Share

bab 2 Dosen Galak

Author: Mariahlia
last update Last Updated: 2025-01-18 18:22:26

"Saya tidak mau tau, harus selesai dalam waktu setengah jam!" Tegas dosen bernama Abian itu sambil berkacak pinggang menatap Zahra dengan sengit.

Zahra menghembuskan nafasnya panjang, entah lah dirinya sangat ingin tidak berurusan dengan dosen yang ada di hadapannya saat sekarang ini, namun kenyataannya dirinya sudah di haruskan untuk berurusan dengan dosen ini. Karena mau mengelak juga, kenyataannya bahwa Abian Kaliandra adalah dosen pembimbingnya..

"Kamu tidak dengar apa yang saya bilang?" Seru Abian dingin lagi sambil meletakkan kertas-kertas skripsi yang baru saja dirinya lihat tadi dengan kasar di atas meja sana.

"Skripsi kamu salah semua. Kamu niat sekolah enggak sih?" Timpalnya lagi dengan emosi yang membuncah.

"Ubah skripsi kamu! Dan jangan lupa tugas yang saya berikan tadi. Harus selesai dalam waktu setengah jam. Saya tunggu kamu di ruangan saya setengah jam lagi. Kalau kamu tidak siap, kamu tidak akan lulus" ucap Abian dengan nada tegas dan tidak mau di bantah.

"Kamu enggak denger apa yang saya bilang?" Desis Abian saat tak mendapati respon dari Zahra.

Zahra yang masih menundukkan kepalanya itu mengangguk pelan. "Maaf pak, saya akan kerjakan" tangannya meraih kertas-kertas tersebut, lalu beranjak dari duduknya. "Saya permisi pak" ucap Zahra dan berlalu keluar dari ruangan milik Abian.

.

Abian mengangkat sebelah alisnya ke atas. Sambil menatap punggung Zahra "Tumben tuh anak, biasanya mau saya marahin juga dia tetap senyum-senyum enggak jelas. Tapi kali ini kok aneh kali ya"

"Ah sudah lah saya tidak mau ambil pusing" ucap Abian lagi, lalu sibuk dengan laptop yang ada di atas mejanya. Bukan urusannya juga mau seperti apa gadis itu.

"Ya ampun Zahra gimana? Muka kamu kok pucet banget gitu?" Tanya Rani teman satu fakultas Zahra saat melihat Zahra baru saja tiba di dalam kelas.

"Gagal lagi" lirih Zahra sambil tertunduk lesu.

Rani mencebikkan ujung bibirnya. "Is, aku udah pernah bilang sama kamu, kalau pembimbingnya pak Abian itu sulit banget, Ra. Pak Abian galak banget. Ya walaupun tampan sih, tapi untuk apa kalau galak. Is amit-amit deh, jangan sampe aku berurusan sama pak Abian" ucap Rani sambil bergidik ngeri membayangkan jika sampai berurusan dengan Abian, dosen otoriter yang terkenal galak di fakultas manajemen bisnis.

Zahra menghembuskan nafasnya panjang. "Iya kamu beruntung banget tau Ran, di bimbing sama buk Laras" ucap Zahra menyebut salah satu dosen.

Rani mengerutkan keningnya mendengar perkataan Zahra. "Lah bukannya kamu kemarin-kemarin seneng ya, di bimbing sama pak Abian?"tanya Rani.

'Iya itu dulu Ran, sewaktu aku belum tau status pak Abian, sekarang udah tau, hatiku sakit Ran, enggak respect lagi sama tuh dosen' ucap Zahra di dalam hatinya.

"Dan aku juga tau kemarin-kemarin walaupun kamu gagal, tapi kamu happy aja, enggak kayak hari ini" sambung Rani lagi.

