Share

kedua

Penulis: fallingheather
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-17 03:45:16

Lyra’s Point Of View

Tak ada yang perlu kupikirkan. Dia hanya masa lalu, apapun yang terjadi dengannya tak ada hubungannya sedikitpun denganku.

Mulutku memang bisa dengan gampangnya mengatakan bualan-bualan itu. Namun, perkataannya beberapa hari lalu terngiang di otakku.

Penyangkalan itu tak bisa kupegang sama sekali. Buktinya, aku masih berada di sini, di tempat terakhir kali kami bertemu dan mengharapkan sosok itu kembali menempati tempat kosong yang telah lama tak dia singgahi, di cafe kecil favorit kami yang terletak tak jauh dari kawasan perusahaan milik keluarganya.

Mataku menatap kosong sosok yang baru saja memasuki tempat ini dan mengambil tempat di hadapanku. Dia duduk di kursi yang telah lama tanpa berpenghuni sambil mengamati wajahku dengan bulatan hitamnya yang tak menunjukkan ekspresi apapun, sangat datar seperti biasanya.

"Pemotretanmu sudah selesai?", tanyanya singkat, sembari memainkan bibir cangkir yang berisi kopi pahit tanpa gula yang menjadi kesukaannya tanpa menatapku seperti yang dilakukannya tadi.

Aku melirik penunjuk waktu yang melingkar di tangan kiriku lalu memandang wajah tampan itu setelahnya. "Sudah. Pemotretannya selesai mungkin sekitar satu jam lalu"

Dia mengesap minumannya tanpa memberikan tanggapan apapun. Aku terkadang kesal dengan sifatnya yang itu. Dia memang tak terlalu perduli dengan sekitar dan lebih memperhatikan pekerjaannya dibandingkan orang-orang terdekatnya, termasuk aku.

Tapi, mungkin sifatnya itu tidak berlaku untuk Ibunya—Ibu Diah, yang juga merupakan seorang terdekatku. Tingkah lakunya seringkali sangat berbeda jika dia ada di dekat satu-satunya keluarganya yang tersisa itu.

Dia meletakkan cangkirnya di tempat semula lalu membangun kontak mata diantara kami untuk melontarkan maksud kedatangannya kemari.

" Ibuku sangat khawatir padamu".

Kalimat itu memukul hatiku keras. Apa yang kuharapkan sebenarnya? Dia tak mungkin menanyakan tentang kejadian itu kemudian menanyakan apa jawabanku, bukan? Atau menenangkanku karena dia tahu jika hatiku merasa tergoncang karena kehadiran mantan kekasihku yang tiba-tiba dengan membawa serta permintaannya yang konyol itu.

Dia bukan Kak Altair-ku yang dulu. Mungkin aku hanya terbawa alur fantasi masa kanak-kanakku jika memikirkan lelaki itu akan mengkhawatirkanku.

Bukankah sudah kubilang tadi, bahwa dia hanya memperdulikan satu orang di dunia ini, yaitu Ibunya? Tak mungkin ada tempat di otak dan hatinya untukku.

"Maaf. Aku bersalah karena Ibumu mengetahui masalahku, dia menjadi cemas. Aku akan memastikannya jika aku baik-baik saja. Kalau perlu aku akan meneleponnya...."

"Tidak perlu", potongnya cepat. Dia sepertinya menyembunyikan sesuatu, yang tak ingin kutahu darinya.

Ponsel genggamnya berdering keras. Dia mengisyaratkan aku untuk tetap duduk di tempatku sedangkan dirinya menuju arah belakang, mencari tempat yang lebih tenang dari hiruk pikuk banyak orang yang bercakap-cakap.

Aku memalingkan wajah mengamati rintik air yang mulai membasahi kaca. Kupejamkan mataku untuk mencoba mengingat wangi khas Nathaniel yang berbaur dengan aroma khas hujan.

Tapi tak bisa.

Pikiranku hampir saja melayang ke dimensi lain, namun untunglah suara berat Kak Altair segera mengembalikanku ke alam nyata.

"Lyra", panggil Kak Altair dengan suara lembutnya. Lidahnya begitu gugup melafalkan namaku yang tak pernah lagi diucapkannya. Kami memang banyak menjaga jarak setelah tumbuh dewasa. Meskipun, kata 'kami' tidak tepat karena Altair-lah yang menjauhiku. Tanpa kutahu sebabnya apa.

