Share

Bab 154

Author: Awan
“Kamu ....” Valerie tidak menyangka kalau lawan bicaranya adalah orang yang begitu keras kepala. Intinya, Yuna tidak mengucapkan sepatah kata pun, yang membuatnya tidak ada rasa pencapaian sama sekali. Valerie kesal bukan main.

“Jangan kira kalian begitu hebat. New Life hanya anak perusahaan kecil dari Uniasia, nggak jauh lebih baik dari VL. Selain itu, sekalipun ini Uniasia, ada berapa sih pembuat parfum yang bisa dibandingkan dengan Pak Lawson?!”

Usai berkata, Valerie melingkarkan tangannya di lengan Lawson dengan alami serta ekspresi bangga di wajahnya. Yuna terlihat sedang memikirkan sesuatu ketika melihat tindakan Valerie.

“Sudah, Valerie. Jangan buang-buang waktu di sini. Kita harus menghabiskan waktu kita untuk hal-hal yang lebih penting.”

Dari awal hingga akhir, Lawson tidak ikut serta dalam perselisihan mereka. Namun, setiap kata yang pria itu ucapkan justru mengungkapkan penghinaannya.

“Benar banget! Ayo pergi, bikin sesak banget di sini!” Valerie mengibaskan tangannya, bahka
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Hanik Zulfa
bab nya kok pendek sekali sih
goodnovel comment avatar
Geugeu Rina es
nggak sesuai judul ceritanya ,harusnya judulny farfum
goodnovel comment avatar
Julita Novita Sari
semakin sedikit episode nya...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 155

    Edith benar-benar kehausan. Setelah minum segelas besar air, dia baru mendapatkan kembali tenaganya. “Tempat kalian benar-benar sesuai dengan reputasinya. Ada banyak jenis bunga, aromanya juga sangat murni.”“Begini saja. Aku akan menuliskan jenis dan jumlah yang aku butuhkan di sini. Kalau soal harga ... sesuai dengan yang kalian tawarkan sebelumnya. Diskon 20%, bagaimana?” Edith memberi isyarat, lalu mulai bernegosiasi dengan terampil.“Ini ....” Pihak lain jelas terlihat enggan. “Aturan kami di sini, paling banyak diskon 10%. Kamu harus tahu, harga yang kami berikan sudah merupakan harga terbaik.”“Terus terang saja, dalam soal harga kalian nggak terlalu unggul. Tapi aku benar-benar lebih suka dengan produk kalian. Kita semua ingin cari kerja sama jangka panjang di masa depan. Kalian berikan sedikit diskon lagi, demi jangka panjang di masa depan. Benar, nggak?” Edith berhenti sejenak, lalu berkata lagi, “Kamu juga tahu, kami bukan datang khusus untuk beli barang. Aku hanya perlu se

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 156

    “Ayo kita lihat,” kata Yuna yang mulai agak tertarik.Begitu memasuki kompartemen kecil di dalamnya, memang terdapat beberapa pot cendana merah berdaun kecil. Sekilas, cendana merah itu tidak jauh berbeda dengan yang biasa.Tanaman ini banyak yang palsu di pasaran. Hanya saja di tempat ini, sekali lihat langsung tahu kalau itu tanaman bagus. Namun bagaimanapun, tanaman itu tidak termasuk tanaman yang sangat langka.“Apanya yang istimewa?” Edith membungkuk untuk melihat daun-daunnya, lalu mengendus dengan hidungnya.“Kalian orang ahli, lihat saja,” kata Wendi sambil tertawa pelan. Dia yang sederhana dan jujur, justru sengaja tidak memberitahu mereka.Yuna melihat dengan teliti. Dia mengulurkan tangan, lalu mencubit sedikit daun dari tanaman itu. Ada sedikit cairan yang mengalir keluar dari patahan daun, lalu tercium aroma yang unik. Yuna meletakkan daun di depan hidungnya dan menciumnya. Kemudian, dia mengambil bagian batang untuk lihat-lihat. Ada patahan bercabang di samping. Dia berpi

