Share

Bab 152

Penulis: Awan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Nggak tahu.”

“Kalau gitu kamu ingin aroma apa?” tanya Edith lagi yang mengganti pertanyaannya.

“Perasaan, nggak bisa dijelaskan.”

Baiklah! Meski terdengar tidak masuk akal, Edith bisa mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Yuna. Dia sama sekali tidak bisa membantunya dan hanya bisa diam memperhatikan perempuan itu.

Hanya butuh waktu sebentar bagi mobil petugas untuk menghampiri mereka. Yang menjemputnya bukan pemuda yang tadi mengantarnya melainkan orang lain yang dengan ramahnya bertanya, “Capek ya? Nggak nyangka ternyata kalian jalan sejauh ini dan selama ini. Biasanya yang datang ke sini paling lama hanya satu jam dan langsung kembali.”

“Sebenarnya kami ada banyak contoh-contoh pilihan terbaik. Bunga-bunga di tempat kami merupakan bunga segar yang langsung dikirim setelah dipetik. Meski hanya barang contoh, semuanya akan merupakan barang segar setiap harinya. Nggak perlu khawatir akan merusak kualitasnya dalam penentuan keputusan kalian.”

“Kalau kalian mau mencari sesuatu, kalian b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 153

    Yuna tertawa sinis, “Lucu sekali, memangnya perusahaan ini milik keluargamu?”“Kamu ....” Suara Valerie tercekat. Baru saja perempuan itu hendak meluapkan amarahnya, Lawson tiba-tiba mengulurkan tangan dan mengadang di depannya. Kemudian, pria itu berkata, “Valerie, dia pasti Bu Yuna yang pernah kamu ceritakan itu, ya.”Valerie tertegun sejenak, lalu segera mengangguk, “Iya, dia orangnya.”“Bu Yuna, mengurangi satu bahan dari formula minyak esensial, sementara yang lain nggak berubah. Deviasi nggak terlalu besar, tapi justru jadi sangat berbeda.” Lawson berhenti sejenak, lalu berkata perlahan, “Kamu ... cerdik juga.”Yuna mengangkat alisnya sambil menatap Lawson. Tiba-tiba Yuna tersadar, “Kamu yang bantu Logan?”Pantas saja Logan tiba-tiba menjadi tenang. Selain itu, menurut kabar dari Kota Suba, pabrik VL sudah buka kembali dan memulai proses produksi normal. Yang artinya, Logan telah menyelesaikan masalah formula minyak esensial.Tentu saja, Logan sangat tidak mungkin bisa menemukan

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 154

    “Kamu ....” Valerie tidak menyangka kalau lawan bicaranya adalah orang yang begitu keras kepala. Intinya, Yuna tidak mengucapkan sepatah kata pun, yang membuatnya tidak ada rasa pencapaian sama sekali. Valerie kesal bukan main.“Jangan kira kalian begitu hebat. New Life hanya anak perusahaan kecil dari Uniasia, nggak jauh lebih baik dari VL. Selain itu, sekalipun ini Uniasia, ada berapa sih pembuat parfum yang bisa dibandingkan dengan Pak Lawson?!”Usai berkata, Valerie melingkarkan tangannya di lengan Lawson dengan alami serta ekspresi bangga di wajahnya. Yuna terlihat sedang memikirkan sesuatu ketika melihat tindakan Valerie.“Sudah, Valerie. Jangan buang-buang waktu di sini. Kita harus menghabiskan waktu kita untuk hal-hal yang lebih penting.”Dari awal hingga akhir, Lawson tidak ikut serta dalam perselisihan mereka. Namun, setiap kata yang pria itu ucapkan justru mengungkapkan penghinaannya.“Benar banget! Ayo pergi, bikin sesak banget di sini!” Valerie mengibaskan tangannya, bahka

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 155

    Edith benar-benar kehausan. Setelah minum segelas besar air, dia baru mendapatkan kembali tenaganya. “Tempat kalian benar-benar sesuai dengan reputasinya. Ada banyak jenis bunga, aromanya juga sangat murni.”“Begini saja. Aku akan menuliskan jenis dan jumlah yang aku butuhkan di sini. Kalau soal harga ... sesuai dengan yang kalian tawarkan sebelumnya. Diskon 20%, bagaimana?” Edith memberi isyarat, lalu mulai bernegosiasi dengan terampil.“Ini ....” Pihak lain jelas terlihat enggan. “Aturan kami di sini, paling banyak diskon 10%. Kamu harus tahu, harga yang kami berikan sudah merupakan harga terbaik.”“Terus terang saja, dalam soal harga kalian nggak terlalu unggul. Tapi aku benar-benar lebih suka dengan produk kalian. Kita semua ingin cari kerja sama jangka panjang di masa depan. Kalian berikan sedikit diskon lagi, demi jangka panjang di masa depan. Benar, nggak?” Edith berhenti sejenak, lalu berkata lagi, “Kamu juga tahu, kami bukan datang khusus untuk beli barang. Aku hanya perlu se