" Apakah kau akan menerima lamarannya?"

Pertanyaannya itu membuat dadaku bergemuruh.

Lamaran?

Itu bukan sebuah lamaran, melainkan sebuah penghinaan!

Aku sadar take tis bila aku mengeluarkan kalimat kasar di depan Kak Altair karena yang pantas menerimanya adalah orang lain. Untuk itu, aku mencoba meredakan emosiku dengan menghela nafasku panjang.

"Aku mungkin mencintai bajingan itu terlalu banyak sehingga sulit bagiku untuk melupakannya. Tapi, untuk menjadi istri keduanya? Tidak. Aku tidak akan pernah menerima permohonan gila itu. Apa dia pikir aku tak bisa mencari calon suami sehingga harus berbagi dengan wanita lain untuk mendapatkannya? Dia....."

"Kau mempertimbangkannya. Kau bahkan memikirkan bagaimana menerima tawaran itu tanpa melukai harga dirimu. Itulah yang sebenarnya ada di dalam pikiranmu, bukan?"

Matanya masih memandangi mataku intens, karena dari sanalah dia dapat mengorek isi hatiku yang sebenarnya. "Kau bahkan sanggup merelakan masa depanmu hanya demi waktumu yang sebentar untuk memilikinya".

Aku diam. Tak sanggup menyangkal semua kebenaran yang mencoba diungkap Kak Altair dengan mudah.

Altair meraih tanganku, menggenggamnya lembut seolah aku barang ringkih yang rapuh, menyalurkan rasa hangat yang membuat butiran-butiran air mataku luruh tanpa permisi. Dia kembali menjadi sosok lembut yang kukenal sejak berusia lima.

Walaupun sekarang dia lebih bersikap dingin, dulu dia tidak begitu. Dan aku merindukan sikapnya yang dulu itu.

"Bisakah kau memikirkannya sekali lagi? Demi Ibuku,setidaknya. Kau berhak mendapatkan yang lebih baik dari lelaki itu, Lyra"

Aku menantangnya, menegakkan wajahku sambil menatap lurus ke arahnya. "Jika aku hanya menginginkannya, bagaimana menurutmu? Aku tidak berdosa hanya karena menjadi istri kedua seorang Nathaniel, bukan?"

*

Bab terkait

  • Istri Kedua Yang Dicintai Suamiku   ketiga

    "Kau sudah datang?" Nathaniel menaikkan dagunya, menggerakkan kedua ujung bibirnya yang kaku ke belakang untuk menghindari kekhawatiran yang mungkin dirasakan istrinya. Terlalu banyak yang Angela pikirkan akhir-akhir ini dan itu membuat kondisi tubuhnya menurun. Angela berusaha keras menyembunyikannya, namun Nathaniel selalu mendapat laporan mengenai apapun yang terjadi pada gadis itu dari perawat yang menjaganya. "Ya, Aku sudah pulang”, jawab Nathaniel singkat. Dia lalu melontarkan kalimat tanya. “Nurse Shintia sudah tidak ada di rumah?" Angela mengangguk pelan. Kemudian, wanita itu memajukan alat yang menggantikan fungsi kakinya di hadapan Nathaniel. Pria yang duduk di ruang tamu rumah kecil mereka itu tampak kacau karena dia dengan tak lazim memijit keningnya berulang. " Mau kubuatkan teh hangat?", tawar Angela lembut. Nathaniel menggenggam tangan Angela yang hendak bertolak menuju dapur. "Tak usah, aku tidak apa-apa. Mungkin aku hanya sedikit kelelahan karena meeting tadi. Ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17
  • Istri Kedua Yang Dicintai Suamiku   keempat