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 157

    “Ini ... takutnya nggak bisa,” tolak Wendi. “Kamu tahu nggak mudah untuk membudidayakan tanaman ini. Kami sudah menghabiskan banyak usaha. Selain itu, jumlahnya memang nggak banyak, juga nggak cocok untuk kamu gunakan dalam jumlah besar. Jadi ....”“Aku nggak butuh banyak. Aku hanya ingin setengah dari yang kalian miliki sekarang.” Setelah melihat ke sekeliling, Yuna berkata, “Berikan dulu setengah dari yang kalian miliki. Tapi, yang setengahnya lagi aku juga mau. Aku nggak ambil dulu, titip sama kalian saja. Kamu jaga baik-baik, jangan jual ke orang lain.”“Maaf, kami nggak bisa.” Wendi tetap menolak dengan raut wajah serbah salah.“Katakan saja berapa harga yang kamu inginkan.” Edith yang di samping buka suara. Dia pikir tanaman itu pasti berguna karena melihat Yuna begitu bersikeras menginginkannya.Apalagi cendana merah berdaun kecil yang telah disambung tunas memang sangat sulit ditemukan. Seharusnya akan sangat berguna bagi mereka jika bisa memborong semuanya. Namun, harganya pas

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 158

    “Bisa.” Yuna mengangguk dan mengambil keputusan dengan begitu saja.“Yuna, aku rasa kita harus pertimbangkan lagi.” Sebagai seorang atasan, Edith merasa harus mengingatkan bawahannya. Namun, Yuna begitu percaya diri, sampai-sampai dia bersedia menggunakan gajinya sebagai imbalan. Edith pun tidak bisa menolak dengan tegas.“Kalau menurutmu nggak cocok, aku bisa membelinya atas namaku sendiri dan dengan uangku sendiri.”Meskipun Yuna tidak memiliki banyak uang sekarang, dia dapat meminjam uang dari seseorang dulu.“Baiklah kalau begitu.” Yuna bahkan sudah berkata seperti itu. Edith pun tidak dapat membujuknya lagi. Dia menatap Wendi dan berkata, “Kalian harus pastikan barang yang kalian berikan pada kami adalah yang terbaik. Jangan berikan barang kualitas jelek.”“Tenang saja, kami nggak akan melakukan hal seperti itu. Sekalipun kami ingin melakukannya, kami juga nggak akan bisa menemukan barang tiruan di sini.”Bagaimanapun tanaman itu terlalu istimewa. Sekalipun mereka ingin menjual ba

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 159

    Setelah melihat mobil Yuna sudah jauh, Valerie baru mengalihkan tatapannya. Dia memutar badannya dan menarik tangan Lawson sambil berkata, “Janji, ya. Kamu akan berikan apa pun yang aku inginkan.”“Ada apa?” tanya Lawson dengan senyum di wajahnya, sambil menepuk pipi Valerie.“Aku ingin ... reputasi Yuna hancur, sampai dia nggak bisa mengangkat wajahnya lagi selamanya!” Valerie menatap kejauhan dengan penuh kebencian, meski mobil itu sudah lama menghilang di ujung jalan.Lawson mengikuti arah tatapan Valerie, lalu dia tersenyum dan berkata, “Aku dengar, dulu kalian teman sekelas.”“Iya, tapi aku benci dia lebih dari siapa pun.” Valerie tidak menyumbunyikan emosi dan sikapnya di depan Lawson.“Kenapa?”“Waktu kuliah, jelas-jelas aku berbakat. Tapi dosen selalu sukanya sama dia. Semua kesempatan bagus dikasih ke dia. Sama-sama ikut lomba, tapi dia selalu yang lebih unggul. Bahkan dalam soal pacaran pun ....” Valerie terdiam sejenak, lalu berkata lagi, “Seolah-olah, selama ada dia, aku ng

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 160

    Valerie belum selesai bicara, Lawson tiba-tiba melepaskannya. Hanya saja, raut wajah pria itu agak muram.Valerie justru semakin panik ketika melihat Lawson seperti ini, “Lawson, maaf. Aku ....”Lawson menoleh, mata di balik kacamata berbingkai emas begitu dingin, sama sekali tidak ada kehangatan di sana. “Valerie, aku sudah bilang. Kalau kamu ingin dapatkan apa yang kamu inginkan, kamu harus memuaskan aku dulu. Sikap kamu seperti ini sama sekali nggak menarik.”Pria itu bicara sambil menyalakan rokok dengan santai. Asap mengepul keluar dari mulutnya. Asap rokok yang menyebar dan menyelimuti wajahnya, membuat wajah samping Lawson terlihat begitu kabur. Sementara itu, langit berangsur-angsur menjadi gelap. Valerie tidak mungkin keluar dari mobil dan pergi sendirian.Terlebih lagi, dia sudah berkorban begitu banyak. Bagaimana mungkin dia bisa menyerah sekarang.Valerie menggigit bibir bawahnya, lalu berpikir dengan serius. Kemudian, dia berkata dengan lembut, “Jangan marah, Lawson. Aku h