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 156

    “Ayo kita lihat,” kata Yuna yang mulai agak tertarik.Begitu memasuki kompartemen kecil di dalamnya, memang terdapat beberapa pot cendana merah berdaun kecil. Sekilas, cendana merah itu tidak jauh berbeda dengan yang biasa.Tanaman ini banyak yang palsu di pasaran. Hanya saja di tempat ini, sekali lihat langsung tahu kalau itu tanaman bagus. Namun bagaimanapun, tanaman itu tidak termasuk tanaman yang sangat langka.“Apanya yang istimewa?” Edith membungkuk untuk melihat daun-daunnya, lalu mengendus dengan hidungnya.“Kalian orang ahli, lihat saja,” kata Wendi sambil tertawa pelan. Dia yang sederhana dan jujur, justru sengaja tidak memberitahu mereka.Yuna melihat dengan teliti. Dia mengulurkan tangan, lalu mencubit sedikit daun dari tanaman itu. Ada sedikit cairan yang mengalir keluar dari patahan daun, lalu tercium aroma yang unik. Yuna meletakkan daun di depan hidungnya dan menciumnya. Kemudian, dia mengambil bagian batang untuk lihat-lihat. Ada patahan bercabang di samping. Dia berpi

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 157

    “Ini ... takutnya nggak bisa,” tolak Wendi. “Kamu tahu nggak mudah untuk membudidayakan tanaman ini. Kami sudah menghabiskan banyak usaha. Selain itu, jumlahnya memang nggak banyak, juga nggak cocok untuk kamu gunakan dalam jumlah besar. Jadi ....”“Aku nggak butuh banyak. Aku hanya ingin setengah dari yang kalian miliki sekarang.” Setelah melihat ke sekeliling, Yuna berkata, “Berikan dulu setengah dari yang kalian miliki. Tapi, yang setengahnya lagi aku juga mau. Aku nggak ambil dulu, titip sama kalian saja. Kamu jaga baik-baik, jangan jual ke orang lain.”“Maaf, kami nggak bisa.” Wendi tetap menolak dengan raut wajah serbah salah.“Katakan saja berapa harga yang kamu inginkan.” Edith yang di samping buka suara. Dia pikir tanaman itu pasti berguna karena melihat Yuna begitu bersikeras menginginkannya.Apalagi cendana merah berdaun kecil yang telah disambung tunas memang sangat sulit ditemukan. Seharusnya akan sangat berguna bagi mereka jika bisa memborong semuanya. Namun, harganya pas

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 158

    “Bisa.” Yuna mengangguk dan mengambil keputusan dengan begitu saja.“Yuna, aku rasa kita harus pertimbangkan lagi.” Sebagai seorang atasan, Edith merasa harus mengingatkan bawahannya. Namun, Yuna begitu percaya diri, sampai-sampai dia bersedia menggunakan gajinya sebagai imbalan. Edith pun tidak bisa menolak dengan tegas.“Kalau menurutmu nggak cocok, aku bisa membelinya atas namaku sendiri dan dengan uangku sendiri.”Meskipun Yuna tidak memiliki banyak uang sekarang, dia dapat meminjam uang dari seseorang dulu.“Baiklah kalau begitu.” Yuna bahkan sudah berkata seperti itu. Edith pun tidak dapat membujuknya lagi. Dia menatap Wendi dan berkata, “Kalian harus pastikan barang yang kalian berikan pada kami adalah yang terbaik. Jangan berikan barang kualitas jelek.”“Tenang saja, kami nggak akan melakukan hal seperti itu. Sekalipun kami ingin melakukannya, kami juga nggak akan bisa menemukan barang tiruan di sini.”Bagaimanapun tanaman itu terlalu istimewa. Sekalipun mereka ingin menjual ba

