Share

bab 3 Kecelakaan

Penulis: Mariahlia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-19 22:12:00

"Zahra kenapa kok makanannya enggak habis hm?" Tanya Fatih sambil meletakkan sepotong pizza lagi ke piring Zahra. Fatih memang sudah pulang dari luar negeri, dan dirinya langsung bertandang ke rumah Bani.

"Makan lagi sayang, nih tambah lagi" ucap Fatih.

Zahra hanya menggelengkan kepalanya.

"Zahra udah kenyang om" tolak Zahra lembut.

Zahra lalu menatap ke arah bunda yang tengah menyuapi adiknya. "Bun, aku pamit masuk dulu ya" ucapnya kepada sang bunda, lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamarnya. Meninggalkan Fatih, Ana dan juga Athar yang menatap punggung Zahra dengan tatapan yang sulit di artikan.

Tidak lama Bani yang dari toilet menghampiri dan langsung bergabung bersama dengan mereka.

"Zahra-nya kemana? Belum pulang dari kampus?" Tanya Bani.

"Zahra di kamarnya. Baru juga pulang dari kampus, entah kenapa, makan juga enggak habis" sahut Ana sedikit risau dengan tingkah Zahra yang tiba-tiba aneh.

"Pasti ini gara-gara kamu kan Fatih, his kamu sih buat anak gadis saya badmood saja" seru Bani menatap sinis ke arah Fatih.

Fatih memutar bola matanya jengah. Lalu beranjak dari duduknya "Nggak ya, jangan asal nuduh kamu" sahutnya.

Lalu Fatih menatap ke arah Athar yang sudah selesai makan pizza nya. " Thar, main sama om yuk," ajaknya dan langsung mendapatkan anggukan dari Athar.

Fatih langsung pergi dengan Athar meninggalkan Ana dan juga Bani.

"Mas ini, enggak enak sama pak Fatih, kalau dia tersinggung gimana?" Seru Ana dengan bibir yang mengerucut sebal.

Bani berdecak. "Enggak lah sayang, dia mana tersinggung. Kamu juga tau, mas udah biasa sama Fatih berdebat." Sahut Bani santai, bahkan tangannya sibuk meraih gagang gelas yang berisi kopi hangat yang telah di buat oleh istrinya tadi, lalu menyesapnya perlahan.

Ana hanya mengedikkan bahunya acuh,

"Yaudah mas makan, habis itu temenin pak Fatih, kasihan dia jauh-jauh dari Sydney berkunjung kemari, malah di cuekin" ucap Ana, dan Bani menganggukkan kepalanya.

"Siap bu bos"

Ana tersenyum tipis melihat tingkah suaminya itu.

Di dalam kamarnya, Zahra berulang kali tersenyum miris, meratapi takdirnya.

Dirinya sering sekali menolak banyak pria, namun sekalinya jatuh cinta, Zahra malah menoreh luka yang sangat mendalam. Zahra harus di patahkan oleh sebuah kenyataan yang sangat menyakitkan.

Air matanya yang sedari tadi di tahan olehnya tidak mampu dirinya tahan lagi. Di dalam kamarnya yang gelap ini, hanya ada cahaya lampu tidur saja, Zahra terisak tanpa suara. Dirinya benar-benar harus melupakan cintanya. Pria yang sudah lama di kagumi secara diam-diam olehnya itu.

Cinta yang selama ini dirinya pendam, untuk seseorang yang tidak pernah dirinya gapai sampai kapanpun. Karena takdir, bahwa pria yang di cintai olehnya sudah mempunyai istri. Dan Zahra tidak akan pernah mau merebut suami orang ataupun merusak rumah tangga orang sekalipun ada harapan..

Biarlah, perasaan itu perlahan hilang, walaupun sangat sulit bagi Zahra, karena ini kali pertama bagi dirinya merasakan jatuh cinta.

Namun Zahra akan selalu berdoa, semoga saja dirinya dapat menghilangkan rasa cinta yang ada di dalam hatinya untuk pria itu.

Zahra menarik selimut yang ada di bawah, hingga menutup ke lehernya, Zahra mulai memejamkan kedua bola matanya yang sudah sembab.