Zahra menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bingung mau alasan apa sama si Rani. "Emm itu, aku, aku kesel aja Ran, selalu gagal" alibi Zahra, tidak mungkin kan Zahra mengungkapkan isi hatinya kepada Rani. Kalau sama Salma dan Tabita Zahra berterus terang itu karena mereka sedari SMP sudah bersahabat dengan Zahra. Tidak ada keraguan di dalam diri Zahra menceritakan semuanya dengan keduanya. Toh, mereka juga baik, dan selalu menjaga rahasia Zahra.

Rani mengangguk-anggukan kepalanya. "Yaudah sabar aja Ra. Doa kan aja pak Abian mendapatkan hidayah, tiba-tiba jadi dosen baik enggak galak terus" celoteh Rani.

Zahra hanya menganggukkan kepalanya. Lalu sedetik kemudian Zahra menepuk jidatnya, saat dirinya teringat sesuatu. "Ya ampun, aku lupa Ran, aku tadi dapet tugas lagi dari pak Abian, mana harus selesai dalam waktu setengah jam lagi. Aduh kayaknya aku pulangnya bisa sore ini" gerutu Zahra.

Rani meringis. "Ya udah sana buruan kerjain, biar bisa pulang cepet, emm aku enggak bisa nemenin kamu ya Zahra. Maaf banget, aku harus pulang cepet" ucap Rani.

Zahra menganggukkan kepalanya. "Iya enggak apa-apa kok, santai aja" sahut Zahra sambil tersenyum.

Rani pamit pergi, meninggalkan Zahra yang sibuk berkutat dengan laptopnya. Menyelesaikan tugas yang di berikan oleh Dosennya tadi.

"Aku pergi dulu, ya Zahra."

Zahra menganggukkan kepalanya, membiarkan saja temannya itu pergi

"Ya ampun, skripsinya aja belum di ubah, ini udah dapet tugas lagi. Ya ampun"

"Baru semester satu saja sudah malas belajar, mau jadi apa kamu hmm?" Tanya Abian sambil meletakkan kertas tugas yang baru saja di berikan Zahra tadi. Abian sungguh sangat - sangat kesal, karena tugas yang Abian berikan jawabannya tidak sesuai sama sekali. Mana cuman satu lembar lagi.

"Maaf pak" ucap Zahra sambil menundukkan kepalanya. Entah lah setiap perkataan ketus yang keluar dari mulut Abian membuat hati Zahra bertambah sakit. Padahal kemarin-kemarin tidak,

Zahra bahkan kemarin malah tersenyum jika mendengar omelan dari dosennya itu..

Abian menghembuskan nafasnya panjang, lalu melirik Zahra sekilas. Tampak sangat jelas ada yang berbeda dari diri gadis di depannya ini. Di dalam hatinya, Abian bertanya-tanya apakah Abian sudah sangat kelewatan saat sekarang ini.

"Hmmm ya sudah, kamu boleh pulang" ucap Abian, dan Zahra menganggukkan kepalanya.

Zahra beranjak dari tempat duduknya. "Saya permisi pak," ucap Zahra tanpa menatap Abian sama sekali, dan senyuman yang biasa terpatri di wajahnya kini tidak ada. Membuat Abian merasa bersalah..

"Wa'alaikum salam, oiya Zahra" panggil Abian lagi, membuat Zahra menghentikan langkah kakinya yang ingin keluar dari ruangan milik Abian.

Zahra membalikkan tubuhnya, tapi tidak menatap Abian. "Iya pak."

Abian menghembuskan nafasnya kasar. "Hmmm maaf, jika saya terlalu galak sama kamu" ucap Abian.

Dan ucapan Abian sukses membuat Zahra terpaku..

Abian Kaliandra, pria berusia 28 tahun, seorang dosen sekaligus anak dari pengusaha sukses bernama Landra itu, sang istri meninggal dunia, akibat perdarahan pasca melahirkan Abian. Sosok Abian hidup tanpa ibu, walaupun tidak mempunyai ibu, tapi Landra membesarkan Abian dengan penuh kasih sayang dan cintanya, jadi Abian tidak pernah kekurangan kasih sayang, Abian juga tidak pernah mengeluh sedikitpun, Abian malah bersyukur, mempunyai ayah seperti Landra, sosok tegas dan berhati lemah lembut. Dan yang Abian tau, jika ini semua sudah menjadi takdir dirinya.

