Share

bab 3 Kecelakaan

Author: Mariahlia
last update Last Updated: 2025-01-19 22:12:00

"Zahra kenapa kok makanannya enggak habis hm?" Tanya Fatih sambil meletakkan sepotong pizza lagi ke piring Zahra. Fatih memang sudah pulang dari luar negeri, dan dirinya langsung bertandang ke rumah Bani.

"Makan lagi sayang, nih tambah lagi" ucap Fatih.

Zahra hanya menggelengkan kepalanya.

"Zahra udah kenyang om" tolak Zahra lembut.

Zahra lalu menatap ke arah bunda yang tengah menyuapi adiknya. "Bun, aku pamit masuk dulu ya" ucapnya kepada sang bunda, lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamarnya. Meninggalkan Fatih, Ana dan juga Athar yang menatap punggung Zahra dengan tatapan yang sulit di artikan.

Tidak lama Bani yang dari toilet menghampiri dan langsung bergabung bersama dengan mereka.

"Zahra-nya kemana? Belum pulang dari kampus?" Tanya Bani.

"Zahra di kamarnya. Baru juga pulang dari kampus, entah kenapa, makan juga enggak habis" sahut Ana sedikit risau dengan tingkah Zahra yang tiba-tiba aneh.

"Pasti ini gara-gara kamu kan Fatih, his kamu sih buat anak gadis saya badmood saja" seru Bani menatap sinis ke arah Fatih.

Fatih memutar bola matanya jengah. Lalu beranjak dari duduknya "Nggak ya, jangan asal nuduh kamu" sahutnya.

Lalu Fatih menatap ke arah Athar yang sudah selesai makan pizza nya. " Thar, main sama om yuk," ajaknya dan langsung mendapatkan anggukan dari Athar.

Fatih langsung pergi dengan Athar meninggalkan Ana dan juga Bani.

"Mas ini, enggak enak sama pak Fatih, kalau dia tersinggung gimana?" Seru Ana dengan bibir yang mengerucut sebal.

Bani berdecak. "Enggak lah sayang, dia mana tersinggung. Kamu juga tau, mas udah biasa sama Fatih berdebat." Sahut Bani santai, bahkan tangannya sibuk meraih gagang gelas yang berisi kopi hangat yang telah di buat oleh istrinya tadi, lalu menyesapnya perlahan.

Ana hanya mengedikkan bahunya acuh,

"Yaudah mas makan, habis itu temenin pak Fatih, kasihan dia jauh-jauh dari Sydney berkunjung kemari, malah di cuekin" ucap Ana, dan Bani menganggukkan kepalanya.

"Siap bu bos"

Ana tersenyum tipis melihat tingkah suaminya itu.

Di dalam kamarnya, Zahra berulang kali tersenyum miris, meratapi takdirnya.

Dirinya sering sekali menolak banyak pria, namun sekalinya jatuh cinta, Zahra malah menoreh luka yang sangat mendalam. Zahra harus di patahkan oleh sebuah kenyataan yang sangat menyakitkan.

Air matanya yang sedari tadi di tahan olehnya tidak mampu dirinya tahan lagi. Di dalam kamarnya yang gelap ini, hanya ada cahaya lampu tidur saja, Zahra terisak tanpa suara. Dirinya benar-benar harus melupakan cintanya. Pria yang sudah lama di kagumi secara diam-diam olehnya itu.

Cinta yang selama ini dirinya pendam, untuk seseorang yang tidak pernah dirinya gapai sampai kapanpun. Karena takdir, bahwa pria yang di cintai olehnya sudah mempunyai istri. Dan Zahra tidak akan pernah mau merebut suami orang ataupun merusak rumah tangga orang sekalipun ada harapan..

Biarlah, perasaan itu perlahan hilang, walaupun sangat sulit bagi Zahra, karena ini kali pertama bagi dirinya merasakan jatuh cinta.

Namun Zahra akan selalu berdoa, semoga saja dirinya dapat menghilangkan rasa cinta yang ada di dalam hatinya untuk pria itu.

Zahra menarik selimut yang ada di bawah, hingga menutup ke lehernya, Zahra mulai memejamkan kedua bola matanya yang sudah sembab.