"Semoga, aku bisa melupakanmu"

Beberapa hari kemudian, hari di lewati oleh Zahra dengan penuh suka dan duka, dirinya berusaha dengan keras melupakan dosennya itu, bahkan Zahra terkesan menghindari dosennya, dan itu semakin membuat Abian penuh tanda tanya dengan sikap Zahra.

Hari ini, karena Zahra sangat kelelahan, sebab dirinya kemarin mengajak Athar adiknya ke mall, jadilah paginya Zahra sampai telat bangun, dan alhasil diri nya harus buru-buru pergi ke kampus. Karena pagi-pagi Zahra sudah ada kelas. Mana kelas nya pak Abian lagi. Dosen galaknya itu. Jika telat semenit saja, sudah Zahra pastikan jika dirinya akan di hukum oleh pria itu.

"Zahra kamu sarapan dulu sayang" ucap bunda Ana sambil menyuapi Athar makan, ya walaupun Athar itu sudah sekolah 6 SD, tapi manjanya enggak ketulungan, bahkan sangat manja, Bani saja kadang sampai kesal di buatnya. Kadang malam juga Athar tidur bersama sang bunda.

Zahra menggelengkan kepalanya, " Bun, aku udah telat." Sahutnya, lalu meraih tangan Ana dan Bani bergantian dan menyalaminya.

" Tapi nanti kamu--"

"Nanti Zahra sarapan di kantin kampus Bun, Zahra pamit dulu ya Bun, ayah, adek" pamit Zahra.

Namun sebelum pergi, tidak lupa zahra mencubit gemas pipi adiknya itu, membuat Athar menggeram kesal.

"Kak Zahra!!" Pekik Athar.

Zahra terkekeh geli. Lalu berlari keluar dari rumah, menuju mobil.

Karena Zahra terburu-buru, jadi Zahra mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, meliuk-liuk di jalanan beraspal itu, sambil melirik ke arah jam tangannya.

"Ya ampun udah telat 5 menit lagi, aduh bisa kena hukuman aku sama pak Abian" gerutu Zahra.

Namun siapa sangka jika tiba-tiba hujan turun, membuat Zahra menghembuskan nafasnya kasar.

"Yah hujan lagi" ucap Zahra.

Karena buru-buru dan masih mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, Zahra sampai tidak sadar, ada mobil yang juga melaju cepat dan berlawanan arah dengan dirinya.

Zahra yang baru menyadari langsung membanting stir dan.....

Brukkkkkkk

Kecelakaan itu tidak dapat di hindari.

Untung mobil milik Zahra menabrak pohon, dan Zahra masih sadarkan diri. Hanya kepalanya saja yang mengeluarkan sedikit darah.

Zahra memegangi kepalanya yang pusing. Tapi dirinya bukan wanita cengeng, Zahra masih bisa menahannya.

Zahra buru-buru turun dari dalam mobil, dan melihat mobil milik seseorang yang juga rusak parah, tapi keadaan mobilnya lain, mobil tersebut terbalik.

Dan Zahra melihat sekumpulan asap yang mengepul dari mobil tersebut.

Melirik ke kanan dan ke kiri, jalanan itu tampak sangat sepi, memang jalanan yang di lalui Zahra itu sepi, itu jalan yang biasa dirinya gunakan kalau buru- buru berangkat ke kampus, dan bisa di pastikan oleh Zahra jika jalanan ini jarang di lalui oleh orang.

Dengan langkah yang tertatih, Zahra berjalan menuju ke mobil itu, lalu memekik ketika melihat seorang wanita yang tengah merintih kesakitan, tubuhnya terjepit mobil.

Dengan segenap kekuatannya, Zahra memukul dan menarik handle pintu mobil dan langsung membukanya.

Wanita itu menatap ke arah Zahra.

"Mbak, bertahan ya" ucap Zahra.

Wanita itu hanya menganggukkan kepalanya, lalu Zahra menarik wanita itu sekuat tenaganya.

"Aaaaaa"

"Sssss sakit"

"Mbak, sabar ya sebentar lagi" ucap Zahra.

Wanita itu teriak kesakitan, Zahra menggigit bibir bawahnya dengan kuat. Bingung juga, namun Zahra harus mengeluarkan wanita itu, karena asap mobil itu semakin banyak.

Tepat setelah Zahra berhasil mengeluarkan wanita tersebut, dan memapahnya menjauh dari mobil, dan saat itu juga mobil tersebut meledak.