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 161

    “Dari mana saja kamu?” Suara Logan begitu dingin, membuat orang yang mendengarnya spontan bergidik.Karena merasa bersalah, Valerie menyentuh rambut-rambut pendek di sebelah telinganya dengan tidak leluasa, “Aku ... pergi cari bahan. Hari ini aku pergi ke ladang bunga dan belajar banyak hal. Aku benar-benar harus berterima kasih pada Pak Lawson.”Valerie berpikir cepat. Dia pun berpikir, daripada menutupinya, lebih baik dia mengatakannya lebih dulu.Valerie mengatakannya secara terbuka. Setidaknya dari luar, dia tidak boleh terlihat bersalah.“Kamu sangat dekat dengannya.” Logan tertawa sinis, nada bicaranya sangat tidak ramah.Sebenarnya, Valerie sendiri tidak yakin seberapa banyak yang Logan ketahui. Atau seberapa banyak yang telah Logan lihat barusan. Namun, selama Valerie tidak mengakuinya, Logan tidak akan bisa menangkap apa pun.Valerie tahu betul kalau hanya ada kesepakatan di antara dirinya dan Lawson. Pria itu tidak mungkin memberinya cinta dan pernikahan. Karena itu, mereka b

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 162

    Logan selalu merasa ada yang janggal. Namun, dari penampilan Valerie sepertinya semua baik-baik saja.Logan mengalihkan tatapannya, lalu matanya tertuju pada tempat tidur yang besar. Valerie melemparkan tasnya di atas tempat tidur itu. Karena sudah terbiasa, Valerie membiarkan isi tasnya tumpah keluar begitu saja. Ponselnya pun menongol sedikit dari dalam tas.Logan spontan melihat pintu kamar mandi yang tertutup rapat, lalu dia berjalan ke tempat tidur dan mengambil ponsel Valerie.Valerie tidak mengubah kata sandi untuk membuka ponselnya. Logan segera membuka aplikasi Whatsapp. Dia mencari akun Lawson dan membuka kotak obrolan, tapi ternyata di dalamnya kosong melompong. Sepatah kata pun tidak ada. Tidak sampai di situ saja. Logan juga membuka galeri, tapi semuanya tampak biasa-biasa saja. SMS, riwayat panggilan ....Semua yang bisa dia pikirkan telah dia cari dengan teliti. Namun, semua sangat bersih, tidak ada jejak sama sekali.Apakah memang dia yang terlalu banyak berpikir?Logan

Latest chapter

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2399

    Harus diakui, setiap tutur kata yang Yuna ucapkan sangat mengena di sanubari Ratu. Memang benar meski Ratu tidak bisa lagi menunggu, toh sekarang ada waktu kosong. Tidak ada salahnya bagi Ratu untuk memberi kesempatan kepada yuna untuk mencoba. Kalau yuna gagal, tinggal lakukan sesuai dengan rencana awal.Rencana R10 ini sejak awal memang sudah mendapat berbagai macam halangan. Pertama adalah perlawanan dari anaknya sendiri, kemudian jika diumumkan pun, entah akan seperti apa kritik dan tekanan dari opini publik. Namun di luar semua itu, yang paling penting adalah bahwa Ratu sendiri juga tidak yakin dengan keputusannya sendiri.Dari luar, Ratu mungkin terlihat tegas. Namun hanya dia sendiri yang tahu kalau sebenarnya dia pun sering meragukan keputusannya. Jika Ratu tidak ragu, pada hari itu juga dia akan tetap melanjutkan eksperimennya, bukan malah menunggu seperti sekarang. Dengan diberhentikannya eksperimen R10 untuk sementara, Ratu makin bimbang.“Kamu butuh apa?” tanya Ratu. Berhub

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2398

    Saat Yuna mengatakan itu, ekspresi wajah Ratu masih tidak berubah. Ratu hanya menutup kelopak matanya untuk menutupi sorotan yang terpancar dari bola matanya. Tentu saja pada awal eksperimen ini dilakukan, dia menyembunyikan faktanya dari semua orang agar tidak ada yang tahu.Eksperimen ini sejatinya adalah sesuatu yang membahayakan nyawa manusia. Ratu tahu betul akan hal tersebut, karena untuk membuat dia hidup abadi, dia harus mengorbankan nyawa orang lain. Kalau sampai ada satu orang saja yang tahu dan kemudian tersebar luas, tentu saja seluruh dunia akan mengecamnya.Namun di sisi lain, Ratu tidak mungkin dan tidak akan mau menyerah. Makanya saat melakukan penelitian, dia hanya memberikan satu resep kepada setiap grup, kemudian meminta mereka untuk menjalankan eksperimen sesuai dengan instruksi yang tertera di setiap lembaran resepnya.Tentu untuk menutupi agar orang lain tidak bisa menerka apa yang sedang mereka lakukan, Ratu memberikan banyak resep yang sebenarnya sama sekali tid