    Lyra menyantap rotinya sambil memperhatikan keadaan di sekitar. Rumah megah itu terasa sangat sepi karena hanya dia sendiri yang meninggalinya. Sebenarnya, Ibu Diah pun masih menemaninya setiap hari dan mengurus keperluan rumahnya. Tapi, setiap akhir pekan wanita paruh baya itu menghabiskan waktunya di kampung halamannya untuk menemani orang tuanya yang sudah renta. Dan dia tidak suka orang asing berkeliaran di rumahnya, maka dari itu dia tak menyewa asisten rumah tangga untuk menggantikan posisi Ibu Diah. Tak disengaja, matanya melihat lukisan yang masih tergantung disana. Sebuah lukisan yang menjadikan dirinya sebagai objek, yang dia ingat dia duduk berjam-jam tanpa boleh bergerak agar gambar itu tercipta. Matanya menelusuri detail-detail yang tersaji di dalam lukisan itu, hingga kemudian terhenti pada sebuah titik dimana sebuah inisial dari nama seseorang itu tertera disana. Nathaniel Suara bel yang menggema menghentikan lamunan Lyra. Sejak mereka bertemu tempo hari kemarin, Lyr

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17
  • Istri Kedua Yang Dicintai Suamiku   kelima

    Lyra memandangi televisi yang menyala acak di hadapannya dengan pandangan datar. Sedikit menyesali perjanjian bodohnya dengan Angela. Lyra dalam keadaan sadar bersedia menjadi istri kedua dari bekas tunangannya. Apa dia sudah gila? Sungguh kejadian ini ada di luar nalarnya. 'Aku hanya asal bicara tadi' Lyra bisa melemparkan kalimat itu dengan santai kepada Angela. Tapi, lagi-lagi, atas dasar kemanusiaan, menghapus harapan orang lain setelah menerima permintaan Angela tadi sama sekali bukan tipenya. Lyra bukan orang sejahat itu. Terlintas keraguannya dibalik Keputusan cerobohnya. Lyra mencintai Nathaniel sebanyak itu sampai dia rela mengorbankan dirinya sendiri. Namun, melihat Nathaniel bahagia dengan wanita lain di pelupuk matanya, sampai kapanpun dia takkan pernah sanggup. Dia terlalu takut untuk menunjukkan sisi lemahnya di hadapan Nathaniel dan akan memohon-mohon lelaki itu untuk meninggalkan istrinya untuk kembali menjalin hubungan cinta dengannya. "Lyra". Dengan cepat gad

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17
  • Istri Kedua Yang Dicintai Suamiku   keenam

    Flashback beberapa jam sebelum Lyra memasuki paksa ruangan AltairLyra memutuskan untuk menemui pasangan suami istri itu untuk meyakinkan keputusannya. Benar kata Ibu kesayangannya. Lyra harus mempertimbangkan semuanya matang-matang agar dia tidak menyesali keputusan apapun yang diambilnya nanti nanti.Lyra melangkah keluar dari New BMW 3 Series miliknya kemudian menguncinya menggunakan remote. Kaki jenjangnya mendekati pagar rumah mewah berwarna netral sambil matanya menelisik kembali catatan yang diterimanya dari Angela kemarin dan mencocokkannya dengan nomor rumah di hadapannya.Gadis itu mengernyitkan dahinya heran ketika melihat gerbang depan yang tidak terkunci. Ferrari 458 Speciale berwarna merah menyala yang diyakininya milik penghuni kediaman tersebut diparkir serampangan di halaman rumah.Feelingnya yang kuat dapat merasakan ada yang tidak beres disini.Niat awalnya, Lyra ingin berbicara berdua saja dengan Angela. Tapi sepertinya dia tidak bisa melakukan hal itu karena dia y

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-26
  • Istri Kedua Yang Dicintai Suamiku   ketujuh

    Lyra’s Point Of ViewDengan memacu mobil di atas kecepatan rata-rata, aku sampai ke kantor milik Altair hanya dalam beberapa menit. Aku sudah kehilangan kesadaranku ketika lelaki brengsek itu kembali merobohkan pertahananku. Dia seakan memaksaku untuk membenci dirinya sehingga dia dapat memastikan bahwa aku tak akan jatuh cinta padanya untuk kali kedua.Sedangkan aku terlalu banyak dikonsumsi oleh rasa belah kasih sehingga dia tak segan menginjak harga diriku.Aku tak tahu mengapa sebuah ide gila dalam sekejap muncul di benakku. Jika aku harus membuktikan padanya bahwa bukan hanya Nathaniel yang menginginkan keberadaanku. Menunjukkan padanya aku bahkan bisa mendapatkan seseorang yang jauh lebih dibandingkan dia.Tanpa berpikir panjang, pikiran itu kurealisasikan segera. Aku menyambangi kantor Altair—pusat dari Perusahaan raksasa yang salah satu lininya adalah Perusahaan Manajemen Model yang menaungiku— dengan ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-27
  • Istri Kedua Yang Dicintai Suamiku   kedelapan