Di usianya yang sudah 28 tahun ini, Abian sudah mempunyai istri, dia bernama Dona. Wanita yang di jodohkan oleh Landra, Dona juga sama seperti dirinya, tapi beda nya Luna yatim piatu, ibu dan ayahnya meninggal karena sebuah insiden kecelakaan hebat, dan Landra di percaya kan oleh kedua orang tua Dona untuk menjaga wanita itu, pesan kedua orang tua Dona sebelum menghembuskan nafasnya terakhir..

Abian sudah menikah 3 tahun lamanya, namun dirinya sama sekali belum di karuniai seorang anak. Abian juga tidak mempermasalahkan hal itu. Tapi berbeda dengan Landra, pria itu sungguh sangat mengharapkan kehadiran seorang cucu, mengingat mereka butuh seorang pewaris untuk harta kekayaan mereka.

"Program hamil saja Dona, biar Papi yang biayai" ucap Landra.

Dona menundukkan kepalanya. "Pi, Luna juga sudah membicarakannya sama mas Abian, tapi mas Abian enggak mau sama sekali." Sahut Dona. Ini bukan pertama kali penolakan yang di ucapkan oleh Dona. Tapi sudah sering sekali Landra mengatakan hal tersebut, pasti Dona selalu mencari alasan.

Kalau Abian, hanya diam saja, dan bilang nanti di usahakan. Itu selalu. Dan hal tersebut membuat Landra sangat kesal,

Landra menghela nafasnya kasar. "Kamu pikirkan baik-baik omongan Papi. Abian sudah matang, dan dia butuh seorang keturunan! Tidak mungkin selamanya kamu seperti ini terus menerus. Keluarga saya hanya punya Abian, dan Abian harus punya keturunan untuk bisa meneruskan harta ini." Kata Landra dengan nada dingin.

Dona menundukkan kepalanya, sambil meremas kedua tangannya dengan kencang. Sungguh ini sebuah ancaman bukan?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 3 Kecelakaan

    "Zahra kenapa kok makanannya enggak habis hm?" Tanya Fatih sambil meletakkan sepotong pizza lagi ke piring Zahra. Fatih memang sudah pulang dari luar negeri, dan dirinya langsung bertandang ke rumah Bani. "Makan lagi sayang, nih tambah lagi" ucap Fatih. Zahra hanya menggelengkan kepalanya. "Zahra udah kenyang om" tolak Zahra lembut. Zahra lalu menatap ke arah bunda yang tengah menyuapi adiknya. "Bun, aku pamit masuk dulu ya" ucapnya kepada sang bunda, lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamarnya. Meninggalkan Fatih, Ana dan juga Athar yang menatap punggung Zahra dengan tatapan yang sulit di artikan. Tidak lama Bani yang dari toilet menghampiri dan langsung bergabung bersama dengan mereka. "Zahra-nya kemana? Belum pulang dari kampus?" Tanya Bani. "Zahra di kamarnya. Baru juga pulang dari kampus, entah kenapa, makan juga enggak habis" sahut Ana sedikit risau dengan tingkah Zahra yang tiba-tiba aneh. "Pasti ini gara-gara kamu kan Fatih, his kamu sih buat anak gadis

    Last Updated : 2025-01-19
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 4 kalut