Buuummmm

Zahra sampai memejamkan matanya, dengan jantung yang berdebar menyepat. Sungguh, hal yang sangat mengerikan.

Hujan membasahi tubuh keduanya, sampai..

Zahra terpekik, lalu tubuhnya limbung ketika wanita itu sudah jatuh pingsan di dalam rangkulannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 4 kalut

    "To--tolong" Zahra berteriak ketika tidak sanggup menahan berat badan wanita itu, Zahra terduduk lemas, sambil melirik ke sana kemari, mencari keberadaan seseorang. Namun hasilnya nihil, jalanan ini sangat sepi. Zahra merutuki dirinya, mengapa pula dirinya harus lewat jalanan sepi ini. Padahal ayahnya selalu melarangnya jika Zahra melewati jalanan ini. Takut jika sesuatu hal yang buruk terjadi. Dan benar, saat ini Zahra merasakannya sendiri. Zahra menatap mobil milik wanita itu yang sudah hangus terbakar. Zahra menghembuskan nafasnya panjang, lalu menatap wanita yang ada di pangkuanya. Hujan sudah mulai reda, Tidak lama, sebuah motor metik lewat berlawanan arah, Zahra yang mendengar deru suara mesin sepeda motor itu langsung tersenyum. "Pak tolong!!" Teriak Zahra sambil melambaikan sebelah tangannya, Sang bapak juga langsung menghentikan laju motornya. Pria paruh baya itu menatap terkejut melihat sebuah mobil yang sudah hangus terbakar oleh api di jalanan basah itu, dan mel

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 5 Datang berkunjung

    Tap tap tap Abian melangkah lebar menyusuri lorong rumah sakit, tujuannya adalah ruangan operasi. Tempat di mana sang istri saat ini tengah mempertaruhkan nyawanya. Abian berulang kali menghembuskan nafasnya kasar, di dalam hati selalu memanjatkan doa, berharap istrinya baik-baik saja. 1 jam lamanya Abian berdiri di depan ruangan tersebut, Landra tadi sudah di telpon, dan katanya sudah di dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Cklek Seorang dokter keluar dari ruangan tersebut, membuat Abian langsung mendongak, menatap wajah sang dokter. "Dokter, bagaimana keadaan istri saya?" Tanya Abian tho the point. Rasa khawatir sungguh menyeruak di dalam dirinya. Dirinya bahkan langsung bertanya tanpa menunggu ucapan dari dokter itu. Dokter itu tersenyum. "Anda Abian Kaliandra, suami ibu Dona?" "Iya" Sang dokter mengangguk-anggukan kepalanya, tau betul siapa yang ada di hadapannya saat sekarang ini, anak dari pengusaha terkenal di kota itu. Bahkan fotonya ada di sepanjang jala

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 6

    Jika boleh aku meminta, aku tidak mau Allah menakdirkan hatiku jatuh kepadamu. Dan jika boleh, aku ingin sekali pergi menjauh dari kamu. Dan melupakan semua perasaanku. Walaupun sulit, tapi aku harus mencobanya. Tapi ternyata Takdir Allah tidak di sangka-sangka. Nyatanya Allah semakin membuat aku dekat dengan kamu.. __Putri Az-Zahra __ Semua takdir sudah di garis kan oleh Allah SWT... Kita sebagai hambanya hanya mampu menerima dan berdoa, berharap kita mendapatkan takdir yang baik... __istri kedua sang Dosen__ Setelah operasi di kaki Dona berhasil, dan Dona di nyatakan baik-baik saja, Bani langsung mendatangi korban kecelakaan yang di tabrak oleh Zahra, Bani akan meminta maaf dan menanggung semua pengobatan korbannya itu... Namun siapa sangka, jika orang yang di tabrak oleh Zahra adalah istri dari Abian, dosennya sendiri, dan sekaligus menantu dari Landra... "Tidak masalah pak Bani, jangan seperti itu, saya sudah memaafkan, tidak ada luka yang serius kita yang di derita ole