    Lyra mengambil kotak yang telah lama disimpannya rapat lalu meletakkannya di atas ranjang. Dia menyapu bagian atas kotak yang berdebu lalu membukanya dengan hati-hati. Disana memorinya bersama Nathaniel tersimpan rapi. Tangannya menyingkap satu persatu benda-benda yang dulu sempat membuat hatinya berbunga.Dimulai dari gantungan ponsel berwarna merah muda berbentuk salah satu binatang lucu –yang salah satunya dimiliki Nathaniel dengan warna biru kesukaan mereka, kotak musik yang dihadiahkan Nathaniel saat ulang tahun Lyra ke dua puluh dua, berbagai hasilphotoboxyang kerap mereka lakukan saat bepergian, hingga sebuah kotak persegi berlapiskan beludru berwarna merah yang tak ubahnya membuat air mata Lyra menetes.Nafas Lyra tercekat ketika matanya menangkap kilauan berlian mungil yang berasal dari cincin yang dulu sempat menjadi saksi ikatan suci diantara dia dan Nathaniel.Lyra masih ingat binar mata terang pria yang dicintainya saat be

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-27
  • Istri Kedua Yang Dicintai Suamiku   kesatu

    Masuk ke rumah itu.....atau tidak?Tiga puluh menit berlalu, dan lelaki itu masih berkutat dengan pikirannya tentang pintu kokoh yang terletak di hadapannya. Dia berjalan mondar-mandir tak tentu arah, dengan kakinya yang dihentak-hentakkan ke lantai untuk menyuarakan rasa frustasinya. Untung saja matahari baru muncul malu-malu, kalau tidak, dia pasti akan menjadi topik menarik dari pejalan kaki yang berlalu-lalang di sekitar.Akhirnya, dia mulai menyingkirkan kegelisahannya setelah beberapa lama bercakap dengan mata batinnya sendiri. Tangannya yang gemetar meraih bel yang sedari tadi ditatapnya penuh minat itu sekali, kemudian kembali menjauhkan sentuhannya dari tombol itu dengan meletakkan tangannya yang berulah tadi di samping tubuhnya.Pintu itu pun terbuka.Jantungnya melompat kencang, mengantisipasi sosok yang akan ditemuinya. Namun, seseorang lain muncul sehingga setidaknya beberapa detik ini pria itu bisa bernafas lega."Nathaniel...", sebut wanita berusia paruh baya itu dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17

Bab terbaru

  • Istri Kedua Yang Dicintai Suamiku   kedelapan

    Lyra mengambil kotak yang telah lama disimpannya rapat lalu meletakkannya di atas ranjang. Dia menyapu bagian atas kotak yang berdebu lalu membukanya dengan hati-hati. Disana memorinya bersama Nathaniel tersimpan rapi. Tangannya menyingkap satu persatu benda-benda yang dulu sempat membuat hatinya berbunga.Dimulai dari gantungan ponsel berwarna merah muda berbentuk salah satu binatang lucu –yang salah satunya dimiliki Nathaniel dengan warna biru kesukaan mereka, kotak musik yang dihadiahkan Nathaniel saat ulang tahun Lyra ke dua puluh dua, berbagai hasilphotoboxyang kerap mereka lakukan saat bepergian, hingga sebuah kotak persegi berlapiskan beludru berwarna merah yang tak ubahnya membuat air mata Lyra menetes.Nafas Lyra tercekat ketika matanya menangkap kilauan berlian mungil yang berasal dari cincin yang dulu sempat menjadi saksi ikatan suci diantara dia dan Nathaniel.Lyra masih ingat binar mata terang pria yang dicintainya saat be