    "To--tolong" Zahra berteriak ketika tidak sanggup menahan berat badan wanita itu, Zahra terduduk lemas, sambil melirik ke sana kemari, mencari keberadaan seseorang. Namun hasilnya nihil, jalanan ini sangat sepi. Zahra merutuki dirinya, mengapa pula dirinya harus lewat jalanan sepi ini. Padahal ayahnya selalu melarangnya jika Zahra melewati jalanan ini. Takut jika sesuatu hal yang buruk terjadi. Dan benar, saat ini Zahra merasakannya sendiri. Zahra menatap mobil milik wanita itu yang sudah hangus terbakar. Zahra menghembuskan nafasnya panjang, lalu menatap wanita yang ada di pangkuanya. Hujan sudah mulai reda, Tidak lama, sebuah motor metik lewat berlawanan arah, Zahra yang mendengar deru suara mesin sepeda motor itu langsung tersenyum. "Pak tolong!!" Teriak Zahra sambil melambaikan sebelah tangannya, Sang bapak juga langsung menghentikan laju motornya. Pria paruh baya itu menatap terkejut melihat sebuah mobil yang sudah hangus terbakar oleh api di jalanan basah itu, dan mel

    Last Updated : 2025-01-19
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 5 Datang berkunjung

    Tap tap tap Abian melangkah lebar menyusuri lorong rumah sakit, tujuannya adalah ruangan operasi. Tempat di mana sang istri saat ini tengah mempertaruhkan nyawanya. Abian berulang kali menghembuskan nafasnya kasar, di dalam hati selalu memanjatkan doa, berharap istrinya baik-baik saja. 1 jam lamanya Abian berdiri di depan ruangan tersebut, Landra tadi sudah di telpon, dan katanya sudah di dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Cklek Seorang dokter keluar dari ruangan tersebut, membuat Abian langsung mendongak, menatap wajah sang dokter. "Dokter, bagaimana keadaan istri saya?" Tanya Abian tho the point. Rasa khawatir sungguh menyeruak di dalam dirinya. Dirinya bahkan langsung bertanya tanpa menunggu ucapan dari dokter itu. Dokter itu tersenyum. "Anda Abian Kaliandra, suami ibu Dona?" "Iya" Sang dokter mengangguk-anggukan kepalanya, tau betul siapa yang ada di hadapannya saat sekarang ini, anak dari pengusaha terkenal di kota itu. Bahkan fotonya ada di sepanjang jala

    Last Updated : 2025-01-22
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 6

    Jika boleh aku meminta, aku tidak mau Allah menakdirkan hatiku jatuh kepadamu. Dan jika boleh, aku ingin sekali pergi menjauh dari kamu. Dan melupakan semua perasaanku. Walaupun sulit, tapi aku harus mencobanya. Tapi ternyata Takdir Allah tidak di sangka-sangka. Nyatanya Allah semakin membuat aku dekat dengan kamu.. __Putri Az-Zahra __ Semua takdir sudah di garis kan oleh Allah SWT... Kita sebagai hambanya hanya mampu menerima dan berdoa, berharap kita mendapatkan takdir yang baik... __istri kedua sang Dosen__ Setelah operasi di kaki Dona berhasil, dan Dona di nyatakan baik-baik saja, Bani langsung mendatangi korban kecelakaan yang di tabrak oleh Zahra, Bani akan meminta maaf dan menanggung semua pengobatan korbannya itu... Namun siapa sangka, jika orang yang di tabrak oleh Zahra adalah istri dari Abian, dosennya sendiri, dan sekaligus menantu dari Landra... "Tidak masalah pak Bani, jangan seperti itu, saya sudah memaafkan, tidak ada luka yang serius kita yang di derita ole

    Last Updated : 2025-03-13
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 7