"Semoga, aku bisa melupakanmu"

Beberapa hari kemudian, hari di lewati oleh Zahra dengan penuh suka dan duka, dirinya berusaha dengan keras melupakan dosennya itu, bahkan Zahra terkesan menghindari dosennya, dan itu semakin membuat Abian penuh tanda tanya dengan sikap Zahra.

Hari ini, karena Zahra sangat kelelahan, sebab dirinya kemarin mengajak Athar adiknya ke mall, jadilah paginya Zahra sampai telat bangun, dan alhasil diri nya harus buru-buru pergi ke kampus. Karena pagi-pagi Zahra sudah ada kelas. Mana kelas nya pak Abian lagi. Dosen galaknya itu. Jika telat semenit saja, sudah Zahra pastikan jika dirinya akan di hukum oleh pria itu.

"Zahra kamu sarapan dulu sayang" ucap bunda Ana sambil menyuapi Athar makan, ya walaupun Athar itu sudah sekolah 6 SD, tapi manjanya enggak ketulungan, bahkan sangat manja, Bani saja kadang sampai kesal di buatnya. Kadang malam juga Athar tidur bersama sang bunda.

Zahra menggelengkan kepalanya, " Bun, aku udah telat." Sahutnya, lalu meraih tangan Ana dan Bani bergantian dan menyalaminya.

" Tapi nanti kamu--"

"Nanti Zahra sarapan di kantin kampus Bun, Zahra pamit dulu ya Bun, ayah, adek" pamit Zahra.

Namun sebelum pergi, tidak lupa zahra mencubit gemas pipi adiknya itu, membuat Athar menggeram kesal.

"Kak Zahra!!" Pekik Athar.

Zahra terkekeh geli. Lalu berlari keluar dari rumah, menuju mobil.

Karena Zahra terburu-buru, jadi Zahra mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, meliuk-liuk di jalanan beraspal itu, sambil melirik ke arah jam tangannya.

"Ya ampun udah telat 5 menit lagi, aduh bisa kena hukuman aku sama pak Abian" gerutu Zahra.

Namun siapa sangka jika tiba-tiba hujan turun, membuat Zahra menghembuskan nafasnya kasar.

"Yah hujan lagi" ucap Zahra.

Karena buru-buru dan masih mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, Zahra sampai tidak sadar, ada mobil yang juga melaju cepat dan berlawanan arah dengan dirinya.

Zahra yang baru menyadari langsung membanting stir dan.....

Brukkkkkkk

Kecelakaan itu tidak dapat di hindari.

Untung mobil milik Zahra menabrak pohon, dan Zahra masih sadarkan diri. Hanya kepalanya saja yang mengeluarkan sedikit darah.

Zahra memegangi kepalanya yang pusing. Tapi dirinya bukan wanita cengeng, Zahra masih bisa menahannya.

Zahra buru-buru turun dari dalam mobil, dan melihat mobil milik seseorang yang juga rusak parah, tapi keadaan mobilnya lain, mobil tersebut terbalik.

Dan Zahra melihat sekumpulan asap yang mengepul dari mobil tersebut.

Melirik ke kanan dan ke kiri, jalanan itu tampak sangat sepi, memang jalanan yang di lalui Zahra itu sepi, itu jalan yang biasa dirinya gunakan kalau buru- buru berangkat ke kampus, dan bisa di pastikan oleh Zahra jika jalanan ini jarang di lalui oleh orang.

Dengan langkah yang tertatih, Zahra berjalan menuju ke mobil itu, lalu memekik ketika melihat seorang wanita yang tengah merintih kesakitan, tubuhnya terjepit mobil.

Dengan segenap kekuatannya, Zahra memukul dan menarik handle pintu mobil dan langsung membukanya.

Wanita itu menatap ke arah Zahra.

"Mbak, bertahan ya" ucap Zahra.

Wanita itu hanya menganggukkan kepalanya, lalu Zahra menarik wanita itu sekuat tenaganya.

"Aaaaaa"

"Sssss sakit"

"Mbak, sabar ya sebentar lagi" ucap Zahra.

Wanita itu teriak kesakitan, Zahra menggigit bibir bawahnya dengan kuat. Bingung juga, namun Zahra harus mengeluarkan wanita itu, karena asap mobil itu semakin banyak.

Tepat setelah Zahra berhasil mengeluarkan wanita tersebut, dan memapahnya menjauh dari mobil, dan saat itu juga mobil tersebut meledak.

