Seem terdiam dengan jawaban Abraham, karena ia tidak akan bertanya lagi kepada pria itu dan akan mencari kebenaran itu sendiri. Sebab, sang-Bos benar-benar sangat menyebalkan.
"Lagi pula untuk apa mau mengurusi hal seperti itu? Sebaiknya kita pergi saja meeting sebentar lagi akan dimulai," ujar Abraham sambil bergegas pergi dari sana.Seem mengikuti pria itu menuju ruang meeting, kemudian duduk di samping pria itu dan mulai melakukan presentasi.Setelah semuanya selesai Seem mengatakan jika dia tidak ingin pergi lagi ke kota A, saat acara meeting besar-besaran mereka diadakan empat bulan mendatang. Sebab, ia ada urusan yang lebih penting masalah pribadinya."Lagi pula siapa yang menyuruh kamu datang ke sana saat meeting besar itu? Hanya saya yang datang, sebab tidak boleh diwakilkan oleh siapa pun," jelas Abraham."Mana tahu Anda lebih mementingkan mengurus Mikhaela, ketimbang meeting dan meminta aku untuk mewakilimu," sahut Seem.Jihan menyadari jika dia sudah salah bicara, sebab menyebut Angga dengan sebutan Abraham. Kemudian dia bergegas pergi dari sana membawa Jibran ikut dengannya dan disusul oleh pria itu.Sedangkan Salsa hanya diam dia tidak mau ikut campur dalam urusan sang majikan, karena tugasnya di sini hanyalah menjaga Jibran dan ia kembali melanjutkan aktivitasnya menghubungi saya yang tidak bisa dihubungi sejak tadi.Angga memegang tangan Jihan, kemudian wanita itu berhenti dan mereka duduk di bawah pohon rindang saling bertatapan."Kenapa harus berlari, bukankah aku tidak marah jika kamu menyebut nama Abraham karena dia itu masih suamimu?" tanya Angga lembu.t"Maaf ya Ngga, saya sudah salah menyebut nama tadi, karena yang ada dalam pikiran saya adalah tuan Abraham saat ini," terang Jihan lembut.Angga memaklumi Jihan menyebut dirinya dengan Abraham. Sebab, ia tahu wanita itu masih memikirkan sang suami yang berada jauh dengannya.Sedang
Jihan dan Angga menghampiri Salsa. Kemudian, mengambil sang anak dan bertanya mengapa gadis itu berteriak."Iya Salsa, jelaskan kenapa kamu berteriak?" tanya Angga pelan.Salsa menjelaskan kalau salah satu teman Seem ada yang membalas chat darinya. Kemudian, mengirimkan sebuah foto jika pria itu tengah bertunangan dengan seorang gadis cantik yang dikenali oleh Angga."Bukankah aku sudah pernah mengatakan dia memiliki kasih, dan sangat yakin jika dia itu memang benar tidak mencintaimu," ucap Angga pelan.Salsa bersedih. Kemudian, dia berlari masuk ke dalam kamar dan disusul oleh Jihan. Karena, ingin menidurkan di dalam kamar seorang anak sebab sudah tertidur, sedangkan Angga masih di sana dan mengobrol dengan para tamu undangan.Di dalam kamar, Jihan menghampiri Selasa yang tengah menangis terus sebab gadis itu sedih sekali pacarnya yang ia sayang telah bertunangan dengan wanita lain."Salsa kamu tidak boleh sedih seperti itu, jik
"Ada apa Tuan Seem?" tanya Azizah pelan.Seem mengelengkan kepala. Karena, dia tidak mungkin memberitahu Azizah masalah yang ia ketahui ini, saat melihat postingan di akun Instagram Salsa terlihat Jihan dan juga Angga dengan menggendong bayi yang mirip sekali dengan Abraham.Seem tidak percaya kalau Angga selama ini menusuk Abraham dengan dalam. Namun, dia sama sekali yang ingin berbicara pada sang-Bos. Sebab, beberapa hari lagi Abraham sendiri yang akan datang ke kota A dan semoga saja semua bisa terbongkar pikirnya begitu.'Ternyata semua benar dugaanku, kalau Jihan itu ada bersama dengan Angga. Selama ini dia sudah menusuk Abraham dengan sangat dalam,' batin Seema tak percaya dengan kenyataan ini.Seem ingin mengirimkan foto itu kepada Mikhaela. Namun, diurungkan olehnya. Sebab, sang majikan sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Bahkan, menggerakkan tangan pun sudah sangat sulit apa lagi harus melihat fotonya kirimkan melalui WhatsApp.