    Keesokan harinya... Hari ini Zahra membawa makanan untuk Dona, setelah ke kampus, Zahra memutuskan untuk mengunjungi Dona terlebih dahulu. Karena ia juga tidak memiliki luka yang cukup serius, Zahra bisa pergi kemana pun, tapi tetap saja, Bani -ayahnya melarangnya membawa mobil sendiri. Sementara waktu, Zahra pergi kemanapun di antar oleh supir. Anggap saja ini sebagai permohonan maaf Zahra, semoga hubungannya dengan Dona baik kedepannya. Walaupun ia tau, jika wanita itu istri dari dosennya, pria yang di cintainya. Tapi, Zahra akan berusaha keras melupakan pria itu, biar bagaimanapun perasaan yang di miliki oleh Zahra sudah salah, karena ia mencintai suami orang lain. Awalnya Ana menyuruh Zahra untuk istirahat terlebih dulu, namun Zahra menolaknya, alasannya karena Zahra tidak ingin tugas kuliahnya menumpuk, gara-gara ia tak kuliah-kuliah. Apalagi Zahra ingin lulus dengan cepat, ia harus segera menyelesaikan skripsinya... Zahra melangkahkan kakinya secara perlahan menyusu

    Last Updated : 2025-03-14
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 8

    Jika boleh meminta kepada Allah, aku ingin tidak di takdir kan denganmu... Aku tidak ingin hadir dan mencintaimu... Aku sungguh sangat sakit, ketika aku menjadi istrimu, tapi kamu sama sekali tidak mengharapkan aku. Kamu tidak pernah menganggap aku ada.. Aku hanya seperti bayangan di dalam hidupmu. __Putri Az-Zahra ___ "Mas, kamu mau kan?" Tanya Dona sambil memohon kepada Abian yang berjalan masuk ke dalam ruangan itu. Suasana itu cukup tegang, bahkan Zahra sudah berharap ia akan terbebas dari sini. Sedangkan Dona, ia masih berharap Abian suaminya itu mau menikah dengan Zahra. "Mas, ini demi Papi. Kamu harus mengerti bagaimana perasaan Papi.. aku tidak mampu memberikan kamu keturunan mas. Aku mohon" Ucap Dona dengan tatapan sendunya. Dona lalu menatap ke arah Zahra yang sedari tadi terdiam. "Zahra wanita yang baik mas. Aku yakin, Zahra bisa memberikan kamu keturunan, mas. Aku dan dia bisa menjadi istri kamu mas" ucap Dona. Abian menghela nafasnya kasar. Zahra itu adalah m

    Last Updated : 2025-03-14
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 9

    Apakah aku mampu? Apakah aku bisa melakukannya. Saat hatiku hanya untuk seseorang. Nyatanya ini yang kedua kalinya aku harus melakukannya. -Abian Kaliandra - Di tengah sore yang berangin, cahaya matahari yang biasanya lembut dan hangat terasa sangat kencang, seolah-olah menembus tiap celah dan sudut yang ada. Daun-daun pada pepohonan bergoyang keras, berbisik satu sama lain dalam irama yang cepat. Cahaya itu menciptakan bayangan tajam yang jatuh memanjang di tanah, bergerak cepat mengikuti gerakan matahari yang tergesa-gesa menuju ufuk barat. Di tengah kekuatan angin yang membawa cahaya tersebut, debu dan partikel kecil terbawa, membuat langit terlihat sedikit kabur namun penuh dengan dinamika sore yang tidak terduga. Abian duduk di sebuah kursi taman, pandangannya terarah ke depan sana. Orang-orang sibuk berlalu lalang di depannya, namun ia tidak memperhatikan mereka. Fokusnya hanya pada pikiran yang berkecamuk di kepalanya. Matanya yang datar tidak berkedip, seolah ia mencari

    Last Updated : 2025-03-15
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 10