Buuummmm

Zahra sampai memejamkan matanya, dengan jantung yang berdebar menyepat. Sungguh, hal yang sangat mengerikan.

Hujan membasahi tubuh keduanya, sampai..

Zahra terpekik, lalu tubuhnya limbung ketika wanita itu sudah jatuh pingsan di dalam rangkulannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 4 kalut

    "To--tolong" Zahra berteriak ketika tidak sanggup menahan berat badan wanita itu, Zahra terduduk lemas, sambil melirik ke sana kemari, mencari keberadaan seseorang. Namun hasilnya nihil, jalanan ini sangat sepi. Zahra merutuki dirinya, mengapa pula dirinya harus lewat jalanan sepi ini. Padahal ayahnya selalu melarangnya jika Zahra melewati jalanan ini. Takut jika sesuatu hal yang buruk terjadi. Dan benar, saat ini Zahra merasakannya sendiri. Zahra menatap mobil milik wanita itu yang sudah hangus terbakar. Zahra menghembuskan nafasnya panjang, lalu menatap wanita yang ada di pangkuanya. Hujan sudah mulai reda, Tidak lama, sebuah motor metik lewat berlawanan arah, Zahra yang mendengar deru suara mesin sepeda motor itu langsung tersenyum. "Pak tolong!!" Teriak Zahra sambil melambaikan sebelah tangannya, Sang bapak juga langsung menghentikan laju motornya. Pria paruh baya itu menatap terkejut melihat sebuah mobil yang sudah hangus terbakar oleh api di jalanan basah itu, dan mel

    Last Updated : 2025-01-19
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 5 Datang berkunjung

    Tap tap tap Abian melangkah lebar menyusuri lorong rumah sakit, tujuannya adalah ruangan operasi. Tempat di mana sang istri saat ini tengah mempertaruhkan nyawanya. Abian berulang kali menghembuskan nafasnya kasar, di dalam hati selalu memanjatkan doa, berharap istrinya baik-baik saja. 1 jam lamanya Abian berdiri di depan ruangan tersebut, Landra tadi sudah di telpon, dan katanya sudah di dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Cklek Seorang dokter keluar dari ruangan tersebut, membuat Abian langsung mendongak, menatap wajah sang dokter. "Dokter, bagaimana keadaan istri saya?" Tanya Abian tho the point. Rasa khawatir sungguh menyeruak di dalam dirinya. Dirinya bahkan langsung bertanya tanpa menunggu ucapan dari dokter itu. Dokter itu tersenyum. "Anda Abian Kaliandra, suami ibu Dona?" "Iya" Sang dokter mengangguk-anggukan kepalanya, tau betul siapa yang ada di hadapannya saat sekarang ini, anak dari pengusaha terkenal di kota itu. Bahkan fotonya ada di sepanjang jala

    Last Updated : 2025-01-22
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 6

    Jika boleh aku meminta, aku tidak mau Allah menakdirkan hatiku jatuh kepadamu. Dan jika boleh, aku ingin sekali pergi menjauh dari kamu. Dan melupakan semua perasaanku. Walaupun sulit, tapi aku harus mencobanya. Tapi ternyata Takdir Allah tidak di sangka-sangka. Nyatanya Allah semakin membuat aku dekat dengan kamu.. __Putri Az-Zahra __ Semua takdir sudah di garis kan oleh Allah SWT... Kita sebagai hambanya hanya mampu menerima dan berdoa, berharap kita mendapatkan takdir yang baik... __istri kedua sang Dosen__ Setelah operasi di kaki Dona berhasil, dan Dona di nyatakan baik-baik saja, Bani langsung mendatangi korban kecelakaan yang di tabrak oleh Zahra, Bani akan meminta maaf dan menanggung semua pengobatan korbannya itu... Namun siapa sangka, jika orang yang di tabrak oleh Zahra adalah istri dari Abian, dosennya sendiri, dan sekaligus menantu dari Landra... "Tidak masalah pak Bani, jangan seperti itu, saya sudah memaafkan, tidak ada luka yang serius kita yang di derita ole

    Last Updated : 2025-03-13
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 7