Abraham langsung berlari menghampiri Jihan. Kemudian, memeluk wanita itu dengan erat dan menciumnya dengan bertubi-tubi. Sebab, merasakan rindu yang sangat dalam kepada sang istri yang sudah satu tahun ini berpisah dengannya.Jihan menangis tersedu-sedu rasa dada yang sesak saat dipeluk dengan Abraham seperti ini. Jujur ia sangat merindukan sama suami yang sangat tersiksa selama satu tahun ini menggenggam rindu.Sedangkan Angga dan Salsa hanya dia melihat mereka berdua. Karena, gadis itu tidak mengetahui hubungan apa yang dimiliki oleh Jihan dan kakaknya Angga pikir dia."Jihan saya sangat merindukanmu dan anak kita di mana dia? Kenapa kalian pergi meninggalkan saya sendirian. Apa kalian tidak memikirkan perasaan saya," ucap Abraham dalam isak nangisnya.Salsa sangat terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Abraham. Karena, setahunya Angga adalah suami Jihan dan Jibran adalah anak mereka berdua. Namun, mereka itu mengatakan Jibran itu adalah anakny
Abram terus menciumi putranya dan memeluk Jibran dengan sangat lembut. Herannya bayi itu sama sekali tidak menangis dan malah senang berada di dekapan sang papa.Pada saat itu juga Salsa mengobati tangan Abraham yang sudah terluka cukup parah, akibat memukuli tembok tadi. Sedangkan, Jihan mengobati Angga yang terluka akibat pukulan sang suami.Bahkan, wajah Angga sampai babak belur dan memar semua akibat sang suami. Setelah selesai dia menghampiri Abraham dan ingin mengambil Jibran. Namun, sama sekali tidak mau dan terus menangis."Nak ayo sama mama," ucap Jihan pelan sambil terus membujuk sang anak. Namun, Jibran sama sekali tidak mau."Sudahlah Jihan, biarkan dia bersamaku lagi pula dia sudah bersamamu selama enam bulan ini bukan? Jadi, kamu sudah puas bersamanya. Sedangkan saya baru hari ini bertemu dengannya," ucap Abraham datar.Jihan langsung bergegas pergi dari sana. Kemudian, duduk di tempatnya semula sambil terus menatap ke arah
Semua menatap ke arah Jihan. Karena, wanita itu mengatakan Jibran adalah anaknya . Padahal, yang mereka tahu wanita itu adalah istri Angga yang menjadi CEO Jingga Group."Maksudnya ini bagaimana? Kami tidak mengerti?" tanya salah satu rekan bisnis Angga dan Abraham."Ceritanya nanti saja ya Pak, mumpung anak saya lagi tidur sebaiknya kita lanjutkan meeting ini sambil menunggu pak Dirga," ucap Abraham pelan.Mereka semua langsung duduk di bangku masing-masing dan Abraham duduk di bangkunya sambil terus menggendong Jibran yang tidur. Padahal, Jihan sudah mengatakan bahwa anaknya itu diberikan saja kepada Salsa. Namun, pria itu tidak sama sekali tidak menggubris ucapan suami istri.Sebab, dia masih sangat marah. Karena, Jihan sangat berubah padanya. Bahkan, bersikap ingin memisahkan dia dari sang anak.Setelah selesai meeting mereka tidak sempat menjelaskan. Karena, Jibran sudah menangis ingin meminum asi. Jadi, Abraham pun pergi dari s