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2397

    Suara anak kecil yang menggemaskan itu membuat Yuna teringat, sewaktu dia terakhir kali bertemu dengan Nathan, saat itu dia memang sedang hamil. Seketika mendengar itu, Yuna pun tersenyum seraya memegangi perutnya yang kini sudah rata, “Mereka sudah lahir.”“Adik cowok, ya?” tanya Nathan penasaran.“Ada cowok dan cewek. Anak Tante yang lahir ada dua, lho!” ujar Yuna tersenyum sembari mengangkat dua jarinya.Sorot mata Nathan seketika bercahaya. Perasaannya yang sejak awal murung dan penuh waspada langsung berubah menjadi jauh lebih ceria selayaknya anak kecil pada umumnya.“Dua adik?! Wah, Tante hebat banget!”“Hahaha, makasih, ya! Nanti Tante ajak kamu ketemu mereka kalau ada kesempatan,” ujar Yuna tersenyum, nada bicaranya pun jauh lebih lembut saat dia berbicara dengan anak kecil. Melihat Nathan membuat Yuna teringat dengan anak-anaknya sendiri, hanya saja ….“Aku juga kangen sama mereka, tapi … kayaknya aku nggak bisa ketemu mereka lagi,” ucap Nathan dengan suaranya yang kian menge

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2396

    Mungkin sekarang Nathan sudah tidak lagi disembunyikan seperti pada saat Fred yang memimpin. Namun tentu saat itu banyak hal yang Fred lakukan secara diam-diam. Dia mengira dia bisa menyembunyikan semuanya dari orang lain bahkan dari sang Ratu sekalipun. Namun dia tidak tahu bahwa sebenarnya Ratu sudah mengetahuinya sejak awal.Di luar kamar tempat Nathan ditahan ditempatkan seorang penjaga. Yuna sempat dicegat saat dia mau masuk ke dalam. Yuna menduga mungkin ini adalah perintah dari Ratu. Mereka semua juga diawasi dan dapat berkomunikasi dengan intercom.Nathan sangat patuh sendirian di dalam tidak seperti kebanyakan anak seumurannya. Bahkan sewaktu melihat Yuna, dia masih bisa tersenyum dengan santun dan menyapanya.“Halo, Tante.”“Kamu masih mengenali aku?” tanya Yuna.“Iya, Tante Yuna,” jawab Nathan mengangguk.Yuna pernah menyelamatkan nyawa Nathan saat mereka berada di Prancis. Yuna juga banyak membantu Nathan dan ada suatu waktu Nathan sering main ke rumah Yuna, tetapi kemudian

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2395

    Tangan yang mulanya Ratu gunakan untuk mengelus wajah Ross langsung ditarik. Raut wajahnya juga dalam sekejap berubah menjadi berkali-kali lipat lebih sinis.“Jadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar ujung-ujungnya cuma mau aku membuang eksperimen ini.”“Aku mau kamu merelakan diri sendiri,” kata Ross sambil berusaha meraih tangan ibunya lagi, tetapi Ratu menghindarinya.“Aku cape. Kamu juga balik ke kamarmu saja untuk istirahat,” ucap sang Ratu seraya berpaling.“Ma ….”Sayangnya panggilan itu tidak membuat Ratu tergerak, bahkan untuk sekadar menoleh ke belakang pun tidak.“Ricky!”Ricky yang dari awal masih menunggu di depan pintu segera menyahut, “Ya, Yang Mulia.”“Bawa Ross balik ke kamarnya.”Saat Ricky baru mau masuk untuk mengantar pangerannya pergi, Ross langsung berdiri dan bilang, “Aku bisa jalan sendiri.”Maka Ross pun segera berbalik pergi, tetapi belum terlalu jauh dia melangkahkan kakinya, dia kembali menoleh ke belakang dan berkata, “Ma, aku tahu apa pun yang aku bilang