    Keesokan harinya... Hari ini Zahra membawa makanan untuk Dona, setelah ke kampus, Zahra memutuskan untuk mengunjungi Dona terlebih dahulu. Karena ia juga tidak memiliki luka yang cukup serius, Zahra bisa pergi kemana pun, tapi tetap saja, Bani -ayahnya melarangnya membawa mobil sendiri. Sementara waktu, Zahra pergi kemanapun di antar oleh supir. Anggap saja ini sebagai permohonan maaf Zahra, semoga hubungannya dengan Dona baik kedepannya. Walaupun ia tau, jika wanita itu istri dari dosennya, pria yang di cintainya. Tapi, Zahra akan berusaha keras melupakan pria itu, biar bagaimanapun perasaan yang di miliki oleh Zahra sudah salah, karena ia mencintai suami orang lain. Awalnya Ana menyuruh Zahra untuk istirahat terlebih dulu, namun Zahra menolaknya, alasannya karena Zahra tidak ingin tugas kuliahnya menumpuk, gara-gara ia tak kuliah-kuliah. Apalagi Zahra ingin lulus dengan cepat, ia harus segera menyelesaikan skripsinya... Zahra melangkahkan kakinya secara perlahan menyusu

    Last Updated : 2025-03-14
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 8

    Jika boleh meminta kepada Allah, aku ingin tidak di takdir kan denganmu... Aku tidak ingin hadir dan mencintaimu... Aku sungguh sangat sakit, ketika aku menjadi istrimu, tapi kamu sama sekali tidak mengharapkan aku. Kamu tidak pernah menganggap aku ada.. Aku hanya seperti bayangan di dalam hidupmu. __Putri Az-Zahra ___ "Mas, kamu mau kan?" Tanya Dona sambil memohon kepada Abian yang berjalan masuk ke dalam ruangan itu. Suasana itu cukup tegang, bahkan Zahra sudah berharap ia akan terbebas dari sini. Sedangkan Dona, ia masih berharap Abian suaminya itu mau menikah dengan Zahra. "Mas, ini demi Papi. Kamu harus mengerti bagaimana perasaan Papi.. aku tidak mampu memberikan kamu keturunan mas. Aku mohon" Ucap Dona dengan tatapan sendunya. Dona lalu menatap ke arah Zahra yang sedari tadi terdiam. "Zahra wanita yang baik mas. Aku yakin, Zahra bisa memberikan kamu keturunan, mas. Aku dan dia bisa menjadi istri kamu mas" ucap Dona. Abian menghela nafasnya kasar. Zahra itu adalah m

    Last Updated : 2025-03-14
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 9

    Apakah aku mampu? Apakah aku bisa melakukannya. Saat hatiku hanya untuk seseorang. Nyatanya ini yang kedua kalinya aku harus melakukannya. -Abian Kaliandra - Di tengah sore yang berangin, cahaya matahari yang biasanya lembut dan hangat terasa sangat kencang, seolah-olah menembus tiap celah dan sudut yang ada. Daun-daun pada pepohonan bergoyang keras, berbisik satu sama lain dalam irama yang cepat. Cahaya itu menciptakan bayangan tajam yang jatuh memanjang di tanah, bergerak cepat mengikuti gerakan matahari yang tergesa-gesa menuju ufuk barat. Di tengah kekuatan angin yang membawa cahaya tersebut, debu dan partikel kecil terbawa, membuat langit terlihat sedikit kabur namun penuh dengan dinamika sore yang tidak terduga. Abian duduk di sebuah kursi taman, pandangannya terarah ke depan sana. Orang-orang sibuk berlalu lalang di depannya, namun ia tidak memperhatikan mereka. Fokusnya hanya pada pikiran yang berkecamuk di kepalanya. Matanya yang datar tidak berkedip, seolah ia mencari

    Last Updated : 2025-03-15
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 10

    Setelah berunding cukup lama, dan memakan waktu hingga dua hari lamanya. Zahra akhirnya di perbolehkan menikah dengan Abian oleh keluarganya. Ana dan Bani awalnya menolak keras pernikahan tersebut, namun karena Landra terus mendesak mereka, pada akhirnya keduanya terpaksa menerimanya.. Dan mereka berharap Zahra akan selalu bahagia, tidak akan pernah menderita setelah menikah dengan Abian. Mereka hanya bisa berdoa, tidak bisa berbuat apapun, Landra memiliki kekuasaan yang begitu besar, ia bahkan mengancam keduanya, membuat keduanya tak berdaya. Bani mengusap kepala anaknya dengan sayang. "Maafkan ayah, nak." Ucap Bani, sungguh ia menyesal karena tidak bisa melindungi anak gadisnya itu. Memberikan anak gadisnya itu pada mereka, sama saja menghantarkan pada sebuah neraka terbuka. Bani, tau seperti apa keluarga Kaliandra. Tapi, ia tak punya pilihan lain. Nyawa keluarganya terancam. "Ayah sudah menjadi ayah yang gagal untuk kamu" ucap Bani sesenggukan, rasanya ia benar-benar tak rela

