“Kamu … sudah bangun ya?” balas Valerie sambil tersenyum.“Kamu akan mendapatkan sesuatu yang sudah seharusnya kamu dapatkan.”Kalimat tersebut membuat semua rasa malunya menguap. Kedua bola mata Valerie melebar dan bersinar sambil bertanya, “Benarkah?!”“Tentu saja benar!” sahut Lawson sambil menunduk dan mendaratkan kecupan di bibirnya.“Mandi dan pakai baju, aku akan bawa kamu ke suatu tempat!” lanjut lelaki itu lagi.“Ke mana?” tanya Valerie dengan semangat.“Bukannya kamu mau belajar denganku dan menjadi peracik terkenal? Jangan banyak tanya, ikut saja kemanapun aku pergi.”Akhirnya Lawson menegakkan tubuhnya dan mengangkat dagunya. Sosoknya yang tinggi memberikan kesan intimidasi yang begitu kuat. Meski tidak ada yang salah dari ucapannya, rasanya memberikan kesan bahwa Valerie hanya sebuah barang yang dihargai dengan sesukanya oleh Lawson.Meskipun Valerie merasa tidak nyaman, perempuan itu merubah pemikirannya bahwa dirinya akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Ini hanya sebu
Perempuan itu menghapus semua pesan-pesan singkat dari Logan dan turun ke lantai satu dengan perasaan bahagia. Dia melihat sebuah mobil jeep yang terlihat sangat keren tengah berhenti di depan hotel.Valerie terlonjak girang ketika melihat Lawson duduk di dalam mobil dan menunggunya. Memikirkan identitas lelaki itu yang menjemputnya dengan cara seperti itu membuat Valerie merasa dirinya menjadi sangat berharga. Untuk sesaat identitasnya juga seperti melejit.“Mobilnya dapat dari mana? Seingatku kantor nggak ada menyiapkan mobil ini,” kata Valerie yang tidak bisa menutupi rasa antusiasnya.“Kantor kecil kalian itu?” tanya Lawson dengan nada meremehkan.Valerie sendiri tidak merasa marah. Dalam hatinya sekarang juga diam-diam menyetujui ucapan Lawson. VL memang sangat tidak penting. Meski rasanya sangat disayangkan juga karena dulu dia cukup berharap VL bisa mengglobal. Akan tetapi dirinya juga sudah menyerah dengan pikirannya itu.Dengan posisi dan identitas yang dimiliki Lawson, tidak
“Nggak tahu.”“Kalau gitu kamu ingin aroma apa?” tanya Edith lagi yang mengganti pertanyaannya.“Perasaan, nggak bisa dijelaskan.”Baiklah! Meski terdengar tidak masuk akal, Edith bisa mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Yuna. Dia sama sekali tidak bisa membantunya dan hanya bisa diam memperhatikan perempuan itu.Hanya butuh waktu sebentar bagi mobil petugas untuk menghampiri mereka. Yang menjemputnya bukan pemuda yang tadi mengantarnya melainkan orang lain yang dengan ramahnya bertanya, “Capek ya? Nggak nyangka ternyata kalian jalan sejauh ini dan selama ini. Biasanya yang datang ke sini paling lama hanya satu jam dan langsung kembali.”“Sebenarnya kami ada banyak contoh-contoh pilihan terbaik. Bunga-bunga di tempat kami merupakan bunga segar yang langsung dikirim setelah dipetik. Meski hanya barang contoh, semuanya akan merupakan barang segar setiap harinya. Nggak perlu khawatir akan merusak kualitasnya dalam penentuan keputusan kalian.”“Kalau kalian mau mencari sesuatu, kalian b
Yuna tertawa sinis, “Lucu sekali, memangnya perusahaan ini milik keluargamu?”“Kamu ....” Suara Valerie tercekat. Baru saja perempuan itu hendak meluapkan amarahnya, Lawson tiba-tiba mengulurkan tangan dan mengadang di depannya. Kemudian, pria itu berkata, “Valerie, dia pasti Bu Yuna yang pernah kamu ceritakan itu, ya.”Valerie tertegun sejenak, lalu segera mengangguk, “Iya, dia orangnya.”“Bu Yuna, mengurangi satu bahan dari formula minyak esensial, sementara yang lain nggak berubah. Deviasi nggak terlalu besar, tapi justru jadi sangat berbeda.” Lawson berhenti sejenak, lalu berkata perlahan, “Kamu ... cerdik juga.”Yuna mengangkat alisnya sambil menatap Lawson. Tiba-tiba Yuna tersadar, “Kamu yang bantu Logan?”Pantas saja Logan tiba-tiba menjadi tenang. Selain itu, menurut kabar dari Kota Suba, pabrik VL sudah buka kembali dan memulai proses produksi normal. Yang artinya, Logan telah menyelesaikan masalah formula minyak esensial.Tentu saja, Logan sangat tidak mungkin bisa menemukan