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 159

    Setelah melihat mobil Yuna sudah jauh, Valerie baru mengalihkan tatapannya. Dia memutar badannya dan menarik tangan Lawson sambil berkata, “Janji, ya. Kamu akan berikan apa pun yang aku inginkan.”“Ada apa?” tanya Lawson dengan senyum di wajahnya, sambil menepuk pipi Valerie.“Aku ingin ... reputasi Yuna hancur, sampai dia nggak bisa mengangkat wajahnya lagi selamanya!” Valerie menatap kejauhan dengan penuh kebencian, meski mobil itu sudah lama menghilang di ujung jalan.Lawson mengikuti arah tatapan Valerie, lalu dia tersenyum dan berkata, “Aku dengar, dulu kalian teman sekelas.”“Iya, tapi aku benci dia lebih dari siapa pun.” Valerie tidak menyumbunyikan emosi dan sikapnya di depan Lawson.“Kenapa?”“Waktu kuliah, jelas-jelas aku berbakat. Tapi dosen selalu sukanya sama dia. Semua kesempatan bagus dikasih ke dia. Sama-sama ikut lomba, tapi dia selalu yang lebih unggul. Bahkan dalam soal pacaran pun ....” Valerie terdiam sejenak, lalu berkata lagi, “Seolah-olah, selama ada dia, aku ng

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 160

    Valerie belum selesai bicara, Lawson tiba-tiba melepaskannya. Hanya saja, raut wajah pria itu agak muram.Valerie justru semakin panik ketika melihat Lawson seperti ini, “Lawson, maaf. Aku ....”Lawson menoleh, mata di balik kacamata berbingkai emas begitu dingin, sama sekali tidak ada kehangatan di sana. “Valerie, aku sudah bilang. Kalau kamu ingin dapatkan apa yang kamu inginkan, kamu harus memuaskan aku dulu. Sikap kamu seperti ini sama sekali nggak menarik.”Pria itu bicara sambil menyalakan rokok dengan santai. Asap mengepul keluar dari mulutnya. Asap rokok yang menyebar dan menyelimuti wajahnya, membuat wajah samping Lawson terlihat begitu kabur. Sementara itu, langit berangsur-angsur menjadi gelap. Valerie tidak mungkin keluar dari mobil dan pergi sendirian.Terlebih lagi, dia sudah berkorban begitu banyak. Bagaimana mungkin dia bisa menyerah sekarang.Valerie menggigit bibir bawahnya, lalu berpikir dengan serius. Kemudian, dia berkata dengan lembut, “Jangan marah, Lawson. Aku h

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2184

    “Itu normal. Dulu waktu Nathan masih kecil juga aku kayak begini,” kata Shane. “Hampir semalaman penuh kamu nggak mungkin bisa tidur. Begitu kamu taruh mereka, mereka pasti langsung nangis, jadi kamu harus gending mereka terus. Waktu itu tanganku juga sudah mau patah rasanya.”“Kamu gendong anak sendiri? Bukannya pakai pengasuh?!”“Waktu itu aku masih belum sekaya sekarang, istriku nggak mau pakai pengasuh, jadi aku yang gendong.” Shane tidak mau mengingat masa lalunya lagi karena itu hanya akan membuatnya sedih. Shane lalu menghampiri Brandon dan hendak mengambil anak itu dari tangannya. “Sudah pagi, biar aku yang jagain. Kamu istirahat dulu.”“Nggak usah!”“Jangan begini lah! Kalau kamu merasa berutang sama Yuna dan anak-anak kamu, masih ada waktu lain untuk menebus, tapi sekarang kamu harus istirahat! Kalau kamu sampai tumbang, siapa lagi yang bisa jagain mereka, dan siapa yang bisa nolongin Yuna!”Ketika mendengar itu, akhirnya Brandon mengalah dan memberikan kedua anaknya kepada S

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2183

    Kemampuan medis Yuna tak diragukan membuat Fred kagum kepadanya, tetapi Yuna punya perang yang lebih penting dari itu. Lagi pula sifat Yuna yang sangat keras membuatnya tidak mungkin dijadikan kawan oleh Fred. Dibiarkan hidup juga tidak ada gunanya.“Bagus … bagus sekali!”Setelah memahami apa yang sesungguhnya terjadi, Fred menarik napas panjang dan mengatur kembali emosinya. Dia mengucapkan kata “bagus” berulang kali, dan ini merupakan pelajaran yang sangat berharga baginya. Selama ini selalu dia yang mengerjai orang lain. Tak pernah sekali pun Fred berpikir dirinya tertipu oleh sebuah trik murahan. Bukan berarti Fred bodoh karena tidak menyadari hal itu, hanya saja terlalu banyak hal yang harus dia kerjakan sehingga dia tidak bisa berpikir dengan jernih.“Yuna, kali ini kamu menang! Tapi sayang sekali kamu nggak akan bisa melihat akhir dari semua ini! Sebentar lagi kita sudah mau masuk ke tahap terakhir dari R10. kamu sudah siap?”Fred menyunggingkan seulas senyum yang aneh di waja