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 7

    Keesokan harinya... Hari ini Zahra membawa makanan untuk Dona, setelah ke kampus, Zahra memutuskan untuk mengunjungi Dona terlebih dahulu. Karena ia juga tidak memiliki luka yang cukup serius, Zahra bisa pergi kemana pun, tapi tetap saja, Bani -ayahnya melarangnya membawa mobil sendiri. Sementara waktu, Zahra pergi kemanapun di antar oleh supir. Anggap saja ini sebagai permohonan maaf Zahra, semoga hubungannya dengan Dona baik kedepannya. Walaupun ia tau, jika wanita itu istri dari dosennya, pria yang di cintainya. Tapi, Zahra akan berusaha keras melupakan pria itu, biar bagaimanapun perasaan yang di miliki oleh Zahra sudah salah, karena ia mencintai suami orang lain. Awalnya Ana menyuruh Zahra untuk istirahat terlebih dulu, namun Zahra menolaknya, alasannya karena Zahra tidak ingin tugas kuliahnya menumpuk, gara-gara ia tak kuliah-kuliah. Apalagi Zahra ingin lulus dengan cepat, ia harus segera menyelesaikan skripsinya... Zahra melangkahkan kakinya secara perlahan menyusu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 8

    Jika boleh meminta kepada Allah, aku ingin tidak di takdir kan denganmu... Aku tidak ingin hadir dan mencintaimu... Aku sungguh sangat sakit, ketika aku menjadi istrimu, tapi kamu sama sekali tidak mengharapkan aku. Kamu tidak pernah menganggap aku ada.. Aku hanya seperti bayangan di dalam hidupmu. __Putri Az-Zahra ___ "Mas, kamu mau kan?" Tanya Dona sambil memohon kepada Abian yang berjalan masuk ke dalam ruangan itu. Suasana itu cukup tegang, bahkan Zahra sudah berharap ia akan terbebas dari sini. Sedangkan Dona, ia masih berharap Abian suaminya itu mau menikah dengan Zahra. "Mas, ini demi Papi. Kamu harus mengerti bagaimana perasaan Papi.. aku tidak mampu memberikan kamu keturunan mas. Aku mohon" Ucap Dona dengan tatapan sendunya. Dona lalu menatap ke arah Zahra yang sedari tadi terdiam. "Zahra wanita yang baik mas. Aku yakin, Zahra bisa memberikan kamu keturunan, mas. Aku dan dia bisa menjadi istri kamu mas" ucap Dona. Abian menghela nafasnya kasar. Zahra itu adalah m

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Istri Kedua sang Dosen   Prolog

    * Angin senja yang sejuk dan lembut menghembus melalui pelataran jendela rumah sakit, membawa dengan dirinya aroma musim gugur yang segar. Daun-daun kering berderak di bawahnya, sambil terbang lepas, tertiup angin yang berhembus secara ritmis. Suara daun bergesekan dan angin yang berbisik melalui celah-celah jendela menciptakan melodi alam yang tenang. Cahaya senja menyinari pelataran, memantulkan bayangan yang memanjang dan menari di dinding-dinding rumah sakit. Di luar, langit berubah menjadi palet warna oranye dan ungu, sementara matahari perlahan tenggelam, memberikan nuansa kedamaian yang kontras dengan situasi di dalam rumah sakit. "Menikahlah dengan suamiku, aku mohon, aku sudah tidak bisa memberikan keturunan untuk suamiku" ucap Dona tulus, istri Abian Kaliandra sambil menatap lekat wajah teduh milik Zahra. Abian Kaliandra adalah seorang dosen di mana tempat Zahra mengenyam pendidikan di universitasnya. Zahra terbelalak. "Maaf mbak, saya menolaknya, mana mungkin saya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Istri Kedua sang Dosen   Bab 1 Mengetahui..

    Di pagi yang cerah, taman di dekat kampus itu dipenuhi dengan semilir angin yang lembut, membawa keharuman bunga-bunga musim semi yang baru mekar. Pepohonan yang rindang menambah nuansa teduh, sementara sinar matahari yang menembus celah-celah daun menciptakan pola cahaya yang bermain di jalur-jalur setapak. Di kejauhan, beberapa mahasiswa terlihat duduk di bangku taman, ada yang sedang asyik membaca buku, sementara yang lain terlibat dalam pembicaraan serius atau sekadar menikmati suasana. Beberapa kelopak bunga yang gugur ditiup angin, berputar-putar di udara sebelum akhirnya mendarat di atas permukaan danau kecil yang ada di tengah taman. Air di danau itu tenang, memantulkan bayangan langit biru dan awan putih yang berarak lambat. Sesekali, suara gemericik air terdengar saat ikan-ikan kecil yang berenang dengan riang. Di sisi lain taman, jajaran bunga tulip dan mawar dalam berbagai warna menyuguhkan pemandangan yang memukau. Sementara itu, jalur setapak yang dibatasi denga