  • Istri Kedua Yang Dicintai Suamiku   ketujuh

    Lyra’s Point Of ViewDengan memacu mobil di atas kecepatan rata-rata, aku sampai ke kantor milik Altair hanya dalam beberapa menit. Aku sudah kehilangan kesadaranku ketika lelaki brengsek itu kembali merobohkan pertahananku. Dia seakan memaksaku untuk membenci dirinya sehingga dia dapat memastikan bahwa aku tak akan jatuh cinta padanya untuk kali kedua.Sedangkan aku terlalu banyak dikonsumsi oleh rasa belah kasih sehingga dia tak segan menginjak harga diriku.Aku tak tahu mengapa sebuah ide gila dalam sekejap muncul di benakku. Jika aku harus membuktikan padanya bahwa bukan hanya Nathaniel yang menginginkan keberadaanku. Menunjukkan padanya aku bahkan bisa mendapatkan seseorang yang jauh lebih dibandingkan dia.Tanpa berpikir panjang, pikiran itu kurealisasikan segera. Aku menyambangi kantor Altair—pusat dari Perusahaan raksasa yang salah satu lininya adalah Perusahaan Manajemen Model yang menaungiku— dengan ma

  • Istri Kedua Yang Dicintai Suamiku   keenam

    Flashback beberapa jam sebelum Lyra memasuki paksa ruangan AltairLyra memutuskan untuk menemui pasangan suami istri itu untuk meyakinkan keputusannya. Benar kata Ibu kesayangannya. Lyra harus mempertimbangkan semuanya matang-matang agar dia tidak menyesali keputusan apapun yang diambilnya nanti nanti.Lyra melangkah keluar dari New BMW 3 Series miliknya kemudian menguncinya menggunakan remote. Kaki jenjangnya mendekati pagar rumah mewah berwarna netral sambil matanya menelisik kembali catatan yang diterimanya dari Angela kemarin dan mencocokkannya dengan nomor rumah di hadapannya.Gadis itu mengernyitkan dahinya heran ketika melihat gerbang depan yang tidak terkunci. Ferrari 458 Speciale berwarna merah menyala yang diyakininya milik penghuni kediaman tersebut diparkir serampangan di halaman rumah.Feelingnya yang kuat dapat merasakan ada yang tidak beres disini.Niat awalnya, Lyra ingin berbicara berdua saja dengan Angela. Tapi sepertinya dia tidak bisa melakukan hal itu karena dia y

  • Istri Kedua Yang Dicintai Suamiku   kelima

    Lyra memandangi televisi yang menyala acak di hadapannya dengan pandangan datar. Sedikit menyesali perjanjian bodohnya dengan Angela. Lyra dalam keadaan sadar bersedia menjadi istri kedua dari bekas tunangannya. Apa dia sudah gila? Sungguh kejadian ini ada di luar nalarnya. 'Aku hanya asal bicara tadi' Lyra bisa melemparkan kalimat itu dengan santai kepada Angela. Tapi, lagi-lagi, atas dasar kemanusiaan, menghapus harapan orang lain setelah menerima permintaan Angela tadi sama sekali bukan tipenya. Lyra bukan orang sejahat itu. Terlintas keraguannya dibalik Keputusan cerobohnya. Lyra mencintai Nathaniel sebanyak itu sampai dia rela mengorbankan dirinya sendiri. Namun, melihat Nathaniel bahagia dengan wanita lain di pelupuk matanya, sampai kapanpun dia takkan pernah sanggup. Dia terlalu takut untuk menunjukkan sisi lemahnya di hadapan Nathaniel dan akan memohon-mohon lelaki itu untuk meninggalkan istrinya untuk kembali menjalin hubungan cinta dengannya. "Lyra". Dengan cepat gad

  • Istri Kedua Yang Dicintai Suamiku   keempat

    Lyra menyantap rotinya sambil memperhatikan keadaan di sekitar. Rumah megah itu terasa sangat sepi karena hanya dia sendiri yang meninggalinya. Sebenarnya, Ibu Diah pun masih menemaninya setiap hari dan mengurus keperluan rumahnya. Tapi, setiap akhir pekan wanita paruh baya itu menghabiskan waktunya di kampung halamannya untuk menemani orang tuanya yang sudah renta. Dan dia tidak suka orang asing berkeliaran di rumahnya, maka dari itu dia tak menyewa asisten rumah tangga untuk menggantikan posisi Ibu Diah. Tak disengaja, matanya melihat lukisan yang masih tergantung disana. Sebuah lukisan yang menjadikan dirinya sebagai objek, yang dia ingat dia duduk berjam-jam tanpa boleh bergerak agar gambar itu tercipta. Matanya menelusuri detail-detail yang tersaji di dalam lukisan itu, hingga kemudian terhenti pada sebuah titik dimana sebuah inisial dari nama seseorang itu tertera disana. Nathaniel Suara bel yang menggema menghentikan lamunan Lyra. Sejak mereka bertemu tempo hari kemarin, Lyr