    Last Updated : 2025-03-15
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 11

    "Saya memang bukan ayah kandungnya Zahra, tapi saya tetap merasakan apa yang Zahra rasakan" ucap Bani sambil menatap ke arah Abian dengan tatapan yang sangat sulit di artikan. "Saya tau kamu tidak mencintai putri saya. Dan kamu terpaksa menikah dengannya karena paksaan dari pak Landra dan istri pertama kamu" Deg Abian menundukkan kepalanya, hanya diam dan mendengarkan apa yang di ucapkan oleh pria yang sudah menjadi mertuanya ini. Ia tak bisa berkata-kata, memang semua itu benar adanya. Ia lagi-lagi terpaksa melakukannya, semuanya tak ada yang berdasarkan dari hatinya. Ingin marah dan menentang, Abian tak punya kekuatan itu, hidupnya hanya bisa di kendalikan oleh papinya. Bani menghembuskan nafasnya kasar, saat ini keduanya sedang duduk berdua di sebuah kursi yang tak ada orang sama sekali. Bani memang sengaja mengajak pria itu untuk berbicara berdua. "Saya awalnya tidak merestui hubungan kamu dengan putri saya. Tapi karena rasa bersalah, dan tanggung jawab Zahra, saya dan is

    Last Updated : 2025-03-16

Latest chapter

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 40

    Ceklek "Mas Abian." Senyuman di bibir Dona yang sedari tadi muncul, kini harus luntur, ketika mengetahui jika yang masuk ke dalam ruangannya bukan lah Abian, melainkan Landra..Dona padahal sudah sangat berharap sekali jika yang masuk ke dalam ruangannya dan menjenguknya adalah Abian – mantan suaminya itu. Landra tersenyum tipis, lalu menghampiri mantan menantunya itu. Ya, Abian sudah lama menceritakan kejadian tersebut, tentang Dona yang berselingkuh, dan Abian yang menjatuhkan talak pada Dona, Landra cukup terkejut mendengar hal itu, namun ia mendukung sepenuhnya keputusan anaknya. Ia juga sudah salah karena telah menikah kan Abian dengan Dona. Mestinya Landra, tidak terburu-buru mengambil sebuah keputusan yang pada akhirnya membuatnya rugi. Ya, walaupun dia anak sahabat Landra, namun Landra paling benci dengan sikap seperti demikian. Dan rasa kesal pada Dona cukup memenuhi hatinya. Landra bahkan ingin sekali membuat wanita itu merasakan apa yang lebih di rasakan oleh anaknya

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 39

    Abian dan Zahra kini sudah sampai di tempat penjualan bakso yang ada di sebuah gang di dekat perumahan Zahra. Kata Zahra bakso yang di sana sangatlah enak, Zahra bahkan pernah beberapa kali membelinya. Dan sekali ini ia sangat ingin makan bakso dengan suaminya itu. Entahlah permintaan yang sangat aneh, tapi Zahra sangat menginginkannya. Beruntung ia dan Abian sudah tidak bertengkar lagi, kalau saja hubungannya belum membaik dengan Abian, mungkin Zahra akan menangis menahan rasa inginnya itu. "Gimana enak?" Tanya Abian lembut, ketika melihat Zahra sangat menikmati semangkuk bakso yang ada di hadapannya, bahkan bibir Zahra belepotan, membuat Abian mengambil tisu dan mengelap bibir Zahra. Zahra menganggukkan kepalanya cepat, sambil tersipu malu dengan tindakan Abian ini, rasanya Zahra ingin menghilang saja dari belahan bumi ini, karena tidak sanggup di perhatikan seperti ini. Abian memang benar-benar berubah. Bahkan sedari tadi pria itu terus mengulas senyumnya. Abi