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2394

    Seketika itu Ratu syok karena dia jarang sekali melihat anaknya bersikap seperti ini. Saking syoknya sampai dia tidak bisa berkata-kata dan hanya terdiam menatap dan mendengar apa yang dia sampaikan.“Ma, aku tahu sebenarnya kamu pasti takut. Takut tua, takut mati, takut masih banyak hal yang belum diselesaikan. Aku thau kamu juga bukannya egois. Kamu melakukan eksperimen ini bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi, tetapi karena masih banyak hal yang mau kamu lakukan.”Di saat mendengar kata-kata Ross, tanpa sadar mata Ratu mulai basah, tetapi dia berusaha untuk menahan laju air matanya.“Aku juga tahu kamu pasti sudah capek. Orang lain melihat kamu berjaya, tapi aku tahu setiap malam kamu susah tidur, bahkan terkadang waktu aku pulang malam dan melewati kamarmu, aku bisa dengar suara langkah kaki lagi mondar-mandir. Kamu pasti capek banget karena harus menanggungnya sendirian. Sering kali aku mau membagi beban itu, tapi ….”Sampai di situ Ross terdiam dan tidak lagi meneruskan ka

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2393

    “Aku nggak pernah dengar tentang itu,” sahut Ross dengan tenang.“Jelas kamu nggak pernah dengar. Itu hal yang sangat mereka rahasiakan, nggak mungkin mereka mau kamu tahu.”“Jadi Mama sendiri tahu dari mana?” Ross bertanya balik.“....” Ratu berdeham seraya berpaling, dia lalu mengatakan, “Aku punya jalur informasiku sendiri. Terserah kamu percaya atau nggak, tapi itu benar.”“Aku bukanya nggak percaya, tapi kamu yang takut aku nggak percaya. Kalau memang dirahasiakan, pastinya nggak akan mudah untuk mendapat informasi itu. Aku cuma penasaran dari mana kamu tahu itu. Tentu saja kamu bisa bilang informasi itu didapat dari jalur informanu sendiri, tapi coba pikir lagi. Kamu sudah melakukan eksperimen ini selama bertahun-tahun, tapi siapa yang tahu sebelum ini terbongkar? Atau kamu pikir kamu lebih pandai merahasiakan ini dari mereka?”“.… Ross, kamu ….”Saat Ratu baru mau berbicara, dia lagi-lagi disela oleh Ross yang bicara dengan suara pelan. “Ma, tolong jangan marah. Kamu marah karen

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2392

    Bagaimanapun yang namanya anak sendiri, ketika sudah meminta maaf, amarah Ratu sudah tidak lagi berkobar.“Iya, aku tahu aku salah,” kata Ross menunduk. “Aku nggak sepantasnya ngomong begitu.”“Kamu benar-benar sadar kalau salah?” tanyanya. “Angkat kepalamu. Tatap mataku.”Lantas Ross perlahan mengangkat kepalanya sampai matanya bertatapan, tetapi tetap tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan apa-apa. Selagi menatap Ross dalam-dalam, Rat tersenyum dan berkata, “Ross, kamu nggak tahu kamu salah. Tatapan mata kamu memberi tahu kalau kamu sebenarnya masih nggak rela!”Bagaimana mungkin Ratu tidak memahami anaknya sendiri. Tatapan mata Ross mengatakan dengan sangat jelas kalau dia masih tidak mengaku salah, tetapi dia hanya mengalah agar ibunya tidak marah. Hanya saja setelah mengalami masa kritis dan setelah mengobrol dengan Juan dan Fred, pemikiran dan suasana hati Ratu sudah sedikit berubah.“Ross, kamu sudah lama tinggal di negara ini, jadi pemikiran kamu sudah terpengaruh sama

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2391

    Ricky sudah menunggu di luar menantikan Ratu keluar dari kamar tersebut. Dia langsung memegang kursi roda tanpa mengatakan apa-apa, dan mendorongnya dalam kesunyian. Begitu pun dengan Ratu, dia juga hanya diam saja selama mereka berjalan menuju lift.“Pangeran Ross minta bertemu,” kata Ricky.Ratu memejamkan kedua matanya guna menyembunyikan perasaan yang mungkin bisa terlihat dari sorotan mata. Dia tidak menjawab dan hanya mengeluarkan desahan panjang. Walau begitu, Ricky mengerti apa yang ingin Ratu sampaikan dan dia pun tidak lagi banyak bertanya.Seiringan dengan lift yang terus naik, tiba-tiba Ratu berkata, “Bawa dia temui aku.”“Yang Mulia?”“Bawa dia temui aku.”Selesai Ratu berbicara, kebetulan lift juga sudah sampai di lantai tujuan. Ratu mendorong kursi rodanya sendiri keluar dari lift. Ricky sempat tertegun sesaat, tetapi kemudian dia kembali menekan tombol lantai di mana Ross berada.Tak lama kemudian, Ricky mengantar Ross masuk kamar tidur Ratu. Dia mengetuk pintunya, teta

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status