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2182

    “Tadi kamu ada diare lagi?” Yuna bertanya.“Nggak ada,” jawab Fred menggeleng, tetapi dia marah menyadari dirinya malah dengan lugu menjawab pertanyaan yang tidak berkaitan. “Itu nggak ada urusannya! Sekarang juga aku mau obat itu!”“Sudah nggak sakit perut dan nggak diare, rasa mual juga sudah mendingan, ya? Paling cuma pusing sedikit dan kadang kaki terasa lemas. Iya, ‘kan?”Fred tertegun diberikan sederet pertanyaan oleh Yuna, dia pun mengingat lagi apa benar dia mengalami gejala yang sama seperti Yuna sebutkan.“Kayaknya … iya!”Meski sudah berkat kepada dirinya sendiri untuk tidak terbuai oleh omongannya, tetap saja tanpa sadar Fred menjawab dengan jujur. Setelah Fred menjawab, Yuna tidaklagi bertanya dan hanya tersenyum.“Kenapa kamu senyum-senyum?! Aku tanya mana obatnya, kamu malah ….”“Pencernaan kamu sehat-sehat saja, nggak kayak orang yang lagi keracunan!”“Kamu ….”Fred lantas meraba-raba perut dan memukul-mukul dadanya beberapa kali. Dia merasa memang benar sudah jauh lebi

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2181

    “Gimana caranya aku bisa memastikan kalau anak-anak yang suamiku terima itu benar-benar anakku?”“Hmm? Mau beralasan apa lagi kamu?”“Nggak, aku cuma mau memastikan kalau mereka itu benar anakku, bukan anak orang lain yang dijadikan pengganti.”Sebelumnya Yuna juga sudah berpikir adanya kemungkinan ini terjadi, tetapi ketika melihat Brandon membawa kotak itu dan memeriksa napas anak-anaknya, dia hampir meneteskan air mata. Brandon dikenal sebagai orang yang sangat dingin, tetapi Yuna bisa melihat sewaktu Brandon melakukan itu, jarinya sampai gemetar. Kelihatan sekali selama beberapa hari ini dia juga sangat menderita.Semenjak memutuskan untuk masuk ke tempat ini, Yuna tidak mengira akan terperangkap di sini untuk waktu yang sangat lama, bahkan sampai anak-anaknya lahir. Sudah sebulan penuh sejak kelahiran mereka, tetapi Yuna masih bisa bisa keluar. Bahkan ada kemungkinan dia akan terperangkap di sini untuk seumur hidup.Hidup atau mati sering kali terjadi hanya dalam sekejap mata dan

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2180

    “Yang perlu kita curigai sekarang adalah kalau anak-anak ini bukan punyaku, berarti mereka siapa? Dan dari mana datangnya mereka? Tapi kalau benar mereka anakku … apa mau mereka?”“Apa mungkin mereka mau menggunakan anak-anakmu untuk mengancammu?” kata Shane. “Atau ….”“Atau apa?”“Nggak, nggak apa-apa! Aku cuma asal ngomong saja.”Mendengar Shane bilang begitu, Brandon juga tidak bertanya lagi lebih dalam. Brandom mengamati raut wajah Chermiko kelihatannya kurang begitu baik. Dia tampak sangat serius dengan kening yang mengerut.“Apa pun keadaannya, anak-anak ini sudah ada di tangan kita. Kita tetap harus merawat mereka dengan baik. Kalian berdua tidur saja dulu, biar aku yang jaga mereka.”“Jangan, kamu sudah kelelahan dari beberapa hari belakangan. Banyak hal yang perlu kamu ambil keputusan langsung, jadi kamu saja yang tidur, biar aku yang jaga!” kata Shane.“Kalian berdua tidur saja. Aku dokter, biar aku yang jaga!” ucap Chermiko.“Sudah, sudah, jangan diperdebatkan lagi! Kemungki