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 38

    Setelah mengambil obat, Zahra dan Abian memutuskan untuk kembali pulang. Pulang ke rumah Zahra yang ada di kota Bandung. Karena Zahra masih mau di sana, Abian tadi sudah membujuk Zahra untuk kembali ke Jakarta mereka berdua, namun Zahra masih ingin tinggal di sana, terlebih Zahra juga masih kuliah di sana. "Padahal nggak masalah kalau kamu mau kembali lagi ke kampus yang dulu. Lagian punya saya juga kampusnya" cetus Abian, ia tak bisa berpisah lama dari istrinya itu. Sungguh ia ingin lagi tinggal bersama dengan Zahra. Zahra tersenyum kecil. "Saya masih mau tinggal di sini, pak. Nggak apa-apa kan? Lagian sebentar lagi saya juga bakalan selesai kuliahnya kok. Ini juga saya lagi susun skripsinya." Kata Zahra, tapi tetap saja membuat Abian cemberut. "Lama, saya nggak bisa kalau tidak ketemu sama kamu."Zahra terkekeh kecil, agak terkejut melihat tingkah lucu pria yang berstatus suaminya itu, pasalnya Abian tidak pernah menunjukkan sikap seperti ini. "Sabar dong, bapak kan masih bisa

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 37

    Dona hari ini berencana pergi ke sebuah cafe, karena bosan, pacarnya hari ini di hubungi susah banget, jadi Dona yang kesal memilih keluar untuk menenangkan pikirannya.Dan di sini lah Luna, duduk sambil melihat para orang yang datang dengan pasangannya masuk ke dalam caf tersebut.Dona menatap iri pengunjung cafe yang datang dengan pasangannya.Kekasih Dona itu sekarang sudah jarang sekali mengunjungi Dona, bahkan jika Dona mengajaknya jalan, alasannya banyak sekali. Dona sampai di buat kesal bukan main. Apa lagi hari ini, pria yang berstatus pacarnya itu sama sekali tidak bisa di hubungi.Dona tidak ingin mengingat hal tersebut yang semakin membuat suasana hatinya keruh, sialan sekali. Deg Saat Dona sedang duduk santai di sebuah cafe, Dona di buat terkejut, tiba-tiba tubuh Dona menegang hebat, ketika matanya menatap sosok seorang pria dengan wanita yang baru saja memasuki cafe itu, dengan bergandengan tangan sangat mesra.Dona bangkit dari duduknya, dan langsung menghampiri k

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 36

    "I-ini..." Bahkan lidahnya terasa sangat kelu, Abian memandangi kertas itu dengan mata yang berkaca-kaca. Zahra melengos, ia sungguh sangat geram sekali, kenapa pula kertas itu harus bisa jatuh pula? Sialan, jadilah pria itu tau tentang hal ini, hal yang akan Zahra sembunyikan. "Kamu hamil?" Tanya Abian lagi, matanya menatap ke arah Zahra yang sedari tadi diam. "Ra, kamu beneran hamil?" Ulang Abian lagi. Zahra mendengus, tangannya terulur merampas kertas yang di pegang oleh Abian. Ia langsung menyimpannya di dalam saku bajunya lagi. "Saya pulang. Nanti akan ada supir saya yang datang kemari, anda bisa pulang dengan supir saya." Ucap Zahra dengan ketus. Abian menghembuskan nafasnya kasar. Saat Zahra akan pergi, Abian menarik tangannya. "Ra, kita perlu berbicara, jangan seperti ini. Saya tidak mau masalah ini semakin panjang, terlebih kamu sedang hamil anak saya." Kata Abian, bahkan Abian tidak memperdulikan keberadaan suster yang sudah melongo menatapi mereka berdua. Zahra menep

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 35

    Zahra masih membekap mulutnya, ia sungguh tidak percaya dengan hasil pemeriksaan yang harus saja ia lakukan barusan. Sungguh ia dilema, harus bagaimana, ia tidak mungkin memberitahu Abian tentang semua ini. Ia tidak mau membuat pria itu bahagia, dan Zahra harus kembali lagi dengan pria itu. Ia tidak mau, jangan sampai, sudah cukup ia hidup dengan Abian. Pria yang tidak memiliki perasaan dan hati nurani sedikitpun. Dan Zahra tidak akan mau mengulanginya lagi. Zahra langsung menyimpan kertas itu tadi di dalam saku bajunya, ia bahkan menghapus air matanya yang menetes. Ia tidak boleh nampak sedih di depan Abian. Zahra juga sudah mengambil obat untuk pria itu. Sesuai yang sudah di resepkan oleh dokter Galu tadi. Abian juga sudah boleh pulang, dan Zahra akan menyuruh pria itu segera kembali ke Jakarta. Zahra melangkahkan kakinya menyusuri setiap lorong-lorong rumah sakit yang ramai oleh beberapa orang yang lewat itu, langkahnya semakin terasa sesak, ia berjalan sambil membayangkan kehid