“Kamu ....” Valerie tidak menyangka kalau lawan bicaranya adalah orang yang begitu keras kepala. Intinya, Yuna tidak mengucapkan sepatah kata pun, yang membuatnya tidak ada rasa pencapaian sama sekali. Valerie kesal bukan main.“Jangan kira kalian begitu hebat. New Life hanya anak perusahaan kecil dari Uniasia, nggak jauh lebih baik dari VL. Selain itu, sekalipun ini Uniasia, ada berapa sih pembuat parfum yang bisa dibandingkan dengan Pak Lawson?!”Usai berkata, Valerie melingkarkan tangannya di lengan Lawson dengan alami serta ekspresi bangga di wajahnya. Yuna terlihat sedang memikirkan sesuatu ketika melihat tindakan Valerie.“Sudah, Valerie. Jangan buang-buang waktu di sini. Kita harus menghabiskan waktu kita untuk hal-hal yang lebih penting.”Dari awal hingga akhir, Lawson tidak ikut serta dalam perselisihan mereka. Namun, setiap kata yang pria itu ucapkan justru mengungkapkan penghinaannya.“Benar banget! Ayo pergi, bikin sesak banget di sini!” Valerie mengibaskan tangannya, bahka
Edith benar-benar kehausan. Setelah minum segelas besar air, dia baru mendapatkan kembali tenaganya. “Tempat kalian benar-benar sesuai dengan reputasinya. Ada banyak jenis bunga, aromanya juga sangat murni.”“Begini saja. Aku akan menuliskan jenis dan jumlah yang aku butuhkan di sini. Kalau soal harga ... sesuai dengan yang kalian tawarkan sebelumnya. Diskon 20%, bagaimana?” Edith memberi isyarat, lalu mulai bernegosiasi dengan terampil.“Ini ....” Pihak lain jelas terlihat enggan. “Aturan kami di sini, paling banyak diskon 10%. Kamu harus tahu, harga yang kami berikan sudah merupakan harga terbaik.”“Terus terang saja, dalam soal harga kalian nggak terlalu unggul. Tapi aku benar-benar lebih suka dengan produk kalian. Kita semua ingin cari kerja sama jangka panjang di masa depan. Kalian berikan sedikit diskon lagi, demi jangka panjang di masa depan. Benar, nggak?” Edith berhenti sejenak, lalu berkata lagi, “Kamu juga tahu, kami bukan datang khusus untuk beli barang. Aku hanya perlu se
“Ayo kita lihat,” kata Yuna yang mulai agak tertarik.Begitu memasuki kompartemen kecil di dalamnya, memang terdapat beberapa pot cendana merah berdaun kecil. Sekilas, cendana merah itu tidak jauh berbeda dengan yang biasa.Tanaman ini banyak yang palsu di pasaran. Hanya saja di tempat ini, sekali lihat langsung tahu kalau itu tanaman bagus. Namun bagaimanapun, tanaman itu tidak termasuk tanaman yang sangat langka.“Apanya yang istimewa?” Edith membungkuk untuk melihat daun-daunnya, lalu mengendus dengan hidungnya.“Kalian orang ahli, lihat saja,” kata Wendi sambil tertawa pelan. Dia yang sederhana dan jujur, justru sengaja tidak memberitahu mereka.Yuna melihat dengan teliti. Dia mengulurkan tangan, lalu mencubit sedikit daun dari tanaman itu. Ada sedikit cairan yang mengalir keluar dari patahan daun, lalu tercium aroma yang unik. Yuna meletakkan daun di depan hidungnya dan menciumnya. Kemudian, dia mengambil bagian batang untuk lihat-lihat. Ada patahan bercabang di samping. Dia berpi
“Ini ... takutnya nggak bisa,” tolak Wendi. “Kamu tahu nggak mudah untuk membudidayakan tanaman ini. Kami sudah menghabiskan banyak usaha. Selain itu, jumlahnya memang nggak banyak, juga nggak cocok untuk kamu gunakan dalam jumlah besar. Jadi ....”“Aku nggak butuh banyak. Aku hanya ingin setengah dari yang kalian miliki sekarang.” Setelah melihat ke sekeliling, Yuna berkata, “Berikan dulu setengah dari yang kalian miliki. Tapi, yang setengahnya lagi aku juga mau. Aku nggak ambil dulu, titip sama kalian saja. Kamu jaga baik-baik, jangan jual ke orang lain.”“Maaf, kami nggak bisa.” Wendi tetap menolak dengan raut wajah serbah salah.“Katakan saja berapa harga yang kamu inginkan.” Edith yang di samping buka suara. Dia pikir tanaman itu pasti berguna karena melihat Yuna begitu bersikeras menginginkannya.Apalagi cendana merah berdaun kecil yang telah disambung tunas memang sangat sulit ditemukan. Seharusnya akan sangat berguna bagi mereka jika bisa memborong semuanya. Namun, harganya pas