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 2 Dosen Galak

    "Saya tidak mau tau, harus selesai dalam waktu setengah jam!" Tegas dosen bernama Abian itu sambil berkacak pinggang menatap Zahra dengan sengit. Zahra menghembuskan nafasnya panjang, entah lah dirinya sangat ingin tidak berurusan dengan dosen yang ada di hadapannya saat sekarang ini, namun kenyataannya dirinya sudah di haruskan untuk berurusan dengan dosen ini. Karena mau mengelak juga, kenyataannya bahwa Abian Kaliandra adalah dosen pembimbingnya.. "Kamu tidak dengar apa yang saya bilang?" Seru Abian dingin lagi sambil meletakkan kertas-kertas skripsi yang baru saja dirinya lihat tadi dengan kasar di atas meja sana. "Skripsi kamu salah semua. Kamu niat sekolah enggak sih?" Timpalnya lagi dengan emosi yang membuncah. "Ubah skripsi kamu! Dan jangan lupa tugas yang saya berikan tadi. Harus selesai dalam waktu setengah jam. Saya tunggu kamu di ruangan saya setengah jam lagi. Kalau kamu tidak siap, kamu tidak akan lulus" ucap Abian dengan nada tegas dan tidak mau di bantah. "Ka

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18

Bab terbaru

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 8

    Jika boleh meminta kepada Allah, aku ingin tidak di takdir kan denganmu... Aku tidak ingin hadir dan mencintaimu... Aku sungguh sangat sakit, ketika aku menjadi istrimu, tapi kamu sama sekali tidak mengharapkan aku. Kamu tidak pernah menganggap aku ada.. Aku hanya seperti bayangan di dalam hidupmu. __Putri Az-Zahra ___ "Mas, kamu mau kan?" Tanya Dona sambil memohon kepada Abian yang berjalan masuk ke dalam ruangan itu. Suasana itu cukup tegang, bahkan Zahra sudah berharap ia akan terbebas dari sini. Sedangkan Dona, ia masih berharap Abian suaminya itu mau menikah dengan Zahra. "Mas, ini demi Papi. Kamu harus mengerti bagaimana perasaan Papi.. aku tidak mampu memberikan kamu keturunan mas. Aku mohon" Ucap Dona dengan tatapan sendunya. Dona lalu menatap ke arah Zahra yang sedari tadi terdiam. "Zahra wanita yang baik mas. Aku yakin, Zahra bisa memberikan kamu keturunan, mas. Aku dan dia bisa menjadi istri kamu mas" ucap Dona. Abian menghela nafasnya kasar. Zahra itu adalah m

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 7

    Keesokan harinya... Hari ini Zahra membawa makanan untuk Dona, setelah ke kampus, Zahra memutuskan untuk mengunjungi Dona terlebih dahulu. Karena ia juga tidak memiliki luka yang cukup serius, Zahra bisa pergi kemana pun, tapi tetap saja, Bani -ayahnya melarangnya membawa mobil sendiri. Sementara waktu, Zahra pergi kemanapun di antar oleh supir. Anggap saja ini sebagai permohonan maaf Zahra, semoga hubungannya dengan Dona baik kedepannya. Walaupun ia tau, jika wanita itu istri dari dosennya, pria yang di cintainya. Tapi, Zahra akan berusaha keras melupakan pria itu, biar bagaimanapun perasaan yang di miliki oleh Zahra sudah salah, karena ia mencintai suami orang lain. Awalnya Ana menyuruh Zahra untuk istirahat terlebih dulu, namun Zahra menolaknya, alasannya karena Zahra tidak ingin tugas kuliahnya menumpuk, gara-gara ia tak kuliah-kuliah. Apalagi Zahra ingin lulus dengan cepat, ia harus segera menyelesaikan skripsinya... Zahra melangkahkan kakinya secara perlahan menyusu

