Share

BAB 94 - Luka

Suasana rumah keluarga Bambang terasa mencekam malam itu. Novita duduk terdiam di ruang keluarga, matanya menerawang jauh. Air mata sudah berhenti mengalir, namun jejak-jejaknya masih terlihat jelas di pipinya.

Bambang, dengan langkah ragu, menghampiri istrinya. "Sayang..." panggilnya pelan.

Novita tidak menjawab, bahkan tidak menoleh. Matanya tetap terpaku pada satu titik di dinding.

"Novita, maafkan aku," Bambang berlutut di hadapan Novita, berusaha meraih tangannya. "Aku benar-benar minta maaf."

Novita menarik tangannya, menghindari sentuhan Bambang. "Maaf?" akhirnya ia bersuara, nadanya dingin. "Kau pikir maaf cukup, Bang?"

Bambang menunduk, "Aku tahu ini berat untukmu. Tapi kumohon, bicaralah padaku."

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status