    Setelah berunding cukup lama, dan memakan waktu hingga dua hari lamanya. Zahra akhirnya di perbolehkan menikah dengan Abian oleh keluarganya. Ana dan Bani awalnya menolak keras pernikahan tersebut, namun karena Landra terus mendesak mereka, pada akhirnya keduanya terpaksa menerimanya.. Dan mereka berharap Zahra akan selalu bahagia, tidak akan pernah menderita setelah menikah dengan Abian. Mereka hanya bisa berdoa, tidak bisa berbuat apapun, Landra memiliki kekuasaan yang begitu besar, ia bahkan mengancam keduanya, membuat keduanya tak berdaya. Bani mengusap kepala anaknya dengan sayang. "Maafkan ayah, nak." Ucap Bani, sungguh ia menyesal karena tidak bisa melindungi anak gadisnya itu. Memberikan anak gadisnya itu pada mereka, sama saja menghantarkan pada sebuah neraka terbuka. Bani, tau seperti apa keluarga Kaliandra. Tapi, ia tak punya pilihan lain. Nyawa keluarganya terancam. "Ayah sudah menjadi ayah yang gagal untuk kamu" ucap Bani sesenggukan, rasanya ia benar-benar tak rela

    Last Updated : 2025-03-15

Latest chapter

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 45

    Kesialan Dona nyatanya tidak sampai di situ saja. Dona bahkan harus pulang jalan kaki karena tidak ada satupun kendaraan yang di stop oleh dirinya yang mau berhenti. Alasannya karena mereka mengira jika Dona itu gembel, dan takutnya Dona tidak akan membayar mereka. Dona sangat geram dengan semua orang yang menganggapnya gembel. Dirinya ingin melihatkan uang dan kartu ATM miliknya, namun lagi-lagi kesialan berpihak kepada Dona. Ponsel, kartu ATM dan uangnya tertinggal di rumah. Dona lupa membawanya. Dona malah hanya membawa tas berisi makeup saja.Terpaksa karena mereka tidak percaya jika Dona akan membayar mereka setelah sampai di rumah, jadi lah Dona memutuskan untuk berjalan kaki. Ya walaupun sangat jauh jarak yang akan ia tempuh itu.Dona menghela nafasnya kasar, sembari berhenti dan duduk di sebuah teras rumah milik orang. Rasanya sakit sekali kakinya, kakinya bahkan terasa mau copot saja, pegal sekali. Dona mensejajarkan kakinya, tangannya terulur perlahan memijitnya."Uh

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 44

    Dona tersenyum puas ketika melihat pesannya yang sudah tanda centang dua biru. Itu tanda ya Abian pasti sudah melihat isi pesan yang di kirim oleh dirinya tadi. "Tunggu saja, aku yakin sebentar lagi kamu pasti akan di marahi habis-habisan oleh mas Abian, Zahra.... Hahaha rasakan" ucap Dona sambil tertawa lebar. Ia bahkan sudah membayangkan bagaimana marahnya Abian nanti. Dan pastinya Abian tidak akan pernah memaafkan Zahra, dan berakhir mereka akan berpisah. Maka dari situ, Dona akan mencuri hati Abian kembali, ia akan masuk kembali ke dalam kehidupan Abian, dan ia akan menjadi istri satu-satunya Abian. "Aku udah nggak sabar, nungguin mereka cerai." Ucap Dona lagi. "Aku harus siap-siap, pasti sebentar lagi mas Abian bakalan usir Zahra, dan aku akan ke sana, pasti mas Abian membutuhkan aku" ucap Dona, Dona lalu membuka lemarinya, tangannya dengan lihai mencari-cari baju mana yang pantas untuk dirinya kenakan. Dona harus tampil cantik dan membuat Abian terpesona oleh dir

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 43

    Abian menghembuskan nafasnya lelah, sedari tadi ia tampak kesal sendiri, bagaimana tidak kesal, dirinya harus di hadapkan oleh wanita seperti Dona ini. Ya, setelah dari rumah Abian tadi, ternyata Dina mengikutinya sampai dirinya ke kampus tempatnya mengajar, dan lebih parahnya lagi, Dona terus saja merengek-rengek pada Abian, dan membuat semua para mahasiswanya sampai di buat heboh. Abian yang kesal, langsung membawa Dona ke dalam ruangannya. Udah nyuruh wanita itu pulang, tapi Dona itu keras kepala banget, dan mau maksa Dona pulang, Abian tidak punya banyak waktu, Abian masih punya jam mengajar di kelas. "Sana pulang, saya sibuk" ucap Abian datar, tanpa menatap ke arah wanita itu. Dona tersenyum getir, tapi dirinya tidak patah semangat, apa pun yang terjadi diri nya harus tetap bisa membuat Abian bertekuk lutut padanya. "Mas, aku rindu sama kamu" Dona sampai ingin beranjak dari duduknya dan ingin berjalan ke arah Abian, namun Abian yang menyadarinya langsung bangkit dari duduk

