana mungkin dia bisa menyerah sekarang.Valerie menggigit bibir bawahnya, lalu berpikir dengan serius. Kemudian, dia berkata dengan lembut, “Jangan marah, Lawson. Aku h
“Dari mana saja kamu?” Suara Logan begitu dingin, membuat orang yang mendengarnya spontan bergidik.Karena merasa bersalah, Valerie menyentuh rambut-rambut pendek di sebelah telinganya dengan tidak leluasa, “Aku ... pergi cari bahan. Hari ini aku pergi ke ladang bunga dan belajar banyak hal. Aku benar-benar harus berterima kasih pada Pak Lawson.”Valerie berpikir cepat. Dia pun berpikir, daripada menutupinya, lebih baik dia mengatakannya lebih dulu.Valerie mengatakannya secara terbuka. Setidaknya dari luar, dia tidak boleh terlihat bersalah.“Kamu sangat dekat dengannya.” Logan tertawa sinis, nada bicaranya sangat tidak ramah.Sebenarnya, Valerie sendiri tidak yakin seberapa banyak yang Logan ketahui. Atau seberapa banyak yang telah Logan lihat barusan. Namun, selama Valerie tidak mengakuinya, Logan tidak akan bisa menangkap apa pun.Valerie tahu betul kalau hanya ada kesepakatan di antara dirinya dan Lawson. Pria itu tidak mungkin memberinya cinta dan pernikahan. Karena itu, mereka b
Logan selalu merasa ada yang janggal. Namun, dari penampilan Valerie sepertinya semua baik-baik saja.Logan mengalihkan tatapannya, lalu matanya tertuju pada tempat tidur yang besar. Valerie melemparkan tasnya di atas tempat tidur itu. Karena sudah terbiasa, Valerie membiarkan isi tasnya tumpah keluar begitu saja. Ponselnya pun menongol sedikit dari dalam tas.Logan spontan melihat pintu kamar mandi yang tertutup rapat, lalu dia berjalan ke tempat tidur dan mengambil ponsel Valerie.Valerie tidak mengubah kata sandi untuk membuka ponselnya. Logan segera membuka aplikasi Whatsapp. Dia mencari akun Lawson dan membuka kotak obrolan, tapi ternyata di dalamnya kosong melompong. Sepatah kata pun tidak ada. Tidak sampai di situ saja. Logan juga membuka galeri, tapi semuanya tampak biasa-biasa saja. SMS, riwayat panggilan ....Semua yang bisa dia pikirkan telah dia cari dengan teliti. Namun, semua sangat bersih, tidak ada jejak sama sekali.Apakah memang dia yang terlalu banyak berpikir?Logan
Usai memesan makanan, Logan kembali duduk di samping tempat tidur. Dia terus menggenggam tangan Valerie sambil berkata, “Ada lagi yang ingin kamu makan atau minum?”Suara Logan begitu lembut, sorot matanya juga sangat lembut sehingga membuat hati Valerie terasa hangat. Perempuan itu menggeleng perlahan, “Nggak usah, aku baru berapa bulan, nggak semanja itu, kok.”“Omong kosong. Wanita hamil harus merawat tubuh mereka baik-baik, sudah sepantasnya dimanjakan.”Valerie sengaja menggoda Logan ketika melihat wajahnya yang serius, “Oh, ternyata kamu perlakukan aku seperti ini karena ada anak. Kalau nggak ada anak, aku nggak akan dimanjakan lagi, kan?”“Kenapa kamu berpikir seperti itu? Kamu jelas-jelas tahu aku nggak perlakukan kamu seperti itu ....” Logan segera menjelaskan. Begitu dia melihat mata Valerie menyipit, dia tahu perempuan itu sedang menggodanya. Dia pun mengangkat tangannya dan menepuk pipi Valerie dengan lembut, “Kamu nakal, ya. Berani-beraninya goda aku.”Setelah dibuat cekik