  • Istri Kedua Yang Dicintai Suamiku   ketiga

    "Kau sudah datang?" Nathaniel menaikkan dagunya, menggerakkan kedua ujung bibirnya yang kaku ke belakang untuk menghindari kekhawatiran yang mungkin dirasakan istrinya. Terlalu banyak yang Angela pikirkan akhir-akhir ini dan itu membuat kondisi tubuhnya menurun. Angela berusaha keras menyembunyikannya, namun Nathaniel selalu mendapat laporan mengenai apapun yang terjadi pada gadis itu dari perawat yang menjaganya. "Ya, Aku sudah pulang”, jawab Nathaniel singkat. Dia lalu melontarkan kalimat tanya. “Nurse Shintia sudah tidak ada di rumah?" Angela mengangguk pelan. Kemudian, wanita itu memajukan alat yang menggantikan fungsi kakinya di hadapan Nathaniel. Pria yang duduk di ruang tamu rumah kecil mereka itu tampak kacau karena dia dengan tak lazim memijit keningnya berulang. " Mau kubuatkan teh hangat?", tawar Angela lembut. Nathaniel menggenggam tangan Angela yang hendak bertolak menuju dapur. "Tak usah, aku tidak apa-apa. Mungkin aku hanya sedikit kelelahan karena meeting tadi. Ka

  • Istri Kedua Yang Dicintai Suamiku   kedua

    Lyra’s Point Of View Tak ada yang perlu kupikirkan. Dia hanya masa lalu, apapun yang terjadi dengannya tak ada hubungannya sedikitpun denganku. Mulutku memang bisa dengan gampangnya mengatakan bualan-bualan itu. Namun, perkataannya beberapa hari lalu terngiang di otakku. Penyangkalan itu tak bisa kupegang sama sekali. Buktinya, aku masih berada di sini, di tempat terakhir kali kami bertemu dan mengharapkan sosok itu kembali menempati tempat kosong yang telah lama tak dia singgahi, di cafe kecil favorit kami yang terletak tak jauh dari kawasan perusahaan milik keluarganya. Mataku menatap kosong sosok yang baru saja memasuki tempat ini dan mengambil tempat di hadapanku. Dia duduk di kursi yang telah lama tanpa berpenghuni sambil mengamati wajahku dengan bulatan hitamnya yang tak menunjukkan ekspresi apapun, sangat datar seperti biasanya. "Pemotretanmu sudah selesai?", tanyanya singkat, sembari memainkan bibir cangkir yang berisi kopi pahit tanpa gula yang menjadi kesukaannya tanpa

  • Istri Kedua Yang Dicintai Suamiku   kesatu

    Masuk ke rumah itu.....atau tidak?Tiga puluh menit berlalu, dan lelaki itu masih berkutat dengan pikirannya tentang pintu kokoh yang terletak di hadapannya. Dia berjalan mondar-mandir tak tentu arah, dengan kakinya yang dihentak-hentakkan ke lantai untuk menyuarakan rasa frustasinya. Untung saja matahari baru muncul malu-malu, kalau tidak, dia pasti akan menjadi topik menarik dari pejalan kaki yang berlalu-lalang di sekitar.Akhirnya, dia mulai menyingkirkan kegelisahannya setelah beberapa lama bercakap dengan mata batinnya sendiri. Tangannya yang gemetar meraih bel yang sedari tadi ditatapnya penuh minat itu sekali, kemudian kembali menjauhkan sentuhannya dari tombol itu dengan meletakkan tangannya yang berulah tadi di samping tubuhnya.Pintu itu pun terbuka.Jantungnya melompat kencang, mengantisipasi sosok yang akan ditemuinya. Namun, seseorang lain muncul sehingga setidaknya beberapa detik ini pria itu bisa bernafas lega."Nathaniel...", sebut wanita berusia paruh baya itu dengan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status