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 42

    "Kenapa mau buat sarapan sendiri hm? Padahal kita bisa beli." Tanya Abian menatap lekat wajah sang istri yang tengah sibuk menyiapkan sarapan pagi... Zahra sangat cantik seperti itu, membuat Abian tidak henti-hentinya memandangi Zahra. Sungguh entah seberapa besar cinta yang telah Abian rasakan, Abian sangat mencintai Zahra ,Dan untuk masalah bik Sumi, Abian juga telah memecat wanita itu. Ia sudah mendapatkan bukti jika bik Sumi bersengkokol dengan Dona. Zahra tersenyum, tangannya masih sibuk menuangkan nasi goreng ke piring. Ya Abian itu selalu suka jika pagi di buat kan nasi goreng oleh Zahra, dan tidak bosen sama sekali. Kata Abian nasi goreng buatan Zahra itu sangat lah enak, Zahra sampai malu ketika Abian memuji nasi goreng buatannya. Padahal menurut Zahra biasa saja, dirinya juga belajar dari bundanya, karena ayah dan adiknya sama-sama pecinta nasi goreng. Dan juga hubungan keduanya selama seminggu ini semakin membaik... Zahra bahkan tidak segan selalu ingin bermanja-manja

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 41

    Tiga bulan berlalu... Dona tersenyum tipis ketika melihat rumah yang ada di hadapannya ini... Ya, Dona sudah pulang dari rumah sakit, setelah beberapa waktu menjalani rawat inap di rumah sakit. Kondisinya sih masih belum di katakan baik-baik saja, namun Dona bersikeras ingin pulang, dirinya sungguh tidak betah di rumah sakit. Dona ingin menemui Abian. Dona sedikit kesal juga, mengingat dirinya di rumah sakit, namun Abian sama sekali tidak pernah mengunjungi dirinya. Dan karena rasa rindunya dengan Abian, Dona oun langsung mendatangi rumah milik Abian.. Dona tersenyum memandangi rumah ini, rumahnya bersama dengan Abian 2 tahun yang lalu. Walaupun Abian bersikap dingin kepada dirinya, tapi Dona masih bersyukur Abian selalu menjaganya. Abian selalu ada untuk dirinya. Setetes air mata jatuh di pipi Dona, rasa penyesalan itu sungguh menyayat hatinya. Mengapa Dona sangat bodoh dulu? Mestinya dirinya tidak melepaskan seorang Abian demi bersama dengan Bara. "Kenapa aku bodoh sek

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 40

    Ceklek "Mas Abian." Senyuman di bibir Dona yang sedari tadi muncul, kini harus luntur, ketika mengetahui jika yang masuk ke dalam ruangannya bukan lah Abian, melainkan Landra..Dona padahal sudah sangat berharap sekali jika yang masuk ke dalam ruangannya dan menjenguknya adalah Abian – mantan suaminya itu. Landra tersenyum tipis, lalu menghampiri mantan menantunya itu. Ya, Abian sudah lama menceritakan kejadian tersebut, tentang Dona yang berselingkuh, dan Abian yang menjatuhkan talak pada Dona, Landra cukup terkejut mendengar hal itu, namun ia mendukung sepenuhnya keputusan anaknya. Ia juga sudah salah karena telah menikah kan Abian dengan Dona. Mestinya Landra, tidak terburu-buru mengambil sebuah keputusan yang pada akhirnya membuatnya rugi. Ya, walaupun dia anak sahabat Landra, namun Landra paling benci dengan sikap seperti demikian. Dan rasa kesal pada Dona cukup memenuhi hatinya. Landra bahkan ingin sekali membuat wanita itu merasakan apa yang lebih di rasakan oleh anaknya