Jihan sangat panik. Karena, cemas memikirkan sang anak yang sekarang entah di mana keberadaannya, dan dia berpikir kalau Abraham menculik Jibran dan juga Salsa. Sebab, dia tahu niat jahat pria itu."Ngga, aku yakin sekali mereka itu diculik! Sekarang ayo kita lapor polisi," ujar Jihan cemas.Angga mencoba untuk menenangkan Jihan. Karena, tidak mungkin mereka melaporkan Abraham ke polisi yang membawa anak kandungnya sendiri, hal itu akan ditertawakan oleh para polisi nantinya."Saya sudah tidak peduli Ngga, mau ditertawakan atau seperti apa oleh polisi, yang terpenting Jibran ditemukan dan juga Salsa, saya sangat cemas dengan keadaan mereka," ucap Jihan dengan lirih."Aku tahu kamu itu sengaja mencemaskan keadaan mereka. Tapi, aku mohon tenang terlebih dahulu! Karena, tidak mungkin kita melaporkan ayah kandung menculik anak kandungnya sendiri. Itu tidak ada Jihan," jelas Angga."Lalu, saya harus bagaimana? Membiarkan semuanya terjadi begit
Jihan langsung meminta Angga untuk melacak nomor Abraham dan melihat pria itu berada di kediamannya, membuat Jihan sangat cemas dan berharap langsung belum pergi ke rumah sakit untuk menemui Mikhaela. Dia tidak ingin anak yang bertemu dengan wanita itu yang membuat ia jauh dari suaminya dan sang anak lahir tanpa seorang ayah.Berulangkali Jihan mencoba menelepon Abraham. Namun, pria itu sama sekali tidak menjawab. Sebab, tidak memegang ponsel. Karena ia ingin cepat-cepat mempertemukan Mikhaela dan Jibran.Namun, sayangnya sang istri masih mendapatkan tanganan medis. Sebab, wanita itu tidak sadarkan diri membuat Abraham panik dan meminta Salsa untuk tinggal di rumah. Sedangkan dia pergi ke rumah sakit untuk menemui istrinya."Bi Sarinah, memangnya istri pertama tuan Abraham itu sudah lama ya sakitnya?" tanya Salsa sambil memberikan susu kepada Jibran.Sarinah yang tengah menyapu langsung menoleh. Kemudian, menghampiri Salsa untuk menjawab pert
Tidak terasa hari-hari yang dijalani oleh keluarga Abraham benar-benar sangat membahagiakan. Karena, saat ini mereka sudah sampai di negara asal Mikhaela dan mereka kini tengah di perjalanan menuju rumah kediaman orang tua Mikhaela."Baru kali ini kami berada di sini Papa, ternyata tempatnya begitu indah ya. Tapi kenapa malah bu Mikhaela memilih tinggal di Indonesia?" tanya Inara dengan polos.Abraham menjelaskan jika Mikhaela diusir dari rumah karena tetap ingin menikah dengannya, dan keluarga wanita itu pergi ke negara asal mereka dan meninggalkan Mikhaela sendiri di Indonesia, hal itu juga diketahui oleh Jihan sebab orang tuanya sudah bekerja lama dengan orang tua Mikhaela sejak ia masih kecil."Sekarang kita sudah sampai jangan lupa nanti bila bertemu dengan nenek dan kakek kalian, yang sopan ya anak-anak papa," pesan Abraham kepada ketiga anaknya."Tentu saja Pa kami akan bersikap sopan k
Angga dan juga Seem langsung menatap tajam Abraham. Sebab, pria itu mengatakan mereka berdua adu domba di ranjang. Padahal, di sini ada lima remaja yang masih belum mengerti adegan dewasa yang mereka tengah bicarakan."Mas, kamu nih ngomong apa sih malu didengar anak-anak," berisik Jihan sambil mencubit lengan sang suami."Sudah kalian lupakan semua ya, ini orang-orang tua nggak ada akhlak bicara yang bukan-bukan!" tegas Abraham. Padahal, dirinya juga termasuk tetapi ia malah tidak merasa."Padahal dia juga sudah mencemari pikiran anak remaja ini. Tapi, dia tidak ingin mengaku," sindir Seem."Sudahlah tidak usah ribut-ribut lagi, sekarang kita makan malam setelah itu pulang soalnya aku lelah sekali ingin segera beristirahat. Karena, sejak tadi banyak sekali mengurus masalah," ucap Angga dengan bijak.Mereka semua langsung duduk di bangku masing-masing. Kemudian, memakan makanan yang sudah terhidang di meja makan dengan sangat lahap.Selama makan mereka hanya diam tidak ada yang berbic