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2179

    Kotaknya sangat berat, bisa dipastikan isi kotak itu adalah sesuatu yang cukup besar. Napas Brandon mau berhenti rasanya membawa kotak itu, dia lantas membuka tutupnya dengan sangat pelan dan hati-hati ….Benar saja, di dalam kotak itu ada dua orang bayi yang terbungkus rapi dengan selimut. Kedua anak itu tertidur dengan sangat lelap. Brandon merasa sedikit lega melihat kedua anak itu, tetapi masih ada satu hal yang perlu dia pastikan. Dia mendekatkan jarinya ke hidung ke dua anak it untuk memastikan apakah mereka masih hidup. Dan ternyata ya, kedua anak itu memang sedang tertidur lelap dan masih bernapas.“Isinya benar anak-anak!” seru Brandon.Shane nyaris saja meneteskan air mata mendengar itu. Dia bahkan terlihat lebih bahagia daripada Brandon karena apa yang terjadi pada Nathan membuat dia memiliki empati yang kuat, seolah kedua anak di dalam kotak itu adalah anaknya sendiri. Selama kedua anak itu dapat mereka selamatkan, Shane masih punya harapan kalau suatu saat Nathan juga past

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2178

    Hari perlahan mulai gelap sementara Brandon menunggu di lokasi yang dijanjikan. Sesuai dengan isi pesan tersebut, Brandon menunggu di jalan Tangkira dan berdiri di bawah pohon urutan keenam. Orang yang diutus oleh Edgar juga sudah bersiaga di perimeter. Begitu mereka melihat ada seseorang yang melakukan transaksi dengan Brandon, mereka akan langsung mengamankannya. Semuanya sudah berjalan sesuai rencana, tetapi Brandon masih merasa sedikit cemas meski tidak begitu tampak dari luar.Tidak pernah dia merasa setegang ini sebelumnya, bahkan ketika waktu dia pertama kali mengambil alih Setiawan Group. Membayangkan sebentar lagi dia akan bertemu dengan anak kandung yang belum pernah dia temui sebelumnya membuat detak jantung Brandon berdegup kencang, apalagi saat memikirkan kalau ini hanyalah perangkap.Bagaimana kabar Yuna dan anak-anaknya di sana? Dokter itu juga tidak pernah muncul lagi setelah dia menawarkan diri untuk menjadi mata-mata. Brandon curiga dia mungkin sudah tertangkap oleh F

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2177

    “Jangan menakut-nakuti aku!” bentak Fred spontan seraya memegangi perutnya.“Aku nggak menakut-nakuti, sebentar lagi kamu bakal merasakannya langsung,” kata Yuna sembari tersenyum dan mengatur posisi duduknya. “Gimana, sudah kamu pikirkan? Jadi kesepakatan kita ini masih berlaku atau sudah nggak berlaku? Aku sudah capek, mau istirahat.”Fred menatap Yuna dengan serius seolah sedang mengukur apakah Yuna jujur atau berbohong. Namun sampai saat ini pun dia masih tidak bisa membedakannya. Harus diakui Yuna memang sangat cerdik. Sebelumnya Fred berpikir paling dia hanya menggertak saja, tetapi dengan segera dia tertampar oleh kenyataan bahwa dia memang keracunan. Dan lebih parahnya, Fred tidak tahu apakah kali ini Yuna serius atau hanya berbohong. Tangan Fred yang memegangi perutnya makin menegang. Dia bisa merasakan rasa sakitnya sebentar lagi akan kembali. Keringat dingin pun sudah membasahi wajahnya.Haruskah dia bertaruh?“Oke! Sesuai permintaanmu, aku bakal meminta anak buahku untuk m

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2176

    Fred berhenti dan membalikkan badannya menunggu apa yang akan Yuna katakan padanya.“Kenapa?”“Hmm?”“Bisa kasih tahu aku apa alasannya kamu nggak mau membebaskan Nathan? Buat kamu Nathan sudah nggak ada gunanya lagi, jadi untuk apa ….”Fred langsung menyela pembicaraan sebelum Yuna selesai berbicara. Dia mungkin tidak mau terus memperdebatkan masalah ini dan yakin kalau Yuna tidak akan bisa melarikan diri dari tempat ini, jadi dia langsung saja mengatakan alasannya. “Anak itu masih punya kegunaan lain, jadi kamu nggak usah terus berharap. Aku nggak akan membebaskan dia! Begini saja, kamu dan dia nggak mungkin aku bebaskan, tapi kalau kamu ada permintaan lain, silakan, ngomong saja.”Fred menghela napasnya yang berat sambil memegangi dadanya yang sesak. Sakit di tubuhnya tampak sangat nyata. Jika bukan karena rasa sakitnya itu, dia tidak akan membuka dialog dengan Yuna, dan kesempatan ini tidak akan ada. Yuna merasa perkataannya tadi sedikit aneh, tetapi dia tidak sempat untuk berpikir

DMCA.com Protection Status