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 39

    Abian dan Zahra kini sudah sampai di tempat penjualan bakso yang ada di sebuah gang di dekat perumahan Zahra. Kata Zahra bakso yang di sana sangatlah enak, Zahra bahkan pernah beberapa kali membelinya. Dan sekali ini ia sangat ingin makan bakso dengan suaminya itu. Entahlah permintaan yang sangat aneh, tapi Zahra sangat menginginkannya. Beruntung ia dan Abian sudah tidak bertengkar lagi, kalau saja hubungannya belum membaik dengan Abian, mungkin Zahra akan menangis menahan rasa inginnya itu. "Gimana enak?" Tanya Abian lembut, ketika melihat Zahra sangat menikmati semangkuk bakso yang ada di hadapannya, bahkan bibir Zahra belepotan, membuat Abian mengambil tisu dan mengelap bibir Zahra. Zahra menganggukkan kepalanya cepat, sambil tersipu malu dengan tindakan Abian ini, rasanya Zahra ingin menghilang saja dari belahan bumi ini, karena tidak sanggup di perhatikan seperti ini. Abian memang benar-benar berubah. Bahkan sedari tadi pria itu terus mengulas senyumnya. Abi

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 38

    Setelah mengambil obat, Zahra dan Abian memutuskan untuk kembali pulang. Pulang ke rumah Zahra yang ada di kota Bandung. Karena Zahra masih mau di sana, Abian tadi sudah membujuk Zahra untuk kembali ke Jakarta mereka berdua, namun Zahra masih ingin tinggal di sana, terlebih Zahra juga masih kuliah di sana. "Padahal nggak masalah kalau kamu mau kembali lagi ke kampus yang dulu. Lagian punya saya juga kampusnya" cetus Abian, ia tak bisa berpisah lama dari istrinya itu. Sungguh ia ingin lagi tinggal bersama dengan Zahra. Zahra tersenyum kecil. "Saya masih mau tinggal di sini, pak. Nggak apa-apa kan? Lagian sebentar lagi saya juga bakalan selesai kuliahnya kok. Ini juga saya lagi susun skripsinya." Kata Zahra, tapi tetap saja membuat Abian cemberut. "Lama, saya nggak bisa kalau tidak ketemu sama kamu."Zahra terkekeh kecil, agak terkejut melihat tingkah lucu pria yang berstatus suaminya itu, pasalnya Abian tidak pernah menunjukkan sikap seperti ini. "Sabar dong, bapak kan masih bisa

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 37

    Dona hari ini berencana pergi ke sebuah cafe, karena bosan, pacarnya hari ini di hubungi susah banget, jadi Dona yang kesal memilih keluar untuk menenangkan pikirannya.Dan di sini lah Luna, duduk sambil melihat para orang yang datang dengan pasangannya masuk ke dalam caf tersebut.Dona menatap iri pengunjung cafe yang datang dengan pasangannya.Kekasih Dona itu sekarang sudah jarang sekali mengunjungi Dona, bahkan jika Dona mengajaknya jalan, alasannya banyak sekali. Dona sampai di buat kesal bukan main. Apa lagi hari ini, pria yang berstatus pacarnya itu sama sekali tidak bisa di hubungi.Dona tidak ingin mengingat hal tersebut yang semakin membuat suasana hatinya keruh, sialan sekali. Deg Saat Dona sedang duduk santai di sebuah cafe, Dona di buat terkejut, tiba-tiba tubuh Dona menegang hebat, ketika matanya menatap sosok seorang pria dengan wanita yang baru saja memasuki cafe itu, dengan bergandengan tangan sangat mesra.Dona bangkit dari duduknya, dan langsung menghampiri k

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status