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 6

    Jika boleh aku meminta, aku tidak mau Allah menakdirkan hatiku jatuh kepadamu. Dan jika boleh, aku ingin sekali pergi menjauh dari kamu. Dan melupakan semua perasaanku. Walaupun sulit, tapi aku harus mencobanya. Tapi ternyata Takdir Allah tidak di sangka-sangka. Nyatanya Allah semakin membuat aku dekat dengan kamu.. __Putri Az-Zahra __ Semua takdir sudah di garis kan oleh Allah SWT... Kita sebagai hambanya hanya mampu menerima dan berdoa, berharap kita mendapatkan takdir yang baik... __istri kedua sang Dosen__ Setelah operasi di kaki Dona berhasil, dan Dona di nyatakan baik-baik saja, Bani langsung mendatangi korban kecelakaan yang di tabrak oleh Zahra, Bani akan meminta maaf dan menanggung semua pengobatan korbannya itu... Namun siapa sangka, jika orang yang di tabrak oleh Zahra adalah istri dari Abian, dosennya sendiri, dan sekaligus menantu dari Landra... "Tidak masalah pak Bani, jangan seperti itu, saya sudah memaafkan, tidak ada luka yang serius kita yang di derita ole

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 5 Datang berkunjung

    Tap tap tap Abian melangkah lebar menyusuri lorong rumah sakit, tujuannya adalah ruangan operasi. Tempat di mana sang istri saat ini tengah mempertaruhkan nyawanya. Abian berulang kali menghembuskan nafasnya kasar, di dalam hati selalu memanjatkan doa, berharap istrinya baik-baik saja. 1 jam lamanya Abian berdiri di depan ruangan tersebut, Landra tadi sudah di telpon, dan katanya sudah di dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Cklek Seorang dokter keluar dari ruangan tersebut, membuat Abian langsung mendongak, menatap wajah sang dokter. "Dokter, bagaimana keadaan istri saya?" Tanya Abian tho the point. Rasa khawatir sungguh menyeruak di dalam dirinya. Dirinya bahkan langsung bertanya tanpa menunggu ucapan dari dokter itu. Dokter itu tersenyum. "Anda Abian Kaliandra, suami ibu Dona?" "Iya" Sang dokter mengangguk-anggukan kepalanya, tau betul siapa yang ada di hadapannya saat sekarang ini, anak dari pengusaha terkenal di kota itu. Bahkan fotonya ada di sepanjang jala

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 4 kalut

    "To--tolong" Zahra berteriak ketika tidak sanggup menahan berat badan wanita itu, Zahra terduduk lemas, sambil melirik ke sana kemari, mencari keberadaan seseorang. Namun hasilnya nihil, jalanan ini sangat sepi. Zahra merutuki dirinya, mengapa pula dirinya harus lewat jalanan sepi ini. Padahal ayahnya selalu melarangnya jika Zahra melewati jalanan ini. Takut jika sesuatu hal yang buruk terjadi. Dan benar, saat ini Zahra merasakannya sendiri. Zahra menatap mobil milik wanita itu yang sudah hangus terbakar. Zahra menghembuskan nafasnya panjang, lalu menatap wanita yang ada di pangkuanya. Hujan sudah mulai reda, Tidak lama, sebuah motor metik lewat berlawanan arah, Zahra yang mendengar deru suara mesin sepeda motor itu langsung tersenyum. "Pak tolong!!" Teriak Zahra sambil melambaikan sebelah tangannya, Sang bapak juga langsung menghentikan laju motornya. Pria paruh baya itu menatap terkejut melihat sebuah mobil yang sudah hangus terbakar oleh api di jalanan basah itu, dan mel

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 3 Kecelakaan

    "Zahra kenapa kok makanannya enggak habis hm?" Tanya Fatih sambil meletakkan sepotong pizza lagi ke piring Zahra. Fatih memang sudah pulang dari luar negeri, dan dirinya langsung bertandang ke rumah Bani. "Makan lagi sayang, nih tambah lagi" ucap Fatih. Zahra hanya menggelengkan kepalanya. "Zahra udah kenyang om" tolak Zahra lembut. Zahra lalu menatap ke arah bunda yang tengah menyuapi adiknya. "Bun, aku pamit masuk dulu ya" ucapnya kepada sang bunda, lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamarnya. Meninggalkan Fatih, Ana dan juga Athar yang menatap punggung Zahra dengan tatapan yang sulit di artikan. Tidak lama Bani yang dari toilet menghampiri dan langsung bergabung bersama dengan mereka. "Zahra-nya kemana? Belum pulang dari kampus?" Tanya Bani. "Zahra di kamarnya. Baru juga pulang dari kampus, entah kenapa, makan juga enggak habis" sahut Ana sedikit risau dengan tingkah Zahra yang tiba-tiba aneh. "Pasti ini gara-gara kamu kan Fatih, his kamu sih buat anak gadis