Meskipun Logan telah memohon dengan lembut, Valerie tetap memalingkan wajah dengan tegas dan berkata, “Tadi kamu bilang nggak akan buat aku menderita lagi. Kamu tahu, nggak? Sekarang justru masa yang paling nggak stabil. Kamu nggak peduli sama aku dan bayi dalam perut aku hanya karena keegoisanmu itu? Kalau terjadi apa-apa, kamu nggak akan merasa bersalah?”Valerie menurunkan tatapannya. Dilihat dari samping, perempuan itu terlihat sangat sedih. Logan seketika merasa ada yang menuangkan air dingin ke kepalanya, dia pun merasa kecewa.“Maaf, ini salahku. Aku yang nggak bisa mengendalikan diri. Aku nggak sepatutnya minta sama kamu.” Logan meminta maaf. Setelah berpikir sejenak, dia berdiri dan berkata, “Kamu istirahat dulu, sebentar lagi makanan datang. Aku juga mau mandi.”Usai berkata, pria itu bergegas ke kamar mandi. Sesaat kemudian, terdengar suara air yang mengalir dari dalam. Valerie tahu kalau Logan pasti sedang mandi air dingin. Pria itu menggunakan cara yang kasar dan sederhana
Pria di ujung lainnya membalas dengan cukup cepat, tapi juga sangat singkat. Hanya satu kata, “ya.”Yuna merasa senang hanya dengan melihat pria itu membalas pesannya. Dia melepaskan sepatunya dan berbaring di sofa, lalu mengirimkan pesan lagi. “Aku hari ini ke ladang bunga. Akhirnya aku menemukan apa yang aku cari.”“Cendana merah berdaun kecil?”Senyuman di wajah Yuna seketika membeku ketika dia membaca empat kata itu di layar ponselnya. Dia mengerutkan bibirnya, lalu membalas dengan kesal, “Lagi-lagi kamu sudah tahu, nggak seru.”“Barang yang masuk ke pencatatan akun.” Di ujung kalimat, pria itu menambahkan emotikon merentangkan tangan, seolah sangat tidak berdaya.Setelah menatap ponselnya selama dua detik, Yuna baru memahaminya. Maksud pria itu adalah barang yang masuk ke pencatatan akun, dia tidak mungkin tidak tahu.Memang benar, bagaimanapun itu bukan pengeluaran yang kecil. Semua harus dilaporkan dengan jelas, pastinya juga harus menuliskan barang apa yang dibeli. Selain itu,
“Omong kosong! Pak Brandon nggak mengalami kelumpuhan wajah, tentu saja dia bisa tersenyum!”“Bukan, maksudku dia benar-benar tersenyum. Asli tersenyum!”“Kalau bukan asli, memangnya bisa palsu? Hati-hati, jangan sampai Pak Brandon dengar kata-katamu. Bisa putus kepalamu.”“Maksud aku, dulu Pak Brandon tersenyum bakal buat orang merinding. Selain itu, kita yang lihat merasa pasti ada hal buruk. Tapi barusan, dia benar-benar tersenyum. Sama seperti kita orang biasa. Senyumnya begitu manis. Kamu nggak lihat? Kalian semua nggak lihat?”Orang yang berbicara itu melihat semua orang satu per satu, mencari orang yang sependapat dengannya.Yang lain hanya diam membisu. Namun, mereka sebenarnya memiliki pemikiran yang sama di dalam hati. Brandon sungguh tersenyum, bahkan senyumnya itu benar-benar agak ... aneh!***Yuna telah menunggu lama, tapi dia tak kunjung mendapat balasan dari Brandon. Dia membaca lagi isi percakapan yang membuat telinga panas itu. Setelah itu, dia pun merasa wajah memana
Logan yang telah selesai mandi air dingin keluar dari kamar mandi. Dia menjadi lebih tenang. Dia melihat Valerie yang setengah berbaring di tempat tidur dengan satu tangan terbentang. Perempuan itu sudah tertidur. Sedangkan makanan yang dia pesan ada di atas meja, sama sekali belum di sentuh.Logan memindahkan Valerie dengan lembut, agar perempuan itu berbaring dengan lebih nyaman. Tidak lupa dia menarik selimut untuk Valerie. Setelah itu, Logan baru duduk dan makan sendiri.Logan datang dengan terburu-buru, karena itu dia tidak makan dengan baik. Dia pun sudah lapar. Akhir-akhir ini, dia sibuk dengan pabrik dan laboratorium. Dia makan sering tidak tepat waktu. Selama beberapa hari ini, lambungnya tidak nyaman. Lapar atau terlalu kenyang akan membuat lambungnya sakit.Logan berhenti makan setelah mengambil beberapa suap, tidak berani makan terlalu banyak. Kemudian, dia menatap Valerie yang sedang tidur nyenyak bahkan sampai mendengkur.Setelah bersamanya begitu lama, ini sepertinya per