Share

Ada Yang Bangkit, Tapi Bukan Keadilan

Pagi hari telah tiba. Semua orang telah terbangun karena kesibukan mereka. Namun, tetap menyempatkan sarapan.

Kali pertama dalam hidup Erland, duduk di antara banyak orang. Padahal biasanya hanya sendirian, bahkan melupakan sarapan.

"Papa mau ini?"

Pandangan Erland tertuju pada Fira yang menawarkan. Dia mengulas senyum, kemudian menyodorkan piring ke arah sang putri. Fira juga begitu senang dan mengambilkan, meski harus dibantu oleh Aruna juga.

"Terima kasih, putri papa yang cantik," ujar Erland dengan tangan mengusap kepala Fira.

Putrinya ini tertawa senang, sampai membuat semua mata melirik. Aruna juga sedikit terkejut, karena Fira tidak pernah seceria ini. Lantas, tatapannya tertuju pada Erland. Mungkin keputusan Aruna untuk kembali bersama sangat tepat.

Erland menyadari tatapannya dan berbisik, "kenapa Aruna? Yang semalam memangnya kurang."

Aruna yang mendengarnya jadi sedikit malu dan kesal. Aruna memutuskan untuk tidak menjawab dan sibuk dengan sarapannya. Erland mengulas senyu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status