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 2 Dosen Galak

    "Saya tidak mau tau, harus selesai dalam waktu setengah jam!" Tegas dosen bernama Abian itu sambil berkacak pinggang menatap Zahra dengan sengit. Zahra menghembuskan nafasnya panjang, entah lah dirinya sangat ingin tidak berurusan dengan dosen yang ada di hadapannya saat sekarang ini, namun kenyataannya dirinya sudah di haruskan untuk berurusan dengan dosen ini. Karena mau mengelak juga, kenyataannya bahwa Abian Kaliandra adalah dosen pembimbingnya.. "Kamu tidak dengar apa yang saya bilang?" Seru Abian dingin lagi sambil meletakkan kertas-kertas skripsi yang baru saja dirinya lihat tadi dengan kasar di atas meja sana. "Skripsi kamu salah semua. Kamu niat sekolah enggak sih?" Timpalnya lagi dengan emosi yang membuncah. "Ubah skripsi kamu! Dan jangan lupa tugas yang saya berikan tadi. Harus selesai dalam waktu setengah jam. Saya tunggu kamu di ruangan saya setengah jam lagi. Kalau kamu tidak siap, kamu tidak akan lulus" ucap Abian dengan nada tegas dan tidak mau di bantah. "Ka

  • Istri Kedua sang Dosen   Bab 1 Mengetahui..

    Di pagi yang cerah, taman di dekat kampus itu dipenuhi dengan semilir angin yang lembut, membawa keharuman bunga-bunga musim semi yang baru mekar. Pepohonan yang rindang menambah nuansa teduh, sementara sinar matahari yang menembus celah-celah daun menciptakan pola cahaya yang bermain di jalur-jalur setapak. Di kejauhan, beberapa mahasiswa terlihat duduk di bangku taman, ada yang sedang asyik membaca buku, sementara yang lain terlibat dalam pembicaraan serius atau sekadar menikmati suasana. Beberapa kelopak bunga yang gugur ditiup angin, berputar-putar di udara sebelum akhirnya mendarat di atas permukaan danau kecil yang ada di tengah taman. Air di danau itu tenang, memantulkan bayangan langit biru dan awan putih yang berarak lambat. Sesekali, suara gemericik air terdengar saat ikan-ikan kecil yang berenang dengan riang. Di sisi lain taman, jajaran bunga tulip dan mawar dalam berbagai warna menyuguhkan pemandangan yang memukau. Sementara itu, jalur setapak yang dibatasi denga

  • Istri Kedua sang Dosen   Prolog

    * Angin senja yang sejuk dan lembut menghembus melalui pelataran jendela rumah sakit, membawa dengan dirinya aroma musim gugur yang segar. Daun-daun kering berderak di bawahnya, sambil terbang lepas, tertiup angin yang berhembus secara ritmis. Suara daun bergesekan dan angin yang berbisik melalui celah-celah jendela menciptakan melodi alam yang tenang. Cahaya senja menyinari pelataran, memantulkan bayangan yang memanjang dan menari di dinding-dinding rumah sakit. Di luar, langit berubah menjadi palet warna oranye dan ungu, sementara matahari perlahan tenggelam, memberikan nuansa kedamaian yang kontras dengan situasi di dalam rumah sakit. "Menikahlah dengan suamiku, aku mohon, aku sudah tidak bisa memberikan keturunan untuk suamiku" ucap Dona tulus, istri Abian Kaliandra sambil menatap lekat wajah teduh milik Zahra. Abian Kaliandra adalah seorang dosen di mana tempat Zahra mengenyam pendidikan di universitasnya. Zahra terbelalak. "Maaf mbak, saya menolaknya, mana mungkin saya

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status