Kini keluarga Abram sudah berada di kediaman mereka. Karena, Inara sudah diperbolehkan pulang karena dia tidak mengalami luka berat jadi tidak perlu dirawatnya. "Semuanya saat weekend nanti kita akan pergi ke luar negeri ya, anggap saja sekalian jalan-jalan dan bertemu dengan keluarga ibu sambung kalian," jelas Abraham."Hore, kita jalan-jalan lagi!" ucap ketiga anak Abram secara bersamaan.Mereka sangat bahagia. Karena, akan pergi ke luar negeri untuk berjalan-jalan ya walaupun sekalian ingin menghampiri semua keluarga Mikhaela, tetap mereka bahagia bisa menghabiskan waktu di sana."Mas, apa sebaiknya saya tidak usah pergi saja biar kalian yang pergi takutnya keluarga kak Mikhaela tidak menerima saya, dan menganggap saya ini adalah seorang pelakor," ujar Jihan dengan lirih.Abraham menatap sang istri. Kemudian, dia memegang tangan istrinya dengan lembut dan berkata, "Tidak akan ada orang
"Papa!" teriak Inara saat memeluk sang papa dia senang papanya datang menghampirinya, itu artinya semua urusan sama papa sudah selesai."Kamu jangan sedih ya sayang, semua sudah beres papa sudah memasukkan Zizah ke penjara yang ternyata adalah buronan di sini dulu," ucap Abraham dengan lembut.Jibran menghampiri sang papa. Kemudian, dia ingin berbicara empat mata dengan papanya dan Abraham menyetujui permintaan Putra pertamanya sehingga mereka keluar dari ruang rawat Inara."Sebaiknya uang yang diinginkan oleh tante Zizah berikan saja kepadanya, Jibran tidak masalah jika uang itu diberikan kepadanya, lagipula itu ada hak dia juga malah tidak memiliki hak apapun," ucap Jibran dengan lembut.Sebab, dia tidak ingin lagi adanya orang yang mengusik kedamaian keluarga kecil mereka seperti yang sudah-sudah. Bahkan, mereka juga akan menghampiri keluarga Mikhaela yang berada di luar negeri sebab ini menjelaskan kepergian wanita itu."Ya sudah kamu tenang saja nanti semuanya akan diurus sama pa
Abraham membawa sang anak ke rumah sakit terdekat, dan Inara sudah ditangani oleh Dokter. Sekarang gadis itu sudah pulih dari traumanya. Ya walaupun ia baik-baik saja tetap tadi trauma. Karena, kejadian itu cepat sekali berlalu."Adik manis jangan lupa minum obatnya ya, nanti setelah diberikan makan oleh suster langsung minum obatnya," ujar Dokter tampan tersebut."Baik Dok, saya akan minum obat tepat waktu," sahut Inara dengan lembut.Dokter muda tampan itu bergegas pergi dari sana, dan Jihan langsung memeluk sang anak. Karena, dia masih sangat cemas dan tidak habis pikir mengapa Zizah tega melakukan untuk kepada keluarganya sampai ingin melenyapkan sang Putri."Di mana papa, Ma? Inara ingin memeluk papa," ucap Inara dengan sangat manja."Papa tidak ada sayang, papa pergi untuk menyelesaikan kasus tante Zizah. Ya, semoga saja dia dapat pelajaran yang setimpal," sahut dengan lirih.Jihan masih berharap jika Zizah itu saudara kembarnya. Tetapi dia sudah melihat sendiri jika wanita itu