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 34

    Pagi ini Zahra sudah bersiap-siap akan pergi ke kampus. Namun dirinya di kejutkan dengan seseorang yang mengetuk pintu rumah yang di tempati olehnya. Zahra langsung membukanya. Dan Zahra terkejut ketika melihat keberadaan Abian di depan rumahnya yang ada di kota Bandung ini. Ya, pria itu memang sering datang menemuinya, namun ia tau jadwal Abian kapan datang ke Bandung, karena pria itu tidaklah mungkin ke Bandung saat sedang sibuk bekerja. Mungkin weekend pria itu datang, dan saat itu Zahra akan pergi agar tidak bertemu dengan pria itu. dan bukan hal itu saja yang membuat Zahra terkejut, namun Zahra terkejut ketika melihat penampilan pria itu. Abian tampak sangat kacau. Bibirnya pucat, dengan matanya yang sayu menatap ke arah Zahra. Zahra sejenak tertegun melihatnya. Namun setelahnya Zahra mendengus kesal. Karena mengingat kejadian dulu. "Hai, Zahra" ucap Abian lemah. Sungguh kepala Abian sangat pusing, namun Abian tetap berusaha untuk terlihat baik-baik saja, dan

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 33

    Ya Tuhan, takdir apa lagi ini. Ketika aku sudah siap untuk pergi darinya, tapi Engkau malah memberikan sebuah kejutan. --Putri Az-zahra Sudah aku katakan bukan , kamu tidak akan pernah lepas dariku... Tuhan selalu mempunyai rencana yang indah untuk hubungan kita. Kamu akan tetap menjadi istriku, Zahra... -Abian Kaliandra "What?!" Tabita dan Salma sampai membekap mulut syok saat mendengar apa yang baru saja di ceritakan oleh Zahra. Ya, Zahra menceritakan semuanya, bahkan ia memberitahu semuanya tentang kejadian yang terjadi dalam hidupnya beberapa waktu yang lalu. Dan Tabita serta Salma cukup syok. Keduanya tidak pernah menyangka jika Zahra menikah dengan dosen mereka, dan yang lebih mengejutkan lagi, temannya itu menjadi istri kedua sang dosen. "Gila! Gue pasti lagi mimpi kan?" Salma mencubit tangan Tabita, membuat Tabita menjerit. "Elo gila!" Sentak Tabita dengan mata yang melotot. Salma nyengir tanpa dosa. "Astaga!! Ternyata gue nggak lagi mimpi." Lalu gadis ber

  • Istri Kedua sang Dosen   Bab 31 Zahra pergi

    Zahra menyeret langkah kakinya menyusuri jalanan ramai itu. Ia mengenakan masker dan juga topi untuk menutupi wajahnya dari beberapa orang. Matanya sembab, tidak mungkin Zahra memperlihatkan pada mereka semuanya. Ia ingin pulang ke rumahnya, dan semua baju-baju serta barang-barang yang di bawa kemarin saat ke rumah Abian di bawa semuanya. Tidak ada yang Zahra tinggal. Ia sudah mengambil keputusan yang mutlak ingin berpisah dari pria itu. Ia bahkan, tidak peduli konsekuensi yang akan ia hadapi nantinya. Biarkan saja Landra mengancamnya dengan beberapa tuntutan, karena nyatanya ia memang sudah benar-benar tidak tahan dengan Abian. "Aduh" Zahra memekik saat dengan tiba-tiba kakinya malah tersandung sebuah batu besar, karena saking tidak fokusnya berjalan. Zahra menghentikan langkahnya, ia berlutut sambil melihat ujung jari jempolnya yang sudah berdarah. "Aduh perih banget.... Mana jalanannya masih jauh banget lagi. Ck, hp juga mati." Gerutu Zahra. Ponselnya juga kehabi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status