Jihan menampar pipi Zizah dengan sangat kuat. Sebab, sakit hati saat anak hampir saja dilenyapkan untung dia dan sang suami cepat datang jika mereka terlambat maka Inara akan lainnya dari dunia ini."Saya pikir kamu itu adalah saudara saya kita memiliki dara yang sama. Tapi, ternyata kamu itu musuh untuk keluarga saya, kamu hampir saja melenyapkan anak saya! kesal Jihan dengan sangat emosi.Zizah hanya diam karena semua rencananya telah terbongkar. Padahal, ia hampir saja melenyapkan Inara tadi jika dia menit saja mereka tidak datang, maka gadis cantik itu akan lenyap suaranya dan muka bumi ini maka dendamnya akan terbalas."Saya tidak menyangka kamu rela merubah wajahmu agar mirip dengan saya, hanya untuk menghancurkan keluarga saya. Sebenarnya apa keinginanmu biar saya berikan, agar kamu tidak mengusik keluarga kami lagi?!" tanya Jihan dengan sangat emosi. Bahkan, semua orang yang berada di sana langsung berkerumun menyaksikan p
Seem menolak dan mengatakan jika dia sudah kenyang. Kemudian, dia meminta agar Zizah yang memakannya. Namun. ia tidak mau karena sama sekali tidak suka membuatnya dan aman."Inara bisa temani Tante tidak untuk berkeliling di pantai ini?" ujar Zizah dengan lembut. Namun, tidak jelas dari wajahnya jika wanita itu memiliki niat yang buruk pada anak-anak Abraham."Tentu saja mau Tante, ayo kita pergi sekarang. Kak Jibran kami pergi dulu ya," ucap Inara dengan sangat gembira sambil mengedipkan sebelah mata.Sebab, itu adalah pertanda jika dia meminta bantuan kepada kedua kakaknya, dan mereka pun mengerti. Seem dan juga Jibraham serta Jibran meminta agar Angga dan juga kedua orang tua mereka datang. Karena, saatnya inilah mereka memergoki Zizah akan berbuat yang tidak-tidak kepada keluarga mereka."Di mana Inara?" tanya Jihan dengan sangat cemas saat baru saja tiba, dia berpikir jika Jibraham lah yang pergi dengan saudara k
Seem cepat-cepat keluar dari mobil. Karena, dia takut digebuki oleh Zizah. Kemudian, dia berlari mencari ketiga keponakannya tanpa disadari oleh Seem, ternyata Angga dan juga Abraham beserta Jihan ada di tempat yang sama. Namun, mobil mereka sedikit berjauhan agar tidak ketahuan. Sebab, mereka berada di sini juga."Ngapain Seem berada di dalam mobil bersama dengan Zizah, apa dia mulai lesbian," celetuk Angga sambil terus menetap sang sahabat yang berlari."Kalau ngomong tolong di filter sedikit saja!" ancaman Abraham. Sebab, dia tidak ingin Jihan berpikir yang bukan-bukan dan akan semakin stress karena ucapan Angga tadi.Karena, dia tahu di dalam hati Jihan masih berharap kalau Zizah itu benarlah seorang wanita dan dia lebih berharap lagi jika wanita itu memang saudara kembarnya."Maaf, apa sebaiknya kita langsung menjalankan rencana kita yang poin kedua?" tanya Angga yang mengalihkan pembicaraan. Sebab, dia tidak ing
Inara memberitahu kedua saudaranya kalau Zizah itu memang benar wanita, dan ia mengatakan Zizah memiliki gunung kembar seperti seorang wanita sesungguhnya. Bahkan, juga datang bulan hal itu sudah dipastikan seratus persen adalah seorang wanita."Hah, yang benar saja dia itu wanita. Tapi, kelakuannya terlihat seperti laki-laki, apa dia sudah merubah semuanya," gumam Jibran sambil terus menatap layar ponselnya yang terlihat pesan dari sang adik."Sudahlah Kak, mungkin dia memang ingin jadi laki-laki seperti itu sedikit tomboy. Ya sudahlah tidak usah dipikirkan, lagipula kita itu akan memberinya pelajaran nanti tidak peduli dia itu wanita atau laki-laki," sahut Jibraham."Kamu ini gila atau apa sih? Aku tidak pernah menyakiti wanita karena adikku seorang wanita ibuku juga seorang wanita. Jadi, jika dia wanita sesungguhnya aku tidak sanggup melukainya," jelas Jibran.Jibraham hanya menggelengkan kepala. Sebab, dia rasanya ing